Rury kaget saat mendapat pesanan Henna dari perempuan yang ternyata selingkuhan suaminya itu. yuk. ikuti bagaimana dia menghancurkan pesta pernikahan suaminya itu.
Rury kaget saat mendapat pesanan Henna dari perempuan yang ternyata selingkuhan suaminya itu. yuk. ikuti bagaimana dia menghancurkan pesta pernikahan suaminya itu.
Costumer Karen
[Kak, bisa ngerjain henna tangan buat tanggal 20 Agustus ini?]
Sebuah chat masuk pagi itu, saat aku baru selesai menyuapi Rangga, putraku yang berusia empat tahun di teras depan rumah.
[Insyaallah bisa Kak, mau buat acara pernikahan atau pertunangan?]
Langsung kubalas chat tersebut, rejeki tak boleh di tolak, dan saat kuingat-ingat pada tanggal itu aku tak ada pesanan.
[Pernikahan Kak. Aku mau yang henna putih sama nail art-nya sekalian, bisa minta list harga?]
[Bisa Kak. Untuk henna putih untuk sepasang tangan mulai tiga ratus ribu hingga tujuh ratus ribu rupiah, dan untuk henna maroon mulai dua ratus hingga lima ratus ribu rupiah. Untuk nail art mulai harga seratus hingga dua ratus lima puluh ribu Kak, semua tergantung model yang dipilih ya.]
[Itu sudah nggak nambah uang buat transport Kakak ke rumahku 'kan?]
[Benar Kak, itu sudah all in, tak ada biaya tambahan lagi.]
[Oke kalau begitu nanti kirim foto-fotonya ya Kak. Aku pinginya yang kelihatan eksclusive gitu, meski mahal nggak jaddi masalah deh. Nanti rekomendasikan pula yang menurut Kakak paling bagus.]
[Siap Kak. Ini dengan Kakak siapa ya?]
[Aku Karenina Kak, tadi aku sudah kirim pertemanan ke fb Kak Rury, tapi belum diterima.]
[Oh maaf ya Kak, soalnya kalau pagi masih ribet ngurus anak nih, setelah ini ku konfirmasi dan ku kirim foto-fotonya di sini ya. Aku simpan kontaknya ya Kak.]
[Oke Kak, ditunggu. Iya nomer Kak Rury juga sudah aku simpan kok.]
[Terima kasih Kak]
Setelah menyimpan kontaknya dengan nama Costumer Karen, aku langsung mengirim beberapa foto-foto yang tadi di mintanya.
"Mama, Rangga mau maem buah," ucap putraku yang bicaranya sudah tak cadel lagi.
"Mau maem buah apa Sayang?" jawabku sambil mengelap pucuk bibirnya yang sedikit belepotan karena makan tadi.
"Mau apel sama semangka," jawabnya sambil tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang mulai sedikit gigis.
"Iya Sayang, sebentar ya, biar dikupasin sama Bik Nurma dulu ya..."
Rangga mengangguk dan kembali bermain dengan mobil-mobilannya.
"Bik, tolong kupasin apel sama semangka sebentar ya," kataku pada asisten rumah tangga yang saat itu sedang menyapu.
"Baik, Bu," jawabnya sambil masuk ke dalam rumah.
Aku masih menunggu balasan dari pemesan baruku itu, sudah centang dua biru semua, mungkin dia sedang memilih-milih dan bingung dengan banyaknya pilihan yang kukirimkan.
"Ma, Papa kapan pulang, Rangga kangen nih..." celetuk Rangga sambil bermain.
"Nanti malam atau besok pagi gitu Sayang, kata Papa. Masak sih baru di tinggal Papa dua hari saja sudah kangen?"
"Iya kangen banget, Ma. Kan kalau pulang Papa selalu beliin Rangga mainan, jadi Rangga selalu kangen dengan kepulangan Papa, hehehe," jawab Rangga sambil tersenyum.
"Berarti kangen sama mainannya aja dong Sayang, nggak kangen sama Papa?" tanyaku mencoba menggodannya.
"Emmm...dua-duanya sih Ma. Mama teleponin video Papa dong, Rangga mau pesen mainan," ucap Rangga yang kini telah berdiri di samping tempat dudukku.
"Iya...iya ayok."
Aku pun langsung mencoba mem-video call, Mas Satria-suamiku. Kebiasaan Rangga jika sudah kangen sama Papanya pasti langsung minta video call. Dia langsung girang saat tahu aku sedang menelepon Papanya. Namun tiga kali panggilanku tak mendapat respon dari Mas Satria.
"Sepertinya Papa sedang sibuk Sayang atau malah masih bobok, nanti siangan saja ya kita telepon lagi," bujukku pada Rangga yang teihat kecewa.
"Ngga mau! Pokoknya Rangga maunya sekarang, kangen banget nih sama Papa, Ma!" Rangga mulai merajuk.
