/0/18417/coverbig.jpg?v=29bdf11298807a8f463bb7bf9341408d)
"Silla, kamu mau 'kan jadi maduku?" Seperti petir yang menyambar di tengah hari, Silla terkejut mendengar permintaan tak terduga dari Elsa–sahabatnya, yang selama ini dianggapnya sebagai saudara. Selembar kertas hasil pemeriksaan dokter menunjukkan jika dia tidak subur, Elsa akhirnya meminta Silla untuk menjadi madunya. Hanya sebentar, hanya sampai Silla berhasil melahirkan keturunan untuk suami Elsa. Awalnya, Silla menolak dengan tegas. Namun, desakan terus menerus membuatnya akhirnya setuju. Lalu, bagaimana jika dirinya terjebak dalam lingkaran pernikahan itu? Apalagi, sedari dulu hingga sekarang, Silla rupanya masih memendam rasa kepada Nathan-suami dari Elsa. Akankah semaunya berjalan semestinya? Atau, Silla justru tak ingin lepas dari Nathan?
"Silla, kamu mau 'kan jadi maduku?"
Silla yang tengah mencuci piring di dapur sontak terhenyak, mendapatkan permintaan secara tiba-tiba oleh sahabatnya itu. Bahkan hampir saja, piring yang ada ditangannya jatuh.
"Elsa, apa yang kamu katakan??" Silla menganggap dia salah dengar, atau, perempuan itu hanya bercanda.
"Apa belum jelas, aku memintamu untuk menjadi maduku, Silla." Elsa langsung memeluk Silla dari belakang, kedua matanya tampak berkaca-kaca.
"Jangan bercanda tentang hal seperti ini, Elsa. Nggak lucu."
"Siapa juga yang bercanda? Aku serius, Sil."
Dengan lembut, Elsa mematikan kran air pada wastafel lalu menarik Silla untuk duduk bersamanya di kursi yang letaknya tak jauh dari sana.
"Aku belum selesai mencuci piring tau, Sa."
"Udah biarin aja. Ada yang jauh lebih penting, lihatlah." Elsa menyodorkan selembar kertas ke arah sahabatnya. Perempuan itu langsung mengambilnya dengan raut bingung.
"Ini apa?"
"Itu hasil pemeriksaan dari Dokter, Sil. Dia mengatakan kalau aku nggak subur. Aku mandul." Air mata Elsa tak kuasa berlinang, mengalir pada kedua pipi mulusnya.
"Lalu, apa hubungannya denganku, Sa? Kenapa juga aku harus menjadi madumu?" Silla bertanya dengan hati-hati, sambil menyeka air mata Elsa.
Perempuan itu perlahan meraih tangan Silla, lalu mengenggamnya erat. "Karena aku yakin, kamu subur. Kamu bisa memberikan keturunan kepada Mas Nathan."
Silla yang merasa terkejut langsung menarik tangannya. Lalu menggelengkan kepala. "Enggak! Aku nggak mau, Sa!"
"Kenapa nggak mau? Kamu nggak sayang ya, sama aku?"
"Aku menolak karena aku sayang padamu, aku nggak mau menyakitimu, Sa."
"Kamu sama sekali nggak menyakitiku kok, Sil. Kamu nggak perlu khawatir." Elsa menatap dengan raut memohon. "Ini hanya sementara saja kok, hanya sampai kamu melahirkan anak Mas Nathan. Selanjutnya kamu bisa berpisah dengannya."
"Apa kamu gila??" Silla kembali terkejut mendengar permintaan sahabatnya yang menurutnya konyol. Dan bukankah ini sama saja seperti mempermainkan pernikahan?
"Maksudmu, aku hanya diminta untuk mengandung dan melahirkan, begitu?"
"Iya." Elsa mengangguk cepat. "Keluarga Mas Nathan ingin sekali punya cucu, Sil. Apalagi Mas Nathan itu anak tunggal."
"Tapi kenapa harus menikah lagi? Kenapa nggak coba bayi tabung dulu, Sa?"
"Aku dan Mas Nathan udah mencobanya dua kali, dan itu gagal. Aku selalu keguguran, Sil."
"Kapan itu? Kok aku nggak tau, Sa? Kamu belum pernah cerita padaku."
"Aku malu untuk bercerita, Sil. Bahkan orang tuaku saja tidak tau."
"Ngapain malu, itu 'kan bukan aib. Lagian namanya manusia itu hanya bisa berusaha dan berdoa. Sepenuhnya hanya Allah yang berkehendak, jadi kamu sabar aja. Nanti juga kalau udah waktunya ... pasti dikasih kok, Sa." Silla mencoba menasehati, sembari mencari jalan keluar untuk masalah sahabatnya.
"Enggak, Sil. Aku udah nggak bisa sabar lagi. Usia pernikahanku dan Mas Nathan sudah memasuki 7 tahun, kedua orang tua Mas Nathan pun terus menerus mendesak kami."
"Kalau begitu adopsi anak saja di panti asuhan."
Elsa menggeleng. Usulan dari Silla sama sekali tak ada yang membantu. "Enggak bisa, yang mereka inginkan hanya keturunan dari Mas Nathan. Kamu mengerti maksudku, kan? Jadi ayolah, Silla, aku mohon padamu ... tolong jadilah maduku untuk sebentar saja. Aku benar-benar nggak mau berpisah dengan Mas Nathan, karena bisa saja kedua orang tuanya meminta Mas Nathan untuk menceraikan aku dan menikahi perempuan lain."
"Adduuhh, Sa. Gimana, ya? Aku bingung." Kepala Silla mendadak gatal karena bingung dan pusing dengan permintaan konyol itu.
"Kenapa harus bingung? Apa kamu begitu keberatan? Bukankah selama ini kamu selalu bilang akan melakukan hal apapun untukku, yang penting aku bahagia? Dan yang aku inginkan sekarang hanya itu, Sil."
Ya, Silla memang dulu pernah mengatakan hal itu. Semuanya karena dia merasa sangat berhutang budi kepada Elsa dan kedua orang tuanya.
Silla terlahir dari keluarga miskin, sedari kecil dia ditinggal oleh Papanya yang kabur entah kemana. Sementara Mama Silla, hanya bekerja sebagai pemulung rongsokan.
Dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki, Mama Silla hanya bisa menyekolahkannya sampai SD.
Saat itu, keluarga Elsa menjadi keluarga yang baru pindah ke desanya. Dan menjadi keluarga yang paling kaya dan dermawan.
Karena merasa simpati pada keadaan Silla, Haikal-Papa dari Elsa dengan berbaik hati menyekolahkannya, bersama Elsa yang saat itu juga sudah begitu akrab dengan Silla.
Saat baru dimasukkan sekolah SMP, Mama Silla mengalami kecelakaan hingga dirinya dinyatakan meninggal.
Haikal yang kembali merasa simpati pada keadaan Silla, hidup seorang diri, akhirnya memutuskan untuk membawa Silla ke rumahnya, menganggapnya sebagai anak hingga sekarang.
Silla berhasil sekolah sampai lulus SMA. Haikal sempat menawarkannya untuk melanjutkan kuliah bersama Elsa, hanya saja Silla menolak. Karena baginya, ini semua sudah lebih dari cukup.
"Tapi, bagaimana dengan kedua orang tuamu, Sa? Pasti mereka nggak setuju." Silla kembali mencari celah, supaya Elsa mampu berpikir ulang.
"Soal mereka gampang, Sil. Yang penting kamunya dulu setuju apa enggak."
"Kalau tentang Kak Nathannya sendiri gimana? Kan kamu tau dia sangat membenciku."
"Aku bisa membujuknya, asal kamu setuju dulu."
"Baiklah ...." Meskipun berat, akhirnya Silla setuju. Karena memang sesungguhnya dia tak pernah bisa menolak permintaan dari sahabatnya itu. Silla tak tega. "Tapi kamu harus janji padaku, Sa."
"Janji apa?"
"Jangan pernah cemburu, atau menganggapku sebagai sainganmu. Karena semua yang terjadi karena keinginanmu."
"Iya, aku janji." Elsa mengangguk cepat, lalu mengangkat jari kelingkingnya ke arah sang sahabat. "Tapi kamu juga harus janji padaku."
"Janji apa?" Silla hendak menautkan jarinya ke jari Elsa, tapi terhenti karena dia merasa penasaran dengan ucapan yang belum selesai dari Elsa.
"Jangan pernah merebut Mas Nathan dariku, apalagi kembali mencintainya seperti dulu. Kamu hanya cukup mengandung anaknya saja, lalu melahirkannya. Setuju?"
"Iya, aku setuju." Silla mengangguk dan langsung menautkan jarinya.
"Terima kasih banyak ya, Silla." Elsa langsung berdiri dan memeluk tubuh Silla dengan erat. Mengusap punggungnya dengan penuh kasih sayang. "Aku sangat menyayangimu. Tolong tetaplah menjadi sahabatku."
"Iya, Sa. Aku juga sangat menyayangimu. Semoga keputusanmu sudah benar, ya? Aku sama sekali nggak mau menyakitimu."
"Iya, keputusanku sudah benar kok, Sil."
***
"Saya terima nikah dan kawinnya Asilla Farzana binti Aiman Hamza dengan mas kawin kalung emas 12 gram dibayar tunaaaiii!!"
Sebuah kalimat ijab kabul diucapkan dengan satu tarikan napas, membuat semua mata tertuju pada Nathan.
Elsa, yang duduk tak jauh dari Silla tampak tersenyum bahagia. Karena akhirnya, keinginannya bisa terwujud. Dia bahkan sudah merasa tak sabar ingin segera mengendong bayi yang dilahirkan oleh Silla nanti.
"Bagaimana para saksi?" tanya Pak Penghulu, menatap beberapa orang yang menjadi saksi di sana.
"Sah!" sahut Elsa, kemudian diikuti oleh yang lain.
"Saaaahhhhh!!"
Hari ini, Silla telah resmi menjadi istri kedua Nathan. Setelah seminggu yang lalu Elsa memohon padanya.
Silla tahu, ini adalah keputusan yang sangat berat dalam hidupnya, tapi dia tidak bisa menolak.
Silla juga tahu, pastinya Nathan pun sangat berat menikahinya. Karena terlihat dari ekspresi wajahnya saja, pria itu sama sekali tak terlihat bahagia. Bahkan, ada rasa kebencian yang terlihat dalam matanya.
Proses ijab kabul itu dilakukan secara sederhana di rumah Nathan, dan hanya disaksikan oleh sanak keluarga.
"Mas ... kok diem?" tanya Elsa yang merasa heran dengan suaminya yang diam saja, karena seharusnya dia dan Silla bertukar untuk memasangkan cincin kawin yang sudah ada di atas meja. "Ayok pasangkan cincin kawin untuk Silla."
'Nggak sudi!' Nathan menyeru dalam hati. Dan tanpa mengatakan apa pun, dia langsung berdiri dan berlari meninggalkan acara itu.
Malam panas yang kami lalui itu telah membekas begitu dalam di hatiku. Seharusnya, malam itu adalah akhir dari segalanya, akhir dari permainan yang aku mulai. Aku merencanakan semuanya dengan sempurna, menjebak Kak Calvin agar masuk ke dalam perangkap Nona Agnes. Tapi, ironisnya, aku yang terperangkap dalam permainan sendiri. Itu adalah kesalahan. Kesalahan yang besar. Aku tidak seharusnya membiarkan diriku terbawa arus, membiarkan diriku terlibat lebih dalam dengan Kak Calvin. Hubungan kami seharusnya sudah berakhir. Tapi, aku merasa terikat, terperangkap dalam kenangan-kenangan indah yang kami ciptakan bersama. Lalu, bagaimana yang harus aku lakukan sekarang?
"Aku nggak mau dimadu, Mas!" Istri mana pun tak ada yang mau dimadu, begitu pun dengan diriku. Apalagi, madu tersebut adalah perempuan yang pernah ada dihati suamiku. Naya... sampai mati pun, aku tidak akan membiarkan suamiku diambil olehmu!
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...