/0/18323/coverbig.jpg?v=85417fd59ea4889c3b7e2ab591136db6)
Senja adalah bagian dari langit, dan langit adalah bagian dari Senja. Mereka tidak akan pernah berpisah karna keduanya adalah satu kesatuan. Senja Maharani juga berharap kisahnya dengan Akasa Chandrakala juga indah seperti waktu senja tiba, namun gadis itu berharap kisah mereka tidak sementara. Jadi, apakah semesta akan mengabulkan harapannya?
Jika ditanya apa yang Senja Maharani paling kagumi di dunia ini, pasti gadis berambut pendek itu akan menjawab bahwa ia mengitu mengagumi ciptaan tuhan bernama 'Senja'. Bukan, Ia tidak sedang mengagumi diri sendiri, yang ia maksud adalah waktu-waktu saat matahari terbenam. Hatinya begitu tenang melihat kilauan jingga itu bersinar, bagai tenggelam di lautan Sulawesi.
Sore ini, gadis itu menyaksikan matahari yang berpulang dengan beberapa orang turis yang sepertinya juga sedang menunggu pertunjukan alam tersebut. Pantai yang sangat menakjubkan, begitu damai hingga rasanya sekarang deburan ombak seolah sedang mendongeng padanya.
Dalam hati ia bersorak bahwa tidak sia-sia perjalan satu setengah jam yang ditempuh dari kosannya demi bisa menyaksikan pemandangan indah di depan mata sekarang, bahkan mungkin dia akan sekali lagi mengunjungi tempat ini.
Dengan kamera yang selalu ia bawa, si cantik berkali-kali memotret mahakarya tuhan tersebut, serta tidak henti-hentinya melayangkan pujian terhadap objek di depannya.
Cekrekk!
Cekrekk!
Cekrekk!!
Bunyi kamera yang selalu di tekan terus memenuhi pantai yang damai itu, seolah sang pemilik kamera ingin memotretnya sepanjang hidup. Baru berhenti ketika hari benar-benar gelap, warna senja yang indah perlahan memudar berganti dengan malam.
"Kamu suka memotret?"
Senja sontak menoleh ke arah samping, sejak tadi memang bukan hanya dia yang menikmati pertunjukan alam dengan kamera. Ada juga Laki-laki berperawakan tinggi, dengan kamera klasik di tangannya.
"Seperti kamu, benar 'kan?"
Laki-laki itu tersenyum lalu mengulurkan tangan, "Saya Akasa, sudah jatuh cinta dengan senja sedari saya masih kecil."
Senja tentu menerima uluran tangan itu tanpa ragu. "Saya Senja, Mama saya sangat suka dengan senja hingga nama saya begini."
"Woaah, lucky you karna memiliki nama seindah itu."
"Biasa saja Akasa, namamu juga indah. Dalam bahasa Sansekerta, artinya langit. Kamu tinggi, seperti langit," kata Senja sembari menatap langit.
Akasa ikut menoleh, namun kemudian menunjuk ke arah tempat matahari terbenam tadi. "Langit indah ketika bersama senja, bagai pertunjukan Tuhan yang ingin menyampaikan pada umatnya bahwa ada hal baik di penghujung hari ini."
"Kau benar, Tuhan sengaja menciptakan hal seindah ini, juga sebagai pengingat agar kita tahu bahwa yang indah sifatnya sangat sementara," kata Senja menambahkan ucapan dari Akasa.
Akasa kemudian mengajak Senja ke warung makan yang ada di dekat bibir pantai, warung makan bertema sederhana yang benar-benar nyaman.
"Kamu sudah lama suka memotret?" tanya Akasa kepada Senja.
Gadis itu menelan sepotong roti isi sayuran yang ada di dalam mulutnya dahulu, lalu kemudian menjawab pertanyaan Akasa. "Sudah sejak SMA, kamu sendiri bagaimana?"
"Saya sejak kecil, Aya saya seorang yang juga sangat menyukai dunia fotografi. Dia suka mengabadikan banyak hal, termasuk hal seindah matahari terbit ataupun terbenam."
Senja mengangguk memahami, "Berarti kamera ini turun temurun?"
"Benar, kamera ketika ayahku masih muda."
Akasa memberikan benda penangkap kenangan tersebut pada Senja, membiarkan gadis itu melihat detail lebih jelas.
"Woahh, Ricoh F-3 sudah sangat langkah, dan kamu memilikinya." Berkali-kali Senja terkagum pada kamera milik Akasa, salah satu kamera impiannya.
"Kamu ingin mencobanya? Coba potret saya," pinta Akasa.
Senja mengangguk dengan semangat, lalu mulai mencoba memotret Akasa dengan telaten. Lalu setelah melihat hasilnya, Senja terkagum lagi.
"Saya sudah lama ingin mencobanya, dan kemudian saya bertemu kamu. Hari ini sangat beruntung," kata Senja sembari memperlihatkan hasil jempretannya pada Akasa.
Akasa tersenyum puas, laki-laki itu juga memuji keterampilan Senja dalam membidik agar terlihat sempurna.
Keduanya kembali mengobrol sangat seru, bagai teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Senja begitu nyaman berbicara dengan Akasa, pun demikian juga Akasa yang banyak kagum dengan skil pengetahuan Senja tentang kamera.
"Senang berkenalan denganmu Akasa, semoga bisa bertemu di lain waktu."
"Kita akan bertemu lagi, pasti."
Hari itu tertutup dengan Senja yang berpamitan untuk jalan ke arah utara, dan laki-laki yang baru dia kenal bernama Akasa berjalan ke arah selatan. Senja dengan sedikit rasa panik mulai mengendarai motor beatnya menyusuri jalan yang lumayan jauh, hari sudah semakin gelap dan Senja adalah orang yang penakut.
Mengapa Perpisahan yang terjadi di Desember, membawa dampak besar pada hari-hari di Januari?
Kosan ini hanya kosan sederhana yang dihuni oleh mahasiswa rantauan. Namun banyak kisah yang sudah terukir di kosan ini.
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.