/0/22082/coverbig.jpg?v=ad2b0922cd8b095696d41f8ce878db88)
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Di lantai bawah di vila Keluarga Ginanjar, perjamuan meriah memenuhi aula, sementara di lantai atas, Helen Sanusi diam-diam melipat pakaiannya dan memasukkannya ke dalam kopernya.
Loga Ginanjar, yang dipanggil Helen sebagai ayah selama bertahun-tahun, menyodorkan empat lembar uang seratus ribu rupiah ke tangannya. "Ambil uang ini untuk perjalananmu. Kamu sudah tidak sabar untuk kembali ke keluarga aslimu dan aku tidak akan menghalangimu. Tapi tempat yang kamu tuju sangat miskin dan aku ragu akan ada orang di sana untuk menyambutmu ...."
Loga menghela napas. Tiga hari sebelumnya, Adelia Ginanjar muncul sambil memegang laporan DNA di tangan, yang membuktikan bahwa dia adalah putri kandungnya.
Pengungkapan itu telah membuat seluruh Keluarga Ginanjar menjadi kacau. Pengujian lanjutan telah memastikan bahwa Helen, gadis yang telah menjadi bagian dari keluarga mereka selama bertahun-tahun, ternyata tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.
Sekarang setelah Adelia kembali, Keluarga Ginanjar mencurahkan seluruh kasih sayang mereka pada sang putri asli, untuk menebus waktu yang hilang. Mereka memanjakannya seperti harta karun, ingin sekali menghapus penderitaan yang dialaminya selama bertahun-tahun.
Sementara itu, nama belakang Helen langsung diubah pada malam yang sama. Loga tidak membuang waktu dan mengirim orang ke pedesaan untuk mencari orang tua kandungnya. Sampai saat ini, belum ada kabar.
Hari ini, sebuah perjamuan diselenggarakan untuk Adelia. Perayaan ini dimaksudkan untuk mengumumkan identitasnya sebagai putri asli Keluarga Ginanjar.
"Kamu memiliki kulit yang sangat lembut, dan pakaian ini dipilih dengan cermat ...," ucap Loga dengan suara lembut, merasakan emosi yang campur aduk saat membantu Helen memilah lemari pakaiannya. "Kamu bisa membawa beberapa pakaian ini. Kualitasnya tinggi. Tapi ketika kamu kembali ke pedesaan, pastinya ...."
Menurut rumah sakit, orang tua kandung Helen adalah sepasang suami istri yang mengunjungi Dena. Setelah melahirkan Helen, mereka langsung pergi dan kembali ke desa kecil mereka. Lebih parahnya lagi, orang tuanya tinggal di daerah kumuh Meso, tempat yang terkenal dengan kemiskinan dan kejahatannya, di mana orang-orangnya tidak ramah dan kekerasan sering terjadi.
Loga menduga masa depan Helen di sana tidak tampak cerah. Gadis itu tidak hanya akan kehilangan kemewahan yang biasa dinikmatinya. Tampaknya, tak lama lagi, dia akan dinikahkan dengan seorang pria desa tanpa punya hak untuk berpendapat dalam masalah itu.
Dengan wajah kosong, Helen menatap uang tunai yang ditekan Loga ke tangannya. Dia meletakkan uang itu di nakas dengan tenang. "Aku pergi sekarang."
Setelah mengatakan itu, Helen meraih kopernya dan berjalan melewati orang-orang yang berada di dekat pintu. Dia terus berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.
Arianti Gunadi, istri Loga, mengerutkan kening dengan jijik. "Ada apa dengan sikap itu? Apakah dia kesal karena merasa uang itu tidak cukup? Sudah berapa banyak uang yang kita habiskan untuknya selama bertahun-tahun ini? Berapa banyak pakaian cantik dan mahal yang kita belikan untuknya? Beraninya dia berperilaku seperti itu sekarang? Hmph! Begitu dia keluar dari pintu ini, dia hanya memiliki masa depan yang suram!
"Bu, tolong jangan tersinggung dengan sikap Kak Helen. Wajar saja jika dia merasa kesal karena tiba-tiba kehilangan kehidupan yang nyaman. Sudah pasti dia akan melampiaskan sedikit kekesalannya itu. Tidak sepadan jika Ibu merusak kesehatan sendiri hanya karena marah padanya," ucap Adelia dengan lembut, suaranya mengandung kekhawatiran yang dibuat-buat.
Setelah penyelidikan, Adelia mengetahui sedikit tentang latar belakang Helen. Orang tua kandung Helen adalah orang paling miskin di desa itu, kuburan keluarga mereka bahkan pernah dibobol tetapi mereka tidak punya uang untuk memperbaikinya. Lebih buruknya lagi, orang tua kandung Helen memiliki lima orang putra yang tidak cukup makan, dengan ibu sakit-sakitan dan ayah cacat yang harus dirawat. Helen lebih dari sekadar kembali ke daerah kumuh. Itu sama saja dengan mimpi buruk.
Adelia tersenyum dengan lembut, menyembunyikan kegembiraannya di dalam hatinya. "Aku akan mengucapkan selamat tinggal pada Kak Helen."
Setelah Helen tidak terlihat, Loga menghela napas dan menoleh ke Arianti, lalu berkata, "Bagaimanapun juga, kita telah membesarkannya dari sejak dia masih kecil. Dia sekarang meninggalkan segala hal yang pernah dikenalnya. Jangan terlalu kasar padanya."
"Kasar? Hmph! Apa yang kamu tahu?" balas Arianti. "Orang tuanya yang miskin itu mungkin saja sengaja menukar bayi untuk membuat putri kita menderita. Memikirkan hal ini saja membuatku naik darah. Bagaimana mungkin aku bisa merasa kasihan pada Helen?"
Helen berjalan ke pintu samping, mencoba menghindari ruang perjamuan sepenuhnya.
Adelia menyusulnya dengan senyum manis di wajahnya. "Kak Helen, tentang hubunganku dengan Kenny, aku benar-benar harus minta maaf. Aku tahu kamu seharusnya menikah dengannya, tapi dia malah jatuh cinta padaku." Alih-alih sebuah permintaan maaf, kata-katanya lebih seperti sedang pamer.
Kenny Ghailan berasal dari keluarga berkuasa yang sebanding dengan Keluarga Ginanjar. Dia telah bertunangan dengan Helen, tetapi sekarang, dengan semua yang telah terjadi, calon istrinya telah berubah.
"Kenny selalu begitu baik dan perhatian. Sejujurnya, aku benci memamerkan cinta kami di hadapanmu, tapi dia tidak bisa menahan diri. Kak Helen, aku harap ini tidak terlalu membuatmu merasa terluka," ucap Adelia, berpura-pura khawatir.
Helen mengangkat alis, lalu tersenyum dengan cuek. "Menyaksikan dua anjing berpacaran itu lucu sekali. Kenapa aku harus merasa terluka?"
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."