/0/4031/coverbig.jpg?v=97e5d9648453afe4b768684c720c8113)
Maya, wanita idaman lain dalam rumah tangga Airin dan Danu, apakah Danu dapat terlepas dari jerat Maya? atau malah Maya yang mendapatkan Danu?
Maya, wanita idaman lain dalam rumah tangga Airin dan Danu, apakah Danu dapat terlepas dari jerat Maya? atau malah Maya yang mendapatkan Danu?
Malam telah beranjak, perlahan Maya masuk dalam ruangan dengan cat dinding warna merah maroon. Aroma bunga mawar segar menyeruak manis dalam indera penciumannya.
Seprei dengan warna senada membuat kamar hotel bintang lima itu tampak semakin indah.
Ada banyak bunga mawar terhampar di atas ranjang berukuran king itu.
Maya mengulum senyum tatkala mendapati Danu, berdiri di depan kamar mandi dengan gagahnya.
Rambutnya basah terlihat segar.
Sejenak dia terpaku melihat lelaki yang berstatus bukan suaminya itu, berdiri dengan mata menyalang tajam.
Tatapan matanya tak ubah bagai serigala yang siap mengoyak mangsa.
Maya tak tahu apapun lagi, ketika Danu berjalan mendekat, lalu tangannya memegang pucuk kepala Maya, Sebuah kecupan mendarat di kening, kedua mata, dan pipi.
Pelan tangannya terulur merengkuh tubuh Maya dalam pelukannya, dia mengangkat maya ke atas ranjang berukuran king.
Deru napas Danu terdengar jelas.
Maya memejam mata.
Hari ini, dinding kembali bersaksi, terjadinya dosa besar antara dua anak manusia yang berhasil masuk dalam jerat nafsu tak terkendali.
"Terimakasih untuk malam ini! Aku tak tau, bagaimana hidupku tanpamu! Seandainya bisa memilih, maka aku akan memilih mengulang takdir, agar aku bisa bertemu dirimu terlebih dahulu. Bukan Airin!" bisik lembut Danu di telinga Maya.
Maya hanya tersenyum, tenaganya sudah habis. Bahkan untuk bersuara saja dia tak mampu.
Sungguh Danu, lelaki dambaan setiap wanita. Perawakannya yang tinggi, dengan kulit sawo matang, menambah kharismanya sebagai lelaki.
Drrt ... drrt ... drrt!
Belum lagi terpejam, telpon Danu berbunyi.
ISTRIKU memanggil.
Begitulah, teks yang terbaca di layar kaca benda berukuran 6 inci tersebut.
Sekali geser, maka terdengar suara dari sebrang sana. "Halo, Mas ... pulang jam berapa?"
"Sebentar lagi sayang," jawab Danu.
"Kalau bisa, pulang sekarang, Mas! Aku rindu." rengek wanita itu.
"Iya, sedikit lagi. Mas pulang, sudah dulu sayang. Kalau telponan terus, kapan kerjaan selesai." Danu memberi alasan.
"Hati-hati di jalan, Mas," ucap wanita itu penuh perhatian.
Iya, I miss you." balas Danu. Lalu menutup telpon.
Tangannya kembali melingkar di pinggang Maya, dia ingin istirahat sebentar sebelum pulang bertemu istrinya.
Maya yang mendengar percakapan mereka tak bisa berbuat apa-apa, dia sadar dirinya hanya selingan di kala Danu senggang. Bagi Danu, Aira adalah dunianya.
"Pulanglah, pemilikmu sudah menunggu," usir Maya.
Danu pura-pura tak mendengar kata kekasih gelapnya, dia sudah sangat tau karakter gadis berbintang Virgo yang sedang dia dekap.
Bagaimana tidak, mereka adalah teman sejak dari bangku sekolah menengah pertama.
Sempat terpisah saat mereka diterima pada universitas berbeda kota.
Kalau dulu mereka tak pernah bermimpi untuk saling suka, saling menyapa pun tak pernah. Beda saat mereka bertemu kembali.
Kerjasama perusahaan, membuat mereka mau tak mau harus sering bersama.
Merasa tak direspon oleh Danu, Maya melepaskan tangan lelaki itu dari pinggangnya.
Dirinya telah terbakar cemburu, lebih baik dia mandi dulu. Semoga setelah mandi, perasaannya bisa lebih segar.
Danu yang merasa Maya menjauh, segera bangkit dari posisinya.
Memungut pakaian yang terserak di lantai, memakainya dan segera keluar dari kamar itu.
Tak lupa, beberapa lembar uang merah dia simpan di atas bantal.
Samar terdengar bunyi pintu kamar di buka, Maya menghentikan aktivitasnya. Handuk yang menggantung dia tarik lalu memakainya.
Melangkah keluar dari kamar mandi, dia melihat uang merah di atas tempat tidur tambah membuat hatinya marah.
Dia mengambil pakai yang terhambur di lantai, memakai lalu berlalu meninggalkan hotel yang sering mereka gunakan untuk memasuki kasih.
*****
"Bagaimana, apa dia akan pulang?" tanya bu Marni kepada menantunya.
Airin, tak siap dengan pertanyaan sang mertua.
Baginya, hal biasa bila Danu tak pulang. Tapi kali ini berbeda. Dia tak mungkin berbohong kepada wanita berwajah tegas itu.
Ibu mertuanya tiba-tiba saja datang tadi sore, saat Danu masih di kantor.
Beralasan karena di rumahnya sepi, jadi dia akan tinggal di rumah anaknya itu.
"Kok cuma tersenyum, jawab kalau di tanya!" ujar bu Marni lagi.
"I- ya, Bu! Katanya sebentar lagi." Airin menjawab dengan Gagap.
"Apa memang dia suka meninggalkan kamu sendiri?" tanya bu Marni.
Lagi-lagi, Airin hanya bisa mengangguk. Entah kenapa, dia sama sekali tak bisa bohong kepada wanita berkharisma itu.
Bu Marni yang melihat anggukan lemah menantunya merasa marah.
"Kurang ajar! Dasar suami tak bertanggungjawab," maki bu Marni.
"Rin, jawab yang jujur! Apa Danu selingkuh?!" bu Marni merasa ada yang aneh dengan anak lelakinya itu.
Tak ada cara lain, dia harus mendengar semua cerita dari menantunya.
"Ti- dak tau, Bu!" cicit Airin.
"Istri apa kamu?! Suami jarang pulang, kamu bilang tidak tau apa-apa? Jadi, tugas kamu sebagai istri itu apa?!" teriak bu Marni.
Hatinya dongkol, dia seperti ingin menelan orang.
"Bu, sudah yagh marahnya! Nanti darah tinggi ibu kumat." Mira, adik Danu bersuara.
" Tak usah ikut campur, Mira! Ibu tak suka jika punya anak dan menantu pembohong," potong bu Marni.
Baru saja bu Marni menyelesaikan ucapannya, suara mobil Danu telah memasuki pekarangan.
Mengetahui hal itu, bu Marni kemudian duduk di sofa, tepat di samping Airin berada.
Ceklek!
Terdengar bunyi kunci, pintu terbuka dengan pelan.
Suara langkah terdengar mendekat.
Danu tertegun, tak menyangka kalau ibunya ternyata datang.
"Eh, Ibu. Sejak kapan datang? Kok, tidak bilang-bilang," tanya Danu.
"Dari mana kamu?" tanya bu Marni dingin.
"Dari kantor, Bu!" Pelan Danu menjawab.
"Pembohong! Sejak kapan orang berkantor sampai jam dua dini hari?" Bu Marni bertanya.
Matanya menatap sinis anak pertamanya itu.
Danu terdiam, tak menyangka akan di tanya seperti itu.
"Heh, kenapa diam? Jawab!" tuntut bu Marni.
"Besok saja bicaranya, Bu. Aku capek!" Danu berusaha mengelak.
Prang!!
Prang!!
Bu Mira melemparkan asbak tepat ke wajah Danu. Untung saja, Danu sempat mengelak.
"Apa-apaan sih, Bu!" protes Danu.
"Makanya, jawab! Kamu dari mana? Sama siapa? Kalau tidak, jangan salahkan Ibu. Kalau semua barang di dalam rumahmu hancur!!" ancamnya lagi.
"Bukan urusan, Ibu!" hardik Danu.
"Apa katamu? Bukan urusan Ibu! Kalau kamu masih hidup dengan uangku! Semua urusan kamu, jadi urusan Ibu," ucap bu Marni sambil berkacak pinggang.
Danu terdiam, tak ingin memperpanjang masalah. Dia melangkah memasuki kamar. Meninggalkan yang lain di ruang tamu.
Melihat Danu melangkah, semakin membuat bu Marni emosi. "Anak durhaka, set*n kamu!"l
Mira mengusap lembut lengan ibunya. "Sabar, Bu! Nanti besok marahnya di lanjutkan."
Airin yang melihat hal itu, tak bisa berbuat banyak.
"Bu, Airin ke kamar dulu," pamit Airin, kemudian berlalu menyusul suaminya.
Airin membuka pintu. Terlihat Danu sedang terduduk di pinggir tempat tidur, tangannya menutup muka.
Pelan Airin mendekati suaminya.
"Mas... ."
"Tinggalkan, Aku! Jangan berpura-pura peduli. Semua ini gara-gara kamu!" potong Danu, saat mendengar suara istrinya.
"Ma- af," ucap Airin terbata.
"Aku tidak butuh kata itu. Aku butuh kamu, pergi selamanya dari hidupku!" Penuh penekan Danu berkata seperti itu.
"Astaghfirullah," lirih Airin. Air mata tak mampu dia bendung.
Samuel, pedagang senjata top dunia, mengejutkan semua orang dengan jatuh cinta pada Marsha-gadis tak berguna yang tak dihormati siapa pun. Orang-orang mencemoohnya. Untuk apa mengejar wajah cantik yang tak berguna? Namun, saat para elit berkuasa mulai berkumpul di sekitarnya, semua orang tercengang. "Dia bahkan belum menikah dengannya-tapi sudah memanfaatkan kekuasaannya?" asumsi mereka. Mata yang penasaran menyelidiki masa lalu Marsha ... hanya untuk mengetahui bahwa dia adalah seorang genius ilmiah, ahli medis terkenal di dunia, dan pewaris organisasi dunia bawah tanah. Kemudian, Samuel mengunggah postingan daring. "Istriku memperlakukanku seperti musuh. Ada saran?"
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
21+ Alena Adriani Quensyah, harus menerima kenyataan pahit, ketika hidupnya hancur dalam semalam. Bayangan akan masa lalunya pun tidak pernah hilang dalam benaknya. Lagi-lagi Alena harus mengetahui kedua orang tua nya yang pergi begitu saja dan menjadikan nya sebagai jaminan pada seorang Mafia, membuat hidup Alena seperti didalam penjara. Akankah Alena bisa bertemu dengan orang tuanya kembali? Dan apa penyebab mereka meninggalkannya?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
"Berikan ASImu pada putraku akan kuberikan dunia dan seisinya!" Ujar El Zibrano Elemanus. "Kau gila? Aku masih sekolah, mana mungkin bisa menyusui anakmu!" marah Lea kesal "Bisa, dengan bantuan ku!" El tanpa segan meremas benda kenyal Lea.
© 2018-now Bakisah
TOP