Aku kemudian mencoba menelepon Mas Satria lagi, meski berdering, namun tak dihiraukannya panggilanku ini. Aku kemudian mengirim pesan padanya.
[Pa, lagi repot atau lagi ngapain sih? Nih Rangga kangen katanya minta vc, angkat sebentar dong!]
Tak lama chat yang kukirim berubah menjadi centang biru, berarti sudah dibuka, dan terlihat Mas Satria sedang mengetik.
[Aku lagi sama orang-orang kantor nih, Ma. Nggak enaklah,]
[Bentar aja, Pa. Tau sendirikan Rangga bisa nangis seharian kalau sedang kangen kamu.]
[Ya sudah bentar saja ya. Biar aku yang telepon saja.]
"Sayang sini dipangku mama, Papa mau vc nih. Tapi sebentar saja ya, soalnya Papa kan lagi sibuk," ucapku sambil mengangkat Rangga yang terlihat amat bahagia.
"Assalamualaikum anak ganteng papa," ucap Mas Satrio saat vc itu di mulai.
"Waalaikumsalam, Pa. Kapan pulang Rangga kangen!" teriak anakku saking girangnya.
"Besok pagi Sayang, mau dibawain mainan apa nih?" tanya Mas Satrio.
Kubiarkan anak dan suamiku itu mengobrol lewat vc, pikiranku justru tertuju pada backgroud tempat duduk Mas Satrio. Terdapat korden dan tivi Lcd yang menggantung di tembok dibawah sebuah AC, mirip sekali seperti di sebuah kamar, tepatnya seperti kamar hotel.
Bukankah tadi dia bilang sedang bersama orang-orang kantor, tapi kok kayak di kamar sih? Jangan-jangan? Aku kemudian mencoba menepis pikiran buruk itu, siapa tahu itu memang ada di ruangan kantor, bisa jadi 'kan? Hingga kemudian kudengar suara seorang perempuan tertawa lirih dan berkata, "ihhh nakal deh!" . Aku sangat yakin suara itu berasal dari sekitar Mas Satrio, suara manja seorang wanita yang sedang di goda.
"Asyik buahnya datang!" Rangga beralih menuju meja kecil yang berada di sampingku, saat pesananya dibawakan oleh Bik Nurma.
Aku kemudian berdiri dan berjalan sedikit menjauh dari Rangga, dengan video call yang masih tersambung. Aku ingin menanyakan kejanggalan tadi pada Mas Satrio.
"Pa baru saja aku mendengar suara manja seorang perempuan di sana, kamu sedang berada di mana sebenarnya?"
Mas Satrio terlihat kikuk, mendengar pertanyaanku barusan. Tentu saja hal itu membuatku makin curiga.
"Oh...oh...ini orang kantor kan ada juga yang cewek, Ma. Lagi bercanda saja tadi," jawabnya sambil tersenyum, namun hal itu tak bisa kupercaya, karena suara wanita tadi terkesan sangat manja sekali.
"Hemmm benarkah, coba dong kamu arahin kameranya ke orang-orang kantor itu!" titahku spontan.
"Aduh kamu ini ada-ada saja. Malulah aku sama mereka, dikira apaan nanti. Sudah dulu, Ma, nanti malam aku telepon lagi. Assamualaikum."
Tanpa persetujuan dariku, Mas Satrio langsung mematikan panggilan itu, kebiasaan banget.
Aku kembali duduk di samping Rangga yang sedang makan buah, sambil terus memikirkan suara wanita tadi. Dan tentu saja hal itu membuatku berpikir kemana-mana. Hingga kemudian ada chat masuk, dan aku pun langsung membukanya.
[Kak, aku pilih henna putihnya dan nail artnya yang ini aja ya. Ini tadi pilihan calon suamiku loh, katanya pas banget buat aku, cantik. Berapa semuanya Kak?]
Ternyata itu chat dari Karen, yang disertai dua buah foto henna putih dan nail art pilihannya. Bagus memang dan ini menjadi yang paling mahal di koleksiku.
[Wah pilihan yang tepat itu Kak, pintar sekali calon suaminya milih. Semuanya sembilan ratus ribu rupiah Kak, all in.]
[Oke Kak kalau begitu aku mau. Nanti ku-sharelok lokasi rumahku ya Kak, soalnya ini masih di hotel, hehehe.]
[Siap Kak, ditunggu segera ya, biar aku pelajari lokasinya dan nggak bingung saat hari H. Kan tinggal tujuh hari saja nih, Kak. Terima kasih banyak ya.]
[Sama-sama Kak. Pasti setelah sampai rumah, akan segera ku kirim shareloknya. Maaf ya Kak mendadak, soalnya rencana nikahnya juga mendadak banget sih, hehehe.]
[Iya nggak apa-apa Kak, semoga semuanya lancar hingga hari H ya.]
Pikiran burukku pada Mas Satrio seketika menghilang, karena terkalahkan dengan bahagianya mendapat orderan kali ini, karena sudah sekitar sebulan tak ada pesanan sama sekali, karena memang sebenarnya sedang tak musim nikahan sih.
Aku membuka jasa henna ini memang masih dua bulanan, sebenarnya bukan karena ingin dapat uang, namun karena aku suka sekali menggambar cantik, hingga ada suatu kepuasan tersendiri, jika melihat tangan cantik para pengantin wanita hasil karyaku itu.
Aku mencoba berbaik sangka lagi pada suamiku, mungkin saja yang dikatakannya tadi ada benarnya, bukankah di kantor ada juga pegawai wanita? Mungkin aku saja yang terlalu parno karena seringnya mendengar perselingkuhan dari suami teman-temanku.
Iseng kemudian aku melihat status wa teman-temanku, hal yang biasa dilakukan emak-emak untuk menghilangkan kegabutannya. Nampak di deret paling atas ada nama 'Costumer Karen', dan tentu saja aku langsung membuka status dari pelanggan baruku itu.
INDAHNYA DUNIA BILA BERSAMAMU SAYANG
Begitu status itu ditulis dengan disertai sebuah foto seorang wanita cantik berambut pirang sedang memeluk mesra seorang lelaki berambut gondrong yang dikuncir keatas. Dan laki-laki itu tak lain adalah Mas Satrio-suamiku, yang tadi baru saja vc denganku dan Rangga dengan memakain kaos warna putih yang sama.
*duh apa nih yang harusnya dilakukan Rury melihat kemesraan antara suami dan pemesan henna tangannya itu?
Next nggak nih?
Saat mencari ikat pinggang kutemukan sabun imut kecil di tas kerja suamiku. Dan dari sabun itu, aku bisa menguak banyak rahasia suamiku itu.
Mas Bambang yang menikahiku selama lima tahun, dan selama ini bersikap seolah suami yang setia, ternyata tukang selingkuh. Lanjutkan kebohonganmu Mas, aku akan tetap main cantik hingga bisa memiskinkan dan membuatmu menyesal nanti.
Selama tujuh bulan lebih iparku dan keluarganya menjadi benalu di rumahku, dan mereka selalu menjadikan aku pembantu di rumahku sendiri. Suamiku tak tega jika harus mengusir mereka, jadi kini aku akan main cantik hingga mereka tak betah lagi berada di rumahku.
Selama delapan bulan, dia diperlakukan bak pembantu oleh ibu mertua,ipar dan suaminya, karena dia takut menjadi seorang janda. Akhirnya dia berontak saat tahu suaminya yang malas itu, malah berselingkuh. Dengan banyak tipu daya, dia di usir dari rumah peninggalan orang tuanya. Namun ketika telah di usir, dia malah hamil. Namun dia akan membuktikan jika dia bisa hidup mandiri dan sukses
Mantan pacarku yang dulu meninggalkan luka mendalam, kini telah kembali, dan menjadi suami dari adikku.
Izzah amat tahu jika keluarga suaminya itu hanya mengincar semua hartanya, tapi Izzah bukanlah wanita yang lemah dan bodoh, yang akan melepaskan semuanya begitu saja.
Winona gadis 15 tahun harus menerima pernikahan kedua sang ibu Rosalie dengan ayah tirinya Edward Peterson. Edward memiliki seorang putra yang bernama Arthur, sejak kematian sang ibu Arthur menjadi anak nakal dan susah di atur. Ketika Edward berniat menikah lagi Arthur menolak pernikahan kedua sang ayah. Arthur memandang rendah wanita yang ayahnya akan nikahi, serta bagi Arthur Rosalie dan Winona hanyalah mengejar harta dari ayahnya. Arthur sang Casanova terpesona dengan sang adik tiri saat dia di rawat ketika kecelakaan. Arthur berusaha menahan hasratnya melihat seksinya sang adik yang baru berumur 15 tahun itu, akankah Winona terjatuh dalam pelukan sang Casanova atau ia mampu menolak pesona tampan kakak tiri.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
21+ "Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany "hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya. Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus. "Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany "Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany "nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON. Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya. Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany. Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar. Tidak lama kemudian.....
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Azalea, seorang gadis cantik yang masih duduk dibangku SMA. Memilih melabuhkan hatinya kepada Om Sahabatnya yang berstatus Duda beranak satu. Kenzo, seorang pria tampan dan juga kaya raya. Istrinya meninggal saat melahirkan anak mereka. Sejak saat itu Kenzo tidak pernah lagi jatuh cinta. Namun suatu waktu seorang gadis yang umurnya terpaut cukup jauh darinya, mencoba mengusik ketenangannya. Bagaimanakah usaha Azalea menaklukkan Kenzo? Nantikan kisahnya!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY