/0/6145/coverbig.jpg?v=c83adbc4f113b8e670106b91488af741)
Warning Content 21++ Dominic mengejar wanita yang mirip Stella, di bawah hujan dia pun berlutut dan memanggil nama Stella. "Stella Wilson! Apa yang harus kulakukan untuk menebus segala kesalahan yang telah kuperbuat di masa lalu?" Meski Dominic berlutut dan mengatakan penyesalannya, tetapi hatinya yang telah membeku karena perbuatan Dominic tiga tahun lalu, membuat segalanya seakan tertutup oleh kabut gelap. Stella, dengan nada dingin berkata, "Jika dengan kematianmu bisa menebus segalanya, lebih baik kau mati saja!"
"Stella, jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini. Aku tak akan pernah mencintaimu, tidak akan pernah! Secepatnya, aku akan mengurus perceraian ini di catatan sipil!"
Dominic, pria yang selama tiga tahun ini telah menjadi suaminya, berkata dengan kasar pada Stella, seakan gadis itu tak ada arti bagi dirinya selama ini.
Gadis itu tak bisa mengerti lagi bagaimana caranya agar dia bisa dicintai oleh laki-laki yang telah hidup bersamanya selama tiga tahun belakangan. Segalanya telah dikorbankan; hati, perasaan, waktu, dan tenaga.
Apakah semuanya masih kurang bagi seorang Dominic Davis?
Seandainya saja tiga tahun lalu dia tak perlu menerima tawaran keluarga angkatnya untuk menggantikan saudara angkatnya untuk menikah dengan Dominic, mungkin saat ini Stella masih menghabiskan waktunya dengan mengejar karir, dan pergi bersama teman-teman semasa kuliahnya dulu.
Semenjak memutuskan untuk menerima pernikahan dengan Dominic, semuanya berubah drastis!
Dia harus meninggalkan semua kesenangannya dan menjadi istri penurut yang tak pernah dianggap.
Tak jarang saat Dominic pulang larut malam, dia akan mendapatkan aroma parfum lain melekat di pakaian suami yang sangat dicintainya itu. Tapi apa yang bisa dikatakannya?
Dominic adalah tuannya di dalam rumah besar itu, Stella sendiri hanyalah istri pengganti yang tak berhak menyampaikan keberatan atas perbuatan Dominic di luar sana. Stella sendiri tak tahu, berapa banyak dia bertemu dengan wanita di luar sana, karena setiap malam parfum dibauinya selalu berbeda.
Dilihatnya laki-laki yang sudah tiga tahun ini mengisi kehidupannya, sedang berdiri di depan cermin besar untuk mengenakan dasi. Stella mendekati Dominic, mengulurkan tangan untuk membantu laki-laki itu membetulkan letak dasi yang agak miring.
"Kau tak perlu bersikap manis, Stella. Tinggal menunggu waktu, aku akan merelakanmu pergi dari sisiku. Selamanya!" ketus Dominic dengan tatapan dingin dan gelap, membuat wajah tampan yang selalu didambakan Stella terlihat menakutkan.
"Tak perlu kau ulangi, Dominic. Aku masih memiliki telinga dan ingatan yang kuat untuk setiap perkataanmu. Tapi, tak bisakah-"
"Bersikap baik?" Dominic memotong kalimat Stella dengan cepat.
Dominic bergegas meninggalkan kamar setelah merapikan dasi, Stella mengekor dari belakang seperti seekor anjing yang meminta perhatian tuannya.
Stella sedikit terkejut, Dominic seakan mampu membaca apa yang ada di pikirannya. Apa mungkin Dominic memiliki kekuatan tersendiri yang Stella tak pernah tahu?
Stella berusaha menguatkan diri, sementara bibirnya bergetar untuk terus melawan Dominic, tapi dia tak bisa terus menahan perasaan yang lambat laun akan membunuhnya secara perlahan.
"Benar, tidak bisakah kau bersikap baik padaku?"
Dominic mencebik, lalu menjepit dagu dagu Stella, membuat Stella meringis.
"Kau pikir siapa kau sampai aku, Dominic Anderson, harus bersikap baik pada perempuan sepertimu?"
"Aku istrimu," jawab Stella cepat.
Tangan Dominic yang menjepit dagunya semakin lama semakin mengencang, pelan ditepisnya tangan Dominic.
"Istri? Kau hanya barang pengganti, Wahai Wanita! Apa kau berpikir, kenapa aku tak pernah mau menyentuhmu?"
Tiga tahun Dominic tak pernah menyentuhnya.
Tiga tahun mereka tidur di ruangan yang berbeda.
Telanjang bulat pun pernah dilakukan Stella, sekadar memancing hasrat laki-laki tampan di hadapannya sekarang. Tapi alih-alih menyentuhnya, justru Dominic mendorong tubuh Stella dengan kasar dan melemparnya dengan selimut.
Dia bilang dia jijik.
Tubuh Stella serupa pakaian usang yang tak layak dipakai.
Membuat Stella merasakan malu teramat sangat, dan tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat ini. Jika saja mati adalah pilihan yang tepat, maka dia lebih memilih untuk tak pernah dilahirkan di dunia.
"Karena aku serupa pakaian usang yang sudah tak layak," jawab Stella pelan dengan suara yang hampir tak terdengar.
Dominic mendengarnya, pendengarannya cukup tajam untuk menangkap kalimat Stella barusan.
"Kau benar, itulah dirimu!" jawab Dominic, lalu melirik Stella sesaat sebelum dia benar-benar melangkah pergi keluar dari mansion.
Sesak.
Sakit.
Rasanya benar-benar menyedihkan tak pernah dihargai sebagai seorang istri. Mungkin ada yang salah dengan doa yang setiap malam dipanjatkannya?
"Semua memang salahku, karena aku mencintai laki-laki berhati dingin sepertimu," ucap Stella sekali lagi, membuat Dominic kembali menghentikan langkahnya.
"Aku tidak memintamu untuk dicintai. Sampai kapan pun, meski Stefani sudah tiada, cinta yang kurasakan hanya untuk Stefani. Kau paham? Jadi, jangan menyalahkan aku dengan sikapku. Aku lebih baik bersama wanita lain di luar sana, daripada aku harus bertemu denganmu. Wanita yang sama sekali tak pernah aku inginkan!"
Dengan susah payah Stella menelan ludah, kerongkongannya tercekat, lidahnya kelu, tak bisa lagi membalas kalimat Dominic padanya.
Saat semua orang mengira Stefani telah meninggal dan jasadnya tak pernah ditemukan, orang satu-satunya yang tak percaya adalah dirinya.
Dia tahu betul seperti apa Stefani-adik angkat perempuannya-semasa mereka masih hidup bersama di dalam satu atap Keluarga Wilson.
Stefani tak pernah memperlakukan dengan baik, hanya di depan orang lain dia akan berpura-pura mencintai Stella layaknya saudara terkasih.
Stella tertawa pelan, mengejek dirinya yang begitu naif.
Tubuhnya meluruh, kemudian duduk di atas lantai dingin mansion, merutuki nasib yang benar-benar sial.
Apa karena alasan itu keluarga sebenarnya sampai membuangnya?
Apa mungkin dia pembawa sial?
Bintang keberuntungan sepertinya tak mau menyentuhnya.
"Dominic, aku akan pergi ke catatan sipil, aku yang akan mengurus perceraian ini, seperti maumu," ucap Stella pelan, menatap ke arah lantai marmer yang memantulkan sosok dirinya.
Apa yang kurang darinya? Pikir Stella saat itu.
Kepala pelayan yang kebetulan melihat Stella yang sedang memandangi dirinya di atas lantai marmer, terdiam sesaat.
Wanita bertubuh gempal, dengan ubah memenuhi seluruh rambutnya, merasakan simpatik sejak pertama Dominic membawa wanita itu masuk ke dalam kediaman Anderson.
Dia masih ingat, tiga tahun lalu rumah itu seperti tak ada tanda kehidupan, begitu sunyi, terasa dingin, dan wanita cantik bertubuh kurus itu yang membuatnya hidup dengan kehangatan yang dimilikinya.
Wajahnya cantik, tubuhnya tinggi dan kurus, dengan kulit seputih boneka porselen yang berada di dalam etalase pajangan toko. Ketika dia berbicara, seketika semua terdiam merasa tenang, seperti sedang mendengar alunan petikan harpa yang mampu menghinoptis siapa pun untuk tidak mencintainya.
Tapi kenapa Dominic, bisa mampu membenci wanita itu begitu dalam?
"Nyonya Muda Wilson," panggil Kate, kepala pelayan yang selalu baik padanya.
Pelan, Stella mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangannya ke arah Kate. Kedua matanya sudah merah, tapi dia masih berusaha memberikan senyum dari bibir mungilnya.
