/0/17578/coverbig.jpg?v=f88524f62c478b53bc0b5588ff5c8901)
Anna adalah seorang wanita blasteran perancis yang merupakan seorang model, yang nekat menikah dengan seorang selebgram meski tak pernah mendapat restu karena tiang agama mereka berbeda. Anna sudah mengorbankan semua yang ia punya bahkan kepercayaannya kepada Tuhan, hanya untuk seorang pria tidak tahu diri yang perlahan merusak mental dan kehidupan Anna hingga Anna berpikir keputusannya memeluk Agama Islam adalah kesalahan besar.
_____________Liontin Karma_____________
"1..2..3.."*cekrek*
Seorang wanita berusia 25 tahun, Anna, dengan gaya anggun, siap diabadikan di depan kamera. Ia adalah seorang wanita blasteran Turki yang memulai karir modelingnya sejak usia yang masih belia. Kini, Anna telah tumbuh menjadi wanita dewasa dengan bulu mata lentik dan lesung pipi yang mempesona seperti seorang putri kerajaan.
*cekrek*
Anna tersenyum manis, menyambut cahaya kilat kamera dengan bibir bervolumenya yang memikat.
___ 15 : 06 P.M ___
"Mas Rio!" seru Anna saat mendekati pria berkulit gelap yang tampak rapi dalam setelan jas hitamnya.
"Hei," sambut Rio sambil berdiri.
"Maaf, Mas, aku terlambat. Hari ini banyak sesi pemotretan," terang Anna sambil merasa tidak enak.
"It's okay, aku juga baru selesai dengan pekerjaanku," jawab Rio dengan nada medok.
"Mas, ada apa ngajak ketemuan mendadak begini?" Tanya Anna dengan rasa penasaran.
Ngg..." Rio mengajak Anna untuk duduk terlebih dahulu dan memesan secangkir kopi.
"Sebenernya..." Pria berhidung mancung itu terlihat bingung dalam menyusun kalimatnya.
"Ada apa, Mas?""Mas, gak minta putus kan?" Tanya Anna dengan raut panik.
Jujur, Anna belum siap jika hubungannya dengan Rio harus berakhir begitu saja saat ia masih mencintai pria berwajah manis tersebut.
"Ngga, ngga!! Bukan itu kok!" Ucap Rio sambil mengibaskan tangannya."Beneran, aku gak mungkin mutusin kamu.""Kamu tenang aja," terang Rio.
"Syukurlah... Aku takut banget."
"Takut kenapa?" Tanya Rio menggoda Anna.
"Mas~~ aku serius! Kamu ngapain ngajakin aku ketemuan?"
*berdeham* "Ngg... sebenernya aku punya niatan buat ngelamar kamu," ungkap Rio sambil menatap lembut Anna.
"Ka-kamu serius, Mas?"
"Yaa... kita kan pacaran udah cukup lama.""Iya, aku tahu, aku bukan siapa-siapa dibandingin sama karirmu yang cemerlang. Aku cuma dari keluarga bawah tapi...""....tapi aku yakin gajiku sebagai influencer, Insya Allah, cukup buat menafkahi keluarga kecil kita nanti."
Anna memberikan senyum lembut sambil menggenggam tangan Rio.
"Aku gak pernah permasalahin soal materi, Mas.""Aku mencintaimu tulus karena dirimu, bukan statusmu," terang Anna."Tapi... apa kamu yakin dengan keputusanmu?""Ma-maksudku, selain status keluarga kita yang berbeda, kita juga punya tembok yang tinggi, Mas.""Masalah keyakinan kita." Lanjut Anna terlihat sedih dan ragu.
"Apa kamu tidak keberatan jika aku memintamu mengikuti keyakinanku?" Pinta Rio.
Anna terlihat bingung dalam menjawab permintaan Rio tersebut.
"A-aku perlu waktu untuk meyakinkan diriku," ucap Anna.
"Ya," angguk Rio sembari tersenyum manis.
___ Beberapa hari Kemudian ___
Di tengah jam istirahatnya, Anna terlihat merenung sendirian di ruang rias.Anna masih memikirkan permintaan Rio waktu itu. Hal berat untuk Anna menentukan pilihan sulit ini.Keluarga Anna adalah seorang penganut yang taat, Anna tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi keluarga besarnya nanti.Tapi disisi lain, Anna sangat mencintai Rio,Menikah dengannya adalah sebuah impian besar yang selama ini dinantikan Anna.
"Ugh... kepalaku sakit." Keluh Anna lalu beranjak mengambil tasnya.
*15 Maret : 16 : 30 P.M*
"Rio ngelamar kamu?!!" Seru Maaya."Serius Ann?"Sahabat Anna yang berwajah bulat itu nampak tidak percaya dengan curhatan Anna."Terus jawaban kamu gimana?" Lanjut Maaya penasaran.
"Kasih tahu gak yaa..." canda Anna tersenyum mesem.
