/0/22327/coverbig.jpg?v=8a134ffe7929053d6cf2e5a45979148b)
Rani, seorang wanita yang selalu mengutamakan kebahagiaan suaminya, Arman, ingin memberikan kejutan spesial untuk hari pernikahan mereka yang ketiga. Dengan hati berdebar, ia merencanakan sebuah malam yang penuh cinta. Namun, tak ada yang terjadi sesuai rencananya. Arman tak kunjung pulang, meninggalkan Rani menunggu dan menatap jam dinding yang semakin menunjukkan waktu larut malam. Ketika rasa lelah mulai menyerang, Rani terlelap tanpa sadar. Namun, ketika terbangun, ia merasa ada yang berbeda. Rani terkejut ketika melihat sosok yang terbaring di sampingnya bukanlah Arman, suaminya, melainkan Rafka, adik Arman yang selalu datang tanpa diundang. Rani merasa panik, bingung, dan terperanjat, tetapi ada sesuatu dalam diri Rafka yang membuatnya terperangkap dalam rasa canggung yang semakin memanas. Cerita dimulai dengan perjalanan canggung yang penuh ketegangan antara Rani dan Rafka. Tanpa sengaja, mereka saling membutuhkan satu sama lain, terutama ketika Rani mulai mengetahui bahwa Arman, suaminya yang selama ini ia percayai, telah berkhianat dengan wanita lain. Rani terjebak dalam perasaan yang tak pernah ia duga, terperangkap antara cinta yang berkurang dan ketertarikan yang mulai tumbuh pada Rafka, pria yang selalu ada di sisi gelapnya.
Rani duduk di sofa, menatap layar ponselnya yang sepi. Sudah tiga tahun berlalu sejak hari pernikahannya dengan Arman, dan malam ini ia telah mempersiapkan segala sesuatu dengan penuh harapan. Ia ingin membuat malam ini spesial-untuk mereka, untuk cinta mereka yang sudah tumbuh dan berkembang selama ini. Semua detil sudah disiapkan: makan malam yang sempurna, lilin-lilin yang remang, dan bahkan playlist lagu yang Arman sukai. Segala sesuatunya sudah diatur dengan hati-hati.
Namun, yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang.
Jam dinding di ruang tamu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Rani mulai merasakan kegelisahan di dadanya. Ia mengirimkan pesan singkat kepada Arman: "Kapan kamu pulang? Aku menunggumu." Tapi balasan yang diterima hanya membuat hatinya semakin cemas: "Maaf, ada urusan penting, kita rayakan nanti."
Tulang belakangnya terasa kaku, dan ketegangan di tubuhnya semakin menebal. Sebuah perasaan aneh mulai merayapi hatinya-perasaan yang sudah beberapa kali ia rasakan dalam beberapa minggu terakhir: ketidakpastian. Arman, suaminya, yang selama ini selalu ada untuknya, kini sepertinya begitu jauh. Rasanya seperti ada tembok tak terlihat yang menghalangi mereka berdua. Dia tak pernah pulang lebih lama dari biasanya, dan ketika dia di rumah, sering kali hanya ada jarak di antara mereka, seperti dua orang asing yang saling berbagi ruang tanpa bisa berbicara.
Rani menghela napas, berusaha mengusir perasaan tak nyaman itu. Mungkin ini hanya perasaan sesaat. Mungkin Arman memang sibuk, atau ada masalah yang belum bisa dia ceritakan padanya. Rani mencoba menenangkan diri, merapikan gaun tidur yang sudah ia kenakan sejak tadi sore. Ia menatap dirinya di cermin, melihat bayangannya yang agak lusuh. Pikirannya kembali melayang pada malam-malam indah yang dulu mereka lewati bersama. Namun malam ini berbeda. Semuanya terasa sunyi.
"Dia pasti akan pulang sebentar lagi," pikirnya, mencoba meyakinkan diri sendiri. Namun, setiap detik yang berlalu semakin membuat hatinya merasa kosong.
Sudah hampir jam 11 malam, dan Rani mulai merasa bahwa dia terlalu lelah untuk terus menunggu. Matanya terasa berat, tubuhnya pun mulai lemas, namun dia enggan untuk tidur. Tidak, dia harus menunggu. Ini malam mereka, dan ia ingin membuat semuanya sempurna. Tapi akhirnya, rasa kantuk yang tak tertahankan menghampirinya, membuatnya terlelap tanpa bisa menahan lagi.
Ketika Rani terbangun, semuanya terasa kabur. Dia merasakan sesuatu yang aneh di sekitarnya-suasana yang tidak biasa. Badannya terbaring di atas kasur yang terasa lembut, jauh lebih empuk daripada sofa tempat ia sebelumnya terlelap. Perlahan-lahan, dia membuka matanya. Lalu, pandangannya tertuju pada sosok yang terbaring di sampingnya.
Rani terlonjak, perasaan bingung dan terkejut datang begitu cepat. Bukan Arman yang ia temukan di sampingnya, melainkan Rafka, adik Arman yang selama ini sering datang untuk mengunjungi mereka. Rafka-pria muda yang selalu ramah dan penuh perhatian, namun tidak pernah sedekat ini. Rani merasakan dadanya berdebar, jantungnya seakan berlari lebih cepat.
"Rafka?" suara Rani keluar serak, hampir tak percaya.
Rafka membuka matanya perlahan, tampak bingung sejenak, sebelum menyadari keadaan mereka. "Rani? Kenapa...?" jawabnya dengan suara terkejut. Namun, begitu melihat Rani yang tampak sangat bingung dan panik, ia segera duduk, menatap Rani dengan wajah penuh kekhawatiran. "Aku... aku nggak tahu. Aku pasti salah kamar atau..." katanya terbata-bata, mencoba menjelaskan, namun kata-katanya terasa kaku di udara yang berat itu.
Rani, yang semula terdiam, mulai merasa kebingungannya semakin dalam. Matanya beralih ke sekeliling ruangan yang tampak familiar, namun ada sesuatu yang terasa aneh. Dia mencoba mengingat-ingat, mencoba mencari tahu bagaimana bisa Rafka ada di sini, di tempat tidur yang sama sekali bukan miliknya.
Tiba-tiba, ponsel Rani berdering. Dengan tangan gemetar, dia meraihnya, berharap itu adalah Arman. Tapi, yang muncul justru sebuah pesan singkat yang membuat hatinya semakin tercekik. "Maaf, ada urusan penting. Kita rayakan nanti."
Rani terdiam, matanya membesar, dan untuk sejenak, semua suara di sekelilingnya hilang. Hanya ada rasa sakit yang mengisi dadanya, membuatnya terengah-engah. Kenapa? Kenapa Arman tidak ada di sini saat ia sangat mengharapkannya? Kenapa dia malah mengirimkan pesan seperti itu? Rani merasa hatinya dipenuhi dengan kebingungan yang luar biasa, perasaan terabaikan yang tak bisa ia jelaskan.
"Rani, aku... aku nggak tahu bagaimana bisa aku bisa ada di sini," kata Rafka lagi, suaranya lembut, namun Rani bisa merasakan ketegangan di sana. "Aku... Aku pikir aku masuk ke kamar Arman dan tertidur karena kelelahan. Maaf, aku nggak bermaksud..."
Rani mengangkat tangannya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Tidak masalah," jawabnya, suaranya terdengar pelan dan terputus-putus. "Mungkin aku yang salah. Mungkin aku juga terlalu lelah." Namun dalam hati, Rani merasa sesuatu yang lebih dalam. Sebuah perasaan yang tak bisa ia bantah. Rafka, dengan kehadirannya yang tak terduga, entah mengapa menjadi satu-satunya orang yang membuatnya merasa sedikit lebih baik, meski canggung dan penuh tanya.
Rani menatap Rafka, masih tidak mengerti bagaimana bisa semua ini terjadi. Suaminya yang seharusnya berada di sisinya kini jauh di luar sana, dan dia malah terbangun dengan Rafka, adik Arman, yang ternyata sudah beberapa kali hadir dalam kehidupannya tanpa ia sadari betapa besar pengaruhnya.
