/0/20663/coverbig.jpg?v=6507e060d3a914b4ee3ce8a3a17b8c3f)
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
"Tanda tangani surat cerai ini dan tinggalkan Keluarga Griffiths untuk selamanya!"
Sebuah dokumen tiba-tiba mendarat di hadapan Leanna Jackson. Di bagian bawah dokumen tersebut terdapat sebuah tanda tangan yang terlihat tidak asing lagi baginya. Joshua Griffiths.
Goresan pada tanda tangan itu begitu tegas, yang menunjukkan bahwa Joshua telah menantikan momen ini dengan penuh semangat.
Leanna membolak-balikkan dokumen tersebut sambil mengangkat pandangannya untuk bertemu dengan ekspresi puas Sandra Griffiths, yang berdiri di hadapannya.
"Di mana Joshua? Kenapa dia tidak ada di sini untuk membicarakan hal ini denganku secara langsung?" tanya Leanna.
Sandra mendengus meremehkan seolah-olah pertanyaan Leanna tidak masuk akal sebelum bertanya, "Apa kamu pikir adikku memiliki waktu luang untuk meladeni orang sepertimu?"
Tatapan mata Sandra menyapu Leanna dan mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kecantikan Leanna memang tidak dapat disangkal. Bahkan Sandra juga terpesona oleh Leanna saat mereka pertama kali bertemu.
Sayangnya, Leanna tidak bisa berdandan. Poni tebal dan kacamata berbingkai hitam berukuran besar menutupi sebagian besar wajah mungilnya. Ditambah lagi, dia selalu memakai pakaian santai yang longgar yang menyembunyikan bentuk tubuhnya yang indah.
Sandra menganggap Leanna hanyalah wanita dangkal yang dunianya hanya berkutat pada pekerjaan rumah tangga.
"Joshua memiliki banyak pekerjaan di perusahaan. Dia tidak punya waktu untuk disia-siakan padamu!" bentak Sandra.
Leanna mengatupkan bibirnya, lalu terkekeh dan bertanya, "Dia sibuk dengan pekerjaan atau sibuk menghabiskan waktu dengan Renee?"
Setelah berkata demikian, Leanna merasa seolah beban sudah terangkat dari dadanya, tapi rasa pahit masih terasa di lidahnya.
Renee Hayes, wanita yang dicintai Joshua selama satu dekade, selalu membayangi pernikahan Leanna yang rapuh selama tiga tahun.
Waktu itu, Renee meninggalkan Joshua di altar sehingga Keluarga Griffiths hampir menjadi bahan tertawaan di Kota Cenwood.
Untuk memenuhi janji yang dibuat pada kakek Joshua, Richard Griffiths, dan untuk melunasi utang masa kecilnya pada Joshua, Leanna langsung maju untuk menikah dengan Joshua tanpa berpikir panjang.
Setelah menikah, Leanna berusaha menjadi istri yang sempurna dengan mengganti gaunnya yang elegan menjadi celemek. Namun, Joshua selalu menjaga jarak dan tidak pernah sekali pun tidur sekamar dengannya setelah mereka menikah.
Sandra mendengus dan berkata menegur, "Karena kamu sudah mengetahuinya, seharusnya kamu mundur lebih awal daripada berpegang teguh pada apa yang bukan milikmu! Renee merupakan lulusan dari akademi musik bergengsi di luar negeri dan langsung direkrut oleh orkestra simfoni terkenal. Dia memiliki latar belakang keluarga yang baik dan menjunjung tinggi sopan santun. Bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan seorang wanita sepertimu yang bahkan tidak lulus SMA?"
Leanna telah menanggung kata-kata kasar seperti ini selama tiga tahun terakhir.
Sejak menjadi bagian dari Keluarga Griffiths, Leanna mengabdikan diri pada mertuanya dan mendukung kakak iparnya ini sepenuh hati.
Sandra yang suka berfoya-foya, kerap meminta uang pada Leanna saat uangnya menipis.
Setiap kali Sandra mengalami kekerasan dari suaminya, Keluarga Griffiths menutup mata karena mereka tidak mau reputasi mereka tercoreng karena masalahnya. Tanpa campur tangan Leanna, situasi Sandra mungkin akan lebih buruk.
Namun, bisa-bisanya Sandra bersikap sombong dan memperlakukan Leanna dengan buruk seperti ini?
Memeriksa ketentuan dalam kontrak tersebut, tiba-tiba Leanna membanting kontrak itu ke atas meja dan mendorongnya melintasi meja ke arah Sandra sambil berkata, "Aku tidak masalah bercerai, tapi aku menuntut setengah dari aset Joshua."
Sandra membelalak kaget dan menggebrak meja sebelum bangkit berdiri dan membentak, "Bermimpilah! Jangan pikir status sosial keluargamu yang biasa saja bisa naik setelah kamu menikah dengan Keluarga Griffiths. Kamu akan pulang tanpa membawa sepeser pun!"
Sebagai tanggapan, Leanna melepas celemeknya dengan tenang dan membuka ritsleting pakaian santai longgarnya sehingga memperlihatkan atasan bergaris ramping dan celana jins yang menonjolkan bentuk tubuhnya.
Melepas kacamatanya, matanya yang indah menyapu Sandra saat dia tersenyum tipis dan membalas, "Bukan kamu yang memutuskan. Aku akan membicarakannya langsung dengan Joshua."
Sandra, yang terkejut oleh perubahan mendadak Leanna dari wanita sederhana menjadi sosok yang dingin dan asing, terdiam untuk sesaat.
Saat Sandra tersadar, Leanna sudah berjalan menuju pintu.
"Siapa yang mengizinkanmu pergi?! Kembali ke sini dan tanda tangani surat-surat ini!" teriak Sandra.
Naik pitam, Sandra mengambil dokumen itu dan melemparkannya ke arah Leanna yang berjalan menjauh.
Kertas-kertas itu beterbangan di udara dan nyaris mengenai Leanna, yang segera menangkapnya dengan cekatan sambil menegur, "Aku tidak suka main fisik, terutama terhadap wanita!"
Sebelum Sandra dapat sepenuhnya memproses kata-kata Leanna, Leanna sudah berbalik dan mengambil langkah besar ke arahnya.
Meskipun Leanna tampak tenang, ada ancaman terselubung dalam sikapnya sehingga Sandra melangkah mundur dan berteriak dengan panik, "Apa yang ingin kamu lakukan?! Ini kediaman Keluarga Griffith! Jika kamu berani berbuat macam-macam, kamu akan menyesal ...."
Sebelum Sandra menyelesaikan ancamannya, Leanna menutup jarak di antara mereka, lalu menjambak rambutnya dan menekan kepala Sandra ke meja. Sandra berusaha melawan, tapi pukulan tepat di lehernya membuatnya tidak berkutik.
Saat menekan kepala Sandra, cengkeraman Leanna menguat.
Dengan satu tangan, Leanna membuka mulut Sandra dengan paksa sambil meremas dokumen itu menjadi gumpalan. Di bawah tatapan ngeri Sandra, Leanna menyumpal mulutnya dengan gumpalan kertas itu.
"Karena kamu begitu menyukai kertas-kertas ini, nikmatilah sendiri!"
Setelah menangani dokumen itu, Leanna menarik tangannya dan meninggalkan Sandra yang terkulai lemas di atas meja. Dia segera melangkah keluar dengan penuh tekad.
Begitu sudah berada di luar, Leanna segera menelepon seseorang dan berkata, "Bantu aku mencari lokasi keberadaan Joshua."
Menjelang pukul empat sore, sebuah mobil Koenigsegg melaju kencang di jalan raya dan menerobos kemacetan dengan sangat mudah berkat kemampuan berkendara sang pengemudi yang luar biasa.
"Aku sudah menemukan lokasinya. Dia sedang berada di Teater Sanctity. Aku sudah mengirimkan lokasinya padamu." Suara yang terdengar melalui koneksi Bluetooth sarat akan kecemasan. "Leanna, tolong jangan bertindak gegabah. Joshua tidak layak ...."
Merasa jengkel sekaligus geli, Leanna mengerutkan kening dan berkata, "Gegabah? Mana mungkin aku bertindak gegabah? Aku bukan orang seperti itu."
Sloane Buckley langsung membalas dari ujung telepon, "Itu belum tentu! Kamu biasanya memang rasional, tapi kamu kehilangan dirimu sendiri setelah mengetahui bahwa Joshua adalah orang yang menyelamatkanmu saat kamu berusia 10 tahun. Maksudku, kenapa merendahkan dirimu sendiri demi seseorang yang tidak bisa melihat betapa berharganya kamu? Kamu bahkan menyembunyikan jati dirimu dan kemampuanmu yang sebenarnya demi dia. Kenapa?"
Leanna langsung memotong omelan Sloane dengan menegur, "Cukup!" Ini bukan tentang dia. Kamu tahu sendiri betapa rumitnya keluargaku."
Menyadari bahwa Sloane hanya mengkhawatirkannya, Leanna sedikit melembutkan nada suaranya saat melanjutkan, "Jangan khawatir. Aku hanya ingin meminta cerai."
"Apa?! Sial ...." Sloane terkesiap.
Sebelum jeritan Sloane menusuk telinganya lebih jauh, Leanna memutuskan panggilan telepon itu. Senyum tersungging di bibirnya saat dia menginjak pedal gas dengan kencang.
Leanna dengan cekatan bermanuver melewati Bugatti yang menghalangi jalannya dan melaju kencang dengan penuh wibawa.
Sementara itu, di kursi belakang Bugatti hitam, seorang pria berbicara dengan dingin dan jelas. "Ikuti Koenigsegg itu. Minta Jasper untuk mencegatnya di persimpangan berikutnya."
Sang asisten, yang duduk di kursi depan, bertanya dengan ragu, "Pak, apa ada yang salah dengan mobil itu?"
Bersandar di kursi belakang, bibir pria itu sedikit terbuka saat dia bergumam pada dirinya sendiri, "Lama tidak bertemu, Tyrant."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.