"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
PROLOG
Kisah ini berlatar belakang ritual sex di Gunung Kemukus, menceritakan para pelaku yang mempunyai latar belakang berbeda untuk melakukan ritual Sex di Gunung Kemukus. Hingga akhirnya Ritual yang mereka lakukan justru membuka sebuah rahasia yang tertutup rapat selama belasan tahun yang menyeret mereka dalam sebuah konflik yang berkepanjangan. Intrik dan tipu daya yang menghalalkan segala macam cara.
Ujang si pemuda lugu yang tertarik melakukan ritual sex karena kecantikan Mbak Wati, tujuan utamanya adalah sex. Tanpa disadarinya, justru ritual membuat hidupnya berubah 180%. Sebuah teka teki kematian ayahnya yang tertutup rapat selama belasan tahun, terbuka dan menyeretnya dalam pusaran konflik berkepanjangan.
Lilis, wanita cantik berusia 26 tahun yang selalu berpenampilan tertutup/berhijab yang rela melakukan ritual demi mendapatkan keturunan, setelah 10 tahun berumah tangga tidak mempunyai anak. Di Gunung Kemukus justru dia bertemu dengan pria yang diam diam dicintainya, hingga akhirnya mereka melakukan ritual bersama. Ritual yang sangat diimpikannya bisa membuatnya hamil dari benih pria yang dicintainya. Apakah hajat dan keinginannya bisa terkabul atau justru dia akan mendapatkan masalah lain yang akan membuat hidupnya hancur.
Mbak Wati penjual jamu gendong yang cantik dan mempunyai seorang suami cukcould yang sangat terobsesi istrinya melakukan ritual sex di Gunung Kemukus agarr cepat kaya sehingga atas bujukan suaminya dia melakukan Ritual Sex di Gunung Kemukus. Dan pria yang dipilih untuk menjadi pasangan ritualnya adalah, Ujang, pria yang diam diam ditaksirnya. Dengan bantuan suaminya, dia berhasil membujuk Ujang untuk melakukan Ritual sex di Gunung Kemukus.
Ningsih gadis cantik berusia 22 tahun yang melakukan ritual karena merasa hidupnya selalu sial, tiga kali mau menikah dan ketiga calon suaminya mati dengan cara tidak wajar, hingga akhirnya dia mendapatkan petunjuk lewat mimpinya untuk melakukan ritual sex di Gunung Kemukus yang mempertemukannya dengan Ujang. Pertemuan yang merubah hidupnya, ada cinta yang tumbuh pada pandangan pertama. Apakah cinta pada pandangan pertama bisa mempersatukannya dengan Ujang atau justru dia harus menggung aib akibat ritual sex yang dilakukannya.
Bi Narsih, Bibinya Ujang si tokoh utama yang melakukan ritual demi memecahkan rahasia yang selama ini diselidikinya. Misteri yang justru melibatkan keponakanny Ujang dalam pusaran konflik yang sepertinya tidak pernah berakhir. Bahkan pada akhirnya dia terlibat afair dengan Ujang dan melibatkan anaknya dalam afair tersebut.
Lastri, gadis cantik berusia 18 tahun yang terjerumus menjadi PSK di Gunung Kemukus setelah dia hamil dan diusir oleh kedua orang tuanya. Pertemuannya dengan Ujang justru membuatnya menghadapi masalah baru. Dia jatuh cinta pada pria yang baru dikenalnya, hingga ahirnya nasib mempertemukan mereka di Bogor. Apakah cintanya bertepuk sebelah tangan karena masa lalunya yang kelam?
Desy 16 tahun adik sepupu Ujang, anak Bi Narsih, seorang gadis cantik yang tergoda dan rela menyerahkan keperawanannya kepada Ujang karena ingin membalas perbuatan ibunya yang berselingkuh dengan Ujang. Perbuatan bodoh yang seharusnya tidak dilakukan.
Anis, bekas pacar gelap Gobang, ayah kandung Ujang yang tang ke Gunung Kemukus untuk mencari Gobang, justru bertemu dengan Ujang yang wajahnya sangat mirip dengan Gobang. Perselingkuhan yang membuatnya hamil dan mengandung anak Gobang.
Gobang, tokoh yang dianggap sudah mati, ayah dari Ujang. Seorang pereman legendaris yang sangat ditakuti.
Mang Karta, paman Ujang suami dari Bi Narsih orang yang dianggap sebagai ayah oleh, Ujang.
**************************===========================*****************************
Tepat perkiraan Mbak Wati, kami tiba di Solo pukul 07.00, dari stasiun kami meneruskan perjalanan menggunakan becak ke terminal bus. Ternyata perjalanan dilanjutkan dengan Bus arah Purwodadi, perjalanan yang melelahkan.
"Masih jauh, Mbak?" tanyaku setelah kami duduk berdempetan di dalam bus tidak ber AC sehingga jendela harus dibuka lebar untuk mengurangi udara dalam bus yang pengap dan panas.
"Kata temen Mbak dari sini sekitar satu jam lagi, kita turun di Barong." jawab Mbak Wati yang terlihat lelah namun tetap terlihat bersemangat. Senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya yang menurutku sangat sensual.
"Mbak, capek?" tanyaku melihat matanya yang letih tapi semangatnya terlihat nyata.
"Capek, tapikan nanti dapet yang enak." goda Mbak Wati dengan senyum manisnya. Senyum yang tidak pernah gagal membuat jantungku berdegup kencang.
"Eh, iya Mbak." jawabku tersipu malu karena tahu apa yang dimaksud, Mbak Wati. Saat bus mulai keluar terminal, kantukku semakin tidak tertahankan hingga akhirnya aku benar benar tertidur.
"Jang, Ujang, bangun, sudah mau sampai.!" kata Mbak Wati sambil membangunkanku. Dengan mata masih mengantuk, aku menatapnya bingung.
"Sudah sampai, Mbak?" tanyaku melihat ke luar kaca mobil, walau aku sebenarnya tidak mengenal daerah sini, semuanya terlihat sangat asing..
"Sebentar lagi. Minum dulu Jang, biar matamu melek." kata Mbak Wati memberikan botol mineral yang isinya tinggal separuh, aku langsung meminumnya hingga tidak tersisa.
"Barong, kiri..!" kata Mbak Wati berdiri, aku ikut berdiri dan mengambil tas tas yang berisi pakaian kami, sudah seharusnya aku membawa semua tas yang berisi pakaian dan perlengkapan berat lainnya karena itu tugas lelaki.
"Mau ke Gunung Kemukus, Mbak?" tanya seorang bapak bapak yang tidak digubris oleh Mbak Wati yang terus berjalan ke arah pintu depan dan aku tidak perlu mewakili Mbak Wati menjawab pertanyaan si Bapak yang terlihat bergairah melihat Mbak Wati.
"Kita jalan kaki saja ya, Jang..! Badan Mbak pegal dari kemarin sore duduk saja." kata Mbak Wati saat kami sudah turun dari bus yang langsung melaju meninggalkan kami.
"Iya, Mbak..!" jawabku setuju, berjalan bisa mengendorkan otot otot kami yang kaku.
Kami berjalan bergandengan, beberapa tukang ojek yang sedang mangkal menawari kami, semuanya kami tolak dengan halus. Berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang wanita cantik sangatlah berbeda rasanya, ada kebanggaan yang muncul saat orang melihat ke arah Mbak Wati sambil bisik bisik yang tidak bisa kami dengar.
Akhirnya kami sampai pada sebuah waduk yang berbama wadung Kedung Ombo yang dibangun pada tahun 1985 hingga 1989, Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989 .
Menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3
kabupaten, yaitu Sragen , Boyolali , Grobogan.
Sebanyak 5268 keluarga kehilangan tanahnya
akibat pembangunan waduk ini.
Pada tahun 1994, belum semua bagian waduk yang terendam oleh air sehingga kami masih busa berjalan ke Gunung Kemukus tanpa menggunakan perahu, sekarang jalan menuju ke Gunung Kemukus sudah tenggelam berganti menjadi jembatan.
"Masih jauh, Mbak?" tanyaku melihat jalan lurus ke arah Gunung Kemukus yang berupa tanah yang lebih tinggi dari pada kiri kanannya. Seperti jalan yang diapit oleh dua jurang dangkal.
"Nggakak tahu, Mbak belum pernah. Cuma kata teman Mbak dari Barong kurang lebih satu kilo meter." jawab Mbak Wati mengusap keningnya yang berkeringat akibat matahari yang terik sementara di kiri kanan kami tidak ada pohon.
Kami terus berjalan di atas tanah kering yang berdebu hingga akhirnya kami sampai di pintu gerbang Gunung kemukus, Mbak Wati segera membeli tiket masuk yang aku lupa berapa harganya waktu itu. Setelah berjalan ke dalam, kami masuk ke sebuah warung yang terlihat sepi.
"Bu, kopinya satu dan teh manis ! " kata Mbak Wati ke pemilik warung yang menyambut kami dengan mata berbinar. Sepertinya kami pelanggan pertama yang masuk ke tempat ini.
"Ko, sepi, bu ?" tanya Mbak wati menyadarkanku dengan situasi sekeliling kami yang sepi. Sejak kami memasuki loket, sepanjang jalan berjajar warung warung yang terlihat sepi pembeli. Berbeda dengan tempat ziarah yang sudah terkenal dan selalu ramai dikunjungi peziarah yang datang dari setiap penjuru.
"Di sini ramainya malam Jum'at pon dan Jum" at kliwon, Mbak. Sampeyan dari mana, sudah berapa kali kesini ? Makannya juga, ggak?" tanya pemilik warung membombardir dengan berbagai pertanyaan, pandangan matanya penuh selidik bergantian ke arahku dan Mbak Wati.
"Baru sekarang, ibu. Saya dari Bogor, Jawa Barat, Iya Bu, sekalian nasinya.. Masih ada kamar kosong, Bu? "Tanya Mbak Wati sambil menoleh ke arahku karena bunyi perutku sangat keras hingga terdengar olehnya. Aku tersenyum malu.
"Masih banyak yang kosong, kecuali malam Jum'at Pon, semua kamar di sini penuh." jawab pemilik warung sambil menyuguhkan kopi dan teh manis ke hadapan kami. Dia kembali menyiapkan nasi dan lauk pauknya untuk disuguhkan kepada kami. Melihat nasi yang masih panas, membuatku semakin lapar.
Setelah selesai ngopi dan makan, pemilik warung mengajak kami masuk ke dalam warung, ternyata ada beberapa buah kamar berdinding triplek yang berjejer. Kami memilih kamar paling pojok agar tidak terganggu oleh pengunjung lain. Kamar yang kami tempati hanya berukuran 2 x 2 tanpa ranjang, kasur tergeletak di lantai. Kamar ini seperti kamarku di desa.
Aku segera merebahkan tubuhku yang terasa letih, mengikuti Mbak Wati yang sudah lebih dahulu membaringkan tubuhnya. Tubuh kami saling berdempetan membuat jantungku berdebar kencang, inilah pertama kali aku berada di kamar hanya berduaan dengan seorang wanita. Bau tubuh Mbak Wati membuatku semakin bergairah. Aku ingin memeluknya, tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya.
"Kamu mau langsung ngentot, atau mau mandi dulu?" tanya Mbak Wati sambil memelukku yang terpaku kaget dengan tawarannya.
"Ter serah..!" jawabku gugup. Payudara Mbak Wati terasa lunak menekan tubuhku.
"Kamu ditanya malah gugup..!" goda Mbak Wati semakin mempererat pelukannya, bahkan wajahnya menempel pada wajahku sehingga aku bisa merasakan nafasnya yang menerpa wajahku.
Aku semakin gelisah, tanganku tepat berada di selangkangan Mbak Wati, seolah Mbak Wati sengaja melakukannya. Pikiranku kosong tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa berharap Mbak Wati yang akan memulainya lebih dahulu,, mengajariku harus melakukan apa terhadapnya.
"Kita langsung mandi di sendang Ontrowulan, Jang. Setelah itu kita ziarah ke makam, Pangeran Samudra, setelah itu kita bisa bebas ngentot." Kata Mbak Wati, berbisik di telingaku, membuatku sedikit kecewa dengan keputusannya padahal aku sudah sangat ingin merasakannya, hal yang selalu dibanggakan oleh teman temanku yang sudah melepas masa perjakanya. Ya, memang seharusnya seperti itu, ritual harus mengikuti aturan dan tata cara yang benar. Pikirku berusaha menghibur diriku sendiri, tidak akan lari Gunung dikejar. Masanya melepas perjaka hanya tinggal menghitung jam.
"Iyyya, Mbak..!" jawabku. Sabar Jang, tinggal beberapa jam lagi. Aku menarik nafas sepanjang yang aku bisa.
"Gak bawa handuk, Mbak?" tanyaku heran melihat Mbak Wati langsung keluar kamar tanpa membawa apa apa, hanya tas tangan yang dibawanya.
"Kita mau mandi kembang tidak boleh pakai handuk, biar air sendang meresap ke tubuh kita." jawab Mbak Wati mengingatkanku saat aku mandi di tempat tempat keramat bersama Mang Karta, aku tidak boleh melap tubuhku yang basah karena akan mengurangi kekuatan mistis yang terdapat di air.
Sesampainya di sendang, aku heran karena tidak melihat sebuah sendang melainkan bilik kamar mandi yang di temboknya tertulis SENDANG ONTROWULAN. Yang dimaksud sendang, ternyata hanya sebuah sumur di dalam kamar mand, konon di sinilah Dewi Ontrowulan menyucikan diri sebelum akhirnya moksai, Mbak wati membeli kembang, lalu mengajakku masuk ke dalam bilik kamar mandi tempat sendang ontrowulan, membuat jantungku berdebar kencang. Aku akan bisa melihat tubuh bugil Mbak Wati hal yang belum pernah aku alami.
"Kamu kenapa, Jang?" tanya Mbak Wati yang melihatku tegang menanti apa yang akan terjadi.
Bersambung
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Ujang menatap tajam ke lawannya tersebut "Datok lo harus tau seberapa greget nya gue?!" "Gue baru 20 tahun, terus kontol gue cuman dipake kencing doang" "Tisu Magic mode", Ujang bersiap kembali kali ini semua badannya sudah berlapis baja , ilmu pamungkas pun sudah diaktivkan, "TELO RASA MEKi" sang datok pun bersiap dengan ilmu pamungkasnya terlihat semua badannya mengeluarkan uap panas Dan keduanya bagai petir melesat dengan kecepatan tak kasat mata mengeluarkan ajian pamungkasss "BOOOOOMMMMMMMMMM"
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita. My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu. Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman.
Kisah yang penuh intrik, romantisme dan pengorbanan. Yi Yuen, gadis yang terlahir sebagai reinkarnasi Dewi Keabadian yang mencari jati dirinya. Perlahan, Zhi Ruo membuka matanya dan mendapati lelaki tampan yang kini mendekapnya. Sejenak, dia tersenyum saat mengelus alis hitam yang terukir rapi di wajah tampan yang masih terpejam. Tak hanya itu, dengan gemasnya dia mencubit lembut pipi dengan tulang rahang yang terlihat kokoh. Li Quan perlahan membuka matanya dan menatap lurus ke arah Zhi Ruo yang kini terdiam. Sontak, Zhi Ruo menyembunyikan wajahnya yang merona di balik selimut, tetapi terlambat. Li Quan dengan cepat meraih bibirnya dan mengecupnya hingga membuat Zhi Ruo tersenyum manja. "Istriku, apa kamu bahagia?" tanya Li Quan yang kini memeluk istrinya dengan erat. "Aku bahagia karena penantianku tidak sia-sia. Apa kamu juga bahagia?"
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
Ros atau biasa dipanggil Viona adalah seorang pelacu* yang tanpa sengaja harus menjadi ibu susu bagi bayi piatu bernama Melati. Mampukah Ros menjalani tugasnya dengan baik tanpa melibatkan perasaannya pada ayah Melati?
Memang benar perkataan adrian tentang dirinya, dia wanita yang sangat cantik nan rupawan, aroma tubuhnya sampai tercium meskipun jarak di antara kita cukup jauh. tubuhnya juga sangat terawat, pantatnya yang besar dan nampak sekel, dan lagi payudara miliknya nampak begitu bulat berisi. "Ehmm... dia itu yaa wanita yang mendapat IP tertinggi sekampus ini !", gumamku. "Cantik, kaya dan pintar.. dia seperti mutiara di kampus ini !", lanjut gumamku.
Jeslin pulang untuk mengunjungi orang tua dan dan menghadiri pernikahan kakak perempuan nya, tapi siapa sangka malam pertama yang seharusnya menjadi malam pertama kakak perempuan nya menjadi malam pertama diri nya dan Kakak iparnya, dia di rudalpaksa dan kehilangan keperawanan nya, dia dipaksa melayani gairah kakak ipar nya yang gila. Setelah malam itu hidup nya tidak baik-baik saja, dia ingin melupakan nya tapi kakak ipar nya tidak mengizinkan dia melupakan nya, semakin dia mencoba untuk lepas dari genggaman kakak ipar nya, semakin gila laki-laki tersebut menggenggam dirinya.