"Ada apa, Bibi Kate?"
"Apakah Nyonya Muda masih sanggup bertahan?"
Kate terdiam, langsung menyadari tak seharusnya dia berbicara seperti itu. Bagaimana jika dia sampai menyinggung perasaan nyonya mudanya?
"Kurasa ... mungkin aku sudah tak tahan, Bibi Kate. Bagaimana menurutmu?"
"Maaf, aku mencuri dengar tadi. Apa Nyonya Muda akan menerima permintaan dari Tuan Muda Wilson?"
Stella menarik napas dalam-dalam sebelum dia mengatakan kalimat berikutnya, "Aku yang akan mengurus perceraian jika dia merasa aku adalah duri di dalam daging."
Content Warning 21++ Kedua lutut Grace terasa lemas, dia pun jatuh berlutut. Tak pernah disangka, dia akan dipermalukan seperti saat ini, tak ada lagi kata-kata konyol, makian, atau ketololan yang biasa Grace lakukan terhadap Edward. Edward berlutut di belakang Grace, kedua tangannya memegang bahu Grace, “Berbaliklah, lihat aku,” ujar Edward, nada suaranya melemah. Grace berbalik, kedua matanya benar-benar sudah merah. Entah mengapa kondisi saat itu berbeda dengan pertama kali dia bertemu Edward, tak ada perasaan malu atau terhina seperti yang dirasakannya sekarang. "Kau sudah puas?” Edward tak banyak bicara, menarik tubuh Grace ke dalam dekapannya, "Maafkan aku, maaf ... kumohon.” "Kenapa?” "Sssht ... diamlah, biarkan aku memelukmu, bukan seperti ini yang kuinginkan, kenapa kau selalu membuatku kesal dengan semua tingkah lakumu?!” "Kau tak menginginkannya, Ed?” "Apa maksudmu?” Edward memejamkan kedua matanya, menarik kepala dan mencium kening Grace. "Tidak, bukan ini yang aku mau, aku terbawa emosi. Grace, entah kenapa setiap aku melihat Kevin menyentuhmu, dadaku terasa sesak, dan kau membuatnya semakin parah. Aku tak mengerti perasaan apa ini.”
Andre mencintai Samantha dalam diamnya, tetapi masalah mulai bermunculan semenjak hubungan Andre dan tunangannya menuju keretakan. Di saat Andre bimbang dengan perasaannya, muncullah Yansen, dokter yang menangani penyakit Samantha, menaruh hati pada wanita itu, dan berjanji akan bersama Samantha apa pun yang terjadi. Lantas siapa yang akan berlabuh di hati Samantha?
Setelah ratusan tahun lamanya terpisah dari James—kekasihnya—mereka bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda. Liana berkata dia tak lagi mencintainya. Dia mencintai manusia! Padahal dulu, Liana yang meminta James untuk selalu bersamanya. Tapi ... kini dia tak menginginkannya lagi? "Jadi kau tak menginginkanku lagi? Jika kau tak menginginkanku, untuk apa kau memberikan darahmu padaku!" seru James sinis. Liana berjalan mendekati James, kemudian bibirnya mendekati telinga James dan berbisik dengan suara seksi, membuat darah James mendidih, "Setiap kali kau marah, entah kenapa aku merasa aku jika kau masih ingin bercumbu denganku, begitu kan, James?" Cover by : Lupenaa
Warning Content 21++ Entah siapa yang harus sangat dibencinya. Mama atau papanya? Tak ada yang bisa disalahkan oleh Chris. Mamanya yang lebih dulu berselingkuh dengan kaki tangan papanya, di saat bisnis milik papanya semakin menanjak. Tapi setidaknya Howard tak menceraikan istrinya. Saat itu Howard sempat berkata jika Jane bisa melakukan hal seperti itu padanya, dia akan tetap bertahan tapi dia akan memberitahunya seperti apa rasa sakit dikhianati dengan memberinya 100x lipat pelajaran dari apa yang dia perbuat sebelumnya. Howard melakukannya, meski dia tahu dia membutuhkan Jane di sisinya, tapi membuat Jane bertahan untuk menikmati rasa sakit itu. “ "Chris,”panggil Jane sebelum puteranya benar-benar lenyap dari pandangan. “ "He-em?” "Menikahlah.” "Aku akan menikah jika aku sudah menghancurkan setengah dari populasi wanita di dunia," jawab Chris santai, kemudian melenggang masuk ke dalam mobil.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?