/0/2297/coverbig.jpg?v=2eaae2e70c8bfa24da91d073599638b8)
Fuad, adalah sosok pemuda pendiam yang selalu mengaitkan segala sesuatu dengan mengedepankan perasaan. Bagaimana tidak? Apa yang menjadi perkataan orang, pasti menjadi sebuah pikiran. Menepis segala keraguan yang ada dalam pikiran orang, terlebih dari kedua orang tuanya. Hal demikian pula yang menjadi alasan dia mencari pekerjaan hingga keluar jauh dari kampungnya. Hingga dari hal itu pula, dia dapat mengenal beberapa wanita yang berhasil merebut hatinya. Kondisi demikian menimbulkan sebuah konflik tersendiri dalam jalan menuju penggapaian impian yang diidamkan oleh Fuad. Memikirkan sebuah pekerjaan saja kadang membuat Fuad merasa terperanjat, ditambah lagi perihal perasaan yang terkadang berampas kehampaan? Bagaimana kisah Fuad dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan dengan pekerjaan serta perasaan?
Namanya juga mendung. Tak selamanya ia mampu mengundang hujan. Hadirnya hanya memberi isyarat kepada makhluk bumi agar lebih siap ketika hujan turun kembali membasahi. Sedia payung sebelum hujan, mungkin suatu selogan yang tidak asing lagi terdengar pada sepasang telinga kita. Perihal mendung dan hubungan, seakan menjadi sebuah kalimat yang berbeda, namun hampir mirip dalam pemberian makna. Bagaimana tidak? Ketika mendung mampu hadir tanpa memberi hujan, begitupula sebuah hubungan. Ia mampu hadir memberi kenyamanan, datang dengan sebongkah kata kepalsuan.
I love you, I Miss You, dan lain sebagainya. Namun tanpa berdasarkan sebuah rasa sayang yang timbul dari perasaan.
Aku menamainya sebagai sebuah tabir dari kepalsuan. Dan hal demikian adalah salah satu hal yang paling aku takutkan dalam sebuah hubungan. Bagaimana tidak? Ketika kita sudah merasa nyaman dengan suatu hubungan, kita hanyut dalam asmara perasaan, terlebih kita mendengar kata I Love You, ataupun berupa tulisan dari dirinya yang ditunjukkan untuk kita. Kita bahagia, tentu saja. Karena dia yang mengatakan atau menuliskan adalah orang yang kita anggap istimewa dalam hidup, dan ternyata dia datang dan mengatakan hal demikian tanpa didasari dengan sebuah rasa sayang. Sakit, tapi tak berdarah kawan.
Panggil saja aku Fuad, seorang laki laki yang sedang merasakan sakit karena seorang wanita. Wanita yang aku anggap istimewa, wanita yang aku anggap mampu menjadi alasanku bahagia. Dan ternyata seperti yang aku takutkan sebelumnya, dia datang dengan sebongkah cinta, lalu pergi meninggalkan sebuah luka.
Tepat hari ini, hari dimana memasuki tahun ke 2 hubungan asmara yang telah dirajut bersama. Dan kandas dengan begitu indahnya. Ada laki-laki lain yang datang, dan berhasil merebut hatinya. Pedih, tragis, mengenaskan jika boleh aku katakan. Rencana hubungan melangkah sampai jenjang pernikahan, namun kenyataan harus kandas ditengah jalan.
"Beb, ada waktu libur Minggu ini?" Aku teringat dia memberi pesan singkat, dan begitu indah terlihat pada layar gadget-ku.
"Ada, Beb, besok malam Minggu." Balasku singkat.
"Kita jalan ya, ada sesuatu hal serius yang harus aku katakan." Chelsi kembali membalas tak berselang lama.
Chelsi, itulah nama perempuan yang pernah menjadi kekasihku kala itu. Perempuan dengan paras yang sangat luar biasa. Dari ujung rambut dikepalanya, sampai ujung kaki jarinya. Rasa-rasanya dia adalah bidadari dari surga yang sudah Tuhan ciptakan dan hadirkan didunia. Sempurna, aku menilai dirinya. Dari fisik yang dimiliki olehnya, adalah salah satu alasanku mengagumi dirinya. Terlebih sifat yang dimiliki, ketika dia melontarkan sebuah kalimat dari mulutnya, seakan itu adalah musik simponi yang begitu indah aku dengar. Menentramkan, seakan duka seketika sirna ketika mendengar suara darinya. Jika suaranya saja mampu memberi efek demikian, apalagi senyum yang terpancar. Luar biasa, salah satu alasan aku menyempatkan namanya disetiap doa yang aku pinta.
Malam Minggu, malam yang sebelumnya tak pernah aku pikirkan akan menjadi seperti ini jadinya. Malam yang aku anggap menjadi sebuah kebahagiaan seperti malam-malam sebelumnya, nyatanya berbalik dengan ekspektasi yang ada dalam pikiran serta hati.
"Hay Beb, bagaimana kuliahmu?" Aku membuka percakapan diantara kami.
"Baik Beb, ya.. beginilah. Sibuk terus ngejar skripsi." Tutur Chelsi sembari menyerutup teh tarik kurma kesukaan yang pasti dia pesan ketika kami bersama.
Dari sini aku sudah merasa aneh, tidak sepertu biasanya. Sikap Chelsi, sungguh tidak seperti biasanya yang periang.
"Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanyaku.
Dia hanya diam, sembari sesekali menatapku dengan wajah penuh kesedihan.
Pikirku semakin penasaran saja dibuat olehnya. Ada apa? Batinku. Padahal rasanya tidak ada masalah antara hubungan kita. Ditengah-tengah kalimat tanya yang aku rasakan, Chelsi akhirnya membuka percakapan.
"Kamu cinta beneran sama aku?" tanya Chelsi, sebuah pertanyaan yang seakan tidak pantas diucapkan.
"Kau benar-benar menanyakan hal itu?" balik aku bertanya.
Chelsi hanya menghela napas panjang. Dia menengok kekanan kekiri mengisyaratkan sebuah kegelisahan.
Aku seakan dibuat bingung atas sikapnya seketika.
"Beb, tak pantas rasanya kau menanyakan hal demikian. Padahal sedang aku usahakan untuk segera menjalankan pernikahan denganmu setelah kelulusan." Ucapku.
Chelsi hanya diam, tak berucap.
"Aku sisihkan uang dari sedikit untuk biaya pernikahan seperti yang pernah kita janjikan. Bagaimana pantas kau menanyakan hal demikian?" kembali aku berucap dengan pertanyaan memojokkan.
Chelsi kembali menyerutup teh tanpa menikmatinya.
Segera dia mengeluarkan sesuatu dari tas miliknya. Ia menyodorkan pelas diatas meja, sembari berkata lirih.
"M-mmaf" itulah kata lirih yang terlontar dari bibir manisnya.
"Apa ini?" Segera aku raih sesuatu itu, aku buka dengan penuh rasa.
Happy Wedding
Ali & Chlesi
Aku tidak melanjutkan membukanya.
"Beb, apa ini?" tanyaku masih tak percaya, dan tidak tahu maksutnya.
Chelsi hanya memalingkan wajah, dan kulihat pipinya basah oleh air mata.
"Beb!" Dia sama sekali tak mengubris panggilanku. Dia hanya tersedu sedu menahan tangis, tanpa berucap sepatah kata.
Aku lanjutkan saja membuka sesuatu itu. Dan boom, rasa seperti tersayat seribu pedang tumpul, bagai tersambar petir yang menggelegar menyambar. Aku terdiam, gemetar tak karuan. Demikian pula dengan Chelsi, sesekali tatapan matanya kepadaku menambah duka yang tak terencana itu.
"Ali? Kau mau menikah dengan Ali? Yang kau katakan laki-laki yang pernah datang dengan janji, dan pergi menancapkan duri?" aku masih dibuat tidak percaya dengan kenyataan yang ada.
Seperti awal perkenalanku dengan Chelsi di cafe yang sedang kami tempati. Aku mengenal dia dari saling tatap, dan aku beranikan diri untuk berkenalan, hingga sampai saat ini sukses menjalin sebuah hubungan.
Ali adalah laki-laki yang pernah menjadi alasan Chelsi menjadi patah hati. Dan meninggalkan Chelsi 2 tahun lalu tanpa alasan. Begitulah yang aku ketahui sedikit cerita dari mereka. Aku tak pernah mengungkit masa lalu milik mereka, hingga aku tersadar bahwa Chelsi, perempuan yang sudah aku jadikan komitmen sampai pernikahan, ternyata masih memendam perasaan terhadap mantannya.
"Tolong jelaskan ini Beb," Aku meminta penjelasan kepada Chelsi dengan nada lirih.
Chelsi sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata kecuali maaf tadi. Ia hanya menangis, meneteskan air mata. Lalu bergegas pergi meninggalkanku sendiri dengan undangan pernikahan miliknya.
Aku terdiam, mengeluarkan bungkus rokok dalam saku jaket. Menghisapnya perlahan, meremas undangan yang telah diberikan. Aku masih tetap terdiam dengan seribu satu tanda tanya yang belum aku temukan jawabannya.
Dia tidak mencintaimu, dia hanya kesepian dan kebetulan ada kamu.
Satu quotes dari Wira Nagara yang begitu pas jika aku rasa.
Tidak menutup sebuah kemungkinan, bahwa hadirku dalam hatinya, hanyalah suatu pelampiasan semata. Pelarian atau apalah istilahnya. Sungguh, hal demikian begitu sakit sesak jika dirasakan.
Untuk sesaat, dengan kopi aku mampu melupakanmu, kekasih. Kini tinggal mencari cara untuk berhenti merindukanmu.
Ujar temanku yang pernah mengatakan hal itu.
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.