Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Gadis Simpanan yang Melahirkan Anakku
Gadis Simpanan yang Melahirkan Anakku

Gadis Simpanan yang Melahirkan Anakku

5.0

Seorang gadis belia yang terlihat lugu dan polos terpaksa menjadi simpanan seorang CEO kaya raya dan berpengaruh di Amerika demi menyelamatkan ayahnya yang sekarat. Tidak hanya sebagai pelampiasan nafsu, CEO itu ingin gadis tersebut mengandung anaknya, karena sang istri yang tidak mampu memberikan keturunan. Dalam dunia penuh kemewahan dan rahasia kelam, gadis itu harus memilih antara harga dirinya atau cinta yang perlahan tumbuh di tempat yang salah.

Konten

Bab 1 Awal Menuju Neraka

Gema suara klakson dan hembusan angin dingin kota New York menusuk hingga tulang. Claire, gadis dua puluh tahun dari pinggiran texas yang terbiasa mendengar suara jangkrik disaat malam hari. Berdiri terpaku diantara gedung-gedung pencakar langit yang terasa terlalu megah, terlalu cepat, terlalu... asing. Ini dunia yang berbeda jauh saat dirinya masih di pinggiran kota yang sunyi.

Gaun hitam selutut menempel di tubuhnya, membentuk lekuk tubuhnya yang ideal, dan begitu anggun di tubuh mungilnya. Rambut yang biasanya dia kuncir rapi kini dibiarkan terurai, karena permintaan manager event tempatnya dia bekerja paruh waktu. Gala amal yang di gelar di ballroom mewah Hotel Royale Manhattan, dan Claire hanya salah satu dari banyak pelayan wanita yang ditugaskan menyajikan sampaye dan senyum palsu.

"Claire! Tray-nya kosong!" seru Diana, supervisornya, dari balik pintu dapur.

Claire buru-buru kembali ke dapur, mengambil baki yang berisi gelas tinggi berkilau. Tangannya sempat bergemetar sebelum menarik napas panjang. Claire tahu, satu kesalahan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, padahal dia begitu sangat butuh uang malam ini. Biaya pengobatan ayahnya tidak mungkin menunggu belas kasihan orang lain.

Claire kembali melangkahkan kakinya ke ballroom dengan baki di tangannya, berjalan hati-hati di antara tamu-tamu yang terlihat begitu mencolok, karena memang yang datang dari kalangan atas. Mereka tertawa angkuh dan seolah hidup tidak pernah memberi luka pada mereka.

Lalu pandangannya terkunci pada sosok pria di ujung ruangan. Dia berdiri menyendiri, tidak berbicara dengan siapa pun. Jas hitam armani membalut tubuh tingginya yang tegap, dan ekspresi dingin di wajah tampannya menunjukkan bahwa dia bukan tamu biasa. Pria itu tidak melihat siapa pun, sampai matanya bertemu dengan mata Claire.

Claire segera menunduk dan mempercepat langkah kakinya. Tapi, saat dia melewati pria itu, suara berat menghentikannya.

"Kau baru di sini?"

Claire berhenti. Dia menoleh bingung. "Maaf, apa tuan bicara dengan saya?"

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kamu bekerja di hotel ini?" tanyanya, nada suaranya datar namun memerintah.

Claire menelan ludah. "Bukan, saya hanya bekerja paruh waktu... untuk malam ini saja."

Pria di depannya mengangguk, kemudian mengambil gelas dari baki tanpa melepas tatapan matanya dari Claire. "Namamu siapa?"

"Claire," jawabnya lirih.

"Nama yang indah. Tapi terlalu bersinar berada di tempat seperti ini."

Claire tidak tahu harus menjawab apa. Dia membungkuk sopan, lalu segera menjauh.

Di luar gedun hujan rintik-rintik mulai turun saat Claire menunggu bus malam. Kakinya pegal, bajunya sedikit lembab karena keringat dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Pikirannya terus mengulang kejadian di ballroom tadi. Tatapan pria itu... entah kenapa terasa menusuk hingga tulangnya.

Tiba-tiba mobil hitam berhenti di hadapannya, membuat Claire penasaran siapa yang ada di dalam mobil itu. Tak lama jendela diturunkan, seorang pria berjas, bukan pria tadi tapi sopirnya tampak menyodorkan kartu kecil kepadanya dengan ragu-ragu Claire menerimanya.

"Tuan, Nathan ingin berbicara dengan anda. Ada yang ingin tuan bicarakan dengan anda secara pribadi."

Claire menatap kartu kecil itu. Ada barisan nama Nathaniel Kingsley, CEO dari Kingsley Corporation beserta alamat dan nomor telepon, dengan tangannya yang gemetar saat membacanya.

"Dia bukan orang sembarangan," lanjut sang sopir. "Kalau saya jadi anda, saya tidak akan menolak kesempatan bagus saat ini."

Setelahnya mobil itu melaju dan meninggalkan Claire yang termangu di pinggir jalan, di guyur hujan dan rasa bingung yang mulai menyesakkan.

Satu minggu kemudian, di sebuah kafe kecil dekat dengan rumah sakit tempat ayahnya di rawat, Claire dudu berhadapan dengan wanita berjas mahal, asisten pribadi Nathaniel Kingsley."

"Saya menemui nona atas perintah tuan, Nathan. Beliau akan menanggung semua biaya pengobatan ayah, nona di rumah sakit swasta terbaik di negara ini. Termasuk transplantasi dan seluruh terapi lanjutan," ucap wanita itu tegas.

Claire mencengkeram gelas kopinya begitu erat, bagaimana bisa pria itu tahu jika ayahnya sedang membutuhkan biaya banyak. "Sebagai gantinya saya harus bekerja apa?"

"Menjadi simpanan tuan dan melahirkan seorang anak untuknya. Nanti nona akan menandatangani kontrak kerja yang secara khusus di buat oleh tuan."

"A-apa maksud anda... simpanan?" tanya Claire gugup.

Wanita dihadapannya tidak menjawab langsung, dia hanya menggeser sebuah map ke hadapan Claire.

"Kontrak ini berlangsung sampai nona bisa melahirkan seorang anak untuk tuan, tidak akan ada yang tahu selain nona, saya, dan tuan. Nona juga akan tinggal di apartemen milik tuan, Nathan. Segala kebutuhan nona akan dipenuhi dan tugas nona hanya melayani tuan dan mengandung anaknya."

Claire terdiam seolah dunia berhenti berputar. "Apa dia belum menikah?"

"Sudah, akan tetapi istri tuan tidak bisa mengandung."

Claire menatap map dihadapannya. Lalu mengingat wajah ayahnya yang pucat, suara yang semakin melemah setiap hari. Biaya rumah sakit yang tidak sanggup dia bayar dan semakin membuatnya bersalah karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk ayahnya.

"Aku akan... kupikirkan lebih dulu," gumamnya, suaranya nyaris tidak terdengar.

Wanita di hadapannya hanya mengangguk dan menggeser satu amplop coklat.

"Isi kartu ini akan tersedia dalam dua puluh empat jam setelah nona menandatangani, termasuk pembayaran awal untuk pengobatan ayah, nona.

Malam itu, Claire duduk di samping ranjang rumah sakit, menggenggam tangan ayahnya yang lemah. Ayahnya membuka mata sejenak dan tersenyum lemah pada Claire.

"Ayah bangga padamu, Claire. Maaf ayah tidak bisa membantumu dan membuatmu semakin susah..."

Claire menahan air matanya, "Ayah cuma perlu sembuh itu saja, sudah cukup membuat Claire bahagia. Karena hanya ayah yang Claire miliki saat ini," ucapnya. Tapi, di dalam hatinya, dia tahu keputusan sudah dibuat. Dia hanya belum sanggup jika nanti sang ayah tahu maka akan kecewa kepadanya.

Esok harinya, Claire datang ke kantor Kingsley Corporation. Di lantai paling atas, dia disambut langsung oleh Nathan yang menghancurkan ketenangannya dalam sekali tatap.

"Selamat pagi, Claire," suara Nathan terdengar pelan, namun dalam dan tajam.

"Mulai hari ini kamu bekerja untukku," lanjut Nathan sambil berjalan mendekat. "Dan ada satu hal yang perlu kamu ingat, tidak akan ada pria lain dalam hidupmu selama kamu mengandung anakku."

Claire menatapnya dengan mata membulat. "Maksud anda..."

"Kau milikku, Claire. Tubuhmu, waktumu, bahkan pikiranmu. Jika kau melanggar, aku tidak akan segan menghapus semua bantuan yang sudah kuberikan."

Ya, dan saat Claire menandatangani kontrak itu, dia tahu telah mengambil langkah awal dia menuju neraka. Ya, neraka yang telah diciptakan oleh Nathan dan Claire tidak bisa keluar dari neraka itu dengan mudah.

Nathan yang berjalan di belakang Claire, tiba-tiba saja langsung memeluknya dari belakang dengan erat. Bahkan, Nathan juga memberikan sebuah kecupan hangat di tengkuk Claire. Mungkin ini hal gila yang dilakukan oleh Nathan, dimana dia berani memeluk dan mencium wanita lain di ruangannya.

"A-apa yang anda lakukan tuan," ucap Claire pelan dan sedikit gugup.

"Panggil aku Nathan," ucapnya tegas.

Nathan melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Claire, sehingga saat ini mereka saling berhadapan. "Dengar, Claire! Aku ingin kamu memanggilku Nathan!"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY