/0/16973/coverbig.jpg?v=27646e8531f31f2c10146862c5796ab3)
"Dalam waktu dua jam, lo bakal jatuh hati sama gue." Helen Keller. Menjadi Pemain adalah salah satu hal menyenangkan bagi Helen, beribu pria dibumi sudah iya taklukkan dalam waktu dua jam dengan cara elegan. Bukan tanpa alasan, hanya saja iya merasa bosan dengan satu pria saja. Sedangkan disisi lain... "Dalam waktu lima menit lo bakal takluk sama gue." Arbino Young Jyi Arbino Young Jyi seorang psikolog namun namanya dikenal dalam dunia bisnis. Seorang pengusaha sukses yang akan menjadi mangsa Helen kali ini. Bagaimana? Apa kalian tertarik membaca novel ku? Jika, iya, jangan lupa simak, ya!
"Heh! Bisa gak sih? Jalan yang cepat!" teriak Hellen yang sudah sangat geram terhadap sopir maxim yang lima belas menit lalu iya pesan.
Sopir maxim itu terlihat terkejut.
"Lo bisa nyopir gak sih? Lelet amat!"
"Ini Jakarta, wajar macet, neng!"
"Lo masih nyaut? Lo cuma sopir. Cukup dengerin apa yang gue ucapkan! Paham?!" Ucapan penuh penekanan itu berhasil membuat sopir bungkam.
Pagi-pagi begini Helen ada janji di sebuah cafe, untuk menemui target yang dia dapat dari dating chat.
Sesekali Helen menatap cermin, memastikan apakah dia sudah sempurna atau tidak. Nyatanya memang wajahnya nyaris sempurna. Manis dapet, cantik dapet plus imut.
"Percuma cantik, attidue nya kurang," gumam Supir maxim pelan. Namun masih bisa di dengar oleh Helen.
Helen mencoba untuk tetap memasang wajah datar, memang apa yang dikatakan sopir itu, toh ada benarnya, pikirnya.
Tujuan sebentar lagi akan segera sampai, dan benar saja, beberapa detik, mobil Avanza berwarna silver itu masuk ke pekarangan cafe yang begitu mewah dan menakjubkan.
Pemandangan yang ditunjukkan kepada pengunjung nyaris mewah dan berkelas. Di tambah banyak bunga-bunga yang menghiasi juga dekorasi nya sangat elegan. Tempat ini memang di pesan husus oleh fatner kencan Helen.
"Apa dia setajir itu?" Pikir Helen, matanya benar-benar takjub. Dia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan fatner kencan nya.
"Neng, malah bengong, udah sampe," Pak Sopir membuyarkan lamunan Helen.
"Oh iya, saya tau. Hmm, berapa?" Tanya Helen sembari mengeluarkan dompetnya.
"54ribu," timpal Pak Sopir membuat Helen terpongoh.
"Memang harus semahal itu? Gak sampe sejam, di map cuma 15 menit, lo nya aja lelet, nahh 15ribu kan? Dihitung permenit aja gimana? satu menit hanya duaribu? Jadi kita hitung, 15 dikali duaribu. Jadi yang harus gue bayar 30ribu," ujar Helenn memberikan uang pas. Sopir itu hanya diam sambil pasrah mengambil uangnya dengan penuh keterpaksaan.
"Suruh siapa lo tadi ngatain gue!" Gumam Helen seraya turun dari mobil nya.
Dia berjalan dengan sangat hati-hati karena menggunakan sepatu tinggi. Jalan nya sangat elegan dan tentunya mencerminkan kepribadian wanita mandiri. Percaya lah Helen belajar berjalan ala-ala model begitu menghabiskan waktu dua minggu.
"Oke, saatnya tunjukan pesona Lo!"
Helen berjalan dengan sangat baik tentunya, dia mampu menjadi sorot perhatian para tamu sampai semua pelayan yang ada di sana menatap nya takjub. Cara berjalan Helen sangat cantik, hampir seperti model. Dan tas yang dipakai menjadi sorot perhatian, karena itu memang barang branded original keluaran terbaru. Yang sengaja iya beli lusa dari hasil nipu sang mangsa.
"Helen, itu kamu?" Seorang pria menghentikan langkahnya. Merasa terpanggil, Helen pun menoleh ke samping, iya tersenyum simpul tanpa dilebar-lebarkan, tubuhnya tetap tegap dan anggun.
"Andres?" Helen akhirnya bertanya. Pria yang bernama Andres itu mengangguk sepontan, membuat Helen lega, karena sudah bertemu dengan fatner kencan nya.
Pria bernama Andres itu mengajak Helen ke meja yang sudah iya pesan. Sesampainya di meja, pria itu menarik kursi untuk Helen, dengan senang hati Helen langsung duduk.
"Mau pesen apa?" Tanya Andres.
"Untuk saat ini, aku hanya menginginkan kopi saja," timpal Helen lembut. Hal itu tentu membuat Andres semakin menyukai Helen, karena sikapnya benar-benar sangat dewasa dan hanya berbicara seperlunya saja.
Andres pun memesan apa yang diinginkan Helen. Mereka berbincang tentang masa masa SMA hingga masa masa percintaan.
"Oh iya, kamu saat ini ada pacar?" Tanya Andres.
Pertanyaan itu yang di nanti nantikan oleh Helen. Jika seorang pria sudah menanyakan hal tentang pribadi pasti dia menyimpan rasa suka.
Helen tampak diam. Sebenarnya dia sudah menyiapkan jawaban yang tepat untuk itu, namun hanya ingin membuat seorang Andres penasaran saja.
"Hel, kok diam? Kamu ada kekasih, yah?" Tanya Andres memasang wajah cemberut.
Fix! Dia suka sama Helen.
"Mungkin untuk saat ini, akan ada," timpal Helen membuat Andres penasaran setengah mati.
"Maksudnya?" Andres masih memberikan pertanyaan.
"Eh udah jam setengah dua belas," ucap Helen mengalihkan pembicaraan, iya menatap jam arloji yang sengaja dilingkarkan di tangan nya.
"Aku ada meating hari ini, aku harus hadir. Jika tidak perusahaan aku bangkrut, soalnya ini memang ada kaitan dengan saham perusahaan," ucap Helen menunjukkan wajah sedihnya.
"Maksudnya? Berapa banyak dana yang dibutuhkan perusahaan mu?" Tanya Andres berharap bisa membantu Hellen.
"Hanya 5M," timpal Helen.
"Aku pamit dulu," Helen hendak bangkit. Namun tangan nya cepat di cegah Andres.
"Aku transfer ya," ucap Andres seraya menuntun Helen untuk duduk kembali.
"Sini nomor rekening mu!"
"Memang tidak papa?"
"Iya, kirimkan lewat WhatsApp saja!"
"Ini tidak merepotkan mu?"
"Tidak Helen, dari awal aku sudah jatuh hati padamu, jadi aku akan selalu membantu mu, aku tidak akan membiarkan mu kesusahan." Lagi-lagi pria itu berkata tulus. Membuat Hati seorang Herlen bersorak gembira. Karena dalam waktu dua jam iya mampu membuat Andres jatuh hati pada nya.
Helen pun mengirimkan nomor rekening nya.
"Sudah terkirim ya, kamu tidak perlu khawatir. Kalau ada apa-apa panggil aku saja,"
Helen mengangguk. Dari tadi tatapan matanya memang tak beralih dari mata Andres. Itu iya lakukan agar lawan jenis bisa cepat jatuh hati kepadanya.
"Mau pulang sendiri? Atau mau dianterin?" Tanya Andres menawarkan. Di hari pertama bertemu pria itu memang sangat perhatian terhadap Helen.
"Untuk saat ini, sepertinya tidak perlu," tolak Helen tegas. Karena jika Andres mengetahui rumahnya, bisa bahaya untuk kedepannya, karena memang tujuan Helen hanya ingin mempermainkan perasaan lelaki itu juga memeras uang nya dengan cara elegan, tidak mengemis.
"Yasudah, kamu hati-hati pulang nya, oh iya, kamu mau kan kalau kita ada hubungan lebih?" Tanya Andres yang ingin memperjelas hubungan dirinya karena itu sangat mengganggu pikiran nya.
"Aku pikir-pikir dulu," ucap Helen tetap tak mau memperjelas hubungan nya, karena iya ingin tetap cool tak mudah didapatkan meski sudah ditransfer banyak uang. Value nya harus tetap terlihat. Dan harus terlihat seperti cewek mahal. Untung saja fatner kencan nya sangat penyabar.
"Tidak mau memesan makanan? Untuk di take uwey?" Pria itu tetap memperlihatkan perhatian nya.
Helen menggeleng. Seperti nya hal semacam membungkus makanan terlalu ribet untuk hidup Hellen.
"Ayolah, kamu hanya minum kopi saja dari tadi, aku jadi khawatir, jangan sampai kencan pertama kita bikin kamu kelaparan," ujar Andres seraya mengusap kepala Helen. Hal itu membuat Hellen menpis tangan Andres dengan kasar.
"Jangan seperti ini, ini di depan umum. Jangan seperti itu, jangan bermesraan di depan umum, tidak enak jika dilihat orang lain," ujar Helen manis.
Salut!
Andres benar-benar terpana dengan wanita seunik Helen. Gadis itu sepertinya memang tidak ingin disentuh sedikit pun jika dihadapan umum. Sangat menghormati dirinya, dan juga memperhatikan sekitar.
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam hukum cinta. Seribu mahasiswi yang berbondong-bondong untuk mendapatkan hati seorang Alvin Pratama. Diluar dugaan hatinya malah dilabuhkan untuk wanita biasa saja, yang sama sekali tidak menyukai sebuah buku tebal. Meski begitu wanita itu memiliki otak yang cukup genius, dia hanya malas menunjukkannya, sehingga hanya menunjukkan sikap urakan kepada siapapun yang segan tak sopan kepada nya. Banyak yang harus dilewati untuk mereka bersatu, adanya perjodohan keluarga yang secara tiba-tiba dan juga penghianatan dari keluarga nya sendiri. Akankah mereka bisa bersatu dan bisa bahagia diatas kebencian orang terdekat ? Akankah mereka bisa memperjuangkan cintanya seperti Pak Prabowo Subianto kepada Bu Titi?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.