/0/2986/coverbig.jpg?v=4bc49dfdf044bc6f097562ec8e1b88c2)
Razi, seorang pemuda yang menikah dengan seorang gadis desa karena sebuah perjodohan. Sebelumnya lelaki itu telah melamar anak dari atasannya--Maida. Namun, ditolak karena perbedaan status. Atas dasar kecewa dan sakit hati, Razi menerima permintaan sang ibu untuk menikah dengan gadis pilihannya. Masalah muncul ketika Razi dan istrinya pindah ke Jakarta. Maida yang sebenarnya mencintai Razi tidak terima atas pernikahan itu. Dia berusaha agar Razi kembali ke sisinya. Konflik mulai bermunculan ketika kakak angkat Maida ikut campur dalam masalah adiknya. Apakah Razi dan Hana bisa bertahan? Atau rumah tangga mereka hancur di tengah jalan? Silakan ikuti cerita ini hingga selesai.
Lelaki berkemeja biru muda itu meminum teh yang baru saja dihidangkan. Dengan sedikit gugup dia meletakan kembali cangkir porselen dengan ornamen bunga itu ke atas tatakan di meja.
"Ehm ... jadi kedatangan Nak Razi ini untuk melamar anak kami, Maida?" tanya lelaki paruh baya yang duduk berseberangan dengannya. Pandangan matanya tegas menyorot wajah pemuda itu.
Razi mengangguk sembari tersenyum. Dia belum bisa menghilangkan kegugupan sepenuhnya. Lelaki bertubuh tinggi itu memang bukan orang asing lagi bagi kedua orang tua Maida. Semenjak dulu, mereka telah mengenal Razi beserta latar belakangnya. Namun, menerima lamaran bagi putrinya tentu bukan soal kedekatan atau keakraban semata, karena setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi putrinya.
"Begini Nak Razi, kami merasa tersanjung Nak Razi berkenan melamar putri kami satu-satunya, tetapi ... pernikahan bukanlah hal sembarangan. Ini terkait soal jaminan kebahagiaan masa depan," tutur papa Maida, lembut tapi penuh penekanan.
Razi berusaha meraba arah dan tujuan pembicaraan Pak Robi tetapi belum menemukannya.
"Nak Razi tahu sendiri, Maida tengah mengejar kariernya." Bibir lelaki berusia awal lima puluhan itu menyunggingkan senyum. "Kami tidak mengatakan bahwa Nak Razi tidak pantas bagi anak kami karena status Nak Razi, akan tetapi ... berilah sedikit waktu bagi Maida dan juga kami untuk mewujudkan cita-citanya."
Razi mulai mengerti akhir dari tujuan ucapan Pak Robby. Bahwa dia, ditolak. Dadanya mulai terasa berat. Tak satu pun kata mampu meluncur dari mulutnya, dia tiba-tiba membisu. Dia sadar akan keadaan dirinya yang hanya pegawai biasa di perusahaan papa Maida. Di situlah Razi merasa begitu lancang telah melamar anak bosnya sendiri. Dia pun paham, bahwa cinta saja tak cukup untuk menikahi gadis pujaannya.
Pandangan Razi menyapu sekitar, berusaha mencari keberadaan gadis pujaannya. Namun, perempuan yang dikenalnya sejak SMP itu tak menunjukkan batang hidungnya. Padahal pemuda itu telah memberi tahukan bahwa dirinya akan datang. Hingga dirinya pulang, Maida tak menampakkan diri.
●●●●
Arrazi El Fathan, seorang pemuda berusia dua puluh empat tahun yang menjalin hubungan dengan putri dari atasannya. Sejak SMA, keduanya sudah saling suka, dan terus berlanjut meski Maida berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.
Keesokan harinya di kantor, gadis yang memiliki jabatan lebih tinggi dari Razi itu menghampiri. lalu mengajaknya ke atap gedung tempat mereka biasa bertemu dan berbincang.
"Aku minta maaf," ujar Maida sembari menatap wajah lelaki di sampingnya.
"Untuk apa?" tanya Razi tanpa mengalihkan pandangan dari pemandangan di depannya.
"Aku ... tidak bisa kalau harus menikah secepat ini. Aku sudah bilang kepadamu untuk menunggu dua atau tiga tahun lagi kan? Kenapa kamu nekat datang menemui orang tuaku tadi malam?"
Razi menarik napas panjang dan mengembuskannya kasar. "Jadi itu sebabnya semalam kamu menghilang?"
"Aku belum bisa kalau harus mulai direpotkan dengan urusan rumah tangga saat ini. Jika aku menikah, bukankah kamu akan memaksaku memakai jilbab? Lantas aku harus hamil, mengurus anak, lalu bagaimana dengan karierku?" Maida melanjutkan perkataannya yang sempat terjeda.
Razi tersenyum seolah apa yang diucapkan perempuan di sampingnya adalah hal yang lucu. "Jadi begitu ... baiklah. Bagaimana jika aku menikah dengan wanita lain?" tanya Razi, kali ini pandangannya mengarah ke wajah Maida.
"Apa ini sebuah ancaman?" tanya gadis berambut sebahu itu. "Aku percaya hingga detik ini kamu masih mencintaiku, dan kamu tidak akan mengkhianatiku karena masalah ini," ucap Maida yakin.
Razi kembali tersenyum mendengar jawaban Maida. "Aku sudah mengajukan cuti selama seminggu, besok aku akan pulang ke Tasik," ujar Razi.
"Kenapa mendadak?"
"Aku sudah merencanakan ini jauh-jauh hari."
●●●
"Ibu senang kamu pulang, Nak," ucap Bu Ratna seraya menempelkan kedua telapak tangan di wajah anaknya.
"Maafkan Razi, Bu. Baru sekarang bisa pulang."
"Gak apa-apa, Nak. Ibu sudah senang. Ayo duduk, ibu sudah buatkan makanan kesukaan kamu."
Ibu dan anak yang telah berbulan-bulan tak berjumpa itu saling melepas rindu. Obrolan santai pun mengalir antara keduanya sembari menikmati nasi liwet dan ayam bakar kesukaan sang anak. Hingga raut wajah lembut sang ibu mulai berubah serius.
"Nak, jadi bagaimana?" tanya Bu Ratna.
Razi mengambil gelas berisi air putih kemudian meminumnya. Pemuda itu mengambil napas dan mengembuskannya pelan. Ada rasa berat dan bimbang di hatinya.
"Ibu sudah tua, ibu takut tak bisa menimang cucu," lanjut wanita berusia lima puluhan itu.
Sejak seminggu yang lalu, Bu Ratna telah menghubungi Razi melalui sambungan telepon. Wanita paruh baya itu mendesak putranya untuk segera menikah. Bahkan dirinya akan mempersiapkan calon istri jika putranya itu belum memiliki wanita pilihan sendiri.
Razi memandang ibunya lembut seraya tersenyum. "Bu, ibu ini bicara apa, sih? Ibu masih sehat, kuat, ibu masih sanggup menunggu Razi memberikan cucu untuk ibu."
"Umur itu gak ada yang tau, Nak. Ibu mohon, segeralah menikah!" Bu Ratna memelas kepada anaknya.
Razi tak tahu lagi harus berkata apa. Bukannya dia tak mau segera menikah, tetapi wanita yang dicintainya malah menolak untuk segera menikah dengannya.
"Razi, kalau seandainya kamu belum punya calon pendamping hidup, ibu ingin menikahkanmu dengan Hana," tutur Bu Ratna dengan seulas senyum di wajahnya.
"Hana?"
"Iya, Nak. Kamu tahu kan? Selama ini Hana yang merawat ibu selama kamu gak ada di sini. Dengan telaten dia merawat ibu setiap hari. Ibu sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Dia gadis yang cantik, berakhlak baik, dia pantas menjadi istrimu."
Razi tak menyangka bahwa sang ibu akan menjodohkan dirinya dengan Hana. Gadis berjilbab lebar itu bukan orang asing baginya, dia adalah anak sahabat ibunya yang telah meninggal ketika gadis itu masih kecil.
"Bagaimana, Razi?" tanya Bu Ratna tak sabar.
"Bagaimana dengan Hana sendiri? Apa dia mau ibu jodohkan denganku?"
"Ibu yakin dia mau."
●●●●
Razi berjalan-jalan menikmati udara sore di kota kelahirannya. Jalan beraspal yang diapit oleh sawah itu memang tak begitu sering dilewati kendaraan. Sekumpulan anak yang baru pulang mengaji berlari riang melewatinya. Dari kejauhan, tampak sesosok wanita yang berjalan ke arahnya. Razi menghentikan langkah, menunggu wanita itu mendekat.
"Hana," gumamnya.
Gadis itu sedikit terkejut melihat sosok lelaki yang berdiri tak jauh dari dirinya. "A Razi," bisiknya.
"Baru pulang?" tanya Razi.
Hana mengangguk. Sudah menjadi rutinitas baginya setiap sore, dia mengajari anak-anak di kampungnya belajar mengaji.
"Kapan pulang?" tanya gadis berjilbab lebar itu.
"Tadi siang."
Hana mengangguk paham, dan pamit pulang. "Kalau gitu, Hana pulang duluan. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
●●●●
Malam kian larut, tetapi netra lelaki berparas tampan itu tak juga bisa terpejam. Dirinya memikirkan permintaan Sang Ibu.
Razi mengambil ponselnya. Sebuah nama seorang wanita tertera di layar. Lelaki itu bimbang, antara harus menuruti permintaan sang ibu, atau mempertahankan cintanya yang dia sendiri tak tahu akan berakhir seperti apa.
"Maida ...," gumamnya. Lelaki itu mengurungkan niat untuk menghubungi gadis yang disukainya.
●●●●
"Saya terima nikah dan kawinnya Hana Faqiha binti Ahmad dengan maskawin seperangkat alat salat dan emas seberat lima gram dibayar tunai." Razi melafalkan ijab qabul dengan lancar.
"Sah?"
"Sah!"
Setelah tiga hari berpikir, pemuda itu pun membuat keputusan berani.
Rona bahagia menyelimuti wajah Bu Ratna. Keinginan yang selama ini tertunda akhirnya tercapai juga.
Razi menatap sekilas wanita yang duduk di sebelahnya. Ada perasaan bersalah dalam hati. Dia sadar bahwa pernikahan ini seperti pelarian baginya. Rasa sakit karena ditolak wanita yang dicinta, dan keinginannya untuk membahagiakan sang ibu telah membawanya kepada satu kehidupan baru yang dia sendiri tak pernah tahu akan berjalan seperti apa ke depannya.
Ada satu hal yang belum dipahami lelaki itu, bahwa saat dua manusia disatukan dalam sebuah mahligai pernikahan, maka berarti keduanya harus siap dengan segala konsekuensi dan tanggung jawab. Karena sejatinya, pernikahan bukanlah permainan yang kita bisa berhenti seenaknya jika sudah merasa bosan.
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!