Kamu hanyalah domino jatuh untukku. Bertemu kembali denganmu adalah kesalahan Tuhan yang terbesar. (Tiffany Ananda Putri) Aku mencintaimu dulu, sekarang dan nanti. (Jimmy Stevano Cavarro)
Kamu hanyalah domino jatuh untukku. Bertemu kembali denganmu adalah kesalahan Tuhan yang terbesar. (Tiffany Ananda Putri) Aku mencintaimu dulu, sekarang dan nanti. (Jimmy Stevano Cavarro)
'Cinta pertama tak selamanya berhasil'
Sepertinya kalimat itu benar adanya.
Cinta pertama hanyalah bagian dari rasa penasaran seorang remaja yang masih kebingungan dengan jati dirinya, bumbu-bumbu cerita hiasan masa remaja bahkan mereka menganggap dirinya sudah dewasa hanya karena cinta.
Walaupun begitu aku juga pernah merasakannya,merasakan menjadi seorang remaja yang penasaran apa itu Cinta dan menganggap hanya dengan Cinta semua akan baik-baik saja dan bahagia selamanya layaknya animasi disney series yang sering ku tonton waktu masih kecil selalu berakhir happily ever after.
Naif? tentu saja tapi dengan kenaifan itu aku pernah merasakan kebahagian seakan dunia ada dalam genggaman tanganku yang mungil ini dan setidaknya aku perlu berterimakasih untuk itu.
Setiap ada orang yang bertanya seperti apa Cinta pertamaku,aku selalu teringat 'dia'.
Wangi vanilla selalu mengingatkan akan dirinya,dia... domino jatuh dan kebodohan terbesarku.
Aku bukan gadis populer seperti Selena ratu kecantikan lambang sekolah SMA GANDHI tapi aku juga bukan gadis culun kutu buku seperti Susan penghuni tetap perpustakaan.Aku hanya Tiffany seorang gadis yang menghargai waktunya, belajar jika waktunya belajar dan bermain jika waktunya bermain.Singkat kata aku hanyalah remaja 17 tahun dengan rutinitas monoton belajar,bermain dan... cinta.
Aku menjalani keseharian ku yang tertata bahkan hampir menyerupai jadwal harian yang wajib bahkan telah menjadi kebiasaan di setiap hari ku hingga...'dia' datang dan dengan seenaknya mengacaukan kehidupanku.
Mungkin sebenarnya bukan dia yang mengacaukannya tapi aku yang dengan rela menyerahkan diriku jatuh ke dalam pesonanya waktu itu dan berakhir menyesal hari ini.
"Hai kamu yang ada disana, setidaknya aku perlu mengucapkan terima kasih kepadamu untuk menjadi kenangan masa remaja ku dan sempat melukiskan pelangi cerah.Walaupun pada akhirnya kamu juga yang mendatangkan awan mendung di antara kita..."
"Mari berbahagia... dengan jalan masing-masing ah,aku harap kamu yang bahagia".
****************
12 Juli 2018
Biar aku perkenalkan diri secara resmi namaku Tiffany Ananda Putri mahasiswa baru angkatan 39 tahun 2018 jurusan sejarah kuno GM University.
kehidupan penuh tantangan mahasiswa baru akan segera dimulai dan selamat datang cerita baru.
menginjakan kaki untuk pertama kali nya di gerbang utama universitas impian membuat perasaan campur aduk yang tak bisa di jabarkan memenuhi hatiku.tak bisa dipungkiri rasa pencapaian yang membanggakan membuatku bahagia.
Kata orang usaha tak akan mengkhianati hasil tapi menurutku kadang hasil tak akan sepadan dengan usaha.Ya... itu hanya menurutku saja karena untuk masuk kesini aku berusaha lebih keras dari siapapun setidaknya semua telah aku korbankan.
"Bukankah ini seperti mencari jarum di luasnya samudra?" Sebuah suara imut yang sedang menggerutu membuyarkan lamunan mengenang perjalananku yang penuh duri.
Ok ini berlebihan tapi aku memang terharu sampai hampir menangis!
"Halo kakak, mau berteman denganku?"suara itu terdengar kembali tapi sepertinya kali ini dia berbicara kepadaku.
Aku menunjuk diri ku sendiri untuk memastikan bahwa yang ia ajak bicara adalah aku.Seorang gadis berkepang dua berdiri dengan senyum polos di sampingku mengulurkan tangan kanannya menunggu untuk ku sambut,aku memperhatikan dia dari ujung kepala hingga ujung kaki tak ada yang aneh dengan dirinya hanya saja aku merasa dia terlalu polos dan... lugu.
Sepertinya dia juga mahasiswa baru disini dan aku menebak dia sedikit lebih muda dari ku,sedikit hanya sedikit.
"Tiffany." Aku menyambut uluran tangan darinya.
"Aku tebak kita satu angkatan jadi jangan panggil aku kakak,"ucapku dengan mengisyaratkan bahwa kita sama-sama membawa koper besar untuk masuk asrama.
Gadis itu menganggukkan kepala seakan mengerti dan kembali tersenyum.
"Melanie, tapi panggil Mey lebih saja lebih praktis,"ucapnya sembari mengayunkan tanganku berulang kali.
Aku mencoba menarik bahkan sedikit memaksa Mey untuk melepaskan ayunan tangannya pada ku.
"Hey apa kamu masuk kemari juga karena dewa tampan itu?"Mey kembali bersuara tapi kali ini dengan sedikit berbisik bersiap untuk membuka bahan gosip.
Aku mengernyitkan dahi tidak mengerti apa yang gadis ini maksud.
Dewa tampan?
Siapa itu?
Dewa tampan yang satu-satunya aku tau hanya Dewa Hermes dalam mitologi Yunani.
Mey menghela nafas menatap tak percaya padaku.
"Kau tidak tau dewa tampan?"
aku menganggukkan kepala,tentu saja aku tau dewa tampan yang Mey maksud jika tidak bagaimana bisa aku menyebut diri ku sendiri sebagai mahasiswa sejarah?
"Tentu saja Dewa Hermes dewa paling tampan tapi Zeus juga tak kalah tampan,"ucapku sembari mengingat kembali pelajaran sejarah.
"Lupakan saja!" Belum selesai aku menjelaskan Mey sudah lebih dahulu menarik tanganku.
***
Universitas GM menggunakan sistem asrama sekolah yang akan rolling kamar setiap semester baru di mulai, sebenarnya itu tidak terlalu nyaman untuk orang introvert seperti diri ku yang harus berdaptasi dengan orang asing setiap semester baru dimulai.Tapi disitulah tantangan yang sebenarnya,karena aku telah memilih GM artinya aku akan merubah sifat introvert ku.
Aku menghembuskan nafas panjang memegang gagang pintu.Semoga teman sekamarku orang yang ramah mudah diajak bergaul walaupun tidak ramah sekalipun,setidaknya mereka bukan orang mysophobia bahkan kemungkinan terburuk mereka bukan orang yang suka memerintah.
"Halo aku Tiffany mahasiswa tahun pertama jurusan sejarah kuno,mari kita saling membantu dan berteman,"ucapku dengan sekali tarikan nafas.
Hening....
Tak ada suara yang terdengar bahkan aku tak mendengar suara helaan nafas seorang pun.
Apa aku salah masuk kamar?
Atau kamar ini kosong?
Itu tidak mungkin kan?
Mengepalkan genggaman tangan lebih kuat dan sedikit membuka mata,otak pintarku memikirkan banyak kemungkinan tentang keheningan di sini.
"Wow... perkenalan yang mengejutkan," ucap seorang gadis yang baru keluar dari kamar mandi dan melewatiku.
Ada tiga orang di dalam kamar,satu orang berambut pendek dan sedikit tomboy yang tadi keluar dari kamar mandi,satu orang yang sedang menatapku melongo tapi akhirnya dia hanya mengangguk dan kembali membuka bukunya di meja belajar,dan satu orang lagi yang sedang berbaring di atas ranjang sunsun dia... Mey.
"Halo Zeus,"ucap Mey menuruni ranjangnya dan menarik ku masuk ke dalam ruangan.
"Zeus?"ucap gadis-gadis itu bersamaan.
Mey nampak terkejut dengan suara mereka dan mengedipkan matanya untuk menenangkan diri.
"Benar zeus. Kalian tau Tiffany ini bahkan tidak tau siapa dewa tampan kampus kita yang dia tau hanya Zeus manusia purba yang paling tampan menurutnya,"ucapnya menggebu-gebu.
"Kau tidak tau dewa tampan?"
"Kau masuk kesini bukan karena dewa tampan?"
Ada apa dengan mereka?
Kenapa sekarang sangat bersemangat sekali berbeda dari saat aku datang?
Sebenarnya siapa dewa tampan itu?
Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban dan reaksi mereka bahkan terkesan berlebihan menurutku.
"Sungguh surga telah memberimu kerugian yang besar untukmu,"ucap Mey penuh drama sembari mengotak-atik ponselnya.
"Lihat ini! dewa tampan pujaan semua gadis,kebanggaan fakultas sejarah kita,permata berharga GM University," lanjutnya yang tak kalah lebih drama.Hampir saja aku muntah mendengar pujian yang lancar mengalir dari mulut Mey.
Tapi tunggu...kenapa orang yang ada di photo yang di tunjukan Mey ini tidak asing?
Sepertinya aku mengenalnya tapi tidak mungkin dia kan?
"Siapa dia?" aku harus memastikan itu bukan dia.
"Jimmy Stevano Cavaro dewa tampan kita." Dan ucapan Mey mengantarkan petir di siang bolong ke arah ku.
***
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
"Kau sedang mengintip? Bagaimana jika kuajari secara langsung?" Tawari Hunter Oragle kala menangkap basah putri tirinya mengintip dirinya yang tengah bergumul panas dengan ibunya. •••• Perasaan dan hubungan tabu itu menjadi rumit saat fakta dan kebenaran mencuat.
Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.
Nasib mempertemukan Helena dengan seorang berpengaruh secara tak terduga. Di mata orang, Helena terlihat seperti gadis polos, tapi siapa sangka, dia sebenarnya adalah ahli jenius yang menyembunyikan kemampuan luar biasa. Charlie berseru, "Dia rapuh dan mudah terluka. Siapa pun yang berani menyakitinya harus berurusan denganku." Keluarga-keluarga elite yang pernah dikalahkan Helena diam-diam menyembunyikan kebenaran ini. Akhirnya, Helena berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Charlie, membuatnya gelisah mencari ke seluruh dunia. Bagi Charlie, Helena bagaikan burung dengan sayap menawan, dan misi burung ini adalah membantunya mencapai puncak kesuksesan.
21+ "Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany "hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya. Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus. "Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany "Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany "nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON. Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya. Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany. Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar. Tidak lama kemudian.....
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY