Diandra terpaksa menikah dengan Dave Airlangga, pewaris tunggal perusahaan Aerles Corporation. Namun, salah paham membawa mereka pada perceraian. Akankah rumah tangga mereka dapat diperjuangkan kembali?
Diandra terpaksa menikah dengan Dave Airlangga, pewaris tunggal perusahaan Aerles Corporation. Namun, salah paham membawa mereka pada perceraian. Akankah rumah tangga mereka dapat diperjuangkan kembali?
"Sekarang, buka baju kamu."
Perempuan itu terperangah, menggenggam erat ujung rok yang dikenakan. Dia hanya menunduk saat pria di depannya itu terus memperhatikannya.
"Kenapa masih diam?"
Perlahan, dia melirik. Mata yang menyorot tajam itu terlihat sangat menakutkan. Ingin lari, tapi dia sudah terlanjur berikrar. Jika kabur pun percuma. Dia sekarang hanya binatang buruan. Tak akan bisa lepas dari belenggu orang-orang berkuasa ini.
"Nurut? Atau aku paksa pakai kekerasan?"
Dia adalah Diandra. Seorang gadis miskin yang harus bekerja di cafe resto setelah lulus SMA. Dia hidup dengan seorang ibu yang sakit-sakitan dan gadis itu terpaksa bekerja keras untuk menghidupi ibunya, sedangkan ayahnya lebih memilih pergi bersama perempuan lain.
Dia baru genap dua puluh tahun dan sekarang dia harus dihadapkan oleh masalah yang lebih rumit lagi.
Menikah dengan Dave Airlangga. Anak dari seorang pengusaha sukses. Perusahaan ayahnya telah menggurita dan merajai seluruh negeri.
Pernikahan yang diharapkan menjadi sebuah kebahagiaan bagi Diandra, ternyata salah. Dave hanya menjadikannya budak nafsu sang tuan muda.
Menyesal? Percuma. Diandra telah berjanji dan gadis itu tak bisa melarikan diri. Jalan satu-satunya, menuruti sang tuan muda daripada hilang nyawa.
"Nggak dengar aku ngomong?" Suara Dave terdengar begitu menggema di ruangan yang hanya ada mereka berdua itu.
Diandra mengembuskan napas berat. Dengan tangan gemetar, dia melepas satu per satu kancing bajunya.
Dave Airlangga menyeringai. Kilatan nafsu di matanya membuat si gadis semakin bergidik.
Kemeja juga rok yang dikenakan Diandra telah luruh ke lantai.
"Cepat! Aku nggak bisa nunggu lagi!"
Memejamkan mata, napas tersengal, juga air mata yang menetes, Diandra menegarkan dirinya.
Tubuh yang menegang itu tiba-tiba saja telah berpindah di atas ranjang.
Tak berani membuka matanya, Diandra dapat merasakan jika tubuhnya digerayangi. Pasrah. Karena memohon pun percuma.
"Oh shit! My fucking bitch!"
Kecupan demi kecupan, Diandra rasakan di seluruh permukaan kulitnya. Dia masih memejamkan mata. Rasanya, tak sanggup membayangkan kejadian selanjutnya.
"You are mine, Bitch!"
Berusaha menerobos, Dave merasa ada yang janggal. Dia menautkan alisnya.
"Are you virgin, hah!"
"Oh, shit! What the hell!"
Sudah terlanjur, Dave tidak bisa mundur.
"Who are you?"
Diandra diam. Dia tidak membantah atau pun menanggapi Dave. Tidak hanya menahan sakit, tapi hatinya begitu hancur. Murahan! Ya, itu gelar barunya sekarang.
**
Gadis dengan senyum merekah itu berjalan dengan sangat riang menuju cafe tempatnya bekerja. Sesekali dia menyapa para ojol yang sedang mangkal, juga pedagang kaki lima yang kebetulan ada di sekitarnya.
Masuk ke cafe, Diandra disambut oleh temannya yang lain.
"Ceria banget." Tasya, sahabat Diandra yang juga bekerja sebagai pelayan di cafe itu tak kalah berseri.
"Iya, dong. Hari ini kita gajian."
Mereka berdua pun terkikik.
Tawa mereka berhenti saat ada pelanggan masuk. Pria tua dengan setelan jas mahal, sudah pasti dia seorang pengusaha kaya raya. Tapi, wajahnya tidak mendukung penampilannya. Dia terlihat sangat lelah, juga murung.
Diandra membawa buku dan pena mendekati pria tua itu. Dia siap mencatat pesanannya.
"Bisa saya bantu, Tuan? Anda mau pesan apa?"
Pria pertengahan lima puluh itu mendongak melihat Diandra, memperhatikan, memindai penampilan, juga mengamati dengan teliti. Diandra merasa risih dengan semua itu, tapi dia harus profesional.
"Tuan?"
"Ah, sarapan apa yang enak di sini?"
"Kami punya sandwich isi tuna, pancake strawberry, atau mashed potatoes?"
"Pancake saja."
"Oke."
"Juga espreso."
"Baik, Tuan."
Saat Diandra akan berbalik, dia melihat sekilas orang tua itu meremas dadanya.
Diandra urung meninggalkan, tapi pesanan harus segera dibuat. Dengan langkah perlahan, Diandra meninggalkan meja orang itu.
"Aaahhh!"
Diandra berbalik kembali. "Ada apa, Tuan?" Gadis itu bingung.
Suasana cafe yang masih sepi dan pria tua itu adalah satu-satunya pelanggan yang baru datang, membuat Diandra semakin panik.
Tasya? Entahlah di mana temannya itu. Karyawan yang lain? Pasti mereka sibuk di dapur.
"Tolong bawa saya ke rumah sakit."
Wajah pria tua itu semakin pucat. Diandra tidak tega, dia pun memanggil Tasya dan yang lain di dapur.
"Bagaimana ini?"
"Cepat, Di, bawa dia ke rumah sakit."
"Pakai apa?"
"Taksi!"
Dan di sinilah Diandra, menunggu orang yang tidak dia kenal. Dokter sedang memeriksa pria tadi di dalam ruang ICU.
Gadis itu mondar-mandir, ketakutan jika dijadikan tersangka pembunuhan mengingat kondisi pria tadi yang lemah.
Pintu terbuka. Dokter berkacamata mendekatinya.
"Untung saja kamu cepat membawa Tuan Adrian ke sini."
Diandra masih bengong. Dilihatnya dokter dan suster yang berlalu begitu saja.
Ragu, Diandra masuk ke ruang ICU. Dia mengintip di pintu yang sedikit terbuka.
"Permisi, Tuan." Diandra memberanikan diri masuk ke dalam.
"Hai, aku belum tau siapa nama kamu?"
Gadis itu menunduk untuk menghormati. "Saya Diandra, Tuan."
"Diandra, terimakasih."
Gadis itu bingung bagaimana harus bereaksi. Dia hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya.
Tiba-tiba, ada seorang wanita berpakaian modis datang dengan tergesa-gesa. Dia menerobos pintu dan menubruk pria bernama Adrian itu.
"Papa nggak apa-apa, kan?"
Air mata wanita yang dipastikan istrinya itu mengalir deras.
"Lain kali nggak usah keluar rumah dulu."
"Aku harus kerja, Ma."
Wanita itu semakin tersedu.
Diandra yang mendengar percakapan suami istri itu hanya bisa diam. Canggung, gadis itu berniat keluar ruangan, tapi suara Adrian menghentikannya.
"Dia Diandra yang menolongku."
Wanita tadi memasang wajah lemah lembut. Dia mendekati Diandra. "Terimakasih, Diandra. Gimana kami harus balas ini. Terimakasih karena sudah peduli dengan suami saya dan bawa dia ke sini."
Diandra hanya tersenyum menanggapi. Dia bingung bagaimana harus bereaksi.
**
Di ruang kerjanya, Adrian merenung. Sakit jantung yang dideritanya, bisa kambuh kapan saja. Dia harus segera bicara dengan putranya
"Saatnya Dave mengurus perusahaan." Namun, wajah Adrian kembali murung.
"Harus. Bagaimana pun caranya, harus!"
Dan akhirnya, malam itu, ketika makan malam usai, Adrian menghentikan Dave yang akan pergi.
"Papa mau bicara!" Dengan pembawaan tegas dan berwibawa, Adrian menghentikan gerakan Dave.
Dave tahu apa yang akan dibicarakan orang tuanya. Dia hanya bersikap biasa saja.
"Tinggalkan hobi kamu dan kembali ke perusahaan!"
Dave berdecak. "Papa sudah janji."
"Omong kosong!"
"Papa jangan mengingkari janji!"
"Tidak ada perjanjian!" Adrian berteriak. Hingga membuat Agatha istrinya, menenangkan.
Dave menyeringai. Tak taukah anak ini jika ayahnya hampir koma beberapa hari yang lalu. Tapi ini Dave dengan segala keras kepalanya, dia tak terbantahkan meskipun itu sang ayah.
"Perjanjian batal jika kamu berulah!"
Akhirnya, Adrian menyerah. Meski dia tahu perusahaan Aerles Corporation yang menjadi taruhannya.
**
Dave masuk ke sebuah diskotik. Teman-temannya sudah menunggu di sana.
Ingar bingar musik membuat Dave semakin bersemangat. Dia duduk di meja bar dan memesan wiski.
"Dave, gimana? Jadi ke London?"
"Hem."
"Sip. Sebelum berangkat seneng-seneng dulu. Terakhir pakai cewek indo sebelum dapat bule."
Dave hanya tersenyum.
"Dave, liat cewek depan tu."
Pria itu melihat seorang perempuan yang terlihat begitu menonjol di tempat ini. Bukan karena seksi atau berpenampilan menarik, tapi sikap lugu dan polosnya.
Dave mengernyitkan dahi. "Cewek model gitu kayaknya salah masuk."
"Sikat, Bro!"
Dave mendekati perempuan itu dan menariknya ke tempat parkir.
Di mobil, Dave yang mabuk, ditambah masalah di rumah, membuatnya hilang pikiran, apalagi perempuan yang bersamanya, begitu menggoda.
Berpindah di kursi belakang, Dave menarik pakaian gadis itu.
Mata polos si gadis menyiratkan ketakutan, tapi itu membuat Dave semakin bernafsu. Dia melepas kemeja yang dipakai dan bersiap.
"Buka!"
Gedoran pintu mobilnya membuat Dave berang dan matanya semakin melotot saat melihat kerumunan orang di luar mobilnya.
Alexandre Geraldo, kembali dari Amerika untuk mengejar cintanya kembali. Akan tetapi, Dara sudah tidak seperti dulu. Perempuan itu menolak cinta Alex, padahal mereka sangat dekat. Di satu sisi, Alex harus menikah dengan perempuan yang dijodohkan orangtuanya. Pria itu tak bisa berpikir jernih, hingga memutuskan sesuatu di luar dugaan. Apa yang terjadi dengan Dara? Apakah Alex bisa menguak rahasia di antara mereka?
BANYAK ADEGAN DEWASA ++ Niat mencari pemandangan indah di kampung neneknya, Bayu justru terpikat janda muda yang cantik dan molek. Meski sudah mempunyai pasangan di kota, Bayu tak bis menahan hasratnya terhadap Lina. Lantas bagaimana akhirnya? BACA SELENGKAPNYA
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.
21+ "Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany "hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya. Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus. "Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany "Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany "nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON. Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya. Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany. Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar. Tidak lama kemudian.....
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY