/0/3093/coverbig.jpg?v=ad5454e3a97b0b59256ba19ed72b7410)
Perjodohan adalah suatu tradisi lama yang kembali Anna lalui. Papa nya hendak menjodohkan nya dengan seorang pria berumur, itu karna hasutan dari Mama tirinya. Ya, Mama nya melakukan itu karna Lexasa, anak kandung nya menyukai Aldo, pacar Anna. Bagaimana rumitnya perjalanan cinta Anna, pada siapakah akhirnya Anna melabuhkan cintanya? Happy reading (✷‿✷)
"Minggu depan Papa akan menikah dengan Tante Mira." Ucap Wiliam yang membuat mata Anna menbelak.
Anna Wiliam, seorang Anak broken home. Hidup tanpa kasih sayang seorang Mama saat ia berusia 16 tahun hingga saat ini, 20 tahun.
Selama 4 tahun bahkan Papa nya tak pernah bercerita bahwa ia memiliki kekasih. Karna Anna hanya melihat Papa nya selalu sibuk kerja hingga tak ada waktu untuk dirinya.
-POV ANNA.
"Anna gak setuju, Pa." Ucap ku karna memang aku tak rela jika Papa membagi kasih sayangnya menjadi 3, Antara aku, Tante Mira dan anaknya.
"Anna, Papa membutuhkan seorang istri untuk memenuhi kebutuhan Papa." Ucap Papa menatap mataku.
"Tapi tidak dengan wanita yang sudah memiliki anak, Pa. Anna gak mau kalau dia juga akan tinggal disini." Ucapku dengan mata berkaca-kaca. Aku harap Papa mengerti maksud ku.
"Anna, jika Alexsa tidak tinggal bersama Tante dia harus tinggal dimana sayang." Ucap Tante Mira sendu.
"Aku gak peduli! Jika Tante gak mau pisah dengan Alexsa, jauhi Papa saya! Sampai Papa berani menikahi Tante Mira, aku bakal pergi dari rumah ini!" Ucap ku dan berlari menaiki tangga menuju kamar.
"Anna." Panggil Papa yang tak ku hiraukan.
"Ma .." terdengar suara Alexsa yang lirih.
"Alexsa ... "
-Rumah sakit
Kini kami sudah berada di rumah sakit. Ya, Alexsa pingsan dan dengan penuh perhatian nya Papa membawanya ke rumah sakit lalu menyalahkan aku atas kejadian ini.
"Liat, Anna. Ini semua karna mu!" Ucap Papa yang terus menerus menyalahkan ku.
"Ini bukan salah Anna." Jawab ku acuh.
"Bagaimana bukan salah mu, Alexsa pingsan karna kamu yang membuatnya tak nyaman tadi." Ucap Papa dengan nada seperti membentak.
"Papa nyalahin aku? Ini karna dia penyakitan." Aku yang semula duduk pun bangkit dari dudukku dan menatap Papa.
"Jaga bicara mu Anna, kamu boleh menghina saya tapi tidak dengan Alexsa." Ucap Tante Mira yang ikut dalam pembicaraan kami.
"Anak mu memang penyakitan! Jangan jangan kamu mendekati Papa ku untuk membiayai perawatan penyakit Alexsa? Berapa yang kau inginkan! Katakan padaku!" Bentak ku dan menunjuk wajah Tante Mira. Biarlah aku dikira tak sopan, asal Papa ku tak jatuh ketangan orang yang licik seperti nya.
"Anna jaga bicara mu!" Bentak Papa yang dari tadi diam.
"Kenapa? Anak mu itu aku atau dia!" Ucap ku yang mulai emosi, bahkan aku tak memanggil nya dengan embel-embel Papa.
"Permisi, maaf. Keluarga Alexsa." Ucap dokter yang memeriksa Alexsa.
"Saya Mama nya dok, bagaimana keadaan anak saya." Ucap Tante Mira yang menghampiri dokter perawakan tinggi itu.
"Mari ikut saya ke ruangan." Ucap dokter Adi, nama yang tertulis di papan nama di bagian dada nya.
"Mas, aku titip Alexsa ya." Ucap Tante Mira dan berlalu pergi.
Karna tak ingin melihat wajah Alexsa, aku memutuskan untuk pergi dari rumah sakit itu.
"Mau kemana kamu? Minta maaf dulu sama Alexsa." Ucap Papa yang membuat langkah ku tertahan.
"Gak Sudi." Jawab ku dan berjalan tanpa menghiraukan panggilan Papa.
Aku menghubungi Andi, Pacar ku. Andi selalu menemani ku saat masa terpuruk ku. Saat Mama yang pergi meninggalkan ku, Andi lah tempatku untuk berbagai cerita. Saat Papa yang sibuk dengan pekerjaan nya dan jarang ada waktu untuk ku, Andi yang selalu menemani ku.
3 tahun kita menjalani hubungan ini, Papa dan kedua orangtua Andi pun setuju dengan hubungan yang kita jalani. Tak jarang orangtuanya mengajak ku makan malam dirumahnya, atau pun mengajakku untuk menghadiri acara keluarga nya. Sungguh aku dijadikan ratu oleh Andi, bukan Papa.
Aku mengeluarkan ponselku dan menelpon Andi. Tak lama pun ia mengangkat panggilan ku.
[ ..... ] Ucap Andi dari sebrang.
[Hallo, Ndi. Bisa ketemua gak? Aku mau cerita sama kamu.]
[ .... ]
Aku mengirimkan lokasi pada Andi. Tak lama Andi pun datang.
"Ada apa sih, Cantikku ini." Ucap Andi saat baru datang dan duduk disamping ku.
Kini kami berada di sebuah taman. Suasana yang sejuk membuat hatiku sejuk juga.
"Papa mau nikah." Ucap ku spontan. Sama hal nya denganku, Andi pun awalnya terkejut.
"Gimana, An? Nikah? Sama siapa?" Tanya Andi beruntun.
"Iya, kata Papa Minggu depan. Sama orang yang gak aku kenal." Jawab ku menatap Andi. "Aku gak setuju, Ndi." Lanjut ku sambil menggelengkan kepalaku.
Terdengar Andi menarik nafas panjang. "Mungkin udah saat nya Papa butuh pendamping, An. Harusnya kamu senang punya Mama baru." Ucap Andi sambil mengelus rambut ku. Itu lah hal yang Andi lakukan jika aku mengeluh tentang hidupku padanya. Entah kenapa Andi bisa membuatku tenang jika ia sudah mengelus rambut.
"Tapi dia udah punya anak, Ndi. 1 tahun lebih muda dari ku. Kamu pasti tahu kenapa aku gak setuju kan. Aku gak mau kasih sayang Papa terbagi, cukup untuk ku." Eluh ku pada Andi.
"Anna, sayang. Aku yakin pasti kasih sayang Papa jauh lebih besar ke kamu dari pada ke anak itu. Yakin sama aku." Ucap Andi menyakinkan ku.
"Kalau enggak?" Tanya ku.
"Aku yang akan menyayangi mu An." Ucap Andi tulus. Terlihat dari sorot matanya, ia tak pernah bermain main dalam menjalani hubungan ini. Bahkan perkataan nya bisa membuat ku semangat dan yakin.
"Ehm ... An," Panggil Andi.
"Apa?"
"Kamu mau gak nikah sama aku?" Ucap Andi yang membuat ku campur aduk, antara bahagia dan tak percaya.
"Kamu serius, Ndi?" Tanya ku yang dibalas dengan anggukan olehnya.
"Ya aku mau lah. Masa nolak." Ucap ku bahagia. Terlihat senyum Andi merekah, Andi memang benar-benar serius dengan hubungan ini.
"Minggu depan setelah Papa mu menikah, Aku akan melamar ku." Ucap Andi serius.
"Aku tunggu, Ndi." Jawab ku sendu.
Ting ...
Papa.
[Kamu dimana? Cepat kerumah sakit sekarang.]
"Siapa?" Tanya Andi.
"Papa."
"Kenapa?"
"Suruh ke rumah sakit." Jawabku.
"Papa sakit? Kalau sakit kenapa kamu nemuin aku, temani Papa saja." Ucap Andi protes. Dengan cepat aku menggeleng kepala.
"Bukan Papa, calon anaknya." Jawabku malas.
"Oh. Yaudah yuk aku temani ke rumah sakit sekarang." Ucap Andi dan bangkit dari duduknya. Ia mengulurkan tangannya dan menarik tanganku.
"Gak usah khawatir, ada aku." Ucap lirih Andi.
Akhirnya aku dan Andi pergi kerumah sakit untuk memenuhi panggilan Papa. Aku memasuki ruangan dimana Alexsa di rawat.
Ceklek. Kali ini Andi yang membuka kenop pintu. Aku dan Andi pun masuk. Didalam Papa duduk di sofa dan Alexa terbaring di brankar, dengan Tante Mira disampingnya.
"Anna, bersama Andi juga. Mari duduk." Ucap Papa ramah. Awalnya aku malas berlama-lama disini, namun karna Andi menggenggam erat tanganku dan menarik kerah Papa. Akhirnya aku mengikutinya.
Aku melirik ke Alexsa yang tak berhenti menatap kearah Andi dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Ada apa, Pa?" Tanya ku memulai pembicaraan.
"Papa sama Tante Mira mau siapin berkas ke KUA, jadi tolong kamu jagain Alexsa ya." Ucap Papa.
Apakah Papa lupa jika aku belum merestui pernikahan mereka?
Makasih!!!
Terjebak pernikahan dengan seorang CEO yang super duper dingin karna perjanjian? Gabriella Anatasya gadis karier yang memulai bisnis nya dengan meneruskan perusahaan almarhum kedua orangtuanya. Dengan susah payah Gabriella membangun lagi perusahaan alm.Ayah nya yang awalnya bangkrut. Kini perusahaan itu sudah bangkit lagi. Namun karna keteledoran Gabriella saat itu, ia tak sengaja menandatangani perjanjian dengan Darren Angelo Effendy. Apakah isi perjanjian itu? Bagaimana Gabriella menghadapinya? Happy reading!!!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.