Laili tidak pernah bermimpi untuk menikah di usia sangat muda, tetapi saat ini seorang pria dengan rambut yang mulai memutih, yang biasa ia panggil 'Tuan' kini sudah resmi menikahinya secara agama.
Laili tidak pernah bermimpi untuk menikah di usia sangat muda, tetapi saat ini seorang pria dengan rambut yang mulai memutih, yang biasa ia panggil 'Tuan' kini sudah resmi menikahinya secara agama.
"Teh Laili! Kaus kaki Doni ke mana nih yang warna hitam?" teriak Doni, si sulung yang berusia tiga belas tahun pada Laili, pembantu rumah tangganya yang sedang sibuk memasak nasi goreng di dapur.
"Udah, sana gih! Cariin kaus kaki Doni," titah ibunya yang juga ART di rumah keluarga Arya Jovan dan Ririn Anastasia.
Laili mengangguk. Lalu dengan setengah berlari naik ke lantai dua. "Iya, sebentar Teteh carikan!" sahutnya dengan sedikit berteriak.
"Laili, obat nyonya yang harus diminum pagi hari sudah kamu berikan?" suara bariton berat membuat langkah Laili berhenti, lalu menoleh pada majikannya yang bernama Arya Jovan, suami dari Ibu Ririn Anastasia.
"Belum, Tuan. Sebentar lagi, saya mau cari kaus..."
"Teeh, cepaaat!" teriak Doni semakin kencang dari kamarnya.
"Permisi, Tuan," pamit Laili, lalu berlari masuk ke dalam kamar Doni.
Ternyata, kaus kaki yang diminta oleh Doni sudah ia masukkan ke dalam tas tadi malam. Pantas saja mencari hingga sepuluh menit tidak ketemu. Wajah Laili memucat saat Doni mulai marah-marah karena kaus kakinya tidak ditemukan.
"Maaf, Teh. Ternyata ada di dalam tas," ujar Doni sambil menyeringai.
"Teteh...tolong kuncirin rambut Anes!" suara anak kecil berusia enam tahun, memanggil Laili untuk meminta dirapikan rambutnya. Dengan tersenyum, Laili menghampiri gadis kecil itu, lalu membantunya mengikat rambut.
"Mau dikepang seperti teteh," pintanya menunjuk rambut Laili yang selalu saja dikepang dua.
"Tidak bisa, Anes sayang. Rambut Anes masih kurang panjang untuk dikepang. Nanti ya kalau sudah lebih panjang," terang Laili dengan lemah lembut.
"Ya sudah." Gadis kecil itu pun menurut.
"Laili, tolong buatkan susu Dira!" teriak Bu Ririm dari kamarnya.
Dira, bayi berusia sepuluh bulan yang sangat lucu dan menggemaskan. Laili begitu betah berlama-lama bila bermain bersama bayi gembul itu. Jika semua minta tolong padanya, lalu ke mana ibu mereka, sang Nyonya rumah?. Bu Ririn mengalami lumpuh permanen sesaat setelah melahirkan bayi Dira, sepuluh bulan lalu. Sehingga untuk mengurus rumah tangganya, ia mempekerjakan Bu Laila dan juga puterinya Laili.
"Laili, cepat! Dira nangis ini!" seri suara Bu Ririn lagi, menyadarkan Laili dari lamunnya.
"Ah, iya Nyonya."
Semua ia lakukan dengan semangat penuh dan suka cita. Karena apa? Karena keluarga Bu Ririn sudah mau membiayai sekolahnya hingga ia hampir lulus SMA satu bulan lagi. Laili dan ibunya, tentu saja tidak bisa membalas kebaikan keluarga Bu Ririn, selain dengan bekerja sebaik-baiknya.
****
Laili mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah. Keringat mengucur deras membasahi baju seragam putih abunya. Tak pernah ia pedulikan penampilannya seperti teman-teman sekolah seusianya. Hanya mengenakan ransel besar milik Tuan Arya yang sudah tidak terpakai, serta rambut yang selalu saja dikepang dua. Tidak mengenakan jam tangan ataupun aksesoris yang lain. Ia berpenampilan apa adanya.
Senyumnya terbit tatkala berpapasan dengan Danu, teman sekolahnya yang sudah setahun ini menjadi pacarnya. Meskipun tidak pernah berkencan seperti teman-teman lainnya, tetapi hubungan mereka tetap baik.
"Hai, Danu," sapa Laili dengan senyum manisnya. Laili segera memarkirkan sepeda lipat milik Doni, anak majikannya yang selalu di pakai ke sekolah. Danu tidak menjawab, hanya tersenyum tipis saja. Laili terheran, kenapa Danu berwajah masam? Apa mungkin ada masalah di rumahnya? Laili bermonolog. Memperhatikan Danu yang berjalan lebih dulu menuju kelas, meninggalkan dirinya yang masih tergugu di parkiran.
Laili merapikan baju, poni, berikut membetulkan letak tas ranselnya. Kemudian berjalan penuh semangat masuk ke dalam kelas.
Dua jam pelajaran sudah berlangsung, sebenarnya hanya tinggal penyampaian materi yang tertinggal saja, karena minggu depan mereka sudah melaksanakan Ujian Nasional. Laili menoleh ke belakang, tempat Danu duduk bersama Faisal, teman sebangkunya. Pacarnya itu berwajah murung dan tanpa bicara sedikit pun padanya.
Laili menghela nafas panjang, lalu kembali memperhatikan penjelasan dari guru. Saat jam istrirahat tiba, seperti biasa, Laili membawakan bekal untuk Danu. Kakinya ringan melangkah ke kantin, karena saat jam istirahat seperti ini, mereka selalu makan bekal berdua di kantin.
"Danu, kamu sakit ya?" tanya Laili kini sudah duduk di samping Danu. Tangan kanannya menyerahkan kotak bekal pada Danu sambil tersenyum pada angin, karena Danu tidak sedikit pun menoleh padanya.
"Hari ini, ibu masak ayam goreng rempah. Enak deh, ayo makan!" Laili membukakan bekal makan untuk Danu.
Prraaak!
Danu menghempas kotak bekal pemberian Laili, membuat gadis itu tersentak kaget. Semua orang yang berada di dekat mereka juga ikut memperhatikan kotak bekal yang telah berhamburan isinya di lantai kantin.
"A-ada apa, Nu?'" tanya Laili dengan tergagap. Air matanya sudah turun dengan deras membasahi kedua pipinya.
"Aku bosan dengan kamu, Laili. Mulai hari ini kita putus!" Danu menghentakkan kursi kantin di depan Laili, lalu meninggalkannya. Gadis itu masih menangis sedih, butiran nasi yang berserakan membuat hatinya sakit. Ayam goreng rempah yang sangat enak itu, terlihat mengenaskan berada di bawah kolong meja kantin. Dengan kaki gemetar, ia mengambil sapu yang tak jauh dari mejanya. Tangannya yang juga gemetar, memungut satu per satu benda yang teronggok lantai. Mulai dari kotak bekal, tutup kotaknya, serta ayam goreng yang telah kotor.
Semua mata memandang Laili dengan iba, tetapi ada juga yang cuek saja.
"Laili, ada apa?" Suci teman sebangku Laili menghampiri Laili di kantin. Betapa kagetnya ia, saat melihat Laili menangis dengan kotak bekal yang ia pegang sambil bergetar.
"Danu memutuskan hubungan kami," lirih Laili begitu sedih.
"Ya Allah, emangnya kenapa?" tanya Suci. Laili menggeleng tidak tahu. Lalu melanjutkan kegiatan menyapu membersihkan remah nasi di lantai kantin.
Air matanya susah sekali diajak berhenti, bahkan hingga jam pelajaran berakhir di pukul dua siang. Tidak berani kepalanya menoleh ke bangku belakang, hatinya begitu sakit saat ini.
"Kamu bisa pulang dalam keadaan sedih begini?" tanya Suci saat mengantar Laili ke parkiran sepeda.
"Bisa, hiks... Aku ga papa , kok. Terimakasih Suci, aku pulang dulu ya," Laili mencoba tersenyum pada sahabatnya Suci. Lalu mulai mengayuh sepeda menuju rumah majikannya.
Dada Laili berdebar kencang, ia begitu sakit hati dan terpukul bila mengingat perlakuan Danu padanya di kantin tadi. Apa yang salah dengan dirinya? Bukannya dia menyukai Danu, begitu juga Danu. Ia setiap hari membawakan makanan untuk pacar ABGnya itu, bahkan ia juga membantu Danu mengerjakan PR. Apa yang salah dengan semua yang ia lakukan?
Air matanya tak kunjung berhenti saat ia sampai di rumah majikannya. Sudah ada Tuan Arya dan beberapa orang di dalam rumah majikannya dengan bendera kuning yang menempel di pagar rumah. Dada Laili semakin berdebar, apakah Nyonya Ririn? Ya Allah. Dengan wajah pucat, Laili mengayuh sepedanya memasuki pekarang rumah majikannya.
"Ya Allah, Laili. Untung kamu sudah pulang," ujar Tuan Alam, adik dari Tuan Arya.
"Ini ada apa, Tuan?" tanya Laili bingung.
"Laili, maaf. Bu Laila kena serangan jantung dan.."
"Apa?!"
****
Dewasa (21+) Sekuel 'Kepincut Janda Tetangga' Dalam setahun, Satria sudah menikah sebanyak tujuh kali dengan tujuh gadis yang berbeda. Namun, mereka semua meminta cerai dari Satria karena tidak sanggup melayani kemampuan pria itu di ranjang, sehari sebanyak tujuh kali. Apakah ada yang salah dengan Satria? Apa ini berkaitan dengan obat yang pernah diberikan almarhum kakeknya semasa ia sekolah?
Elang terpaksa menikahi Huri demi melunasi utang ibunya pada orang tua Huri. Padahal Elang berstatus suami dari Kiya. Berhasilkah Elang menjalani perannya sebagai suami yang memiliki dua istri?
Devit adalah seorang dosen yang akan segera menikahi mahasiswinya, tetapi saat ia terpaksa mengontrak di rumah petakan, Devit malah bertemu dan jatuh hati dengan seorang janda muda bernama Juwi. Bagaimanakah dengan rencana pernikahan Devit? Baca langsung keseruan mereka yuk!
Sequel dari novel 'Enam Tahun Tanpa Malam Pertama' Dosa masa lalu orang tua, kini berbalik menimpa dirinya. Ditinggalkan di hari pernikahan oleh sang Kekasih, tetapi malah menikah dengan anak dari musuh besar kedua orang tuanya. Pernikahan seperti apa yang akan ia jalani?
Amin yang berprofesi sebagai seorang montir, tengah naksir berat sama seorang gadis belia dan terobsesi untuk mendapatkan perawan ting-ting. Namun apalah daya, bukan sang Gadis yang mendekat, tetapi para janda yang berlomba mendapatkan perhatian Amin.
Tara tak pernah bermimpi menjadi istri kedua dari sahabat almarhum suaminya. Namun semua sudah terjadi dan Tara terlibat dalam hubungan rumah tangga yang rumit. Mampukah ia menjalani peran sebagai istri kedua atau akhirnya ia menyerah?
21+ "Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany "hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya. Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus. "Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany "Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany "nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON. Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya. Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany. Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar. Tidak lama kemudian.....
Nasib mempertemukan Helena dengan seorang berpengaruh secara tak terduga. Di mata orang, Helena terlihat seperti gadis polos, tapi siapa sangka, dia sebenarnya adalah ahli jenius yang menyembunyikan kemampuan luar biasa. Charlie berseru, "Dia rapuh dan mudah terluka. Siapa pun yang berani menyakitinya harus berurusan denganku." Keluarga-keluarga elite yang pernah dikalahkan Helena diam-diam menyembunyikan kebenaran ini. Akhirnya, Helena berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Charlie, membuatnya gelisah mencari ke seluruh dunia. Bagi Charlie, Helena bagaikan burung dengan sayap menawan, dan misi burung ini adalah membantunya mencapai puncak kesuksesan.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Sabrina dibesarkan di sebuah desa terpencil selama dua puluh tahun. Ketika dia kembali ke orang tuanya, dia memergoki tunangannya berselingkuh dengan saudara angkatnya. Untuk membalas dendam, dia tidur dengan pamannya, Charles. Bukan rahasia lagi bahwa Charles hidup tanpa pasangan setelah tunangannya meninggal secara mendadak tiga tahun lalu. Namun pada malam yang menentukan itu, hasrat seksualnya menguasai dirinya. Dia tidak bisa menahan godaan terhadap Sabrina. Setelah malam penuh gairah itu, Charles menyatakan bahwa dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Sabrina. Sabrina merasa sangat marah. Sambil memijat pinggangnya yang sakit, dia berkata, "Kamu menyebut itu seks? Aku bahkan tidak merasakannya sama sekali. Benar-benar buang-buang waktu!" Wajah Charles langsung berubah gelap. Dia menekan tubuh Sabrina ke dinding dan bertanya dengan tajam, "Bukankah kamu mendesah begitu tidak tahu malu ketika aku bersamamu?" Satu hal membawa ke hal lain dan tidak lama kemudian, Sabrina menjadi bibi dari mantan tunangannya. Di pesta pertunangan, sang pengkhianat terbakar amarah, tetapi dia tidak bisa meluapkan kemarahannya karena harus menghormati Sabrina. Para elit menganggap Sabrina sebagai wanita kasar dan tidak berpendidikan. Namun, suatu hari, dia muncul di sebuah pesta eksklusif sebagai tamu terhormat yang memiliki kekayaan miliaran dolar atas namanya. "Orang-orang menyebutku lintah darat dan pemburu harta. Tapi itu semua omong kosong belaka! Kenapa aku perlu emas orang lain jika aku punya tambang emas sendiri?" Sabrina berkata dengan kepala tegak. Pernyataan ini mengguncang seluruh kota!
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
" Sadar Gra, gue temen pacar lo!! " Pekik Sila frustasi dengan tingkah pria di hadapannya. " Aku gak peduli, yang penting kamu pacar aku. " Acuh nya dengan seringai yang menyebalkan. " Stress, gila. Mati aja lo sana. " " Aku rela mati asal bersamamu. " " Najis" --- Kewarasan Sila sepertinya di permainkan saat menghadapi Agra yang merupakan pacar dari sahabatnya, pria itu tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacar. Apalagi saat pria itu yang bersikap mengatur dirinya layaknya pasangan kekasih membuat Sila benar benar gemas ingin mencekik leher pria itu hingga mati.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY