/0/22871/coverbig.jpg?v=c37d9dd9e105b32e822f05021ca2a2eb)
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Di sebuah meeting room perusahaan berskala international PT. Inanta Group, seorang pria berusia sekitar 30 tahunan berwajah serius sedang memimpin rapat akhir tahun. Dialah Mohammad Hanif As-Siddiq yang memegang jabatan sebagai Chief Excecutif Officer (CEO) di perusahaan yang bergerak di bidang agraria itu.
"Sampai saat ini perusahaan kita masih menjadi produsen lateks terbesar di indonesia. Meskipun kelapa sawit telah menyusul karet baru-baru ini dalam hal luas lahan, perusahaan tetap berkomitmen dalam segmen usaha karet dan melanjutkan pengembangan perkebunan karet melalui penanaman lahan baru," kata Hanif.
"Kapan kira-kira penanaman lahan itu akan dilaksanakan? Kita juga harus memperhitungkan waktunya agar pengalokasian dananya tidak saling bertabrakan dengan pengeluaran dana untuk maintenance (pemeliharaan) alat-alat dan fasilitas di perusahaan kita," sela salah satu peserta rapat.
"Perkebunan karet perusahaan saat ini dalam siklus penanaman ketiga. Penanaman kembali secara teratur akan dilakukan setelah pohon karet mencapai umur 25 tahun. Namun, perusahaan sedikit menunda penanaman kembali selama dua tahun belakangan untuk mengambil keuntungan dari tingginya harga karet yang berlaku. Dan hemat saya mengatakan sebaiknya kita mempercepat kembali program penanaman kembali pada awal Februari nanti karena pohon karet yang tua pasti akan berkurang produktifitas-nya," jawab Hanif.
"Jika penanaman kembali direncanakan awal Februari, bukankah itu terlalu cepat?"
"Terlalu cepat bagaimana? Dua bulan, apakah itu tidak cukup mempersiapkan segala sesuatunya?"
"Tapi ...."
"Abi!!!"
Jreeeeng!!!
Semua peserta rapat menoleh ke asal suara itu.
Seorang bocah perempuan berhijab berusia sekitar 4 tahunan memperlihatkan kepalanya dari balik pintu ruang rapat. Namun tatkala semua mata tertuju padanya, gadis kecil itu kembali bersembunyi.
Hanif berusaha mengabaikan bocah itu. Dan kembali melanjutkan rapat.
"Tapi apa tadi?" tanya Hanif lagi.
"Tapi kalau kita nekad melakukan penana ...."
"Abi!!!! Hihihi ...."
Suara mungil nan menggemaskan itu terdengar lagi. Kali ini dibarengi dengan tawa cekikikan. Kepalanya menyembul lagi dari balik pintu.
Hanif menghela napas dan bangkit dari duduknya.
"Tunggu sebentar!" pamitnya pada semua peserta rapat yang juga telah kehilangan fokus akibat ulah bocah kecil itu.
Hanif lantas keluar dari ruang rapat dan ingin menemui anak itu.
"Ah, Ais! Kamu mau apa? Abi lagi rapat nih!" tanya Hanif pada bocah itu.
Aisyah gadis perempuan cilik nan cantik lagi berhijap itu tertawa.
"Abi, pulang yuk! Ais bosyan di syini. Di syinni nda da eman," rengeknya.
Hanif menghela napas sambil mengelus kepala gadis itu.
"Sebentar lagi ya, Sayang. Abi selesaikan dulu rapatnya."
"Cebentalnya belapa banyak?" tanya Aisyah lagi.
Hanif pura-pura berpikir keras.
"Segini!" katanya sambil menunjukkan sepuluh jarinya.
"Haaa? Sephuluh? Itu lama syekali, Abi!"
"Hanya sepuluh menit. Bukan sepuluh jam, oke?"
Gadis kecil itu kembali berlagak seperti orang yang sedang berpikir keras. Dia mengetuk-ngetukkan jarinya di pelipisnya.
"Sepuluh menit, ya?" tanya Hanif lagi meminta persetujuan sang bocah.
"Hmmm, ote (oke)!" kata Aisyah pada akhirnya.
"Dian! tolong awasi Aisyah sebentar, ya! saya mau lanjutin rapat dulu. Paling hanya sepuluh menitan lagi," kata Hanif menyuruh salah seorang staf untuk mengawasi Aisyah.
"Oh iya, Pak!" jawab Dian. "Ais, ikut kakak yuk!"
"Tapi Abi janan boong, ya! Janan lama," kata si kecil Aisyah memperingatkan.
"He em. Nggak lama, kok!" jawab sang Abi.
Lalu Hanif pun kembali melanjutkan rapat.
Waktu 10 menit yang dijanjikan oleh Hanif ternyata tak dapat dia penuhi. Nyatanya rapat itu membutuhkan waktu yang lebih banyak dari yang dia perkirakan.
Aisyah mulai bosan.
"Akak, Ais lapaaal (lapar)," rengeknya.
Dian, staf yang disuruh menjaga Aisyah sedang fokus menginput data saat mendengar anak dari bosnya itu merengek.
"Bentar ya Ais. Kkak masih sibuk, nih. Kalau ini sudah selesai, nanti kita cari makanan, ya, ya, ya?" bujuk Dian sambil tangannya masing ketik-ketik di atas keyboard komputer.
***
Di sisi lain gedung Inanta Group, terdapat sebuah pantry. Seorang gadis berusia 21 tahun sedang sibuk membuatkan kopi untuk para karyawan perusahaan itu.
Tok!Tok!Tok!
Gadis itu menoleh. Seorang lelaki dengan kemeja biru sedang bersandar di pintu pantry.
"Ummi, antarin kopi ke ruang Pak Heru, ya!" kata lelaki itu.
"Satu ajakah, Mas?" tanya gadis bernama Ummi itu.
"He em. Kalau kamu nggak keberatan sih, bisa juga antar ke ruanganku sekalian," jawab Dirga.
Wanita yang ternyata bernama Ummi itu mengangguk sambil tersenyum.
"Baiklah, takarannya seperti biasa ya, Mas?" tanya gadis itu.
"Yoi!!! jangan lama-lama, ya!" kata pria itu seraya berlalu pergi dari pantry itu.
Usai menyiapkan kopi yang diminta oleh karyawan bernama Dirga tadi, Ummi pun mengantarkan kopi tersebut ke ruangan Pak Heru kemudian segera mengantar segelas kopi lagi ke meja kerja Dirga.
"Ini Mas kopinya!" kata Ummi sembari meletakkan kopi di atas meja.
"Kopi Pak Heru sudah?"tanyanya.
"Sudah," jawab Ummi.
"Kalau begitu, nanti tolong antarkan file ini ke ruangan pak Hanif," kata Dirga lagi.
"Pak Hanif siapa ya, mas? Di divisi apa?" tanya Ummi mengingat-ingat.
Dia baru tiga bulanan bekerja di perusahaan ini sebagai office girl, dan seingatnya dia tak kenal dengan seseorang bernama Hanif di sini.
"Pak Hanif CEO, di lantai 54," jawab Dirga seraya menyerahkan beberapa file ke tangan Ummi.
"Hah?"
Ummi termangu. Sekarang dia baru ingat kalau di sini ada seorang Hanif yang terkenal di lingkungan karyawati. Hanif CEO! Orang yang selalu jadi perbincangan karyawati wanita di kantor ini.
"Kenapa? Merasa dapat anugrah ya? hahaha ..." ledek Dirga.
Ummi tersentak dari ketermanguannya.
"Mas Dirga ini! Anugrah apanya? Saya kan cuma disuruh ngantarin ini, kan?" tanyanya.
"Hahaha, Ummi, Ummi! Kamu nggak tau aja sih ada berapa banyak cewek yang berharap aku nyuruh mereka ngantarin sesuatu ke Hanif kayak begini. Dan sekarang aku ngasih kamu kesempatan itu, terima kasih, donk!"
Ummi mengedip-ngedipkan matanya heran.
"Terima kasih buat apa, Mas?"
"Haisss, kamu itu susah nyambungnya, Mi! udah antarin gih sana!"
"Hmmm, oke deh."
Setelah mengantar nampannya ke pantry, Ummi pun langsung mengantar file itu menuju lantai 54 gedung itu. Setelah mencari-cari di mana ruang kerja CEO, akhirnya Ummi pun menemukannya.
"Mbak, saya mau ngantarin file untuk pak Hanif," kata Ummi sopan pada sekretarisnya Hanif yang meja kerjanya berada di luar ruangan CEO itu.
"Sini! Berikan sama saya aja. Pak Hanif lagi rapat," kata wanita itu.
Tak banyak yang bisa dilakukan disitu. Ummi sampai geleng-geleng kepala mengingat kata-kata Dirga yang menyuruh dia berterima kasih padanya. Terima kasih buat apa coba? Kan tenaganya yang keluar untuk mengantarkan file ini kesini? Ketemu orangnya aja dia tidak pernah, mau terima kasih bagaimana maksudnya?
Usai mengantarkan file itu, Ummi pun segera kembali ke bawah. Saat hendak masuk ke dalam lift, dia melihat seorang anak kecil berhijap bersama ibunya. Dalam hatinya merasa miris. Kenapa saat anaknya memakai hijap, ibunya malah berpakaian minim?
Tapi Ummi tidak ambil pusing, toh itu bukan urusannya. Ketika dia sampai di bawah, pekerjaannya telah menunggunya kembali.
"Ummi, kopi!!"
"Ummi, tolong ambilkan staples di depan!"
"Ummi, fotocopy!"
"Ummi ...!!!"
"Ummi ...."
Hingga menjelang sore, akhirnya pegawai yang menyuruh-nyuruhnya mulai berkurang satu persatu. Dan kini dia kembali ke pantry. Perutnya pun mulai lapar, dan Ummi baru ingat kalau dia lupa makan siang.
Tak sempat membeli makan siang lagi, akhirnya Ummi memutuskan untuk menyeduh mi instan dalam kemasan cup saja. Perutnya benar-benar lapar sekarang.
Tak menunggu lama mie instan itu terhidang, Ummi pun mulai menyuap mie instan itu ke dalam mulutnya.
"Ummi ...."
Dasar! Baru juga makan sesuap sudah ada saja yang memanggil-manggil dia.
"Hmmm ... ?"
Ummi buru-buru meraih air minum meneguknya dan .... tunggu dulu! Bukankah itu seperti suara anak kecil?
"Ummi ...."
Kini Ummi menoleh dan tak sempat dia berpikir jenih, seorang bocah kecil perempuan berhijap kini memeluknya.
****
Bersambung ....
Anggraini dan Teguh menikah sudah lima tahun. Keduanya sepakat untuk menganut prinsip childfree. Hingga akhirnya Anggraini mendapati kalau suaminya itu telah menikah lagi dan memiliki anak dari pernikahannya itu. Sakit? Sudah pasti. Balas dendam? Tidak mungkin tidak. "Jika Mas Teguh memang ingin childfree, maka akan kuwujudkan. Dia tidak akan memiliki anak dari wanita manapun, dari aku dan tidak juga wanita itu!
"Yang pertama, kujelaskan di sini. Kita menikah adalah atas dasar kesukarelaan satu sama lain, bukan karena keterpaksaan. Aku tidak suka dianggap memaksa seseorang untuk kunikahi," katanya. Tanpa sadar aku mengangguk seolah aku paham apa yang dia maksud. Padahal jelas- jelas bagiku tetap saja ini keterpaksaan. "Yang kedua, ini bukan pernikahan kontrak seperti yang sering kau tonton pada drama- drama di televisi. Jadi dalam pernikahan ini, jangan harap akan ada perceraian. Jadi jika kau ingin terbebas dari pernikahan ini. Cuma ada dua kemungkinan. Salah satu dari kita mati. Atau jika pun memang harus ada perceraian, itu karena aku yang menginginkannya," katanya dengan nada yang tiba- tiba berubah mengintimidasi. Demi hutang, Lila terpaksa harus rela menjadi istri keempat seorang tuan tanah kaya raya yang dijuluki tuan Thakur. Mampukah dia menjalani pernikahan ini? Follow ig author @ema_ahman Visual gambar by pexels.com Edit Cover by PicsArt"Yang pertama, kujelaskan di sini. Kita menikah adalah atas dasar kesukarelaan satu sama lain, bukan karena keterpaksaan. Aku tidak suka dianggap memaksa seseorang untuk kunikahi," katanya. Tanpa sadar aku mengangguk seolah aku paham apa yang dia maksud. Padahal jelas- jelas bagiku tetap saja ini keterpaksaan. "Yang kedua, ini bukan pernikahan kontrak seperti yang sering kau tonton pada drama- drama di televisi. Jadi dalam pernikahan ini, jangan harap akan ada perceraian. Jadi jika kau ingin terbebas dari pernikahan ini. Cuma ada dua kemungkinan. Salah satu dari kita mati. Atau jika pun memang harus ada perceraian, itu karena aku yang menginginkannya," katanya dengan nada yang tiba- tiba berubah mengintimidasi. Demi hutang, Lila terpaksa harus rela menjadi istri keempat seorang tuan tanah kaya raya yang dijuluki tuan Thakur. Mampukah dia menjalani pernikahan ini?
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."