Naelsa menemukan diary lamanya. Ia terkejut saat membaca isinya. Kisah masa lalu yang penuh romantika. Termasuk tentang cinta monyet yang pernah ia alami pada teman sekelasnya. Sesuatu yang disebut oleh sahabatnya Myna dengan istilah Macaca Lova.
Naelsa menemukan diary lamanya. Ia terkejut saat membaca isinya. Kisah masa lalu yang penuh romantika. Termasuk tentang cinta monyet yang pernah ia alami pada teman sekelasnya. Sesuatu yang disebut oleh sahabatnya Myna dengan istilah Macaca Lova.
Hasil bersih-bersih kamar hari ini aku menemukan benda-benda bersejarahku dari masa lalu. Salah satunya ya diary ini.
Yang kuingat diary itu aku beli di toko ATK dekat sekolahku. Itu diary memang sudah lama kuincar. Aku beli pakai uangku sendiri. Mau minta uang ke ibu buat beli tapi takut nggak dikasih. Soalnya aku baru aja masuk SMP. Uang ortuku pasti sudah banyak tersedot untuk biaya pendaftaran dan lain-lainnya. Akhirnya kuputuskan untuk membelinya dari hasil mengumpulkan uang jajanku selama dua minggu.
Dengan penasaran kubuka halaman pertama, Aku baca sebuah tulisan pendek. Mirip sebuah puisi. Sepertinya aku sedang menulis sepenggal puisi di lembar diaryku itu.
24 Juli 2000
Dear Diary
Ia begitu sempurna
Tak perlu sebuah kamera untuk menggambarkannya
Cukup aku memejamkan mata
Sosoknya akan tercipta dengan nyata
Mataku langsung terbelalak. Sebuah pertanyaan melintas tiba-tiba.
"Ini aku yang nulis?"
Aneh. Bisa-bisanya aku menulis kata seperti ini. Lebay banget. Biasanya aku tegas. Bahkan cenderung galak. Jauh dari kata puitis dan romantis. Masak orang galak nulis model beginian?
"Kenapa ada tulisan kayak gini ini di diaryku?"
Akhirnya aku membalik halaman berikutnya. Kembali aku menemukan tulisan menyerupai puisi lagi.
28 Juli 2000
Dear Diary
Dia kadang seperti magnet
Tapi kadang juga seperti pusat tata surya
Dan aku hanyalah satu dari sekian benda langit yang mengelilinginya
Mungkin dia tidak tahu itu
Dan mungkin nggak mau tahu
Bukan masalah buatku
Asal dia bisa tersenyum bahagia
Aku juga begitu...
Oh TIDAAAAAKKKK !!!
"Apa benar ini tulisanku?"
Dahiku mengernyit. Tangan kiriku menggaruk kepalaku. Aneh. Aku kenapa waktu itu? Sampai nulis kayak ginian. Kembali aku membuka halaman selanjutnya. Kubaca yang tertulis di situ.
31 Juli 2000
Dear Diary
Perlu listrik berkekuatan sekian ribu volt untuk membuat ia tersetrum menyukaiku
Ada banyak yang mengelilinginya
Sepertinya mereka juga menyukainya
Sama sepertiku
Entah siapa yang ia suka
Bukan aku sepertinya
Kali ini aku bergidik. Entah bergidik karena heran, takut, atau pun geli mendapati tulisanku di masa lampau itu. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan sembari berusaha mengingat kenapa aku dulu sampai menulis seperti ini.
Aku raih ponselku. Segera kutelepon Myna. Beruntung tak harus menunggu lama. Pada panggilan nada telepon ketiga sudah terdengar suara Myna yang mengucapkan salam. Kujawab salam itu dengan terburu-buru. Setelahnya aku memberondongnya dengan pertanyaan.
"Mey....aku ini alay, lebay, jablay nggak?"
"Apa?"
"Aku ini lho alay, lebay, jablay gitu nggak?"
"Iihhh apaan sih ini pertanyaannya. Iya jelas nggaklah,"
"Serius?"
"IYA.SUER!"
"Oh, syukurlah kalau gitu,"
Hening sesaat.
"Ada apa sih? Ada yang bilang kamu kayak gitu ya?"
"Nggak. Nggak ada,"
"Terus kenapa nanya kayak tadi?"
"Itu....aku habis menemukan diary lamaku. Aku ketakutan sendiri baca tulisan-tulisanku,"
Terdengar tawa Myna di seberang usai mendengar jawabanku.
"Kamu baca diary apa baca novel horor sih?"
"Ya diarylah Mey...kan udah kubilang tadi,"
"Terus horornya itu di mana? Masak diary aja horor sih?"
"Sumpah deh, Mey....ini tuh mengerikan Aku sampai mikir jangan-jangan aku kesurupan waktu nulis di diary ini,"
Kembali terdengar suara Myna.
"Emangnya isinya apaan sih? Jadi kepo. Bacain dong!"
Segera saja aku pungut diaryku. Dan beberapa detik kemudian aku membacakan tulisan-tulisan yang sudah kubaca sebelumnya tadi.
Dan suara tawa Myna kembali pecah mendengar apa yang aku bacakan itu. Aku jadi dongkol mendengarnya. Ah, menyebalkan.
"Iya. Alay, lebay, jablay ternyata. Hahaha,"
Jadi makin dongkol aku mendengar apa yang barusan dia katakan itu. Emang sih aku sendiri merasa aneh sama isi diaryku ini. Andai saja aku tak mengenali tulisanku sendiri, mungkin aku akan beranggapan kalau itu diary-nya si Myna yang tertinggal di rumahku terus aku simpan. Biasanya Myna suka gitu. Banyak benda-benda miliknya yang tertinggal di rumahku dan tak diambilnya lagi.
Tapi itu nggak mungkin. Selain itu tulisanku, yang menandakan itu jelas milikku, si Myna kan sahabatku waktu SMA. Jadi nggak mungkin itu diarynya. Aku belum mengenalnya waktu itu.
"Ini isi diarymu nyeritain si Cinta Monyetmu itu ya?"
"Iiihhh....kalau nyebut kata monyet jangan pakai penekanan kata dong. Kesel tahu dengernya,"
Terdengar Myna terkekeh-kekeh di seberang sana.
"Kan emang bener Cinta Monyet!"
Myna kembali menyebut kata monyet dengan penuh tekanan untuk meledek.
"Iihhh...pakai istilah lain dong!"
"Apaan? Cinta Gorila?"
"Iihhh...Gorila kan sodaraan sama monyet,"
Myna tertawa mendengar protesku.
"Jangan diprotes mulu dong! Ya udah. Kuganti aja jadi MACACA LOVA. Macaca itu monyet. Terus Lova ya cinta,"
"Kedengerannya enak nih. Boleh deh,"
Myna kembali tertawa.
"Ini cowok kayaknya cakep banget. Kalau nggak cakep nggak bakalan bikin kamu nulis kayak gini ini!"
"Iya. Emang cakep,"
"Di mana dia sekarang?"
"Nggak tahu. Aku aja baru ingat sekarang. Gara-gara buka diary ini jadi ingat pernah naksir dia. Coba kalau nggak nemuin diary ini. Ya lupa!"
"Cari gih!"
"Iihh....ngapain?"
"Ya kali aja dia masih jomblo sama kayak kamu,"
"Iihhh....apaan sih?!"
"Ya siapa tahu kalian jodoh!"
"Iihh...itu sama aja ngasih kamu kesempatan buat bikin ledekan baru,"
"Iya. CLBK. CINTA LAMA BELUM KELAR,"
Terdengar Myna terkekeh-kekeh. Buru-buru kuputus sambungan telepon. Males mendengar tawanya yang meledek itu. Kuletakan ponselku ke meja yang ada di sebelahku.
Kembali aku membuka diaryku itu. Membuka lembaran berikutnya. Membaca apa yang tertera di sana.
19 Agustus 2000
Dear Diary
Jika cinta diibaratkan sebuah lingkaran yang harus 360 °
Aku hanya menemukan 180 ° saja
Dan itu dari pihakku
Dari dia nggak aku temukan
Ini nggak adil
Dan nggak layak disebut sebuah cinta
Kembali aku bergidik. Tanganku yang tak memegang diary kembali menggaruk-garuk kepala. Meski kepalaku tak terasa gatal.
"Aku kesurupan kayaknya pas nulis ini,"
Aku mencoba menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan. Mencoba mengingat cowok yang disebut-sebut di diary ini.
Dulu di kelasku memang ada cowok yang ganteng sih. Dia berkulit kuning. Hidungnya mancung. Bibirnya merah. Posturnya lumayan tinggi. Anaknya ramah. Seingatku, aku pernah satu kelompok sama dia. Entah di mata pelajaran apa. Yang kuingat lainnya adalah ekskul yang dia ikuti. Dia ikut ekskul basket. Terus yang naksir dia banyak. Aku salah satunya. Tapi masak iya aku senaksir itu?
25 Agustus 2000
Dear Diary
Aku bingung...
Aku sedih....
Tadi Devi teman sebangku Amara cerita
Irham udah jadian sama Amara
Pagiku bakalan nggak secerah sebelumnya
Cowok yang aku sukai sudah punya pacar
Selamat tinggal Irham....
Iya. Kalau baca tulisan-tulisan ini sih sepertinya aku memang naksir berat. Level dewa nih. Kalau nggak bucin abis ya nggak mungkin kan aku menulis kalimat-kalimat kayak gini di diaryku. Ya ampun. Memalukan. Untung aku nulisnya di diary. Jadi nggak ada yang tahu. Coba kalau sosmed sudah ramai kayak sekarang. Terus aku nulis ginian di sosmed? Huuufffttt....akan lebih memalukan lagi kalau tulisan kayak gini kutemukan di sosmedku. Bakal diketawain teman-temanku pastinya.
Ada 3 pria berinisial R di kehidupan Angela. Randy sang mantan pacar. Raffa sang adik kelas. Dan Revin sang mantan kakak kelas. Tingkah ketiganya memusingkan Angela.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Jam-jam yang terhangatkan sinar matahari membawa kasih sayang mereka yang berkilau, sementara malam-malam yang diterangi bulan membangkitkan hasrat yang tak terkendali. Namun, saat Vovo mengetahui bahwa orang yang dia cintai mungkin hanya memiliki waktu setengah tahun lagi, dia dengan tenang memberikan Jasmine berkas perceraian, sambil berbisik, "Ini hanya untuk penampilan; kita akan menikah lagi setelah dia tenang." Jasmine, dengan punggung tegak dan pipi kering, merasakan denyut nadinya terasa kosong. Pemisahan palsu itu menjadi permanen; dia diam-diam mengakhiri kehamilannya dan melangkah ke awal yang baru. Vovo tercerai berai, mobilnya melaju kencang di jalan, enggan melepaskan wanita yang telah dia buang, memohon agar dia menoleh sekali saja.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Alea Marisa Herlambang adalah gadis 19 tahun yang cantik dan cerdas. Gadis yang selalu patuh pada orang tua dan tidak pernah macam-macam. Setelah ayahnya terlibat kasus korupsi besar yang banyak merugikan negara, Alea bukan hanya ikut menjadi bahan bully semua orang di penjuru negeri, dia juga harus terpaksa berhenti dari kuliahnya dan kehilangan masa depan. Harta keluarganya dibekukan negara, ibunya mendadak struk karena suaminya yang tertangkap bersama wanita muda di sebuah hotel. Alea sudah tidak memiliki apa-apa dan tidak mungkin dia mengharap belas kasihan keluarga paman serta bibinya terus-menerus. Selain itu juga tidak ada yang mau memperkerjakan anak seorang koruptor, semua orang mencaci dan membencinya, bahkan memberi doa buruk untuk mereka. Untuk bisa mengurus ibunya Alea terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu yang anak laki-lakinya juga merupakan teman Alea di kampus. Apakah Alea akan tahan menjalani pernikahan dengan pria yang terlihat lebih pantas menjadi ayahnya? sementara anak laki-laki dari suaminya itu juga mencintai Alea sejak lama dan tidak pernah berhenti mengganggunya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY