/0/20579/coverbig.jpg?v=2a9ead463aa57c9d48544b5acfa2bce0)
Seorang pria yang sering bepergian untuk bekerja mulai menjalin hubungan dengan wanita yang ia temui di perjalanan. Ketika istrinya mulai curiga, ia harus berhadapan dengan kebohongan yang telah ia ciptakan selama ini.
Di balik cahaya neon yang berkilau di kota baru, Arief merasakan detak jantungnya meningkat. Perjalanan bisnis kali ini bukan hanya tentang angka dan laporan, tetapi juga tentang mencari sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Ia merasa terjebak dalam rutinitas sehari-hari-pekerjaan yang menuntut dan keluarga yang menunggu di rumah. Dengan satu panggilan telepon, semua rutinitasnya berubah ketika dia tiba di hotel mewah tempat konferensi berlangsung.
Ketika malam tiba, Arief memutuskan untuk menjelajahi kota. Dia berjalan di sepanjang jalan yang ramai, di mana aroma makanan kaki lima bercampur dengan tawa pengunjung. Tiba-tiba, sosok wanita dengan gaun merah melintas di depannya, menarik perhatian Arief. Wanita itu memiliki pesona yang tak bisa diabaikan, dan ketika mata mereka bertemu, ada percikan yang membuatnya terpaku.
"Apakah Anda baru di sini?" tanyanya dengan suara lembut yang memikat.
"Ya, saya Arief," jawabnya, sedikit tersenyum.
Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Clara, seorang seniman yang sedang menjalani proyek di kota tersebut. Mereka berbincang-bincang tentang seni, hidup, dan impian. Tanpa disadari, malam berlalu begitu cepat, dan mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan obrolan di sebuah kafe kecil yang sepi.
Kedekatan mereka semakin dalam seiring waktu berlalu. Clara membawa Arief ke tempat-tempat tersembunyi di kota, menunjukkan sisi-sisi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Keduanya berbagi cerita, tawa, dan, seiring berjalannya waktu, kerinduan yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Setiap momen yang dihabiskan bersama semakin memabukkan, seakan mereka terjebak dalam dunia mereka sendiri.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, Arief merasakan sebuah perasaan bersalah. Dia ingat istrinya, Lila, dan anak mereka yang menunggunya di rumah. Dia mencintai mereka, tetapi dalam diri Arief, ada sesuatu yang kosong-sebuah kerinduan akan cinta dan perhatian yang mulai memudar seiring berjalannya waktu. Romansa ini bagai api yang menyala-nyala, menghangatkan hatinya tetapi juga membakar semua yang ada di sekitarnya.
Malam terakhir di kota itu, Arief dan Clara berada di puncak gedung pencakar langit, menatap kerlap-kerlip lampu kota. Tanpa sadar, mereka saling mendekat, dan dalam sekejap, bibir mereka bersentuhan. Keduanya terjebak dalam momen itu-sebuah pertemuan yang membawa kebahagiaan sekaligus penderitaan.
Ketika pagi menjelang dan Arief harus kembali ke rumah, hatinya berat. Ia merasa terbelah antara cinta yang tulus untuk keluarganya dan cinta yang baru ditemukan untuk Clara. Di pesawat, pikirannya melayang ke momen-momen indah bersama Clara, tetapi saat menatap foto keluarga di ponselnya, rasa bersalah itu kembali menghantui.
Sesampainya di rumah, Lila menyambutnya dengan senyuman hangat dan pelukan erat. Namun, Arief merasa seperti seorang penipu. Dia berusaha untuk kembali ke rutinitas hidupnya, tetapi bayangan Clara terus menghantui pikirannya. Setiap kali Lila berbicara tentang rencana masa depan mereka, Arief merasa hatinya tertarik ke dua arah yang berbeda-satu untuk masa depan yang sudah dibangun bersama keluarga, dan satu lagi untuk kebebasan dan gairah yang ditawarkan oleh Clara.
Hari-hari berlalu, tetapi perasaan itu tidak kunjung padam. Arief mulai menjauh dari Lila dan anak mereka, tidak bisa lagi merasakan kebahagiaan yang dulu ada. Dia terjebak dalam kebohongan, dan semakin lama, beban itu semakin berat. Ia mulai berjuang untuk melawan kerinduan akan Clara, tetapi bayang-bayang wanita itu selalu ada, menggoda dan memanggilnya.
Dalam sebuah percakapan di telepon yang penuh emosi, Clara memintanya untuk datang kembali. "Kapan kita bisa bertemu lagi, Arief?" suaranya bergetar, penuh harap.
Arief merasakan tarikan kuat di hatinya, tetapi saat itu juga, suara Lila yang lembut terdengar di pikirannya. Dia tahu bahwa ia harus membuat keputusan-memilih antara kehidupan yang stabil dengan keluarganya atau melanjutkan petualangan yang tidak pasti dengan Clara.
Seiring berjalannya waktu, Arief berusaha mengalihkan pikirannya dari Clara dan fokus pada keluarganya. Dia melibatkan diri dalam berbagai kegiatan bersama Lila dan anak-anak mereka, berusaha menciptakan kenangan indah yang bisa menghapus bayangan hubungan terlarang yang terus menghantuinya. Namun, setiap tawa yang mereka bagi terasa hampa, seolah ada sebuah kekosongan yang tidak bisa diisi.
Pada suatu malam, saat Arief duduk di ruang tamu sambil membaca buku, ponselnya bergetar. Hatinya berdebar saat melihat nama Clara muncul di layar. Dalam sekejap, semua usaha untuk melupakan wanita itu sirna. Dia menjawab panggilan itu, dan suara Clara seakan melawan semua logika yang ada dalam dirinya.
"Arief, aku merindukanmu. Kita perlu bertemu lagi," suara Clara terkesan penuh harapan, tetapi juga menahan rasa sakit.
Arief menghela napas panjang. "Clara, aku tidak bisa. Ini semua terlalu rumit. Aku sudah kembali ke hidupku, ke keluargaku."
"Apakah kamu bahagia?" tanya Clara tanpa ragu.
Pertanyaan itu mengguncang hatinya. Apakah dia benar-benar bahagia? Kenyataan yang dihadapi setiap hari membuatnya merasa terperangkap, tetapi dia tidak bisa mengakui itu. Dia mencintai Lila, tetapi cintanya kepada Clara memberi sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Aku... aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Tapi aku berusaha."
"Dengar, Arief. Kita tidak perlu mengakhiri semuanya seperti ini. Kita bisa menemukan cara untuk tetap bersama, meskipun terpisah oleh jarak," Clara mengusulkan, suara lembutnya mengalir seperti melodi yang memikat.
Perdebatan batin dalam diri Arief semakin kuat. Dia tahu bahwa melanjutkan hubungan ini hanya akan menambah beban emosional, tetapi di sisi lain, dia merindukan kehadiran Clara. Wanita itu telah memasuki jiwanya, meninggalkan bekas yang sulit dihapus.
Dengan hati yang berat, Arief akhirnya setuju untuk bertemu Clara sekali lagi. Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe yang jauh dari pandangan publik, di mana tidak ada yang mengenali mereka. Saat hari yang ditunggu tiba, Arief merasakan kecemasan dan ketegangan saat melangkah menuju kafe tersebut.
Saat Arief melihat Clara duduk di sudut, dia tertegun. Wanita itu terlihat menawan dengan gaun sederhana, tetapi aura misteriusnya tetap memikat. Mereka saling tersenyum, tetapi senyum itu dipenuhi dengan kerinduan dan kesedihan.
"Terima kasih telah datang," Clara berkata, matanya bersinar dengan harapan.
"Mungkin ini adalah kesalahan," Arief mengawali, tetapi Clara memotongnya.
"Tidak, ini bukan kesalahan. Ini adalah kesempatan untuk kita. Kita bisa menemukan kebahagiaan meski dalam kegelapan," Clara menjawab penuh keyakinan.
Mereka mulai berbincang, dan setiap kata yang diucapkan membawa mereka kembali ke momen-momen indah yang pernah mereka alami bersama. Arief merasa terjebak dalam jaring emosi yang semakin dalam, tidak tahu bagaimana cara keluar.
Ketika malam semakin larut, mereka berdua terjebak dalam suasana romantis. Clara mengajak Arief untuk berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai. Di sana, di bawah sinar bulan, mereka berbagi canda tawa dan cerita. Clara menatap Arief dengan intens, dan tanpa sadar, Arief meraih tangannya.
"Saya tidak bisa terus seperti ini," kata Arief, suaranya bergetar.
"Tapi mengapa kita tidak bisa? Kita merasakan cinta ini, Arief. Kenapa kita harus memendamnya?" Clara menjawab dengan semangat.
"Karena aku punya keluarga. Lila dan anak-anak tidak pantas mendapatkan semua ini," Arief berkata dengan berat hati, tetapi hatinya terbelah.
Clara mendekat, matanya berkilau dengan air mata. "Tapi apa yang kau inginkan? Apa yang kau rasakan ketika kau bersamaku? Apakah itu tidak berarti?"
Arief merasakan denyut jantungnya semakin cepat. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin bingung. Dia ingin merasakan kebebasan, tetapi ia juga tahu bahwa semua ini akan merusak hidupnya.
Saat keduanya berada di titik paling dekat, Clara berbisik, "Aku tahu kita bisa melawan semua ini bersama."
Di saat itu, Arief merasa dunia di sekelilingnya berhenti. Dia melihat ke dalam mata Clara dan melihat harapan, cinta, dan kebebasan yang telah lama ia rindukan. Namun, saat dia menarik Clara ke dalam pelukannya, suara Lila yang lembut dan penuh cinta muncul di pikirannya.
"Mengapa aku harus memilih?" pikirnya. "Mengapa aku harus merusak hidupku sendiri dan orang-orang yang mencintaiku?"
Akhirnya, Arief menarik diri dari pelukan Clara. "Aku tidak bisa. Maaf, Clara. Aku harus pergi."
Dengan hati yang berat, ia meninggalkan Clara di tepi sungai itu. Setiap langkah yang diambilnya terasa berat, tetapi dia tahu itu adalah keputusan yang benar. Saat kembali ke rumah, Arief merasakan kebangkitan emosi yang tak terduga. Dia bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Lila, meskipun dia tahu bahwa bayangan Clara akan selalu ada di dalam hidupnya.
Saat Arief membuka pintu rumahnya, dia melihat Lila sedang menunggu dengan senyuman hangat. Dia tahu bahwa dia harus berjuang untuk mendapatkan kepercayaan dan cinta istrinya kembali. Namun, perjalanan untuk menyingkirkan semua bayangan dosa cintanya baru saja dimulai.
Bersambung...
Seorang pria harus memilih antara istri yang selama ini mendampinginya dan kekasih gelap yang membuatnya merasa hidup kembali. Saat keduanya mengetahui keberadaan satu sama lain, pria ini terjebak dalam konflik cinta yang berbahaya.
Seorang istri yang merasa diabaikan memulai hubungan dengan pria yang ia temui secara tidak sengaja. Namun, saat hubungan itu semakin dalam, ia harus menghadapi konsekuensi yang akan mengubah hidupnya dan keluarganya selamanya.
Dua rekan kerja yang sudah menikah diam-diam menjalani perselingkuhan. Namun, perasaan cemburu dan posesif mengancam hubungan mereka, membuat setiap hari penuh risiko untuk diketahui pasangan masing-masing.
Ketika seorang istri mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabat terdekatnya, ia merencanakan balas dendam yang rumit. Namun, rencananya justru membawa lebih banyak luka daripada keadilan yang ia harapkan.
Seorang pria kaya yang tampak bahagia dengan keluarganya menjalani kehidupan ganda dengan seorang wanita yang lebih muda. Ketika hubungan mereka semakin dalam, kekasih gelapnya menuntut lebih, mengancam seluruh stabilitas hidupnya.
Pasangan yang tampak sempurna di mata semua orang ternyata menyimpan rahasia perselingkuhan yang saling mereka lakukan. Ketika kebenaran mulai terungkap, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa cinta mereka mungkin sudah hilang.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...