"Aku tidak menggunakan pengaman, kamu pasti hamil!" Selena Tan terjebak dalam dilema yang membuat ia harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Pilihannya hanya dua, menerima tawaran pernikahan dari Nicole Saputra atau membiarkan dirinya terjebak dalam resiko hamil di luar nikah. Semua itu gara-gara hubungan satu malam yang harus ia lakukan untuk menebus kesalahannya kepada duda kaya itu. Ia belum siap dengan dunia pernikahan, tetapi akan menjadi aib baginya jika harus melahirkan anak tanpa ikatan pernikahan. Haruskah ia mengesampingkan perasaan dan menerima tawaran itu tanpa dilandasi cinta?
"Hei nona! Kamu tahu apa kesalahanmu!?" Suara angkuh dari seorang pria yang menatap tajam ke arah wanita muda yang merasa tertekan rasa bersalah. Semakin ia melihat ekspresi takut pada wajah manis wanita itu, semakin besar ketertarikannya menekan si wanita lemah itu.
"Ya saya tahu, saya telah mengotori sepatu anda. Saya akan bertanggung jawab membersihkannya, sebentar tuan." Jawab wanita yang dikira lemah itu, nyatanya suaranya cukup lantang, seperti tidak tertekan rasa bersalah karena telah mengotori sepatu pria itu dengan tumpahan wine yang tak sengaja ia lakukan.
Pria muda itu menaikkan satu alisnya, menatap penuh sorot remeh pada wanita itu. Senyum seringai terlihat dari lekuk bibir si pria muda yang duduk bersandar dengan menyilangkan kaki. Semakin menunjukkan bagian yang telah dikotori oleh wanita pelayan itu. "Bertanggung jawab, hmm? Kamu pikir dengan membersihkannya saja sudah menyelesaikan masalah?"
"Seharusnya begitu saja cukup bukan? Sepatu anda hanya tertumpah minuman, setelah saya keringkan dengan lap, masalahnya beres kan?" Wanita muda itu malah bertanya balik dengan polosnya. Ia masih berdiri melakukan negosiasi dengan pria yang belum juga ia ketahui namanya.
"Kamu tahu dengan siapa kamu berhadapan sekarang, nona? Kamu terlalu angkuh untuk menunjukkan sebuah penyesalan." Ujar pria lainnya yang tampak lebih tua dan berkharisma, ia terlihat seperti seorang bodyguard pria muda itu, sekaligus juru bicaranya.
"Memangnya siapa dia?" Tanya wanita itu, entah memang polos atau memang dasar sifatnya yang angkuh. Ia malah terkesan menantang bos muda itu, terlebih lagi sorot matanya yang terlihat tak ada takutnya bersitatap dengan sepasang mata tajam itu.
"Anda cukup lancang nona, dia adalah ...."
"Cukup! Biarkan aku saja yang mengurus dia." Suara bariton pria muda itu memotong perkataan pengawalnya. Ia belum juga mengalihkan pandangan dari wanita itu, akibat peraduan tatapan itu membuatnya menyadari bahwa wanita muda itu mempunyai paras yang cantik alami, meskipun tanpa polesan yang berlebihan, pesonanya tidak berkurang hanya karena itu.
"Tadinya aku ingin berbaik hati membiarkanmu pergi hanya dengan kata maaf, tetapi karena sikapmu yang terkesan menantangku terus, aku rasa kamu terlalu meremehkan aku, nona Selena Tan." Ujar pria muda itu, sengaja menekankan kata-katanya ketika ia menyerukan nama wanita itu dengan lantang.
Wanita muda bernama Selena Tan itu terbelalak pernyataan pria itu, "Darimana kamu bisa tahu namaku!?"
"Apa susahnya hanya tahu sebuah nama? Kenapa? Kamu sangat tersentuh dengan kemampuanku?" Ujar pria muda itu yang belum juga Selena Tan ketahui siapa namanya. Setidaknya sikapnya berhasil membuat wanita itu bungkam sejenak.
'Ini tidak adil, dia bisa tahu tentang aku, padahal aku tidak tahu tentang dia.' Gumam Selena Tan dalam hatinya. Ia malah melamun sejenak dan kehilangan fokus gara-gara namanya disebut.
"Aku tahu kamu terkesima, tetapi ini bukan saatnya untuk membahas rasa penasaranmu. Sekarang aku tidak hanya butuh permintaan maafmu, tetapi pertanggung jawaban yang lebih dari mengelap sepatu ini. Kamu tahu berapa harga sepasang sepatu yang kamu kotori ini?" Tanya bos muda itu dengan nada bicara yang santai, karena tanpa beradu urat saja ia sudah bisa membuat mental lawan bicaranya rapuh. Melihat raut wajah tegang Selena Tan saja sudah cukup menghiburnya. Akhirnya ia bisa membuat wanita keras kepala itu kebingungan. Bos muda itu melirik pengawalnya, satu kedipan mata sebagai kode saja sudah bisa membuat pengawal itu mengerti apa yang diinginkannya.
"Nona Selena Tan, anda tidak hanya mengotori sepatu mahal tuan mudaku tetapi juga menunjukkan itikad yang kurang baik sebagai respon rasa bersalah anda. Untuk itu pihak kami akan memberikan denda kepada anda senilai harga sepatu ini, yakni seratus juta." Ujar pria pengawal itu selaku jubir dari tuan muda yang masih menatap lekat pada perubahan ekspresi wajah Selena Tan begitu mendengar nomilan yang sangat fantastis baginya.
"Seratus juta? Hanya karena membasahi sepatu itu? Tuan, anda sungguh keterlaluan! Jika memang berniat mengganti sepatu baru dan mendapatkannya secara gratisan, anda pun tidak perlu melakukan trik kotor seperti ini. Cukup bilang saja anda ingin dibelikan sepatu baru dari seorang pelayan." Ujar Selena Tan, sama sekali tidak terlihat takut akan ancaman denda di depan mata. Ia malah dengan lantang menyerukan perlawanan, menatapnya lekat dengan sorot mata yang tak berkedip. 'Aku memang tidak punya uang sebanyak kamu, tapi aku punya harga diri yang tak bisa diinjak orang seperti kamu!' Geram Selena Tan dalam hati, sayangnya ia masih harus menahan opini tegasnya itu di dalam hati. Jika ia sampai mencetuskan kata kata itu, maka ia sudah dipastikan tidak akan bisa berdamai dengan bos muda itu.
"Meminta gratisan sepatu dari anda? Ha ha ha ... Yang benar saja nona! Bahkan jika tuanku mau, beliau bisa membeli bar ini sekaligus anda saat ini juga. Untuk apa harus mengharapkan pemberian anda?" Ujar pria pengawal yang tak bisa menahan rasa gelinya mendengar Selena Tan yang begitu percaya diri menganggap dirinya sanggup memberikan sesuatu kepada tuannya. Sementara itu, tuan muda yang sedang ketagihan menindas Selena Tan terlihat menahan senyum puas. Ia mengangkat satu tangannya, mengkode agar pria pengawal itu tak perlu mewakilinya bicara.
Selena Tan merasa sekujur tubuhnya panas, tidak ada yang salah dengan suhu ruangan yang cukup dingin, namun hatinya yang berkobar api kemarahan karena sedang diremehkan. Ia mengepalkan sepasang tangannya, nafas yang mulai menderu saking susahnya ia menahan kekesalan. "Lalu apa itu namanya jika bukan meminta secara kasar? Anda mengaku sebagai orang hebat tetapi malah suka membesarkan masalah kecil. Cih ... Aku tidak sudi membayarnya sekalipun aku sanggup! Hanya membersihkan permukaan sepatu anda saja sudah beres masalah. Kenapa harus berbelit? Akan aku buktikan kalau kamu tidak perlu mengganti sepatu baru, tuan angkuh!"
Selena Tan bergegas meraih kain lap mulut yang ada di dalam nampan yang ia letakkan di atas meja. Pergerakan yang begitu cepat dan tidak terprediksi itu membuat bos muda yang ia panggil 'tuan angkuh' itu tercengang. Berbekal kain lap putih itu, Selena Tan berjongkok mendekatkan dirinya pada sepatu yang membuatnya menjadi wanita sial hari ini. Tanpa meminta persetujuan dulu kepada pemiliknya, ia pun bertindak cepat mengelap permukaan sepatu kulit berwarna coklat tua itu.
"Woi, apa yang kamu lakukan!?" Pria pengawal menyentuh pundak ramping Selena Tan namun wanita itu tetap mempertahankan keseimbangan tubuhnya, tak mau tergugah oleh siapapun. Dia tak tergoyahkan, tetap nekad berusaha membersihkan sumber kekacauan. Di saat pria pengawal itu hendak bertindak lebih, sepasang mata tajam milik bosnya melirik ke arahnya. Memberikan isyarat agar pria pengawal itu menahan diri dan membiarkan bos muda itu saja yang mengatasinya. Si bos muda itu segera menarik kakinya namun tak disangka Selena Tan tetap keras kepala berupaya menahan kaki itu agar masih bisa disentuh dengan kain lap. Selena Tan tak segan memeluk kaki itu kemudian melakukan hal yang lebih konyol lagi, ia berusaha menarik sepatu yang dikenakan bos muda itu hingga nyaris terlepas andai si pemiliknya tidak memberontak.
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Sebagai wanita aku dinyatakan mandul dan tidak mungkin akan memiliki keturunan, Suamiku William tidak keberatan dengan tidak adanya anak diantara kami, dia berjanji akan selalu mencintaiku apapun keadaanya, tapi semua itu hanyalah tipuan belaka. Suamiku memiliki wanita simpanan dibelakangku bahkan wanita itu kini sedang mengandung anaknya. Aku yang mengetahui itu tidak bisa lagi menahan kemarahanku sehingga tanpa sengaja aku menampar wanita jalang itu dan mendorongnya hingga terjatuh, aku tidak menyangka jika akan menyebabkan wanita itu keguguran. William yang mengetahui berita ini langsung menjatuhkan talak perceraian. Aku diminta meninggalkannya dan menandatangani surat tanpa diizinkan membawa properti apapun yang seharusnya menjadi milikku. Aku harus segera pergi dengan pakaian yang menempel ditubuhku. Setelah Tiga tahun aku kembali untuk sebuah pembalasan dendam. Bersama Pria lain...
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?