"Aku... aku akan ke ruang tamu sebentar," ujar Rani, berusaha menjauh dari keheningan yang berat di kamar tidur itu. "Aku butuh waktu untuk berpikir."
Rafka hanya mengangguk pelan, tampak bingung namun tidak bisa berbuat banyak. Saat Rani beranjak, ia merasa seolah ada tembok tak terlihat yang membatasi mereka berdua, meskipun keduanya sama-sama berusaha mengabaikan kenyataan yang tak pernah mereka duga ini.
Ketika Rani keluar dari kamar tidur, perasaan kosong itu semakin menghantui. Begitu banyak pertanyaan yang tak bisa ia jawab, dan kebingungannya semakin dalam seiring dengan perasaan tak terungkapkan yang mulai tumbuh di antara dirinya dan Rafka.
Untuk malam itu, semua terasa begitu asing-seperti mimpi yang tak bisa ia pahami. Namun satu hal yang pasti: malam ini, segala sesuatunya berubah, dan tidak ada jalan kembali.
Raisa Putri, seorang wanita muda yang cerdas dan mandiri, dipaksa untuk menikahi Rangga, seorang pria yang terluka parah akibat kecelakaan dan berada dalam keadaan koma. Pernikahan itu adalah cara untuk menutupi biaya pengobatan adiknya yang sakit keras. Keluarga besar Rangga, keluarga Hartanto, berjanji akan membayar seluruh biaya perawatan adik Raisa sebagai imbalan. Tanpa pilihan lain, Raisa menyerahkan dirinya untuk merawat Rangga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Selama dua tahun merawat Rangga yang masih dalam keadaan koma, Raisa mulai jatuh cinta. Dia mulai merasakan kedekatan dengan pria yang tak pernah ia kenal sebelumnya, membayangkan masa depan bersama, bahkan tanpa memikirkan imbalan yang akan diterimanya. Namun, saat Rangga akhirnya siuman, semuanya berubah. Di balik pengobatan dan perhatian Raisa, dia merasa bahwa Rangga tidak pernah memandangnya lebih dari seorang wanita yang hanya diperlakukan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Di sisi lain, Rangga masih terikat pada mantan kekasihnya, Aulia, yang selalu hadir dalam hidupnya meski sudah berpisah. Raisa merasa hatinya hancur. Cinta yang ia berikan selama ini tak pernah diterima dengan cara yang sama. Rangga tak pernah menanggapi dengan perasaan yang sama. Hingga akhirnya, Raisa memutuskan untuk mengambil langkah yang paling sulit dalam hidupnya: meminta cerai dari Rangga. Namun, apakah Rangga akan mengerti dan menerima kenyataan bahwa cinta yang telah ia berikan selama ini hanyalah sebuah bayangan yang tak pernah menjadi kenyataan?
Raelynn Harper hanya memiliki satu jalan keluar dari kehancuran reputasinya yang telah diporak-porandakan oleh perbuatan tak termaafkan seorang pria. Jika itu berarti menodongkan pisau lipat pada Tristan Blackwood, direktur muda yang namanya tengah bersinar di dunia hiburan, maka dia akan melakukannya tanpa ragu. Tristan memiliki segalanya-kekayaan, ketenaran, dan kekuatan-tapi apa yang dia miliki tak akan menghindarkannya dari tuntutan Raelynn, yang merasa dikhianati oleh adik Tristan, Kyle, yang telah menjanjikan untuk menikahinya, namun malah melarikan diri dari tanggung jawab itu. Raelynn ingin balas dendam, dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Namun, Tristan ternyata bukan pria yang bisa dipermainkan begitu saja. Ia melihat tantangan Raelynn sebagai peluang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia ingin wanita itu menjadi istrinya, dan dia tidak akan segan-segan memastikan bahwa harga diri Raelynn akan dihancurkan lebih dalam lagi.
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?