/0/3101/coverbig.jpg?v=5562a8fb315597470cffcd4928583bb3)
Chika Nada Juwita, si gadis bertubuh gempal imut dan ceria, jatuh cinta kepada teman satu kelasnya bernama Kevin Devano. Siswa pindahan yang super dingin, angkuh, dan juga sangat perfeksionis. Kevin mempunyai selera yang tinggi terhadap wanita. Meski begitu Chika tak pernah menyerah dan terus berjuang untuk mendapatkan hati Kevin. Lalu akankah Chika berhasil mendapatkan hati Kevin?
Jam menunjukkan pukul 07:00, tampak hiruk pikuk siswa dan siswi Pertiwi yang masih berada di luar kelas.
Jam masuk belajar dimulai 07:30, masih ada waktu untuk berada di luar kelas untuk saling mengobrol dan bercanda atau sekedar, mengerjakan, pekerjaan rumah yang belum selesai.
Suasana di dalam kelas pun juga tak kalah gaduh, terutama di kelas 11A, tempat di mana Chika berada.
Namanya Chika Nada Juwita, atau yang akrab disapa Chika, gadis tambun dengan wajah imut dan memilik mata bulat sempurna dipenuhi bulu-bulu lentik yang memperindah tatapannya. Dia terkenal sebagai gadis ceria, cerdas, baik dan humoris.
Dia juga memiliki seorang sahabat karib yang bernama Cindy, si gadis mungil, yang tak kalah manis dan bahkan teman-temannya mengatakan jika Cindy memiliki wajah yang mirip boneka barbie.
"Eh, Chika, PR-nya udah kelar belum? Kalau udah pinjem dong!" ucap Cindy sahabat karib Chika.
"Udah dong! Cindy mau nyontek ya?" tanya Chika.
"Iya dong! Masa enggak!" sahut Cindy penuh percaya diri.
"Ok, boleh, tapi ...."
"Tapi apa?'
"Biasa, pajak mana pajak?!"
"Ok, siap!"
Cindy mengeluarkan isi dalam tasnaya yang terdapat, dua bungkus besar keripik kentang dan juga satu buah permen lollipop.
"Ehem, ini aja nih?" lirik Chika dengan sinis.
"Diskon dong, Chika, 'kan sama sahabat," keluh Cindy.
"Ok, deal!" sahut Chika dengan yakin.
***
Lalu kita kembali ke bagian luar kelas.
Suasana yang sangat gaduh itu tiba-tiba menjadi senyap, saat seorang siswa baru bertubuh atletis, tampan, berwibawa dan terlihat dingin memasuki area sekolah.
Seluruh mata tertuju kepadanya, semua mematung tak bergeming, seolah sedang terkena sihir es dari Elsa.
"Woy! Kaum hawa! Kenapa sih pada cengo?! gua juga siswa baru kali! Tapi kok kalian enggak terpesona dengan ketampanan gue sih!?" oceh Jono, siswa baru satu minggu dan tidak diperhatikan di sekolah Pertiwi.
Tapi ocehan dan keluhan Jono sama sekali tak digubris oleh para siswi Pertiwi yang sudah terkontaminasi oleh paras ganteng dari si anak baru itu.
"Oh my God, hidungnya mancung banget,"
"Ih, ya ampun, matanya tajam banget,"
"Ya, Gusti! Itu manusia apa bukan, ganteng banget,"
"Parah ...."
Ucap spontan para gadis yang sedang jatuh cinta masal pada pandangan pertama.
Dan siswa baru itu pun masih tetap dengan ekspresi dinginnya.
Lalu berjalan memasuki kelas 11 A, kelas di mana Chika berada.
Dengan langkah tegap dan sedikit hembusan angin yang menerpa rambut dengan gaya undercut-nya, menambah kadar kegantengan pria itu naik 2 kali lipat.
Suasana kalas pun langsung berubah menjadi senyap, ketika seorang pangeran masuki kelas.
Kaum hawa seolah terhipnotis, tak terkecuali dengan Chika.
Tak sadar dia sampai menjatuhkan kripik kentang yang ada di pelukannya, karna pandangan dan otaknya yang terfokus kepada pria itu.
Dan dari belakang muncul Bu Maya, selaku wali kelas mereka, dan beliau pun memperkenalkan siswa baru itu.
"Ayo semuanya, tolong diam ya!" ucapnya. Tapi Bu Maya merasa ada yang aneh, karna memang sejak awal dia masuk para murid-muridnya itu juga sudah terdiam, tak biasanya mereka seperti ini. Padahal biasanya suasana kelas menjelang masuk keadaannya akan ramai sekali mirip PRJ. (Pekan Raya Jakarta)
"Ah, baiklah, Kevin. Tolong perkenalkan diri sekarang ya," pinta Bu Maya.
Kevin mengangguk sesaat lalu dia memperkenalkan dirinya.
"Halo, nama saya Kevin Devano, saya pindahan dari SMA Santosa Jaya, salam kenal." Masih dengan wajah dinginnya.
"Sudah cukup perkenalannya, Kevin?"
"Sudah, Bu." Jawabnya singkat.
"Baik, sekarang silakan cari tempat duduk yang kosong, mungkin di -" ucapan Bu Maya terputus.
Karna pandangan Bu Maya teralihkan oleh para anak-anak perempuan yang nyaris tidak berkedip.
Padangan mirip zombi itu terus tertuju kearah Kevin yang masih dingin dan nyaris tak berekspresi.
Tak terkecuali dengan Chika. Jantungnya berdetak sangat kencang dan pipinya yang cabi mendadak memerah.
Tak sadar dari bibirnya mengembang dan sebuah senyuman pun terukir.
"Ya ampun gantengnya," ucap spontan Chika.
Seketika Chika memantapkan bahwa hari ini dia sudah menemukan cinta pertamanya. Tentu dia tidak mau menyia-nyiakan perasaan berharganya ini.
"Cindy! Cepet pergi," bisik Chika di telinga Cindy.
"Loh, kenapa? Kan Cindy pengen duduk sama Chika, kita best friends, 'kan?" tanya Cindy.
"Cindy, please, ini demi masa depan percintaan gue,"
"Hah?!"
Duak!
Cindy pun terjengkang, dan terpaksa pindah dari tempat duduknya.
"Maaf ya, Cindy, Chika terpaksa nendang Cindy,"
"Chika, jahat!"
"Ssst, jangan berisik, nanti Chika beliin coklat yang gede buat, Cindy," lirih Chika.
"Janji,"
"Iya, Janji," Chika mengangkat dua jari.
Dan terpaksa Cindy pindah ke bangku sebelah yang saat ini tengah kosong.
Sementara Chika langsung mengeluarkan kaca kecil berbentuk permen lollipop, lalu dia pun bercermin dan merapikan rambutnya, terutama di bagian poni mangkuk kebanggannya.
"Ah, udah cantik, Chika memang udah imut dari lahir, semangat Chika!" ucapnya penuh percaya diri lalu dia menaruh kembali kaca kecil itu ke dalam tasnya. Dan dia langsung mengelap bangku di sampingnya setelah itu tersenyum penuh percaya diri menyambut kedatangan Kavin yang berjalan ke arahnya.
Tapi bukannya duduk di sebelah Chika, Kevin malah memilih duduk di bangku belakang Chika, tepat di sebelahnya Bejo.
'Yah, kok malah duduk di situ sih,' keluh Chika di dalam hati.
Chika pun menengok ke belakang dan memandang wajah Kevin dengan tatapan ngenes.
'Ada Chika yang imut ini, tapi malah pilih duduk di samping Bejo yang suka ngupil,' bicaranya di dalam hati. Dan masih dengan tatapan ngenesnya.
Masih dengan wajah tanpa ekspresi Kevin pun duduk di sebelah Bejo, yang sejak tadi masih bersembunyi di balik buku tulisnya.
Karna melihat di samping ada Kevin, Bejo pun langsung membuka buku yang menutup wajahnya itu.
Dengan jari telunjuk kiri yang masih berada di dalam lubang hidungnya, Bejo tersenyum tak berdosa sambil mengulurkan tangan kananya.
"Halo teman baru, perkenalkan, nama gue Bejo, cowok ganteng yang selalu di gibahin cewek-cewek 11A," ucapnya penuh percaya diri.
Kevin pun langsung melirik ke arah Bejo, dan melihat Bejo dengan tatapan datar sambil mengangkat sedikit ujung alisnya.
Rupanya Kevin geli melihat tangan Bejo yang masih ada ... ah, lupakan ....
Dan akhirnya Kevin enggan meraih tangan Bejo. Dia hanya menyebut namanya dengan singkat.
"Nama gue Kevin."
"Wah, nama yang keren, Bro!" Bejo menepuk pundak kevin dengan tangannya yang bekas ... yaitulah pokoknya.
Dengan penuh kekhawatiran Kevin melirik kearah pundaknya sendiri. Dia mulai merasa ketakutan akan terkena ranjau dari Bejo, yang bisa saja menodai baju seragamnya yang baru itu.
"Senangnya, akhirnya ada juga yang mau duduk sebangku sama gue haha haha hahh uhuk uhuk uhuk!"
Kevin kembali mengernyitkan keningnya sambil menutup mulut dan sedikit menjauhkan diri dari Bejo.
Dia menyesal sudah memilih duduk di bangku ini, padahal dia memilih bangku ini karna ingin menghindar dari Chika yang di matanya terlihat jelas sedang tertarik dengannya. Kevin sangat hafal bagaimana ekspresi para kaum hawa yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya. Karna di sekolahan lamanya, dia adalah seorang idola yang selalu dikejar-kejar oleh para wanita.
Dengan tidak duduk satu bangku bersama Chika dia pikir hidupnya selama berada di kelas akan baik-baik saja dan aman serta tenteram.
Tapi nyatanya tidak, karna duduk bersama Bejo adalah sebuah musibah, yang tidak akan pernah bisa membuatnya nyaman berada di kelas. Sebab dia harus menjaga jarak, dan harus berhati-hati, agar tidak terkena ranjau-ranjau yang dipasang oleh si Bejo.
Dan kalau dipikir-pikir lagi, mungkin akan lebih baik dia duduk dengan Chika, si cewek tambun yang berpotensi akan menjadi Sasaeng fansnya.
Sasaeng (penggemar obsesif)
Dari pada dengan Bejo yang super jorok dan suka ngupil serta menebar jebakan di mana-mana.
Akhirnya dengan penuh keteguhan hati, Kevin pun mengambil tasnya kembali dan berpindah ke bangku depan bersama Chika, karna tidak ada bangku lain. Hanya terdapat dua bangku kosong di dalam kelas itu.
Terpaksa dia harus menghadapi sasaeng fans yang sudah pasti akan mengusik hidupnya setiap waktu.
Bersambung....
Melisa Aurelie gadis remaja yang tak bisa melupakan cinta pertamanya. Dion, terpaksa harus pindah ke luar kota karena mengurus sang Ibu yang tengah sakit. Menjalani cinta jarak jauh terasa berat, tapi tak pernah menjadi beban bagi Melisa. Dia yakin bisa melewati semua ini. Tapi itu hanya berlaku bagi Melisa saja. Suatu ketika Dion menghilang tanpa kabar, membuat hati Melisa hancur, dalam ketidak—pastian, akan tetapi gadis itu tetap menunggu Dion kembali. Hingga datang seorang pria dari masa lalu, dan mampu mengobati sakit hatinya. Namanya, Bagas, dia adalah teman masa kecil Melisa. Tapi di saat Melisa mulai melupakan Dion, serta sudah menetapkan hatinya untuk Bagas, di saat itu pula Dion datang kembali, dan membuat hati Melisa dirundung dilema.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.