"iihh ayoo~~"
"Yaa kamu tahu sendiri kan, aku sama Mas Rio beda keyakinan-"
"Jadi kamu tolak?!!" Maaya dibuat syok lagi.
"Aku belum jawab,""Aku harus pikirin mateng-mateng hal serius kayak gini." Terang Anna
"Hmm aku paham,," tanggap Maaya"Kamu sama Rio hubungan udah lumayanlah, apalagi kamu udah nemenin dia dari bawah banget,""Ada baiknya kamu minta petunjuk sama Tuhan juga." Imbuh Maaya memberi saran.
"Iya kamu bener."
___ 2 Bulan Kemudian ____
"Ma, Pa."
Anna dan Rio segera beranjak dari sofa ketika kedua orang tua Anna baru pulang dari luar kota.
"Kebetulan timingnya tepat, ada yang mau aku omongin." Ungkap Anna terlihat sumringah.
Kedua orang tua Anna menunjukan wajah bingung.
"Kenapa Nak?" Tanya Mama Anna.
"Mas Rio dan aku pengen-"
"Permisi Om." Anna tidak menyira jika obrolan seriusnya akan terjeda karena kedatangan Dokter pribadi mereka.
"Dokter Avan." Papa Anna begitu antusias menyambut.
Avan, pria Tiongkok tampan itu menyimpulkan senyum di bibir tipisnya."Apa ada keluhan Pak Arjuna?"
"Ah tidak ada, Saya cuma ingin mengundang Dokter Avan untuk makan siang bersama."
Rio bisa merasakan kehangatan Dokter Avan dan Papa Anna yang sangat akrab hingga membuat dirinya merasa insecure berada di tengah-tengah mereka.
"Ayo, kita langsung saja ke ruang makan," ucap Mama Anna.
"Kamu juga ikut ya Mas," ajak Anna menggandeng Rio.
"Gak perlu, mendingan aku pulang aja ya," ujar Rio.
"Lho? Kenapa Mas?""Habis ini kan kita mau bicarain rencana kita sama orang tuaku."
"Kayaknya jangan hari ini, kita tunda aja ya," terang Rio."Orang tua kamu pasti capek banget, gak sopan kayaknya, apalagi ada tamu penting."
"Mas!" Tegur Anna.Anna bisa tahu jika saat ini percaya diri Rio menyusut."Papa emang akrab sama Dokter Avan, kamu tahu kan aku punya adik yang perlu banget Dokter Avan sebagai psikolog. Cuma sebatas itu aja kok," terang Anna.
"I-iya, iya aku tahu kok. Aku gak permasalahin itu. Aku cuma emang belum siap buat bicarain rencana kita ke orangtua kamu," terang Rio menjelaskan.
"Terus kapan? Orangtua aku sering sibuk, cuma sekarang mumpung ada kesempatan," balas Anna kecewa.
"Tapi masalah kita lebih dari sekedar menikah. Kamu yakin keputusan kamu bisa diterima sama keluarga kamu?"
"Masalah itu kita bisa tahu nanti Mas, yang penting kita omongin dulu aja sama keluargaku." Tegas Anna.
"Anna, Rio, kalian lagi ngapain?" Tegur Mama Anna."Ayo, Papa kamu udah nungguin lho."
"Tante, aku pamit pulang ya," ucap Rio.
"Oh gak mau ikut makan siang bareng kita?"
"Mas Rio ada urusan Ma," terang Anna menunjukan wajah kecut.
"Iya, maaf banget Tante, sampein salam aku buat Om," ucap Rio.
"Tapi Om udah nungguin kamu lho, mendingan kamu ikut makan aja sebentar." Mama Anna mencoba membujuk Rio yang pada akhirnya terpaksa mengiyakan.____
Di tengah makan siang mereka, Papa Anna mulai membuka keheningan dengan obrolan santai.
"Dokter Avan sibuk apa sekarang? Katanya mau buka klinik sendiri?"
"Iya Om, doain aja semuanya lancar," angguk Dokter Avan.
Papa Anna manggut-manggut bangga, "pasti,pasti. Hebat juga kamu ya masih muda tapi udah terlihat kemajuan pesat."
Papa Anna lalu menoleh menatap Rio."Kamu sibuk apa sekarang, Rio?"
"Ngg, kebetulan Rio sama temen mau nyoba buka stand parfum Om," cerita Rio.
"Bisnis Parfum ya..." terlihat raut biasa saja di wajah Papa Anna.
"I-iya Om," angguk Rio canggung.
"Semangat ya Mas, moga semua berjalan lancar," ucap Anna mencoba menghibur Rio.
*Allahu Akbar, Allahu Akbar*Adzan Dzuhur berkumandang di tengah obrolan mereka.
"Oh iya, Dokter Avan, hari minggu nanti senggang?""Gimana kalau kamu ke gerejanya bareng aja sama kita?"
Wajah Anna perlahan memerah, ia sangat merasa tidak enak kepada Rio atas sikap Papanya.
_ Bersambung _
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?