/0/22609/coverbig.jpg?v=716779415ae18478e858361ac7dd49d4)
Althea terpaksa mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Darius, meskipun waktunya belum tiba, setelah menghadapi kenyataan pahit. Keputusan tersebut diambil setelah mengetahui bahwa seorang wanita bernama Liora, yang selama ini sangat dekat dengan Darius, sedang mengandung anaknya. Perasaan cemas dan dihianati memaksa Althea untuk bertindak, meskipun Darius hanya menerima keputusan tersebut tanpa bertanya lebih lanjut. Althea tak bisa menahan amarah dan rasa kecewa karena Darius tidak peduli dengan alasan yang mendalam di balik keputusannya, sementara ia merasa dihancurkan oleh pengkhianatan yang terjadi begitu dekat dengannya. Dalam pergulatan perasaan yang tak terungkapkan, Althea harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya mungkin bukan satu-satunya yang memiliki tempat di hati Darius.
Althea berdiri di depan cermin, matanya menatap kosong pada bayangannya sendiri yang terpantul di permukaan kaca. Rambut hitamnya terurai bebas, dan wajah yang biasanya begitu tenang kini tampak penuh beban. Pikirannya berputar-putar, berusaha menyusun kepingan-kepingan rasa yang kini membanjiri hatinya. Ada kekecewaan, ada kemarahan, ada juga kebingungan yang saling bersaing untuk mendapatkan perhatian. Dan yang paling mendalam-ada perasaan terluka yang sulit diungkapkan.
Pernikahan kontraknya dengan Darius sudah berjalan selama dua tahun. Awalnya, itu hanya sebuah kesepakatan yang dipaksakan, sebuah hubungan tanpa cinta yang dibangun di atas kepentingan pribadi masing-masing. Althea tahu betul bahwa Darius tidak pernah menganggapnya lebih dari sekadar istri yang sah di atas kertas, sebuah nama yang bisa dijadikan pelindung untuk dirinya di tengah dunia yang penuh intrik dan kekuasaan. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan yang tak diinginkan itu mulai tumbuh-sesuatu yang lebih dari sekadar kewajiban.
Dia tidak tahu kapan tepatnya perasaan itu mulai muncul, namun ia menyadari bahwa dirinya telah mulai menginginkan lebih. Darius, dengan segala kesibukan dan caranya yang terkadang penuh misteri, tetap mampu menarik perhatian. Meski tak pernah ada kata cinta yang diucapkan, ada kenyamanan dalam kebersamaan mereka. Kebiasaan berbicara di malam hari, tertawa dalam kebisuan, dan bahkan diam yang terkadang terasa lebih berarti daripada seribu kata.
Namun, semua itu hancur dalam sekejap.
Althea mengingat percakapan singkat yang mengubah segala sesuatu. Cika, wanita yang selama ini hanya ia anggap sebagai teman dekat Darius, ternyata memiliki lebih banyak rahasia yang disembunyikan dari dirinya. Cika datang kepadanya di sebuah sore yang panas, dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Althea," kata Cika dengan nada rendah, "aku hamil anak Darius."
Bola mata Althea membelalak, darahnya terasa beku di pembuluh darahnya. Kejutan yang datang begitu mendalam, seolah-olah bumi terbelah di bawah kakinya. Hanya ada dua hal yang mampu dipikirkan oleh Althea saat itu-kenapa Cika memberitahunya, dan apa yang sebenarnya terjadi antara Darius dan wanita itu.
Sejak saat itu, segalanya berubah. Tidak ada lagi ruang untuk pengharapan, tidak ada lagi alasan untuk bertahan dalam pernikahan yang tidak pernah sepenuhnya diinginkan. Althea tahu bahwa ia harus mengakhiri segalanya, meskipun keputusan itu terasa seperti sebuah pisau yang menancap dalam. Sebuah pernikahan yang dimulai dengan kontrak, kini harus berakhir dengan keputusan yang lebih menyakitkan daripada yang bisa dia bayangkan.
Althea menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Tangannya meraih telepon di meja samping tempat tidurnya. Darius. Panggilan terakhirnya sudah terlambat. Hari itu, ia akan memberitahunya bahwa pernikahan mereka berakhir. Keputusan ini bukan hanya tentang Cika, atau anak yang dikandungnya, tapi tentang harga diri yang hancur, dan perasaan yang kini dipenuhi dengan rasa pengkhianatan.
Dia menekan tombol untuk menghubungi Darius, suaranya yang dalam dan tak terduga langsung terdengar di ujung sana. "Althea," kata Darius, suara pria itu terdengar dingin, seolah tidak ada kekhawatiran sama sekali. "Ada apa?"
Ada begitu banyak yang ingin Althea katakan, tapi kata-kata itu terasa berat di bibirnya. "Aku ingin mengakhiri pernikahan ini," katanya akhirnya, suaranya tidak lebih dari bisikan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya bagaikan belati yang menancap, meninggalkan bekas yang dalam di hatinya.
"Kenapa?" Darius bertanya, tanpa rasa terkejut, tanpa emosi. Hanya sebuah pertanyaan datar yang membuat hati Althea semakin hancur.
"Aku tahu tentang Cika," jawabnya, matanya menatap kosong pada bayangannya yang kini terpantul di cermin. "Dan aku tidak bisa melanjutkan ini lagi."
Ada keheningan di seberang sana, hanya ada suara napas Darius yang terdengar berat. "Baiklah," jawabnya akhirnya. "Kalau itu yang kamu inginkan."
Althea merasa ada yang hilang setelah kalimat itu diucapkan. Tidak ada penolakan, tidak ada usaha untuk mempertahankan. Tidak ada apapun. Hanya kata-kata kosong yang menggantung di udara, menambah berat beban yang sudah begitu sulit untuk ditanggung.
Dia menutup telepon dengan tangan yang gemetar, tubuhnya merasa lelah seolah-olah beban dunia baru saja dipikulnya. Althea tahu ini adalah keputusan yang tepat, meski hatinya remuk dan hatinya hancur. Cika mungkin telah menghancurkan pernikahan mereka, tetapi Darius-lelaki yang seharusnya menjadi suaminya-sama sekali tidak memperjuangkannya. Mungkin, pernikahan ini memang sudah seharusnya berakhir. Namun, sebuah perasaan pahit menggantung di dadanya. Apakah ia pernah berarti lebih dari sekadar formalitas dalam kehidupan Darius?
Dengan langkah yang berat, Althea meninggalkan kamar itu. Langit di luar tampak kelabu, seakan menggambarkan perasaannya yang kini terpecah dan hampa. Apa yang telah ia perjuangkan selama ini, ternyata hanyalah ilusi yang dibangun dari kebohongan dan ketidakpedulian.
Terkurung dalam kendali ibu tirinya yang licik dan saudara perempuan palsunya, Vivienne tidak punya pilihan selain menikahi seorang pria yang tampaknya tak berdaya. Namun, suaminya yang tidak kompeten itu tiba-tiba mengungkapkan dirinya sebagai seorang presiden yang berkuasa. Seiring waktu, Vivienne mulai menyadari bahwa ia telah ditipu. Ia bertanya-tanya berapa banyak rahasia gelap yang disembunyikan suaminya darinya, dan bagaimana kehidupan mereka yang tampaknya biasa berubah menjadi penuh dengan ketegangan dan intrik.
Isabel merasa kebahagiaannya sempurna saat dokter mengonfirmasi bahwa ia tengah hamil sembilan minggu, sebuah berita yang datang setelah tujuh tahun pernikahannya dengan Viktor. Berencana memberikan kejutan manis untuk suaminya yang sedang dinas luar kota, Isabel tak menyangka apa yang menantinya saat Viktor pulang. Bukannya kejutan kebahagiaan, Viktor membawa pulang seorang wanita lain yang tengah mengandung anaknya, memperkenalkan wanita itu sebagai madu yang kini tinggal bersama mereka. Isabel merasa dihancurkan, terjebak dalam kenyataan pahit yang tak bisa ia hindari. Meskipun hatinya dipenuhi amarah dan kecewa, ia berusaha bertahan, berjuang menerima kenyataan yang menekan perasaannya. Namun, seiring waktu, ia mulai meragukan kemampuannya untuk terus hidup dalam kebohongan ini. Keputusannya untuk mengajukan perceraian semakin dekat, namun saat ia mulai menyelidiki kehidupan Viktor yang ternyata penuh dengan rahasia, ia menemukan kebenaran yang lebih kelam dari yang pernah ia bayangkan. Kebenaran yang akan mengubah jalan hidup Isabel selamanya.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
WARNING 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! AREA DEWASA! *** Saat kencan buta, Maia Vandini dijebak. Pria teman kencan butanya memberikan obat perangsang pada minuman Maia. Gadis yang baru lulus SMA ini berusaha untuk melarikan diri. Hingga ia bertemu dengan seorang pria asing yang ternyata seorang CEO. "Akh... panas! Tolong aku, Om.... " "Jangan salahkan aku! Kau yang memulai menggodaku!"
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya