/0/17563/coverbig.jpg?v=7266e4075eb37c48a5309bd3afef1cfe)
Di saat semua sudah siap, tamu undangan sudah hadir, tapi pernikahan batal. Itulah yang terjadi pada Tiara. Seorang publik figur kariernya hancur dalam seketika saat kekasihnya tidak hadir di hari pernikahan, dan pengakuan mengejutkan dari sahabatnya. Namun, Tiara tetap kekeh ingin melanjutkan pernikahan itu walau tanpa pasangan. Demi menyelamatkan pernikahannya Tiara rela menjatuhkan harga dirinya yang melamar seorang pria yang menjadi tamu undangannya. Namun, pria itu menolaknya. Bagaimanakah kehidupan Tiara setelahnya? Karier dan masa depannya? Siapakah pria yang sudah menolak lamaran Tiara?
Tiara tersenyum bahagia seraya memandang bayangan wajahnya pada cermin. Riasan yang cantik, dan baju pengantin yang begitu indah melekat di tubuhnya. Kebaya putih, dengan riasan bunga melati di atas sanggulnya, sekilas Tiara seperti putri keraton dari jawa, tidak ada darah Jawa mengalir ditubuhnya, Tiara memilih adat Jawa untuk hari spesialnya, karena adat pernikahan yang paling berkesan, paling indah untuk dikenang.
"Sebentar lagi aku akan menjadi istri dari Damian, maka hidupku akan bahagia. Damian pria yang tepat, aku tidak salah memilih," ucapnya tersenyum bahagia.
Namun, kebahagiaan itu sirna ketika seorang gadis datang memasuki ruangan pengantin. Tiara tidak begitu terkejut ketika seseorang membuka pintu kamarnya, karena gadis itu Karina sahabatnya sendiri.
"Karina," panggil Tiara dengan lembut bahkan gadis itu berdiri memperlihatkan baju pengantinnya yang sangat indah.
"Bagaimana ... apa aku terlihat cantik?" tanyanya yang memutar memperlihatkan kebaya putihnya yang dirancang khusus oleh desainer ternama dari Indonesia, tentu saja Damian yang membelinya. Karena pernikahan hanya satu kali jadi semua harus istimewa, dari mulai gaun, riasan dan tempat menikah saat ini, mereka memilih hotel bintang lima yang terkenal di ibukota.
"Ya, sangat cantik," jawab Karina dengan ekspresi yang tidak bahagia.
Tiara menatap heran sahabatnya itu yang duduk di atas sofa. Tiara pun melangkah maju mendekati Karina.
"Karina, kenapa kamu terlihat sedih? Dan ... kau tidak memakai gaun bridesmaid yang aku berikan."
karina mendongak. menatap Tiara yang serius menatapnya. "Tiara, aku minta maaf," ucapnya demikian
"Minta maaf? Untuk apa?"
Tiara masih bingung dengan yang Karina ucapkan. Karina berdiri memberikan selembar surat padanya. Tiara tidak tahu surat apa itu tapi Karina berkata, "Aku hamil."
Sontak perkataannya mengejutkan sang mempelai wanita. Selama ini mereka bersahabat cukup lama dari zamannya SMP. Mereka tidak pernah saling merahasiakan apa pun, termasuk tentang pacar. Karina hamil, tapi oleh siapa? Setahu Tiara gadis itu tidak memiliki kekasih.
"Karina, kau bercanda? Bagaimana bisa hamil? Siapa yang menghamilimu katakan padaku?"
"Damian."
"Apa!"
Bak disambar petir, apa itu sebuah pengakuan atau bualan, Tiara tersenyum kecil, gadis itu tidak percaya dengan pengakuan Karina. Bagaimana mungkin Damian menghamili sahabatnya, Damian itu calon suaminya dan mereka akan menikah beberapa jam lagi.
"Karina, katakan yang benar. Damian itu calon suamiku, bagaimana mungkin kalian melakukan itu."
"Tapi itu kenyataannya. Aku hamil oleh Damian."
"T-tidak itu tidak mungkin kamu berbohong, kamu prang aku, kan? Karina sudahlah jangan bercanda, sebentar lagi ijab kabul akan dilangsungkan."
"Ijab kabul tidak akan berlangsung tanpa Damian, Damian tidak akan datang hari ini aku dan Damian akan pergi, kami akan menikah ... Damian akan menikahiku."
"Kau lancang sekali Karina. Apa kau pikir pernikahanku ini mainan? Akting? Sebuah drama? Aku sudah mempersiapkannya selama setahun, Damian pun ikut menyiapkan semua itu. tamu undangan sudah hadir, 30 menit lagi pernikahanku akan berlangsung, jadi tidak mungkin Damian membatalkan pernikahannya. Aku tidak tahu apa pengakuanmu itu benar atau tidak. Tapi tolong jangan hancurkan hari spesialku."
"Aku hanya memberitahumu Tiara. Jika kamu tidak percaya, kamu boleh tunggu Damian selama 30 menit, apa dia akan datang."
Setelah mrengtakan itu Karina pergi meninggalkan Tiara yang terlihat pasrah dalam kamarnya. Sesegera mungkin Tiara menghubungi Damian tapi tidak dijawab, Tiara semakin panik dan gelisah, apa yang akan terjadi jika Damian benar-benar membatalkannya.
"Tiara," panggil Bi Nun.
Dia wanita yang paling mengerti Tiara, wanita pengganti ibunya. Semenjak ibunya meninggal ayahnya menikah lagi, hanya Bi Nun orang yang Tiara percaya, wanita yang selalu menyayanginya. Bahkan di hari istimewa ini hanya wanita itu yang peduli pada Tiara.
"Bibi!"
Tiara tidak kuasa menahan kesedihannya sendiri. Gadis itu langsung memeluk Bi Nun, pengasuhnya orang yang paling dekat dengannya selain sang ibu yang berharap, bisa memberikan jalan keluar.
"Bibi, bagaimana ini?"
"Tenang Non, jangan cemas, mungkin Damian sedikit terlambat." Bi Nun terus mengusap punggung Tiara.
Perlahan pelukan itu dilepaskan, Bi Nun menatap Tiara yang menangis, dengan lembut kedua jarinya menghapus air mata itu. "Jangan khawatir semua akan baik-baik saja."
Namun, satu jam berlalu Damian belum juga datang, penghulu sudah datang, para tamu undangan sudah sangat bosan, dan para reporter yang siap meliput sudah pegal memegang kameranya. Tiara memang mengundang para reporter untuk meliput pernikahannya. Statusnya sebagai publik figure sangat berpengaruh para penggemarnya sudah menantikan momen itu. Namun, bagaimana reputasinya jika mereka semua tahu sang mempelai pria membatalkan pernikahannya. Dan itu sudah terdengar oleh para reporter, entah siapa yang menyebarkan rumor itu.
"Damian kabur? Dia membatalkan pernikahannya."
"Bagaimana mungkin? Sedangkan semua sudah siap."
"Apa itu benar?"
"Mungkin benar, ini sudah dua jam lebih kita menunggu. Pernikahan belum juga berlangsung."
"Eh, lihatlah itu Tiara!"
Mereka semua memandang Tiara yang berdiri di balik pintu ballroom. Semua kamera ditujukan padanya, Seorang pria berlari yang melindungi dirinya dari lampu kamera, pria itu Farel, manajernya.
"Tiara kamu bodoh! Sudah aku bilang jangan keluar, biar aku yang akan bicara pada mereka. Kamu sedang tidak baik-baik saja Tiara. Lebih baik kamu kembali ke kamar."
"Tidak, ini hari pernikahanku."
"Lalu?'
"Aku akan tetap menikah."
"Dengan siapa? Damian tidak ada di sini dia kabur, dia pergi entah ke mana."
"Aku akan tetap menikah!" tegas Tiara.
"PERHATIAN SEMUANYA!"
Suara bariton dari atas podium mengalihkan pandangan mereka semua. Seorang gadis berbalut gaun indah berdiri santai di atas panggung seeraya memegang microfone di tangannya yang membuat suaranya menggelegar. Namun, untuk apa gadis itu berdiri di sana? Apa mau bernyanyi atau menyambut kedatangan Tiara. Gadis itu tersenyum penuh arti.
"Alena," ucap Tiara.
Nama gadis itu adalah Alena adik tirinya. Alena juga seorang publik figur sama sepertinya, hanya saja gadis itu baru memulai kariernya di bidang modeling, belum sampai ke dunia indrustri perfilm-an seperti Tiara seorang gadis multitalenta.
"Bukankah itu adiknya?"
"Ya, itu adiknya Alena. Tapi untuk apa dia berdiri di situ?"
"Apa dia akan mengumumkan sesuatu yang penting?"
"Jika benar, kita harus meliputnya. Ayo cepat arahkan kamera padanya, jangan sampai ada yang tidak tersorot."
Para reporter berlomba-lomba mengarahkan kameranya paling depan, demi mendapat keterangan jelas tentang pernikahan hari ini. Alena pun mulai bicara.
"Kalian penasaran kenapa aku berdiri di sini? Hari ini adalah hari pernikahan kakakku, Mutiara Andini, aku lihat semua orang bahagia begitu pun aku, tapi ... kita semua harus kecewa karena pernikahannya batal."
Mata semua orang terbelalak, bola mata mereka bisa saja loncat dari sarangnya. Benar-benar kejutan yang tidak diduga
"Aku sangat sedih melihat kakakku, teganya Damian pergi di hari pernikahan, dan pria itu menikah dengan wanita lain."
"WHAT!"
Lagi-lagi mereka dibuat terkejut, para reporter mulai menulis apa yang mereka dapatkan hari ini. Kameramen mulai fokus mengambil video Alena yang berbicara di atas podium, mungkin hari ini kabar pernikahan Tiara akan viral di sosial media.
Lalu bagaimana masa depannya setelah ini?
Apa kariernya akan tetap berkembang?
Apa kabar itu akan berpengaruh untuk kariernya?
Alena gadis itu masih bisa tersenyum dalam keadaan sedih. Sepertinya gadis itu sudah menantikan saat ini dan gadis itu hanya berpura-pura.
"Astagana!"
"Oh My God! Bagaimana ini, karier mu akan hancur bebby," ucap Leo asisten pribadi Tiara, sebenarnya namanya Leonardo cuman, terkesan seperti pria sekali jadi pria jadia-jadian itu mengubah namanya menjadi Leo. Dan ia sangat tidak menyukai Alena.
"Dasar rubah betina!" gregetnya yang sangat geram.
"Tiara hei! Aduh, kenapa Tiara maju ke depan sih?"
"Maju ya ke depan masa ke belakang," Siska menimpali ia adalah asisten Tiara yang biasa menyiapkan busana yang akan Tiara pakai saat tampil di panggung.
"IH ... Sirsak jangan bercanda deh."
"Namaku Siska bukan Sirsak dasar ubi lembu!"
"Ih ... apa kamu bilang Ubi lembu? O ... My Gaddd! Wajah serupawan ini kamu bilang Ubi lembu!"
"Diam kalian!" tegur Farel. "Tidak ada waktu untuk merebutkan ubi lembu atau sirsak. Yang harus kita pikirkan adalah Tiara, bagaimana nasib Tiara."
"Oh tidak bebby ku," lirih Leo dengan ekspresi yang sangat sedih.
Tiara sudah berada di atas podium bersama Alena, gadis itu memindai setiap tamu yang datang. Entah, apa rencana Tiara. Gadis itu bersikeras untuk tetap menikah, tapi dengan siapa?
"Kakak kenapa Kakak ke atas podium? Kak, lebih baik Kak Tiara turun sebelum mereka menanyakan yang tidak-tidak pada Kakak yang akan membuat Kakak stres nanti."
Tiara tidak peduli apa yang Alena katakan, gadis itu pura-pura bersimpati padanya. "Kamu tidak akan bisa mempermalukanku." Tatap Tiara dengan tajam, terlihat jelas kebencian di matanya saat memandang Alena.
"Apa maksudmu?"
Tiara mengambil alih mikrofon dari tangan Alena. "Aku akan tetap menikah!" tegasnya pada semua orang.
"Waw! Kau bersikeras, kau tetap akan menikah tapi dengan siapa?" tanya Alena dengan nada remeh, bibirnya tersungging seketika.
"Oh tidak! Apa yang Tiara lakukan Sirsak?"
"Berhenti memanggilku Sirsak Ubi lembu!"
"Sekarang bukan waktunya untuk marah, siapa pria yang akan menikahi Tiara? Bukankah Damian kabur? Oh, hatiku tidak tenang."
Mereka semua bertanya-tanya siapa yang akan menikahi Tiara. Mata Tiara terus memindai sekeliling ballroom, gadis itu terjebak dengan perkataanya sendiri. Bagaimana dia bisa menikah tanpa pasangan. Namun, Tiara tidak ingin direndahkan hanya karena pernikahannya batal sekarang Tiara harus mencari seorang pria tapi siapa?
"Ya, itu dia," ucap Tiara melihat seorang pria yaang baru masuk ke area ballroom.
Semua orang menatap Tiara yang turun dari podium yang berjalan lurus ke arah pintu di mana seorang pria tinggi, tampan dengan pakaian yang berkelas, sangat rapi berdiri santai sambil memainkan ponselnya. Sepertinya pria itu tidak menyadari gadis berkebaya putih itu sedang berjalan ke arahnya.
"Apa yang akan dia lakukan?"
"Siapa pria itu?"
Mereka semua tidak mengenal pria itu, apalagi Tiara yang juga tidak mengenalnya. Namun, tindakan bodohnya mengejutkan semua orang.
"MENIKAHLAH DENGANKU."
Sontak semua tamu tercengang, bahkan pria itu yang sangat terkejut ketika seorang gadis berpakaian pengantin itu mengajaknya menikah. Apa gadis itu waras atau tidak? Itu yang ada dalam pikirannya.
Tidak ada yang bersuara semua diam menunggu jawaban pria itu.
Berawal dari rumah baru. Amanda, di kirim oleh orang tuanya tinggal di Desa Sukma Bakti. Semenjak tinggal di sana Amanda selalu mendapatkan teror di rumahnya juga di sekolahnya. Entah, ada apa di desa itu masyarakat selalu menghubungkannya dengan sosok Dasim. Siapakah sosok Dasim itu? Apa hubungannya dengan rumah dan sekolahnya?
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.