/0/4239/coverbig.jpg?v=cce8c6f319f72d7d5d5a30e51d0b0fce)
Saat aku menikah lagi, Andin, istriku yang semula polos dan penurut tiba-tiba berubah acuh tak acuh dan tidak lagi peduli.
Saat aku menikah lagi, Andin, istriku yang semula polos dan penurut tiba-tiba berubah acuh tak acuh dan tidak lagi peduli.
"Mil, ini jatah belanja bulanan untuk kamu. Lima juta rupiah. Cukup, 'kan?" tanyaku pada Mila, wanita muda yang baru sebulan lalu kunikahi dan kujadikan istri kedua.
Kuangsurkan selembar amplop berwarna coklat padanya yang segera diterima dengan senyum tipis terkembang di bibirnya.
Mila memang cantik. Ia selalu bisa memanjakan mata ini dengan penampilannya yang menyenangkan dan sedap dipandang. Ia juga tak pernah menolak setiap kali aku membutuhkan pelayanan darinya.
Tak salah jika akhirnya aku mengambil keputusan untuk menjadikannya istri kedua guna melengkapi hidup yang selama ini terasa bosan dan menjemukan.
Mila mengambil amplop gaji di tanganku lalu menyimpannya sedikit tak bersemangat.
Melihat ekspresinya yang tampak tak bersemangat itu, aku pun memicingkan mata dan bertanya heran.
"Kenapa? Kurang ya?" tanyaku sembari meneliti paras cantik di depanku itu.
Perempuan itu memandangku sekilas lalu menundukkan kepalanya, menyembunyikan raut wajahnya.
"I ... iya sih, Mas ... tadinya aku berencana mau ke klinik kecantikan, beli baju baru dan nambahin koleksi perhiasan, tapi karena Mas cuma bisa ngasih lima juta ya terpaksa aku tunda dulu semua itu," ujar istri mudaku itu sambil menggandeng tanganku lalu menghela langkahku menuju ruang makan.
Mendengar kalimat bernada mengeluh dan manja darinya, aku pun memeluk wanita cantik itu lebih erat.
"Ya, udah nanti pertengahan bulan mas tambahin lagi ya, tunggu proyek cair dulu tapi. Jangankan lima juta, dua puluh juta juga pasti mas kasih!" sahutku sembari mencubit pipinya dan menggoda istri mudaku itu agar ia tak lagi sedih.
Benar saja. Mendengar jawabanku, Mila tersenyum girang lalu memelukku erat-erat.
"Janji ya, Mas! Mas baik banget deh. Nggak nyesel aku jadi istri walaupun cuma istri kedua kalau begitu," ucapnya lagi lalu dengan penuh semangat segera menghidangkan makanan yang barusan kupesan di sebuah rumah makan via ojek online dan segera menikmati makan siang berdua.
Usai makan siang, seperti biasanya, Mila mengajakku ke peraduan. Memberi kebutuhan batin yang selama ini jarang kudapatkan dari Andin, istri pertamaku.
Andin yang selalu sibuk dengan urusan rumah, urusan anak, belum lagi harus mengurus ibuku yang stroke, memang akhir-akhir ini tak bisa lagi secara maksimal melayani kebutuhanku.
Aku memang sengaja meminta istriku itu untuk merawat kedua putri kami dan ibuku yang sedang sakit dengan tangannya sendiri. Maklum, aku tak percaya ART dan merasa lebih nyaman jika semua urusan itu ditangani istriku sendiri.
Namun, aku tak pernah menyangka jika akibatnya, Andin jadi melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri terhadapku.
Malam demi malam jadi sering kulalui dalam kesepian dan kedinginan. Setiap kali aku meminta hak, Andin selalu melakukannya dengan terpaksa. Kadang malah menolak dengan alasan tidak mood dan capek karena harus mengurus semua urusan rumah tangga sendirian.
Itulah sebabnya, dari pada harus bertengkar dan mengemis padanya setiap hari, akhirnya aku pun memutuskan untuk menikah lagi. Tak sanggup rasanya jika harus berpuasa menahan kebutuhan batin setiap hari.
Begitulah hari-hari penuh keceriaan kulalui sejak memiliki istri muda. Aku yang biasanya hidup datar-datar saja, sekarang jadi bisa merasakan keseruan beristri dua.
Aku yang biasanya pusing memikirkan kebutuhan akan batin ini yang tak pernah tertunaikan, sekarang sudah bisa merasa nyaman dan tenteram karena ada istri kedua yang selalu siap sedia melayani saat dibutuhkan.
Ya, rasanya wajar jika aku menikah lagi karena istri pertamaku enggan menunaikan kewajibannya itu terhadapku.
Selama ini pertemuanku dengan Mila sendiri hanya kulakukan di siang hari saja, karena malam hari aku harus pulang ke rumah sebab aku tak mau Andin sampai tahu jika aku diam-diam telah menikah lagi. Aku belum siap kehilangan wanita yang sudah memberiku dua orang buah hati itu.
Jika Andin sampai tahu dan marah, siapa lagi yang akan mengurus kedua buah hatiku dan ibu yang sedang sakit serta hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur?
Ya, Andin tak boleh sampai tahu jika aku sudah menikah lagi dan memiliki istri baru.
Lanjut?
Talak tiga itu terlanjur diucapkan Danu pada istrinya di hadapan saksi sesaat sebelum Laras terus terang soal permintaan bapak dan ibunya agar mereka segera pulang kampung untuk mengurusi uang ganti rugi senilai 10 miliar rupiah hasil jual tanah ke perusahaan kilang minyak karena tak sabar lagi hidup sederhana bersama istrinya. Lalu apakah Danu menyesal sudah gegabah menjatuhkan talak dan bagaimana ia akan melewati penyesalannya serta masih adakah harapan baginya untuk kembali pada Laras? Atau justru wanita itu akan meninggalkannya tanpa sedikitpun penyesalan? Simak kisahnya di sini ya.
"Kenapa aku selalu dibedakan dari menantu-menantu ibu yang lain?" tanya Mia berapi-api. "Karena kamu memang beda! Kamu miskin sedang mereka kaya!" sahut mertuanya dengan pongah. Mia menggertakkan giginya. Sungguh, kalau saja ibu mertuanya tahu, harta benda yang berhasil ia kumpulkan dari hasil menulis online, mungkin ibu mertuanya akan terbelalak takjub. Tapi tidak! Karena ia justru tak ingin mertua dan suaminya yang zolim itu sampai tahu pundi-pundi logam mulia yang ia sembunyikan di suatu tempat yang aman.
Orang ketiga bisa hadir darimana saja tak terkecuali dari orang yang kita pekerjakan di rumah kita sendiri.
Selama ini aku tak pernah keberatan membantu Mas Arya memenuhi kebutuhan keluarga kami, bahkan menafkahi ibu dan adiknya karena gajinya yang tak lagi mencukupi untuk itu. Tapi saat ia berkhianat bahkan nekad memutuskan menikah lagi, maka aku tahu bahwa aku tak perlu lagi berbuat baik terhadapnya. Sekarang biarlah ia memenuhi kebutuhan keluarga kami dan ibunya dengan usahanya sendiri, hingga akhirnya sadar bahwa selama ini akulah orang di belakang layar yang telah menyelesaikan semuanya tanpa ia perlu tahu. Namun, aku bukan wanita bodoh yang akan selamanya mengorbankan diri dalam perkawinan yang tidak sehat bersamanya karena tentu saja masa depanku masih sangat panjang dan aku berhak meraih kebahagiaan yang lain.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Sepatah Kata, Jangan pernah bengong dan tertegun-tegun jika belum selesai membaca kisah yang sangat AGAK LAEN dan super unik dalam novel ini. Mungkin banyak yang tidak terpcaya jika cerita ini lebih dari 58,83% merupakan KISAH NYATA, 24,49% Modifikasi Alur dan 16,68% tambahan halu sebagai variasi semata. Buktikan saja keunikan kisah dalam novel ini. Jangan mengatakan gak masuk akal jika belum tahu bahwa hal itu bisa terjadi kapan dan dimanapun juga
© 2018-now Bakisah
TOP