Warning Content 21++ Entah siapa yang harus sangat dibencinya. Mama atau papanya? Tak ada yang bisa disalahkan oleh Chris. Mamanya yang lebih dulu berselingkuh dengan kaki tangan papanya, di saat bisnis milik papanya semakin menanjak. Tapi setidaknya Howard tak menceraikan istrinya. Saat itu Howard sempat berkata jika Jane bisa melakukan hal seperti itu padanya, dia akan tetap bertahan tapi dia akan memberitahunya seperti apa rasa sakit dikhianati dengan memberinya 100x lipat pelajaran dari apa yang dia perbuat sebelumnya. Howard melakukannya, meski dia tahu dia membutuhkan Jane di sisinya, tapi membuat Jane bertahan untuk menikmati rasa sakit itu. " "Chris,"panggil Jane sebelum puteranya benar-benar lenyap dari pandangan. " "He-em?" "Menikahlah." "Aku akan menikah jika aku sudah menghancurkan setengah dari populasi wanita di dunia," jawab Chris santai, kemudian melenggang masuk ke dalam mobil.
"Tuan Chris, aku sudah membawakan perempuan yang Anda minta. Apa dia perlu kuantar ke ruanganmu?"
Lelaki bernama Christian itu menatap laki-laki yang sedang berdiri di samping mejanya.
"Bawa saja. Setelah itu suruh dia tunggu di ruangan ini. Aku mau bertemu dengan klien. Setelah selesai dengan klien, aku akan menggarapnya," jawab Christian, seperti biasa dengan wajah dingin dan angkuh miliknya, yang mampu membuat wanita mana pun tergila-gila dan memohon untuk dijadikan teman ranjang melebihi satu malam.
Tetapi tidak bagi Christian, wanita baginya hanya bisa bersama dirinya tak lebih dari satu malam. Dia tak menyukai hubungan yang terikat oleh waktu dalam tempo terlalu lama. Perempuan adalah teman semalam, jika berharap lebih maka lupakan saja.
Christian, lelaki tampan, dingin, angkuh, memiliki segalanya yang diidam-idamkan semua wanita itu tak pernah percaya adanya cinta sejati. Dia seorang CEO di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan online-OneClickZone-yang telah berdiri lebih dari 20 tahun. Usaha itu dirintis sebelumnya oleh kedua orang tua Christian.
Christian memang memiliki kharismanya sendiri. Entah sudah berapa banyak wanita yang dibuatnya sakit hati dan patah hati bersamaan.
Christian melangkah dengan pasti menuju sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu hanya ada seorang laki-laki tua paruh baya yang telah menunggunya selama berjam-jam, wajahnya ditekuk, muram. Ketika melihat Christian memasuki ruangan itu, wajahnya semakin masam.
"Selamat siang, Tuan Jackson. Sudah lama menungguku?" tanya Christian berbasa-basi, padahal dia tahu laki-laki paruh baya itu menatapnya dengan penuh kebencian.
"Kau benar-benar keterlaluan, Christian. Aku tak pernah menyangka, kau akan menjegalku dengan cara seperti ini. Kau mengambil investor terbesar di perusahaanku, kau juga mengambil pelanggan-pelangganku dengan cara yang sangat licik!" seru laki-laki yang bernama Jackson seraya menunjuk-nunjuk Christian.
Hanya sesungging senyum yang diberikan Christian padanya.
"Kau tahu dunia bisnis Tuan Jackson. Kejam," jawab Christian tenang, tak ada emosi sama sekali dalam nada bicara Christian. Sama seperti ketika dia menyakiti hati perempuan-perempuan yang mengharapkan cinta darinya. Datar. Dingin. Tanpa merasa bersalah.
"Kau benar-benar bajingan. Kau-"
"Kau sudah tahu aku seorang bajingan, lalu kenapa kau masih mau berbicara denganku?" tanya Christian tak peduli dengan cacian Jackson padanya. Kupingnya sudah terlalu kebal mendengar cacian dan makian dari lawan bisnisnya yang kalah telak dengan strategi perang yang dimiliki Christian.
"Bahkan kau menghina puteriku secara terang-terangan. Caramu sangat licik dengan mendekati puteriku dan memperalatnya agar kau bisa mengetahui strategi marketing kami!"
Christian melengos, senyum ketir diberikannya pada Jackson.
"Itu salahku? Puterimu sendiri yang dengan sukarela menyerahkan segalanya padaku. Kau tahu Tuan Jackson, laki-laki mana yang akan menolak jika diberikan daging segar? Bahkan aku yakin, kau pun tak akan menolaknya. Begitu kan?"
Jackson tak sanggup lagi menahan emosinya. Dia bangkit berdiri dan menampar wajah Christian. Christian tak memberi reaksi apa pun, hanya mengusap pipinya, lalu tersenyum.
"Terima kasih. Sampaikan pada puterimu, dia bisa menghubungiku kapan saja, kalau masih menginginkannya."
"Kau benar-benar tak berperasaan!"
Jackson yang dirundung kemarahan, segera angkat kaki dari hadapan Christian. Percuma berbicara dengan Christian, karena Christian tak akan merasa sakit hati sama sekali. Semakin dia dicaci dan dimaki, semakin dia bernafsu memancing kemarahan lawannya. Hingga lawannya benar-benar menyerah dan mengibarkan bendera putih padanya.
Christian menerima panggilan telepon dari sekretarisnya yang mengatakan seorang wanita sudah menunggunya di ruangannya sejak tiga jam lalu. Wanita itu memaksa untuk segera pergi jika Christian masih belum juga menemuinya.
"Katakan padanya, aku akan segera turun ke bawah 10 menit lagi."
"Baik Tuan Butt. Aku akan segera menyampaikannya."
Christian bergegas turun menuju lift. Dia sudah tak sabar melepaskan penat bersama wanita yang sudah dipilih oleh kaki tangannya tadi. Entahlah, cantik atau tidak dia tak terlalu peduli, yang penting hasratnya bisa terpuaskan dan membuat plong pikirannya. Sudah beberapa hari ini dia tak bertemu dengan Clara, jadi tak ada yang bisa dimintanya dengan sukarela untuk bertukar keringat.
Clara bukan kekasihnya melainkan seorang penyanyi dan artis terkenal yang sempat dijebak Christian menggunakan foto-foto bugil miliknya. Christian menjebaknya saat mereka menghadiri acara penghargaan penyanyi berbakat di sebuah gedung. Clara sangat susah untuk didapatkan, akhirnya dia meminta seseorang untuk membuat Clara mabuk dengan memasukkan obat tidur ke dalam minumannya.
Akhirnya seperti yang diketahui, tak ada yang bisa menang dari Christian. Dia mendapatkan apa yang dia mau. Dalam keadaan tak sadar, Christian menyuruh seseorang mengambil gambar-gambar Clara dalam berbagai pose sebagai senjata untuk menaklukkan gadis itu.
Clara yang masih perawan sebelumnya, harus rela kehilangannya karena Christian sebagai tersangka memintanya secara paksa.
Christian selalu menggunakan foto-foto itu sebagai senjata agar Clara mau tidur dengannya. Setiap kali Clara berusaha menolak dia akan mengirim satu buah gambar ke ponsel gadis itu dan membuatnya terdiam.
Biasanya gadis-gadis hanya berlaku semalam untuk Christian. Tapi tidak berlaku untuk Clara, karena dia cukup istimewa. Clara selalu menolak, dan Christian tak suka penolakan. Semakin ditolak dia akan semakin mengejar. Toh, lambat laun Clara pun sengaja menolak dan menolak agar Christian tak mencampakkannya begitu saja.
Christian melepaskan jas dan dasi yang dikenakannya. Perlahan dibukanya pintu menuju ke ruang kerjanya. Dilihatnya seorang wanita berambut merah dengan tubuh sintal, seksi, serta memakai pakaian ketat yang menggoda iman sedang duduk di sofa. Wanita itu tak begitu memperhatikan kedatangan Christian, kedua tangannya sibuk memainkan handphone miliknya.
"Ehem." Christian berdehem meminta perhatian pada wanita itu.
Wanita cantik itu mengangkat kepalanya lalu melempar senyum termanis yang dia miliki. Bagi Christian sama saja, tak ada yang benar-benar istimewa. Setidaknya bisa memuaskannya untuk beberapa saat.
Christian menelepon asisten pribadinya, "Lody, jangan ada yang masuk ke ruanganku. Kurang lebih 30 menit."
Lody-asisten pribadi-tak menjawab, dia paham dengan maksud Christian barusan. Tak perlu ada yang dijelaskan, karena ini saatnya Christian menuntaskan hasrat yang sudah tertahan selama beberapa hari.
"Siapa namamu?"
"Adelle," jawab wanita itu. Agak canggung.
Wanita itu hanya diam duduk di atas sofa, sementara Christian terus mendekatinya. Tatapan maut itu seakan membekukan Adelle di tempatnya, dia bahkan tak berkutik ketika Christian mulai melepaskan semua pakaiannya, berganti pada Christian yang mulai melucuti pakaiannya sendiri.
Terpampang sebuah pemandangan yang sangat dinanti-nanti setiap wanita. Tubuh kekar, dengan perut six pack, berotot, membuat Adelle menelan ludah saking gugupnya berkali-kali. Otot-otot yang berada di tubuh Christian begitu liat tercetak dengan sempurna.
"Ada yang harus kukatakan padamu," ucap Christian dengan nada suara berat menahan gemuruh di dada. Ingin rasanya dia segera menerjang tubuh sintal, seksi tanpa busana di hadapannya.
"Ka-katakanlah," jawab Adelle penuh keraguan. Adelle sudah diberi informasi oleh asisten pribadi Christian sebelum dia menerima tawaran untuk melayani Christian sebelumnya. Dia tahu Christian tak menganggapnya lebih dari pelacur, jadi tak ada yang bisa diharapkan selain pasrah.
"Aku tak akan memakai pengaman. Pastikan dirimu sudah meminum obat kontrasepsi, karena jika terjadi sesuatu padamu, aku tak akan bertanggungjawab," kata Christian dengan dinginnya.
Adelle mengangguk. Ya, beberapa jam yang lalu dia telah menenggak sebuah pil kontrasepsi.
"Aku sudah meminumnya. Kau tenang saja, sekalipun terjadi sesuatu padaku, aku tak akan memintamu bertanggungjawab," jawab Adelle sedikit lebih rileks.
"Baiklah."
Adelle menahan rasa geli yang mulai merambat dari ujung kaki hingga ujung kepala ketika Christian mulai melancarkan aksinya. Diberikannya sentuhan-sentuhan dan kecupan-kecupan yang memabukkan Adele. Sesekali Adelle mendesah di bawah kendali Christian.
"Buka kedua pahamu lebih lebar, dan jangan menyentuhku. Aku tak mau kedua tanganmu mengotoriku," jelas Christian padanya. Adelle mengangguk. Paham.
Adelle memejamkan matanya, ketika Christian mulai melesak menghunjamkan miliknya ke dalam diri Adelle. Dia benar-benar tak tahan. Adelle menggigit bibirnya, mencegah agar tak keluar sedikit pun suara. Masalahnya jika dia berteriak atau mengerang mengeluarkan emosi berahi, maka karyawan-karyawan kantor akan mendengarnya.
"Jangan bersuara. Aku tak akan membayarmu."
"Ehm."
Benar-benar indah dan menakjubkan melihat wajah Christian yang terus mengendalikan tubuhnya. Ah, seandainya laki-laki ini mau untuk dimiliki, dia bersedia untuk bercumbu setiap malam tanpa harus dibayar sepeser pun.
Christian mendesah saat memberikan hentakan terakhir, menahannya sesaat kemudian melepaskan kendali pada tubuh Adelle.
"Berpakaianlah. Cekmu ada di atas mejaku. Lupakan apa yang telah terjadi hari ini. Aku tak akan mencumbumu untuk yang kedua kalinya."
"A-aku mengerti."
Adelle bergegas memunguti pakaian yang terhampar di lantai, memakainya, merapikan riasan di wajahnya, kemudian mengambil cek di atas meja kerja Christian. Setelahnya dia pun pergi.
"Hidupku benar-benar monoton," ujar Christian seorang diri. Ada rasa sepi yang dirasakannya.
Content Warning 21++ Kedua lutut Grace terasa lemas, dia pun jatuh berlutut. Tak pernah disangka, dia akan dipermalukan seperti saat ini, tak ada lagi kata-kata konyol, makian, atau ketololan yang biasa Grace lakukan terhadap Edward. Edward berlutut di belakang Grace, kedua tangannya memegang bahu Grace, “Berbaliklah, lihat aku,” ujar Edward, nada suaranya melemah. Grace berbalik, kedua matanya benar-benar sudah merah. Entah mengapa kondisi saat itu berbeda dengan pertama kali dia bertemu Edward, tak ada perasaan malu atau terhina seperti yang dirasakannya sekarang. "Kau sudah puas?” Edward tak banyak bicara, menarik tubuh Grace ke dalam dekapannya, "Maafkan aku, maaf ... kumohon.” "Kenapa?” "Sssht ... diamlah, biarkan aku memelukmu, bukan seperti ini yang kuinginkan, kenapa kau selalu membuatku kesal dengan semua tingkah lakumu?!” "Kau tak menginginkannya, Ed?” "Apa maksudmu?” Edward memejamkan kedua matanya, menarik kepala dan mencium kening Grace. "Tidak, bukan ini yang aku mau, aku terbawa emosi. Grace, entah kenapa setiap aku melihat Kevin menyentuhmu, dadaku terasa sesak, dan kau membuatnya semakin parah. Aku tak mengerti perasaan apa ini.”
Warning Content 21++ Dominic mengejar wanita yang mirip Stella, di bawah hujan dia pun berlutut dan memanggil nama Stella. "Stella Wilson! Apa yang harus kulakukan untuk menebus segala kesalahan yang telah kuperbuat di masa lalu?" Meski Dominic berlutut dan mengatakan penyesalannya, tetapi hatinya yang telah membeku karena perbuatan Dominic tiga tahun lalu, membuat segalanya seakan tertutup oleh kabut gelap. Stella, dengan nada dingin berkata, "Jika dengan kematianmu bisa menebus segalanya, lebih baik kau mati saja!"
Andre mencintai Samantha dalam diamnya, tetapi masalah mulai bermunculan semenjak hubungan Andre dan tunangannya menuju keretakan. Di saat Andre bimbang dengan perasaannya, muncullah Yansen, dokter yang menangani penyakit Samantha, menaruh hati pada wanita itu, dan berjanji akan bersama Samantha apa pun yang terjadi. Lantas siapa yang akan berlabuh di hati Samantha?
Setelah ratusan tahun lamanya terpisah dari James—kekasihnya—mereka bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda. Liana berkata dia tak lagi mencintainya. Dia mencintai manusia! Padahal dulu, Liana yang meminta James untuk selalu bersamanya. Tapi ... kini dia tak menginginkannya lagi? "Jadi kau tak menginginkanku lagi? Jika kau tak menginginkanku, untuk apa kau memberikan darahmu padaku!" seru James sinis. Liana berjalan mendekati James, kemudian bibirnya mendekati telinga James dan berbisik dengan suara seksi, membuat darah James mendidih, "Setiap kali kau marah, entah kenapa aku merasa aku jika kau masih ingin bercumbu denganku, begitu kan, James?" Cover by : Lupenaa
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Dia adalah seorang dokter luar biasa yang terkenal di dunia, CEO dari sebuah perusahaan publik, tentara bayaran wanita yang paling tangguh, dan seorang jenius teknologi papan atas. Marsha, seorang wanita dengan sejumlah besar identitas rahasia, telah menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya untuk menikah dengan seorang pria muda yang tampaknya miskin. Namun, pada malam pernikahan mereka, tunangannya, yang sebenarnya adalah pewaris yang hilang dari keluarga kaya, membatalkan pertunangan dan membuatnya mengalami hinaan dan ejekan. Setelah pengungkapan identitasnya yang tersembunyi, mantan tunangannya tertegun dan dengan putus asa memohon pengampunannya. Berdiri dengan protektif di hadapan Marsha, seorang tokoh terkemuka yang sangat berpengaruh dan menakutkan menyatakan, "Ini istriku. Siapa yang berani merebutnya dariku?"
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Bagi lelaki lain, menikahi gadis muda adalah keinginan besar mereka, tapi tidak dengan Rayyan, duda berumur 32 tahun yang di paksa oleh ibunya supaya menikahi Mayra. Mayra gadis berumur 19 tahun dan bekerja sebagai guru PAUD sekaligus pengasuh anaknya Rayyan, Asyifa yang berumur 4 tahun. Asyifa, tidak mau belajar dengan guru mana pun, hingga akhirnya bertemu dengan Mayra yang sangat menyukai anak-anak, hingga akhirnya mereka sangat dekat. Melihat kedekatan Mayra dan Asyifa, Ibunya Rayyan meminta Rayyan supaya menikahi Mayra sebagai ibu sambungnya Asyifa, akankah permintaan ibunya Rayyan terwujud?