Hana ... selalu mendapat perlakuan buruk dari suaminya, bahkan saat mereka sudah bercerai, Ari justru semakin ingin membuat Hana hancur. Ada hubungan apa sebenarnya antara Ari dan Risa?
Hana ... selalu mendapat perlakuan buruk dari suaminya, bahkan saat mereka sudah bercerai, Ari justru semakin ingin membuat Hana hancur. Ada hubungan apa sebenarnya antara Ari dan Risa?
Status WA Mantan Suami (1)
______________________
[Janda ngenes, baru kucerai udah kalang kabut aja jualan sayur]
Aku meremas baju yang melekat di dada saat jemariku dengan sengaja membuka status WA Mas Ari, mantan suamiku enam bulan yang lalu.
Ternyata tidak cukup sampai di situ, di bawah status Mas Ari, terpampang jelas nama Mbak Risa, kakak ipar yang kini sudah menguasai rumah Ibu mertua. Mas Ari dua bersaudara. Kakak pertamanya bekerja di luar pulau dan beristrikan Mbak Risa. Sedang anak kedua yakni Mas Ari, mantan suamiku.
[Makanya jadi wanita itu yang nurut. Sok-sokan minta cerai, eh, nggak taunya malah jadi buruh penjual sayur, wkwkwk]
Pada caption yang dia tulis, disertakan pula fotoku yang sedang melayani pembeli.
Flashback on.
"Han, ini jatah belanja kamu sebulan. Cukup-cukupin!"
Mas Ari melempar beberapa lembar uang berwarna merah tepat di depan wajahku. Hatiku sakit? Tentu saja! Tapi aku bisa apa selain mulai memunguti uang itu satu per satu, tanpa menghitungnya lagi karena sudah kupastikan jumlahnya hanya ada lima.
"Kebutuhan dapur semakin naik, Mas, uang ini nggak akan ...."
Brak!
Meja makan di depannya digebrak dengan keras hingga hampir saja sayur yang kutuang dalam mangkuk berhamburan keluar.
"Nggak cukup ... nggak cukup. Selalu nggak cukup! Apa kamu nggak punya bahasan lain selain uang, hah?!" Suara Mas Ari meninggi, jika sudah seperti itu maka jalan satu-satunya yang kupilih adalah diam.
"Harusnya kamu bersyukur selalu kuberi jatah bulanan. Mikir, Han, aku ada Ibu dan Kakak ipar yang menjadi tanggung jawabku. Kamu jadi wanita jangan serakah!"
Dadaku bergemuruh hebat.
Serakah?
"Aku nggak pernah melarang kamu untuk memberikan Ibu uang bulanan, Mas. Tapi untuk Mbak Risa ... dia sudah bersuami, jelas sekali kalau Mbak Risa bukan tanggung jawabmu," jelasku pada Mas Ari lirih.
"Halah! Tau apa kamu tentang tanggung jawab! Masih untung aku memberimu jatah bulanan. Jadi istri kok nggak bersyukur!"
Aku menghela nafas kasar. Selalu saja begini keadaannya kalau Mas Ari sudah menerima gaji. Dia selalu mendahulukan Ibu dan Mbak Risa yang sudah bersuami, padahal aku istrinya ... tapi tidak sedikitpun Mas Ari memberiku kesempatan untuk mengelola keuangan di rumah ini.
"Bisanya juga masak tempe sama sayur bening aja sok-sokan mau jatah bulanan lebih. Mimpi!"
Dia membanting sendok tepat di sisi piring yang masih kosong. Mas Ari melenggang pergi, tanpa menyentuh makanan di meja yang sudah kusediakan.
Apa lagi yang bisa kubeli?
Uang dapur hanya tersisa sepuluh ribu rupiah. Daripada Mas Ari pulang dan meja makan masih kosong, mau tidak mau aku kembali membeli tempe tadi sore untuk lauk makan malam.
Dan sekarang? Uang lima ratus ribu itu kembali dia berikan setelah tiga kali berturut-turut aku terima.
Pernikahan kami baru menginjak usia satu tahun. Aku dan Mas Ari bertemu di sebuah restoran mengingat saat itu dia datang makan malam bersama kawan-kawannya. Saat aku meletakkan makanan di atas meja, Mas Ari menghentikan langkahku dan meminta nomor ponsel padaku. Riuh suara teman-teman Mas Ari menggoda aksinya kala itu hingga membuat pipiku terasa panas.
Sebulan setelah berkenalan, Mas Ari mengatakan ingin bertemu Bapak dan Emak di desa. Dia datang sendiri dan mengatakan ingin menikahiku. Mas Ari meminta restu Emak dan Bapak dan berjanji akan kembali lagi dua bulan yang akan datang.
Benar saja, dua bulan selanjutnya, dia datang bersama beberapa kerabatnya dari Kota. Mas Ari melamarku secara resmi dan kami menikah dua Minggu setelahnya. Tidak ada resepsi mewah di kampung. Hanya akad nikah sederhana saja.
Setelah menikah, esoknya Mas Ari memboyongku ke Kota. Berat tentu saja mengingat Bapak dan Emak hanya berdua di kampung sementara kakak lelakiku bekerja di luar pulau dan pulang tiga bulan sekali, atau bisa lebih lama. Tapi Emak selalu menguatkan dan mengatakan jika aku harus patuh pada perintah suami. Aku menurut, meskipun hatiku sebenarnya tidak rela jauh dari Emak dan Bapak.
Flashback off.
"Han ... Hana...?"
Aku terkesiap saat tepukan lembut mendarat di pundakku. Bu Wira tersenyum dan duduk di depanku dengan menatap lekat kedua manik mata yang mulai berembun ini.
"Kamu dipanggil dari tadi diem aja. Melamun?"
Aku menggeleng samar dan menyerahkan uang setoran jualan sayur pada Bu Wira. Setelah menghitungnya, Bu Wira akan memberiku upah sebesar tujuh puluh lima ribu dalam setiap harinya.
Lumayan bagiku karena uang sebanyak itu bisa kubagi untuk membayar sewa kos dan makan sehari-hari, bila ada sisa, maka akan kumasukkan ke dalam celengan ayam untuk ongkos pulang.
Aku bisa saja menjual ponsel yang kepegang saat ini, tapi selain butuh dana untuk pulang kampung, aku juga butuh hati yang kuat saat berhadapan dengan Emak dan Bapak nanti. Apalagi jika aku pulang dengan menyandang status janda. Aku benar-benar butuh hati yang kokoh dan telinga yang tebal sebab para tetangga akan menggunjingkan status baruku nanti, mungkin sampai mereka bosan dan terganti dengan berita baru yang lebih heboh. Tentu saja aku belum siap dengan itu mengingat pernikahanku dengan Mas Ari baru seumur jagung. Aku takut menambah beban pikiran Emak dan Bapak nantinya.
"Ini gaji kamu." Bu Wira menyerahkan uang seratus ribu di atas meja.
"Saya nggak ada kembalian, Bu. Bisa gajinya uang pas saja," kataku sungkan.
Bu Wira tersenyum tipis, "Udah bawa aja. Hari ini laku banyak, itu bonus buat kamu."
Aku tersenyum meskipun sudut mata sedikit berair. Kuambil uang di atas meja dan mengucapkan terima kasih pada Bu Wira sebanyak-banyaknya. Wanita itu menepuk pundakku lembut, "Kalau butuh teman bercerita, kamu bisa datang kesini, Han."
Hampir saja aku menangis. Bu Wira adalah juragan sayur di kota ini. Dia memiliki empat karyawan yang salah satunya adalah aku. Meskipun aku mendapat jatah berkeliling di kompleks rumah mantan Ibu Mertua, mau tidak mau aku tetap menjalankan pekerjaan ini dengan baik.
"Terima kasih, Bu. Saya pamit dulu."
________________________
"Karyawan baru, Ma? Boleh juga nih!" celetuk anak sulung Bu Wira yang terkenal suka mabuk-mabukan.
Sudah bukan rahasia umum lagi di komplek sini tentang bobroknya kelakuan anak sulung Bu Wira. Kadang aku menyayangkan, kenapa orang sebaik Bu Wira harus mempunya anak seburuk Kevin.
"Hey, cantik! Mau ena-ena nggak nanti malam, aku jemput."
"Kevin!" teriak Bu Wira dengan wajah memerah. Dia menepis tangan Kevin dengan kasar dan menariknya menjauhiku. Dengan isyarat mata, Bu Wira memintaku segera pergi dari rumahnya.
Aku berlari hingga nafas hampir habis rasanya. Tapi tiba-tiba ....
Tin
Tin
Tin
"Hey, janda miskin, minggir!"
Aku menoleh dan mendapati wajah Mbak Risa melongok dari jendela mobil.
"Kenapa? Kaget ya liat aku bisa pakai mobil. Kamu tau ini siapa yang beliin? A ... ri ....!"
Aku membuang muka, melanjutkan langkah tanpa mendengarkan lagi ocehan dan hinaan yang keluar dari mulut Mbak Risa.
"Bye-bye jandes ... semakin sengsara setelah dicampakkan. Cocok banget sama keadaan kamu sekarang. Ha ... ha ... ha ....!"
Air mata meluncur begitu saja seiring dengan semakin menjauhnya mobil Mbak Risa dari hadapan. Kuraup udara sebanyak mungkin dan menghembuskannya perlahan.
Oke, Hana. Ayo bangkit!
Bersambung
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Madison selalu percaya bahwa suatu hari dia akan menikah dengan Colten. Dia menghabiskan masa mudanya dengan mengagumi Colten dari jauh, bermimpi tentang kehidupan masa depan mereka bersama. Namun, Colten selalu bersikap acuh tak acuh padanya, dan ketika dia meninggalkannya di saat Madison sangat membutuhkannya, barulah dia menyadari bahwa Colten tidak pernah mencintainya. Dengan tekad baru dan semangat untuk melanjutkan hidup, Madison pergi. Peluang tak terbatas terbentang di depannya, tetapi Colten tidak lagi menjadi bagian dari rencananya. Colten bergegas ke tempat Madison dengan panik. "Madison, tolong kembalilah padaku. Aku akan memberikan segalanya untukmu!" Namun, yang membuka pintu adalah pamannya yang berpengaruh. "Dia bersamaku sekarang."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY