/0/18045/coverbig.jpg?v=fea81df56b162646cbf3e923ffc3e122)
Heaven dan Kaylein, sepasang kekasih yang saling mencintai dan menaruh perhatian berlebih terhadap segala sesuatu yang berbau immortal. Pasangan itu bahkan rela berkeliling dunia hanya untuk memuaskan obsesi mereka untuk bisa bertemu secara langsung dengan sang immortal. Sekian lama mencari namun tak kunjung mendapatkan hasil membuat mereka nyaris menyerah dan mengganggap jika mahluk immortal itu sekedar dongeng dan sama sekali tak pernah ada. Namun ketika mereka mengunjungi sebuah kastil tua bergaya Victorian di kawasan New Orleans, akhirnya mereka menemukan segala yang selama ini mereka cari, namun dari sana juga sebuah malapetaka terjadi. Kaylein diubah secara paksa menjadi salah satu bagian dari klan mereka. Sementara di tengah rasa sakit yang mendera akibat virus Vampir yang mulai menjangkiti setiap relung tubuhnya, Kaylein harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, kekasihnya di nodai dengan begitu kejamnya oleh pimpinan klan itu sendiri. Sang iblis tampan yang terlampau kejam dan berhati dingin. Ketika takdir mulai menjalankan misinya, akankah kedua insan ini berhasil menjaga cinta mereka? Atau justru akan menemukan cinta yang baru, cinta yang mungkin telah takdir persiapkan bahkan jauh sebelum mereka terlahir ke dunia.
Heaven berlari dengan langkah tercepat yang sanggup ia lakukan, tak perduli kaki telanjangnya berkali-kali tergores kerikil tajam ataupun ranting-ranting pohon yang berserakan di sepanjang permukaan tanah. Pakaian yang ia kenakan bahkan tampak compang-camping karena berkali-kali terkoyak semak belukar. Wanita itu sama sekali tak memperhatikan langkahnya, yang ia lakukan hanya berlari dan terus berlari.
Heaven sesekali melihat ke belakang, memastikan sosok yang sangat ingin ia hindari berada jauh atau bahkan memutuskan berhenti mengejarnya. Namun Heaven rasanya ingin menjerit frustasi saat itu juga ketika melihat orang itu -entah masih bisa disebut demikian atau tidak- masih dengan gigih mengejarnya. Bahkan jarak mereka saat ini begitu tipis.
Heaven memekik saat kakinya terantuk akar pohon sehingga membuat langkahnya goyah dan tubuhnya terjerembab ke atas tanah yang keras dengan suara berdebam kencang.
Memejamkan mata, Heaven hanya pasrah ketika sosok yang sejak tadi mengejarnya langsung menerjang dan menindih tubuhnya sedemikian rupa. Mencengkeram tangannya dengan kasar dan mengunci semua pergerakannya. Heaven merasa sekujur tubuhnya kaku karena himpitan pria di atasnya ini. Heaven bahkan merasa begitu sesak untuk sekedar bernafas.
Heaven menatap dengan takut mata pria itu, pupil yang selama ini berwarna biru penuh karisma, terlihat berubah merah penuh aura pembunuh. Tanpa kata pria itu langsung mencabik dada Heaven dengan kuku-kuku tajamnya.
Heaven langsung berteriak, menjerit sejadi-jadinya ketika rasa perih yang menyayat terasa di dadanya. Darah segar mengalir dengan cepat memenuhi permukaan dada dan perutnya, bahkan ada darah yang memercik membasahi wajah pria yang tampak kehilangan seluruh kendali dirinya itu.
"Tidak!" Heaven terpekik ketika melihat pria itu menjilati jarinya yang berlumuran darah dengan ekpresi kenikmatan. Membuat Heaven merasa takut dan jijik dalam waktu yang bersamaan.
Pria itu menyeringai, memperlihatkan dua taring panjang yang menambah kesan menakutkan dalam dirinya. Taring yang Heaven sadari sepenuhnya, dulu tidak pernah dimiliki oleh pria ini.
"Tidak! Kay, sadarlah! Ini aku Heaven! Kaylein!" Heaven terus berteriak. Menggelengkan kepalanya dengan keras, berusaha sebisa mungkin menghindari kepala Kaylein yang sudah melesak ke lehernya.
Suara 'krak' terdengar dengan nyaring di tengah malam yang sunyi ini, ketika taring Kaylein akhirnya menembus kulit Heaven, menusuk tepat di mana urat nadi wanita itu berada.
Heaven memejamkan mata, nafasnya terputus-putus akibat rasa sakit yang membuat sekujur tubuhnya terasa ngilu. Kaylein yang memang kehilangan kendali sepenuhnya justru terus menghisap darah gadis itu dengan beringas, seperti orang yang benar-benar kehausan. Mengambil sebanyak apapun yang bisa ia dapatkan.
Heaven merasakan tubuhnya kian melemah, kulitnya yang putih terlihat mulai memucat, nafasnya tersengal seiring kesadarannya yang mulai menghilang.
"Kaylein..." lirih gadis itu sebelum akhirnya menyerah pada kegelapan yang menyelimutinya.
Kaylein tersentak, dengan cepat pria itu mengangkat tubuhnya dari tubuh Heaven yang tak sadarkan diri. Matanya yang berwarna merah berangsur-angsur berubah menjadi biru, warna aslinya. Dia menatap Heaven, keadaan sekitar dan keadaan tubuhnya sendiri yang berlumuran darah dengan tatapan bingung bercampur nanar. Terlihat kehilangan orientasi untuk sesaat.
Lelaki itu kemudian menatap Heaven yang terbaring dengan wajah pucat, disentuhnya pipi wanita itu. Saat itulah Kaylein terpana melihat tangannya yang berlumuran darah. Dengan kuku-kuku panjang, meski tak sepanjang beberapa saat yang lalu.
Tubuh Kaylein langsung berubah dingin, tangan dan bibirnya bergetar, menolak dengan keras kenyataan pahit yang mungkin baru saja terjadi. Berulang kali menggelengkan kepala dengan frustasi, Kaylein langsung merengkuh tubuh Heaven ke dalam pelukannya. Menangis terisak-isak bagaikan anak kecil. Dikecupnya kening Heaven berkali-kali.
"Heaven, sayangku. Bangunlah... maafkan aku. Jangan pergi..." bisiknya di sela-sela isakan.
Kaylein bahkan sesekali tersedak dalam tangisnya. Bagaimana bisa ia melakukan hal sekeji ini terhadap wanita yang ia cintai? Dengan tangannya sendiri!
"Arrggghh!" dengan kecepatan di luar nalar, Kaylein bahkan perlu waktu untuk menyadari apa yang baru saja terjadi.
Tubuh pria itu terlempar sejauh empat meter dari tubuh Heaven dan terbentur dengan keras di sebuah pohon.
Di depan sana, terlihat Xavier, salah satu sosok yang membuat Kaylein berubah menjadi mahluk terkutuk seperti ini. Sosok pria bengis yang telah menghancurkan hidupnya. Pria yang juga dengan begitu kejam telah menodai Heaven tepat di depan matanya. Pria itu kini tengah berjalan ke arah Heaven, mengangkat wanita itu dengan mudah ke dalam gendongannya. Seakan tubuh wanita itu seringan bulu.
"Jangan... sen-tuh dia," lirih Kaylein sambil menyentuh dadanya yang sempat terbentur tadi.
Xavier menyeringai dengan ekspresi jahat, menatap Kaylein dengan tatapan merendahkan sebelum akhirnya mengecup bibir Heaven dengan mata yang sama sekali tak beralih dari Kaylein.
"Aku sudah pernah menyentuh seluruh tubuhnya, tepat di depanmu. Kau sama sekali tak bisa melakukan apa-apa. Jadi, apa kau pikir kali ini kau bisa melakukan sesuatu jika aku menyentuhnya?"
Xavier lagi-lagi menyeringai melihat sorot kebencian yang terlihat di mata Kaylein.
"Hahh... sudahlah, aku tak ingin berdebat denganmu lebih lama. Wanita ini akan mati jika tidak cepat diobati," ujar pria itu sambil memutar tubuhnya membelakangi Kaylein, "ah, satu lagi. Perubahanmu belum sempurna, aku masih bisa mencium bau manusia dari dalam tubuhmu. Ikut denganku sekarang jika kau tak ingin menjadi makan malam bagi semua hewan buas di luar sana."
Kaylein mengepalkan tangannya dengan erat. Andai saja waktu bisa diputar kembali. Ia tidak akan pernah datang ke tempat terkutuk ini. Heavennya tak akan menderita seperti ini dan yang paling penting, ia tak akan pernah berubah menjadi salah satu bagian dari clan sialan ini.
Rangga Wijaya, pewaris kaya yang sinis dan trauma dengan cinta, terus didesak keluarganya untuk segera menikah. Hidupnya berubah ketika Kinanti, perempuan sederhana yang cerdas tapi terbelit utang keluarga, masuk ke perusahaannya sebagai sekretaris sementara. Di tengah tekanan keluarga, luka masa lalu, dan perbedaan dunia mereka, Rangga dan Kinanti terlibat dalam dinamika penuh humor dan ketegangan. Mampukah mereka menemukan kebahagiaan di tengah kekacauan hidup masing-masing?
Terbangun di tempat asing dan tanpa seorangpun yang kau kenal, bukanlah hal yang menyenangkan bagi Danessa. Berbagai pertanyaan seperti siapa, mengapa, di mana dan bagaimana? Terus saja berputar-putar di dalam benak gadis itu. Namun setiap kali Nessa berusaha untuk mengorek sedikit bayang masa lalunya, rasa berdentam yang begitu menyiksa seperti akan meremukkan kepalanya kapan saja. Ketika serpihan masa lalu perlahan membawa kembali ingatannya, akhirnya Nessa menyadari jika kenyataan tampaknya tak semanis apa yang ia bayangkan. Nessa yang dulu ternyata benar-benar berbanding terbalik dengan dirinya kini. Nessa yang dulu bukanlah gadis yang baik, gadis yang bahkan mungkin tak pantas untuk dicintai. Ketika kenyataan itu terungkap, akankah Nessa menjadi dirinya yang dulu? Atau tetap menjadi sosok seperti ini? Sosok yang lembut dan terlalu mudah untuk dicintai?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Ika adalah seorang ibu rumah tangga yang harus berjuang mencari nafkah sendiri karena suaminya yang sakit. Tiba-tiba bagai petir di siang bolong, Bapak Mertuanya memberikan penawaran untuk menggantikan posisi anaknya, menafkahi lahir dan batin.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Bagaimana jadinya jika pembantu rumah tangga seorang lelaki alim adalah seorang model majalah dewasa? Apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah Alfarezi sang cowok alim tetap teguh dalam pendiriannya? Atau justru Aruna si model sexy yang akhirnya tobat? Namun, kenapa hati Alfarezi selalu berdebar setiap kali mereka berdekatan. Bahkan, sedetik pun ia tak bisa melupakan pesona si wanita penggoda iman. Penasaran dengan kelanjutan cerita mereka berdua? Yuk, baca cerita selengkapnya! Tapi, khusus 18+ ya…