/0/21577/coverbig.jpg?v=da321b9ac11899017356ceffa91ee88a)
Jasmine Bintang terlahir dengan keterbatasan fisik yang membuatnya sulit untuk menerima dunia di sekitarnya. Tumbuh dalam keluarga yang penuh tekanan dan kerap disisihkan, Jasmine sering merasa sepi. Ibu kandungnya, Lestari, yang selalu memandangnya dengan mata penuh kecewa, menyulut rasa tidak berharga dalam dirinya. Meskipun demikian, Jasmine mencoba membangun hidup di luar bayangan kegelapan itu dengan menikahi Ardan Mahendra, seorang pria tampan dan sukses, yang memiliki karisma memikat dan senyum yang bisa menenangkan jiwa siapa pun. Namun, tak ada yang tahu bahwa Ardan, di balik senyum dan kepura-puraannya, menyimpan cinta yang jauh dari tulus. Keluarga Ardan, yang berasal dari golongan elit, memperlakukan Jasmine seperti perhiasan yang rusak, menghina dan mengabaikannya setiap kali kesempatan muncul. Meskipun Jasmine berusaha keras untuk membuktikan diri, rasa sakit itu tetap menusuk dan membuatnya ingin menyerah. Suatu hari, Anindya, wanita yang pernah menjadi cinta pertama Ardan, muncul kembali, seakan angin yang membawa badai. Dengan sikap angkuh, Anindya berdiri di depan Jasmine, mengumumkan dengan suara yang penuh keyakinan dan tawa sarkastik, "Kamu tidak pernah merasakan cinta yang sejati, bukan? Apa Ardan pernah berkata bahwa dia mencintaimu? Haha, ketika aku bersamanya dulu, setiap hari dia berkata bahwa dia tak bisa hidup tanpaku." Kata-kata itu bagaikan pisau yang menghujam jantung Jasmine. Selama ini, dia hidup dalam kebohongan, memaksa dirinya untuk percaya bahwa cinta itu nyata, meskipun semua tanda menunjukkan sebaliknya. Dalam diam, Jasmine menyadari bahwa dia telah mengorbankan kebahagiaan sejatinya demi seseorang yang tak pernah memandangnya dengan cinta tulus. Jasmine memutuskan untuk melepaskan Ardan, memberi kebebasan padanya untuk mengejar kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, Ardan menolak untuk melepaskan Jasmine begitu saja. Dia menatap Jasmine dengan mata yang penuh amarah dan sesal, lantas mengucapkan dengan suara berat, "Mau bercerai? Tidak ada satu pun langkah yang bisa kau ambil tanpa melewati mayatku, Jasmine." Namun, dengan air mata yang menetes di pipi, Jasmine menyuarakan keinginannya dengan nada yang tidak pernah dia miliki sebelumnya. "Kita harus berpisah, Ardan. Maaf telah membuang waktu kita berdua selama ini."