/0/18042/coverbig.jpg?v=9e862579f12457b1ee5753754ed852e9)
"Jika ingin jam terbangmu banyak, kamu harus menggaet salah satu pilot, atau kalau kau mau manajemen maskapai sekali pun." "Maksud kamu?" "Ya gitu deh kamu pasti paham lah." "Tidur dengan banyak pilot?" Jeni menganggukan kepalanya pada Clara, wanita itu menelan salivanya lalu menggelng
Clara menghela napas panjang ketika langkahnya melewati lorong menuju kamar hotel sahabatnya, Jeni. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan pertanyaan yang tak terjawab. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam nada suara Jeni ketika mereka berbicara malam sebelumnya. Sesuatu yang tidak diungkapkan, namun merayap di antara kata-kata yang diucapkan.
"Jika ingin job terbangmu banyak, kamu harus mendekati para pilot atau manajemen masakpai."
Jeni tidak menjelaskan maksudnya lebih detail, karena pada saat itu seseorang menghubunginya.
Dengan tangan gemetar, Clara mengetuk pintu kamar Jeni, berharap dapat mengungkapkan kegelisahannya dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang memenuhi benaknya. Namun, saat pintu terbuka, dunianya berhenti sejenak.
Di dalam kamar, suasana terasa berbeda. Ada aroma parfum yang memenuhi udara, tapi yang lebih mengejutkan, Clara melihat Jeni berbaring di atas tempat tidur dengan seorang pria yang tidak asing lagi. Pria itu adalah seorang pilot, wajahnya tak asing bagi Clara, mungkin karena sering terlihat dalam penerbangan yang sama dengannya.
Ketika Clara memahami apa yang dia lihat, hatinya berdegup kencang, dan wajahnya memerah dalam kebingungan. Dia tidak bisa bergerak, terpaku di ambang pintu dengan pandangan terbelalak. Mereka berdua tampak tidak sadar akan keberadaannya di sana, tenggelam dalam momen intim yang mereka bagi.
"Mas...Lakukan lah" Keduanya bermain sedang bergumul Dan Clara tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Jeni.
Pria itu tampak bersemangat lalu melepaskan pakaiannya dengan cepat. kembali memejamkan matanya. Membuat penyatuan dengan kecepatan tinggi mengantam dinding kenikm4tan, Jeni merintih menahan setiap sentuhan pria itu. dia adalah Dimas kapten Pilot yang saat ini terbang bersama dirinya.
Clara ingin menjerit, ingin berlari menjauh dari pemandangan itu yang terasa seperti mencoreng citra sahabatnya. Namun, kakinya seolah-olah terpaku pada lantai, dan suaranya tercekat di kerongkongannya.
Pandangannya terus terpaku pada adegan itu, meskipun pikirannya berusaha menolaknya. Rasanya seperti ada pukulan telak yang menghantamnya, memecah kepercayaan dan keyakinannya pada sahabatnya.
"Gila ini sungguh gila, aku pikir Jeni sudah gila!"
"Clara!"
Saat mereka akhirnya menyadari keberadaannya, Clara bisa melihat kejutan di wajah Jeni, diikuti dengan kepanikan yang hampir terlihat di matanya. Wanita itu, dengan cepat memperbaiki pakaiannya, mencoba menemukan kata-kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
"Shit!!" umpat pria itu kesal. karena dirinya tentu saja hampir saja menuju puncaknya namun gagal.
"Clara aku mohon berhenti!"
Jeni menghentikan langkah Clara dengan cara meraih tangannya dari belakang, sementara pilot tersebut berjalan dengan cepat melewati keduanya kembali ke kamar hotelnya setelah memakain pakaiannya kembali.
"Anggap saja aku tidak melihat adegan tadi, Jeni aku memang ceroboh aku pikir kau sedang beristirahat di kamar hotelmu."
"Aku ingin bicara denganmu," kata Jeni, sedikit menyeret tangan Clara agar masuk kembali ke dalam kamarnya. Clara mengikutinya dari belakang meski banyak sekali pikirian dalam benak wanita itu.
"Ini bukan rahasia umum lagi, Cla."
"Apa maksudnya?" tanya Clara, tidak paham.
"Kau akan paham jika sudah lama menjadi pramugari, tapi ingat tidak semua pramugari sama, tapi dalam konteks ini, ini bukan rahasia umum lagi jika ada skandal pramugari dengan pilot."
"Di- dia kapten Dimas bukan?"
"Ia, dia Dimas," ucapnya lirih.
Clara memang termasuk baru menjadi seorang pramugari, Jeni termasuk senior karena sudah lama bekerja sebagai pramugari bahkan jam terbang Jeni banyak setiap bulannya, Clara sebagai junior tentunya sering bertanya kepada Jeni tentang masalah jam terbang, apalagi saat ini Jam terbang Clara masih terhitung jari, sebulan Clara hanya bisa terbang dengan dua kali penerbangan berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Sehingga Clara banyak bertanya pada wanita itu, apakah pramugari memang bekerjanya hanya sekali atau dua kali dalam sebulan? Tapi kenapa beberapa temannya banyak sekali jam terbangnya tidak seperti dirinya.
"Ta_tapi bukanya dia sudah beristri ya Jen, aku lihat istrinya sering ikut terbang," tanyanya sedikit gugup takut Jeni tersinggung.
Wanita itu pun tersenyum lalu mengangguk.
"Ini bukan hal yang tabu, Cla. Kau nanti akan paham sendiri, tanpa aku harus menjelaskan bahkan jika bukan terbang bersamaku hari ini kau akan melihat pramugari lain melakukan hal yang sama dengan pilotnya."
"Itu artinya berselingkuh?"
"No, kita tidak pernah melakukan itu atas dasar suka sama suka, semua ini demi karir saja. Itu sih prinsipku aku tidak tahu dengan prinsip pramugari lain."
Clara terdiam, mencerna semua perkataan yang kelaur dari mulut Jeni, dia mengerti apa maksud perkataan Jeni beberapa hari yang lalu tentang jam terbang.
"Jadi apa kita harus mengorbankan tubuh kita agar mendapatkan jam terbang banyak?" kata Clara. Dia jadi paham maksud jeni saat ini.
"Cla, memang itu yang dimaksud aku, Pilot akan nyaman terbang dengan tim yang mana termasuk salah satunya pramugari, jika kita mendapatkan jam terbang banyak kita juga harus memberikan servis yang baik pada sang pilot, ada istilah friend benefit."
Clara kurang setuju akan hal itu, namun sepertinya memang benar bukan hal yang asing lagi dalam maksapai, dia teringat pada teman seangkatannya yang memang job terbangnya banyak, apa iya mereka melakukan hal yang sama, bagaiamana dengan dirinya nanti terdengar ngeri memang tapi apa iya dirinya harus merelakan sebuah keperawanan demi kariernya agar menjulang.
"Bagimana dengan Hans yang tahu ini nantinya," kata Clara dalam hatinya.
"Hay kau tidak perlu melakukannya sekarang, tapi jika kau mau, aku banyak chanel pilot mana saja yang mudah diajak kerja sama."
Jeni meninggalkan Clara terpaku mencerna semua yang mereka bicarakan. Jeni akan mandi karena tubuhnya lengket akibat tempur singkatnya bersama Dimas, pria itu pasti kecewa karena aktivitas percintaanya terganggu oleh Clara. Biasanya mereka akan melakukannya beberapa ronde namun karena ada junior mereka yang melihat itu, semuanya tampak seperti kacau.
"Bagaimana ini?" otak Clara sedang berpikir keras. Dia tidak tahu jika dunia penerbangan sekejam ini. Atau mungkin tidak semua seperti ini, hanya saja kebetulan dengan apa yang dia alami.
Pikirannya kembali berputar pada ingatan ibunya seminggu yang lalu yang bertanya tentang kurangnya kiriman uang. Sementara jam terbang Clara bulan ini hanya satu, dua saja. Itu artinya Clara hanya mendapatkan gaji pokok saja, ditambah jam terbang yang dihitung perjam. Jika Clara pikir, gaji pokok dirinya itu hanya cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, sedangkan hidup di Jakarta sangatlah mahal.
"Apa yang kau pikirkan, Clara...tidak-tidak aku tidak ingin memberikan kehormatanku pada pria yang tidak aku cintai," gumam Clara dalam lamunan.
"Kau sedang memikirkan apa Clara," kata Jeni begitu keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang berbalut handuk, tentu saja Jeni memiliki postur tubuh yang cukup bagus. Kulitnya mulus wajahnya cantik tidak ada pilot yang tidak tertarik akan kecantikannya kecuali satu Mario. Pilot dingin sedingin salju.
"Ah, tidak Jen, aku tidak memikirkan apa pun. Hanya saja_"
"Ada apa, jangan sungkan, kau seperti tidak mengenal aku saja."
Jeni memakai pakaiannya di hadapan Clara, mereka sebentar lagi akan kembali terbang bersama karena di hotel ini mereka dengan para pilot hanya transit beberapa jam saja, tujuan mereka ke luar negeri.
"Bisa enggak aku pinjam uangmu dulu Jen, bulan depan aku ganti, begitu aku gajian aku langsung bayar."
Jeni mengerutkan keningnya menatap heran pada Clara bukankah dirinya dan Clara baru saja gajian, kenapa wanita itu meminjam uang lagi.
"Loh bukannya kamu habis gajian dua hari yang lalu, Cla?"
"Tidak cukup Jen, Ibuku di rumah mengatakan tidak cukup untuk biaya pengobatan, apalagi lusa Ibuku akan di operasi."
Jeni mendekati Clara setelah dia selesai memakai baju, Jeni wanita yang tidak tegaan jika menyangkut orang tua, dia menatap Clara yang menunduk.
"Berapa yang kamu mau, aku ada sedikit tabungan."
"Tidak banyak, aku hanya butuh sepuluh juta, aku bayar dua kali gajian ya Jen."
"Dari mana kamu bisa bayar itu semua dalam waktu dua bulan sedangkan jam terbang kamu pun tidak banyak Clara."
Clara memejamkan matanya lalu menggeleng.
"Oke, tidak perlu kamu memikirkan sekarang, katakan berapa nomor rekening kamu aku kirim."
Clara pun mengirimkan nomor rekening dirinya pada Jeni, namun dalam benaknya terbesit apa dia ambil saja tawaran Jeni, sehingga dia tidak perlu lagi memikirkan hutang hutang ibunya bekas berobat
"Pak, aku mohon jangan!" tangis Raya pecah saat Pak Kades mendekat dengan tatapan tajam. "Kamu seharusnya tidak di sini Ray, " ucapnya kacau, namun sorot matanya kosong. Pria itu kacau balau dan pengaruh sakau. Tanpa sadar Pak Kades menarik Raya dengan Kasar lalu melucuti tubuhnya, " Pak, aku mohon jangan lakukan ini." Raya berteriak meminta tolong namun tak ada satu orang pun yang menolongnya karena warga masih terlelap. dan saat itu pula Pak Kades merenggut kesucian Raya, gadis yang sedang KKN di desa tersebut. bagaimana kisah selanjutnya? Padahal Kades tersebut sudah memilki istri dan Anak. lalu bagaimana Nasib Raya kedepannya?
Kesalahan fatal yang Sarah lakukan dengan kekasihnya Reyhan membuat semuanya berubah, bahkan cinta keduanya pun terpaksa kandas di tengah jalan. Selama dua tahun Sarah menanggung beban sendiri, namun keduanya dipertemukan kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Bagaimana kisahnya?
Sarah terlalu bucin dengan Reyhan kekasihnya, hingga semua yang Reyhan inginkan dia penuhi termasuk melayani nafsu kekasihnya. Namun, kesalahan yang keduanya lakukan membuat semuanya berubah. Bahkan cinta mereka terpaksa harus kandas, Sarah menanggung beban hidupnya sendiri mengorbankan cinta dan perasaannya, keduanya dipertemukan kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Bagaimana kisah selanjutnya?
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
(21+) Banyak adegan dewasa. Harap bijak dalam membaca. Pernikahan Aruna dan William awalnya baik-baik saja. Namun setelah Aruna bertemu kembali dengan mantan kekasih yang memiliki dendam semua seakan berubah. Jones mantan kekasih Aruna tidak terima melihat kebahagiaan Aruna dan suaminya. Berbagai cara dilakukan termasuk melibatkan Karin (adik Aruna) untuk menjalankan misinya. Aruna depresi karena ulah mantan kekasihnya apalagi setelahnya kenyataan pahit menimpa pernikahannya. “Kamu gila Jones!” “Kau tahu apa yang membuat aku begitu menggilaimu?”
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Nicholas Lauther sangat terkejut ketika dihari pertama dirinya dilantik menjadi CEO di perusahaan sang Ayah, mendengar kabar dari kedua orangtuanya sendiri bahwa dirinya telah dijodohkan dengan seorang gadis yang merupakan putri dari sahabat lama kedua orangtuanya. Amora Georgina yang merupakan jodoh dari Nicholas rupanya baru saja lulus SMA dan Amora juga merupakan putri dari keluarga yang sederhana, setelah lulus SMA di sebuah kota kecil akhirnya Amora bersama kedua orangtuanya pindah ke kota besar karena memang orangtuanya telah membuat restoran steak ditengah kota! Lagipula sudah saatnya Amora dan Nicholas dipertemukan dan juga didekatkan. Tentu saja baik Nicholas maupun Amora sama-sama tidak bisa menerima begitu saja ketika tau keduanya telah dijodohkan sejak kecil, apalagi keduanya memiliki kepribadian yang sangat bertentangan dari segi apapun, sambil mencari cara untuk membatalkan perjodohan ini, Nicholas dan Amora pun terpaksa berpura-pura didepan orangtua masing-masing seolah menerima perjodohan ini! Usia Nicholas 24 tahun Ayah bernama Billi Lauther Ibu bernama Emma Maria. Bisnis perusahaan game online bernama Nexon Games. Usia Amora Georgina 19 tahun Ayah bernama Mark Davidson Ibu Anna Georgina. Bisnis restoran aneka steak.
Awalnya, Krystal hanya meminta pertolongan pada Kaivan untuk meminjam uang demi mengobati adiknya yang sakit. Namun, semua niat Krystal tidak bisa gratis begitu saja. Ada harga yang harus dibayar. Menjadi istri kedua dari seorang Kaivan Bastian Mahendra adalah syarat utama yang harus Krystal lakukan. Hubungan rumit layaknya sesuatu hal yang tak mungkin, mampukah Krystal bertahan?