" Aku mau peluk kamu , Adiba tapi kenapa kamu tolak ?. Kamu mau semua laki mengagumi kecantikanmu , mentang-mentang kamu makin cantik di masa kehamilanmu ini ".
Langsung kuhentikan langkahku tapi tetap saja ada yang melanjutkan bisikan ..
" Aku ini suamimu , bangga punya istri hamil yang cantik tapi kamu malu dipeluk suamimu yang jelek ini , Adiba ".
Aku masih tetap diam tidak mau melawan meskipun mendengar bisikan Syden karena aku sadar diri kalau aku hamil dan mau memberikan rasa nyaman pada janin di rahimku . Masih terdengar bisikan ...
" Lihatlah.. kamu selalu menjadi pusat perhatian dimanapun kamu berada meskipun kamu hamil . Bangga kamu Adiba jadi perempuan cantik ".
Langsung kulihat wajah Syden yang berdiri tegak di sampingku , sambil menekan rasa kesalku.. aku tetap tersenyum sambil menyentuh pipi Syden ...
" Pulang saja , yuk ".
Kubalikkan badan berjalan ke luar pintu , Syden langsung memeluk bahuku..
" Adiba , ayo kita belanja sekalian makan siang ".
Kutatap wajah Syden , tetap sambil berusaha tersenyum , aku menggeleng ...
" Adiba dan si mungil mau pulang , kalau syden mau di mall ini... Tidak apa-apa biar Adiba pulang naik taxi saja ".
Kutatap melangkah sambil mengelus-elus perutku , syden langsung memelukku sambil berbisik ..
" Maafkan aku, Adiba sayang . Aku cemburu kamu menjadi pusat perhatian semua orang dan kamu berjalan sendiri mengabaikan aku suamimu ".
Aku melepaskan diri dari pelukan Syden , tetap sambil tersenyum..
" Adiba sekarang mau pulang . Bolehkah , Syden ?".
" Tapi kita belum makan siang dan belum belanja perlengkapan bayi buat anak kita , Adiba sayang ".
Aku tetap menggelengkan kepala .
" Silahkan Syden makan siang dan beli perlengkapan bayi , Adiba tetap mau pulang ".
Syden menatapku ..
" Maafkan aku , Adiba sayang . Aku mau kita makan siang bersama "
" Adiba makan di rumah saja , kalau Syden mau makan di mall ini .. Adiba tungguin saja ".
" Aku mau sekarang kita makan siang bersama si mungil ini , Adiba sayang ".
Syden mengelus-elus perutku , kusingkirkan tangannya dari perutku.
Malas mulutku berdebat dengan laki Russia yang sedang bersamaku.
Syden benar-benar keras kepala , kalau sudah maunya pasti sulit dicegah . Kulihat Syden mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
" Aku mau telpon orang tuamu dan beritahu beliau berdua kalau kamu menolak makan siang bersamaku padahal kita resmi suami istri dan kamu sedang mengandung anakku . Bagaimana , Adiba sayang ?".
Aku tetap diam lihat Syden yang menelpon abu ummu , kudengarkan saja syden melapor ke abu ummu langsung Syden memberikan ponselnya padaku , kudengar suara lembut keibuan Ummu .
" Adiba anak cantik kesayangan abu ummu , Syden suamimu mengatakan kamu menolak makan siang . Ingat nak ... Seorang istri harus melayani suaminya dengan baik apalagi kamu sedang hamil . Ayo Adiba jangan keras melawan suami yang berniat baik mengajakmu makan siang bersama , ingatlah ada anak titipan Alloh di rahimmu , Adiba anakku ".
"Iya , ummu ".
Kukembalikan ponsel ke tangan Syden langsung ponsel dimatikan , dimasukkan kedalam saku celananya lagi . Kubiarkan Syden memeluk bahuku daripada nanti mengadu lagi ke ummu . Syden tertawa girang , bercerita tentang hal-hal yang dianggpnya lucu tapi tetap kuabaikan ceritanya , terserah mau cerita apa ... Malas aku mendengarnya .
" Kita makan di sini saja , Adiba sayang ".
Syden menunjuk restoran di depan , kami masuk ke restoran dan duduk di dekat pintu masuk . Seorang pelayan membawa daftar menu makanan memberikan pada kami.
Malas aku memilih menu makanan , kuberikan daftar menu makanan ke tangan Syden.
" Syden saja yang pilih menu makanan , Adiba malas pilih . Cepatlah pilih , kasihan pelayannya lama berdiri menunggu ".
Syden melihatku , memilih beberapa menu makanan minuman . Kulirik pelayannya tersenyum mengambil daftar menu makanan kemudian berlalu meninggalkan kami.
" Adiba sayang , aneh sekali sikapmu . Ada masalah apa ?".
Belum sempat kujawab pertanyaan Syden , tiba-tiba ada yang menyapa ..
" Mr. Syden.. ".
Kami menoleh ke asal suara yang menyapa ternyata sepasang suami istri yang tersenyum ramah . Syden langsung berdiri dari tempat duduknya..
" Mr . Xavier ... Mari gabung bersama kami ".
Suami istri itu berjalan mendekati kami .
" Kenalkan ini Adiba istriku , dia sedang hamil anak pertama kami ".
Aku berdiri , tersenyum pada mereka .
" Cantik sekali istrimu meskipun hamil , Mr. Syden . "
Kami berempat duduk , Syden memanggil pelayan yang berdiri di dekat meja kasir . Setelah menulis pesanan makanan , pelayan tersebut berlalu meninggalkan meja kami .
" Mrs . Syden kenalkan ini Carmen istri saya ".
Kami bercakap-cakap sambil menunggu makanan minuman yang kami pesan . Alhamdulillah , tak lama kemudian 2 pelayan datang membawa pesanan makanan minuman . kubisikkan pada pelayan..
" Tolong bungkuskan seperti ini untuk nanti kami bawa pulang ".
Pelayan tersenyum ramah sambil mengangguk . Kami berempat asyik makan . Selesai makan kami masih berbincang-bincang . Ponsel Syden berdering , terdengar syden menjawab telpon ..
" Ya , bu .. sebentar lagi kami pulang ".
Syden menutup ponselnya sambil berkata ....
" Adiba istriku ini kesayangan ibuku sejak kami belum menikah sampai sekarang , apalagi sekarang dia hamil cucu pertama buat ibuku dan almarhum ayahku . Makin besar perhatian dan sayangnya ibuku padanya ".
Mrs. Xavier tersenyum , menyentuh pipiku ...
" Merampok hati suami itu mudah tapi merampok hati mertua itu sulit . "
Kami tertawa mendengar ucapan Mrs. Xavier .
" Mrs. Xavier , Adiba belum merampok hati ibuku tapi ibuku sudah memberikan hatinya pada Adiba . Ibuku tadi menelponku hanya
menanyakan kenapa Adiba belum pulang. Mrs. Xavier , ibuku lebih menyayangi Adiba daripada menyayangiku ".
Mr dan Mrs . Xavier tertawa terbahak-bahak. Aku hanya tersenyum , dengan lirih kujawab..
" Ibu saya jauh di Pakistan , otomatis saya selalu dekat dengan ibunya Syden yang tulus menganggap saya sebagai anak daripada sebagai menantu karena beliau tak punya anak perempuan ".
Mrs Xavier memelukku ..
" Anda benar-benar lembut , pantaslah jika ibu mertua menyayangi anda , Mrs . Syden ".
" Terima kasih , Mrs. Xavier ".
Syden berdiri ...
" Aku ke kasir dulu ".
Setelah membayar di kasir , Syden kembali ke meja kami . Mr dan Mrs. Xavier berpamitan .
" Terima kasih atas makan siang ini , selanjutnya besok jam 7 malam kalian harus makan malam di rumah kami . ".
Mrs . Xavier mengelus-elus perutku.
" Aku mau memasakkan makanan lezat untuk si kecil ini juga ".
"Terima kasih atas ketulusan anda , Mrs. Xavier ."
Kami berempat berjalan keluar dari restoran . Syden mencium keningku ..
" Kita belanja perlengkapan bayi , Adiba sayang ".
" Adiba mau istirahat di rumah , lelah seharian jalan , Syden ."
Mrs Xavier mengelus-elus perutku.
" Mr . Syden , saya dulu pernah keguguran waktu hamil 5 bulan karena terlalu banyak aktifitas, kecapekan , kurang istirahat . Ada baiknya Mrs. Syden jangan kecapekan , Mr. Syden ".
Syden terkejut..
" Iya , Mrs. Xavier . Kami tunda dulu belanja perlengkapan bayi "