/0/18962/coverbig.jpg?v=601a9b63342e3288ed866179349894da)
"Bunuh semua kaum kegelapan!" Seorang gadis yang berdiri di tengah-tengah keramaian, terbalut rantai itu menatap bengis setiap orang yang meneriakinya. Meminta agar ia untuk segera dilenyapkan, seakan-akan hanya dengan kematiannya dunia ini akan benar-benar aman. "Bunuh dia!" "Hapus seluruh kaum kegelapan dari dunia ini!" Hingga sebuah teriakkan lantang penuh ketegasan berhasil membuat nasib gadis malang itu terselamatkan. "Tundukkan wajah kalian dari ratuku!"
KAUM TERKAHIR
1. Pembantaian
"Aku tidak pernah mengirimkan wabah penyakit itu!"
Seorang laki-laki dengan wajah tegas itu menatap tajam kerumunan orang yang mengelilinginya. Kabut hitam sudah sejak tadi menyelimuti tubuhnya. Walau begitu wajah tampannya tidak bisa dipungkiri. Bahkan, banyak dari wanita bangsawan diam-diam mengagumi sosok laki-laki itu. Ya, hanya diam-diam, sebab mereka masih memiliki akal untuk mendekati raja dari kaum kegelapan itu.
"Bohong! Pasti semua ini karena ulahmu!"
"Ya benar! Kaum kegelapan seperti kalian terlalu tamak! Jadi mungkin saja ini salah satu siasatmu untuk menguasai seluruh dunia!"
Teriakkan itu langsung disambut pekikan penuh kesetujuan dari banyak orang yang menghadiri tempat lapang itu. Membuat sang laki-laki yang kini dirantai itu menggeram marah. Kabut hitam yang menyelimutinya semakin tebal.
"Hapus semua kaum kegelapan!"
"Bunuh mereka semua!"
Sraannggg!
Brug!
Raja kegelapan itu semakin menggeram marah ketika melihat salah satu rakyatnya dipegal di hadapannya. Bahkan, rakyatnya tidak diberi kesempatan untuk membela diri. Giginya terdengar bergelatuk, amarahnya kini berada di puncaknya.
Dengan sekali tarikan tangannya, rantai yang sejak tadi mengikat tubuhnya terlepas. Tindakannya berhasil membuat semua atensi mengarah kepadanya. Tatapan takut kini dia dapatkan, tidak ada lagi cacian atau bahkan hinaan untuknya dan kaumnya. Semuanya seketika hening. Melihat itu membuat sang raja tersenyum miring.
"Aku Regan Dinuka Azaquel, selaku Raja Kegelapan dengan ini memberikan izin kepada kalian kaumku untuk mengeluarkan seluruh kekuatan kalian menghabisi mereka semua yang telah menghina kita!"
Seruan lantang itu seakan menjadi penyemangat bagi mereka yang sejak tadi tertunduk takluk dengan rantai yang mengikat di tubuh mereka. Suara rantai putus dari berbagai sisi membuat mereka yang sejak tadi berseru menginginkan kematian dari salah satu kaum itu panik. Terlebih ketika sang raja kegelapan mulai mengeluarkan sayap besar hitamnya. Kedua tangan kanannya terulur ke atas, membuat langit yang semula cerah menjadi gelap. Petir seketika menyambar saling bersahutan.
"Habisi mereka semua!"
Hanya dengan sekali perintah, maka peperangan besar itu terjadi. Peperangan antar kaum tidak bisa terelakkan. Kaum kegelapan melawan kaum lain dari dunia immortal.
***
Dua belas tahun telah berlalu, semenjak peperangan besar itu terjadi. Kini semuanya tampak damai. Para kaum berlalu-lalang, saling menyapa bahkan tertawa bersama. Terlihat begitu menenangkan.
Tetapi, berbeda dengan seorang gadis yang terkurung di salah satu istana milik raja dari segala raja kaum. Gadis itu hanya mampu melihat dari jendela kamarnya, menatap datar orang-orang yang berlalu-lalang di bawahnya. Tatapannya begitu tajam menghunus. Siapa saja yang beradu tatap dengannya akan terasa terimindasi.
Begitu pula dengan dua orang pengawal yang kini memasuki kamar gadis itu tanpa meminta izin terlebih dahulu. Keduanya dengan serempak menunduk, setelah sampai di belakang gadis itu beberapa meter. Padahal, gadis itu belum membalikkan tubuhnya sama sekali.
"Nona, Yang Mulia Lord memanggil Anda," ucap salah satu di antara keduanya.
Tanpa menjawab sama sekali, gadis itu berbalik dan langsung melangkah keluar kamar yang langsung diikuti oleh dua pengawal tadi. Dagunya terangkat, tatapannya lurus ke depan. Langkahnya terdengar tegas, hingga suara hels hitam yang berwarna senada dengan gaunnya itu terdengar jelas mengetuk lantai marmer yang dingin.
Semua maid dan pengawal yang dia lewati seketika menunduk, bahkan banyak yang menahan mati-matian tubuh mereka agar tidak gemetar karena aura yang dimiliki gadis itu. Tetapi, rupanya semua itu tidak membuatnya terganggu. Dia terus melangkah menuju ke pintu gerbang besar berwarna emas dengan ukiran sepasang sayap, di mana di balik pintu itu sudah duduk seseorang yang paling disegani di dunia immortal ini.
"Putri Kyana memasuki ruangan!"
Teriakkan lantang dari seorang prajurit yang berdiri di samping pintu besar itu menjadi aba-aba untuk pintu besar itu terbuka, mempersilahkan sang gadis untuk masuk. Dengan mantap, gadis itu terus melangkah menuju ke tengah aula. Tidak terimindasi sedikit pun oleh tatapan para petinggi kerajaan lain yang rupanya telah berkumpul di sana.
Dengan anggun sang gadis bernama Kyana itu membungkuk, memberi hormat kepada raja dari segala raja yang duduk di hadapannya. Setelahnya dia kembali menegakkan tubuhnya, menatap datar sang raja yang umurnya tidak terpaut jauh darinya.
"Ada apa Yang Mulia Lord memanggil saya?" Pertanyaan sang gadis membuat para petinggi kerajaan bangkit secara bersamaan.
"Koreksi kembali kalimatmu, Putri Kyana!" Salah satu petinggi memperingati sang gadis. Tetapi rupanya tidak dihiraukan sama sekali oleh sang gadis.
Mengetahui suasana yang mulai menegang Sang Lord mengangkat tangan kanannya, memberi titah agar para petinggi kembali duduk di bangku mereka masing-masing dengan tenang.
"Aku memanggilmu ke mari untuk memberitahukan kepadamu bahwa kau mulai sekarang akan dikembalikan ke kerajaanmu." Suara Sang Lord membuat sang gadis terdiam.
"Mengingat usiamu sudah memenuhi syarat untuk memegang kerajaanmu sendiri," lanjut Sang Lord.
"Cih, untuk apa aku kembali ke kerajaan jika rakyat pun tidak kumiliki setelah pembantaian yang kalian lakukan terhadap kaumku?"
"Lancang sekali kau!"
Suasana semakin memanas. Bisik-bisik cacian mulai terdengar di telinga gadis itu. Walau begitu, dia masih bersikap santai. Dia bahkan menatap penuh benci raja dari segala raja di hadapannya.
"Pembantaian itu tidak akan terjadi jika ayahmu mengakui tindakan kejahatannya!"
Brak!
Seorang petinggi yang baru saja mengucapkan kalimat tadi tiba-tiba saja terpental hingga menabrak dinding dengan begitu kuat. Semua orang yang ada di ruangan itu seketika memasang posisi siaga. Bahkan, banyak dari mereka yang mulai mengaktifkan kekuatan mereka.
"Putri Kyana apa yang kau lakukan?" Walau begitu Sang Lord masih duduk tenang di singgasananya.
"Hanya sedikit memberi pelajaran untuk si peludah, Yang Mulia," jawab Kyana datar.
"Kau!"
Mendengar jawaban dari gadis itu, petinggi kerajaan yang menjadi korban tindakan Kyana menggeram marah. Bahkan, sudah mulai mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang gadis itu. Tetapi, dengan santai sang putri menghindar tanpa menoleh sedikit pun dari laki-laki paruh baya berjenggot putih itu.
"Hentikan, Menteri George," titah Sang Lord membuat petinggi itu kembali duduk di bangkunya dengan wajah tertekuk. Sedangkan sang gadis tersenyum miring, merasa menang.
Sang Lord tiba-tiba saja berdiri dari duduknya, membuat mereka semua seketika ikut berdiri. Dengan menatap tajam gadis di hadapannya, dia berucap, "Dengan ini kuperintahkan kau Putri Kyana Azaquel untuk kembali ke kerajaanmu mulai sekarang!"
"Gadis gila!" Itulah panggilanku di sekolah, hanya karena aku sering berimajinasi, mereka menganggapku demikian. Tetapi, aku tidak peduli. Imajinasi adalah hidupku! Hingga suatu hari, salah satu rangkaian imajinasi yang kubuat menjadi nyata! Sang pangeran telah datang untuk menemani sang putri yang kesepian. Dia ... Kelabu, pangeranku.
Jatuh cinta bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali pada istri orang. Itulah yang terjadi pada Alex Spencer, pria pengangguran yang hidup menumpang pada istrinya, Tracy. Pesona Tessa membuatnya jatuh cinta teramat jauh. Sedang, Tessa merupakan istri Kapten Pasukan Elit Angakat Darat Salvador, Leo Willborwn. Jika dibandingkan dengannya, jelas Leo jauh lebih baik dari segi apa pun. Hanya saja, Tessa sering kesepian saat suaminya pergi bertugas. Kesempatan itu pun Alex gunakan untuk menjerat Tessa dalam hasrat gilanya. Mampukah Tessa menahan derasnya godaan birahi?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
[ Mature Content ⛔ ] [ 21 + ] Penulis : penariang Genre : Romance - Adult Sub - Genre : Sick Love with Angst *** Zhou Zui Yu mengalami kegagalan pernikahan sebanyak dua kali. Tepat sebelum hari pernikahannya dilangsungkan, semua tunangannya akan mundur dengan alasan dia terlalu membosankan. Masyarakat kelas atas menyebutnya sebagai "Burung Gagak" karena kesannya yang penyendiri dan pendiam. Namun, suatu hari, seorang tuan muda bernama Ming Yu dari negara tetangga tiba-tiba saja datang untuk mengajukan lamaran pada Zhou Zui Yu setelah semua rumor yang tersebar. Hingga membuat semua orang tercengang. "Berhentilah, aku tidak berniat menikah dengan siapapun." "Lalu bagaimana jika aku berusaha lebih keras? Maukah kamu memberiku kesempatan?" Secuil kisah, tentang seberapa keras tuan muda Ming Yu berusaha merebut hati keras Zhou Zui Yu. Sampai-sampai melupakan status mulianya sebagai tuan muda terhormat.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.