/0/4193/coverbig.jpg?v=7015db8782cda68d196a0c4fe63039f5)
Zyan Liu adalah ahli waris utama keluarga Liu, namun syarat untuk menjadi ahli waris utama adalah menikah dengan wanita yang dianggap memenuhi standard untuk menjadi menantu keluarga Liu. Mu Tian Rui adalah gadis desa biasa, dan tak di sangka ternyata Rui memenuhi standar untuk menjadi menantu keluarga Liu. Akankah keduanya ini bisa menjalani pernikahan yanh diaturkan untuk mereka. Sementara mereka hidup dengan perbedaan yang sangat jauh.
Mu Tian Rui memandangi dengan tegas dasar sungai bening itu, tombak kecil di tangannya tengah bersiap ditancapkan ke ikan yang melewati pandangan matanya.
Cahaya Matahari pagi, membuat air nampak berkilau. Pantulan kilauan cahaya matahari pagi tersebut seakaan menambah jelas kecantikan Mu Tian Rui.
Kedua mata hitam pekat Mu Tian Rui mengawasi dengan ketat tiap desiran air sungai tersebut.
Mu Tian Rui bergerak dengan cepat melempar tombak di tangannya ketika ikan besar melewatinya.
"Dapat," ujar Mu Tian Rui dengan senyum kemenangan.
"Ayah pasti akan menyukainya," ujar Tian Rui dengan hati senang.
Tian Rui memasukan ikan besar hasil tangkapannya itu kedalam keranjang, "Baiklah saatnya mencari jamur," ujar Tian Rui.
Dalam perjalanan pulang, Tian Rui memetik jamur dan beberapa daun-daunan yang bisa dimakan. Beberapa hari sekali Rui akan pergi ke sungai dan ke hutan untuk mencari makanan. Sering kali Rui keracunan ketika mencoba daun yang akan dijadikan makanannya, karena itu Rui telah pandai menandai mana daun beracun, dan mana daun yang bisa dia masak.
Rui hanya tinggal bersama Ayahnya yang telah lama cacat, karena kecelakaan tanah longsor, ketika akan pergi bekerja sebagai guru di daerah terpencil.
"Ayah! Hari ini kita akan makan besar. Lihatlah aku membawa ikan besar hari ini," ujar Rui.
"Gadis baik," puji Ayah Rui.
"Maafkan ayah!" ujar Mu Tian Feng dengan mata berkaca-kaca.
"Ayah! tidak ada yang perlu dimaafkan, jika pena langit telah tertulis, maka takdir tak bisa dihindar," ungkap Rui.
Meski Rui tidak pergi ke sekolah, namun Tuan Mu mengajari Rui dengan sangat baik. Petugas kantor pos adalah teman baik Tuan Mu, dia sering mengirimkan Tuan Mu buku-buku pelajaran dan juga majalah-majalah internasional.
Meski tak bersekolah resmi, Rui mengerti menulis, berhitung, membaca dan memahani bahasa inggris, cara membaca dan menulisnya pun sangat baik. Ini semua Karena Tuan Mu yang telah mengajarinya dengan baik.
"Ayah makanlah," ujar Rui.
Rui mencapitkan ikan yang tulangnya sudah dibuangi, lalu menaruh lauk sayur di mangkuk Tuan Mu.
Tuan Mu makan dengan hati senang sekaligus sedih, dengan status ekonomi yang serba kekurangan ini siapa yang akan mau menikahi putrinya ini.
Mu Tian Rui memiliki paras yang cantik, rambut hitam panjang dengan sedikit ikal dibawahnya, bola mata hitam serta bulu mata yang lentik, kulit seputih salju dan pemikiran yang cerdas. Satu-satunya kekurangannya adalah miskin.
Rui membantu Tuan Mu, naik ke ranjang untuk beristirahat. Di rumah mereka yang kecil itu hanya ada satu ranjang. Rui membuka tikar dan menggelarnya di lantai, lalu membuka lemari kayu milik mereka. Didalam lemari tersebut ada selimut dan juga bantal. Rui meletakannya di atas tikar lalu menepuk-nepuk bantalnya dan mulai membaringkan tubuhnya.
Keesokan paginya setelah sarapan, mereka pergi ke balai desa. Rui memaksa agar Ayahnya mau pergi keluar untuk melihat perlombaan perahu dayung.
"Ayah, aku juga sudah berjanji kepada Nyonya Gu jika akan datang ," jelas Rui.
Tuan Mu menolak, karena takut membuat Rui menjadi lelah, karena harus mendorongnya dengan kursi roda ke tempat perlombaan.
Rui pun terdiam karena tak berhasil membujuk Ayahnya untuk pergi. Tuan Mu melihat raut sedih Rui, lalu akhirnya menyetujui permintaan Rui.
"Baik, baiklah kita pergi kesana. Jangan merajuk lagi," ujar Tuan Mu.
Mendengarnya tentu saja Rui merasa senang, Rui segera mengambil jaket terbaik yang dimiliki ayahnya lalu memakaikannya. Rui membantu Ayahnya duduk di kursi rodanya. Lalu Rui pun mendorong kursi roda tersebut keluar rumah. Di Balai Kota, Rui dan Tuan Mu bertemu dengan Tuan Gu, kawan baik Tuan Mu.
"Rui, kau sudah menjadi tinggi sekarang. Melebihi tinggi Paman," ujar Tuan Gu.
"Dan juga cantik," puji Tuan Gu.
"Paman! kau ini selalu menggodaku lho. Jika Nyonya Gu cemburu bagaimana?" tanya Rui setengah bercanda.
"Aiyooo, mana mungkin aku cemburu. Kau sudah seperti putriku sendiri," ujar Nyonya Gu yang baru saja datang.
"Jika saja aku memiliki Putra maka aku akan menikahkannya denganmu," jawab Nyonya Gu sambil tertawa dan mengelus kepala Rui.
"Ayo! pertandingan akan segera dimulai," ajak Nyonya Gu.
Mereka mengambil kursi paling depan, Nyonya Gu membawa bekal dan membukanya.
"Makanlah ini dimsum buatan tangan sendiri," ujar Nyonya Gu.
Rui segera saja melahapnya, "terbaik," puji Rui seraya mengacungkan jempolnya dan mengedipkan matanya.
Nyonya Gu pun tersenyum melihat kedua pipi Rui menjadi gembul ketika memakan dimsum.
"Gadis baik," puji Nyonya Gu seraya mengusap lembut puncak kepala Rui lagi.
Rui adalah salah satu kembang desa, namun karena kemiskinannya selalu saja dipandang rendah, sampai sebesar ini Rui tidak pernah berdekatan dengan pria sebayanya. Jika yang lain sibuk untuk ujian masuk universitas maka Rui akan sibuk keluar masuk hutan untuk mencari makan.
Nonya Gu sering kali meminta Rui datang ke rumahnya untuk mengambil beberapa bahan makanan, namun Rui kerap menolaknya karena keadaan Nyonya Gu tak jauh berbeda dengannya, hanya lebih baik sedikit saja dari dirinya dan ayahnya.
"Ma! lihatlah itu sudah di mulai," ujar Rui menunjuk-nunjuk kepada perahu-perahu yang mulai melaju aaling mendahului.
Tuan Mu, merasa keputusannya sudah tepat pergi melihat lomba perahu ini. Sepadan dengan senyuman yang menghiasi wajah Rui.
"Apa kau senang?" tanya Tuan Mu.
"Sangat-sangat senang," jawab Rui seraya menyandarkan kepalanya di bahu Tuan Mu.
Tuan Mu pun mengusap puncak kepala putrinya itu dan menciumnya. "Kau sama persis seperti ibumu, mudah bahagia dengan hal yang sederhana," gumam Tuan Mu dalam hati.
Suara sorak-sorak gembira membuyarkan lamunan Tuan Mu, pemenang lomba telah didapat, Pendukung Team yang menang bersorak bukan main kerasnya, karena teamnya menang.
Sebelum pulang, Nyonya Gu menarik tangan Rui dan memberikan kotak makan yang lain, berupa lauk-lauk daging. Nyonya Gu tahu bahwa Rui hampir tidak pernah makan daging.
"Ma ..." ujar Rui tertegun.
"Ambillah! hanya daging yang tak seberapa, ini tak akan membuat kami jatuh miskin," bujuk Nyonya Gu agar Rui mau membawa bekal buatannya pulang.
"Terima kasih Ma," ujar Rui.
"Kau berhati-hatilah di jalan pulang," pesan Nyonya Gu.
Sebelum Rui dan Tuan Mu pulang, Tuan Gu menarik kursi roda Tuan Mu sedikit menjauh dari Rui.
"Ada apa?" tanya Tuan Mu.
"Rui sudah bertumbuh menjadi wanita yang cantik," jawab Tuan Gu.
"Lalu?" tanya Tuan Gu.
"Bukankah menurutmu sudah saatnya Rui untuk menikah," jawab Tuan Gu.
Tuan Mu, memandangi senyum manis putri satu-satunya itu. Dan memikirkan perkataan kawannya itu ada benarnya juga.
"Kau yang paling tahu keadaan keluarga kami, menurutmu apakah akan ada pria yang melamar putriku dan akan memperlakukan dia dengan baik?" tanya Tuan Gu.
"Jika aku bilang aku akan mencarikannya, apakah kau mengijinkanku?" tanya Tuan Gu.
Tuan Mu "..."
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?