Takdir cinta yang tak pernah di harapkan oleh seorang wanita muda, manja dan anak seorang pengusaha kaya. Memiliki suami yang berbeda jauh usianya, membuat ia harus menerima kenyataan sebagai seorang istri muda.
Takdir cinta yang tak pernah di harapkan oleh seorang wanita muda, manja dan anak seorang pengusaha kaya. Memiliki suami yang berbeda jauh usianya, membuat ia harus menerima kenyataan sebagai seorang istri muda.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Dina wijaya binti Dion Surya wijaya dengan maskawin tersebut, tunai."
"Bagaimana para saksi sah?"
"Sah"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah" terdengar ucapan syukur dari para tamu.
Hari ini adalah hari pernikahanku, tapi jujur saja aku tidak terima dengan pernikahan ini kalau bukan karena paksaan dari papa.
Papaku menjodohkanku dengan anak dari teman masa lalunya.
Pria yang tak pernahku cintai, sama sekali tak ada rasa suka dengannya, tapi entah mengapa dia kini yang menjadi suamiku.
"Din, sekarang kamu bukan lagi tanggung jawab papa, ikutlah apa kata suamimu sekarang. Papa harap setelah kamu menikah kamu bisa berubah menjadi yang lebih baik."
Papa memelukku sambil memberi nasihat padaku. Rasanya ingin memberontak tapi aku tidak mau jadi anak durhaka.
Aku lebih banyak berdiam diri di saat acara pernikahan kami, lelah rasanya hati dan jiwa ini menjalani hari ini. Ingin rasanya cepat waktu ini berlalu.
"Kamu mau mas ambilkan minum atau makanan?"
Mas Azzam mencairkan suasana hening yang dari tadi tercipta. Tapi aku tetap tak ingin mengatakan apa pun ke pria yang sekarang menjadi suamiku.
"Nih, kamu minum dulu, dari tadi kamu bengong saja, kasian tu cacingnya meronta- ronta minta di kasih asupan." mas Azzam menyodorkan segelas air berwarna dan sepiring makanan untukku.
Sejujurnya ada rasa laper tapi gengsi dong, pria ini kan udah buat aku kesal.
Aku berlalu begitu saja, tidak merespon sedikitpun ucapanya.
"Din, kamu mau kemana?" Papa tiba-tiba memanggilku dari arah belakang.
" Dina mau istirahat pa, Dina capek, lagian juga kan tamu undangannya tinggal keluarga dan rekan bisnis papa saja." aku pergi begitu saja tanpa menghiraukan papa.
Pernikahanku hanya di hadiri keluarga dan teman papa saja. Teman dan kerabatku tak ada yang aku undang, karena aku ingin merahasiakan pernikahanku ini. Di sisi lain aku ingin menjaga hati seseorang di luar sana, dia pria yang aku cintai, tapi sayangnya cinta kami tidak dapat restu dari papa. Aku menerima perjodohan ini dengan syarat cukup di ketahui oleh keluarga dan teman papa saja. Aku belum siap kalau teman-teman tahu kalau aku sudah menikah, apa lagi teman sekampusku. Mereka pasti histeris begitu tahu kalau aku menikah dengan Dosen terpopuler di kampusku. Upss.. dosen populer itu tidak berlaku denganku ya, Pak Azzam adalah salah satu dosen populer di kampusku, hampir semua para wanita mengaguminya, tapi tidak denganku. Karena sifat dinginnya aku ilfil dengannya.
Huft.. rasanya lelah raga ini menikmati skenario Tuhan saat ini. Tapi tak apalah, walaupun aku sudah menikah aku tetap terlihat gadis di luar sana. Aku akan memberikan syarat ke dia. Dan lebih baik aku sekarang istirahat.
Tok..tok..tok..
"Mas boleh masuk ya dek.."
Baru saja badan ini ingin rilexs di ranjang empuk ku ini, tapi dia sudah mengganggu mood ku lagi.
"Huft... apaan sih, ganggu orang saja"
"Maaf dek, tadi papa nyuruh mas buat nyusul kamu, sekalian mas bawakan makanan buat kamu. Kamu pasti laperkan?"
"Tidak usah sok perhatian deh pak, kalau saya laper pasti saya bisa ambil sendiri, saya bukan anak kecil lagi." Walaupun saat ini dia suamiku dan dosen di kampusku tapi nada bicara lembut itu sepertinya telah sirnah dari bibirku. Mungkin karena terlalu kesal dengan perjodohan ini.
"Kamu kok gitu sih, mas kan niatnya baik, ya kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa."
"Oia boleh tidak kalau di rumah kamu panggil mas saja, jangan bapak, kan sekarang kita sudah.."
"Ehh.. inget ya pak, walaupun tadi bapak sudah mengucapkan ijap kabul, tapi saya merasa diri ini bukanlah istri bapak. Biarlah setatus itu hanya di KTP saja. Kalau untuk hati maaf saya belum bisa terima. Dan satu lagi ya pak, tolong jaga rahasia ini jika di kampus. Apa pun yang terjadi anggap saja kita bukan suami istri." Aku memberi ketegasan pada nya
"Tapi dek, dalam agama itu.."
"Sudah- sudah, tidak usah bawa- bawa agama ya. Kalau bapak tidak terima dengan keputasan saya silahkan talak saya sekarang juga. Beres kan?"
"Lagian ya pak, bapak itu pria soleh, kenapa sih mau dijodohkan dengan saya?"
"Maaf Dina, soal hidup, jodoh dan maut itu hanya Allah yang tahu, kalau saat ini saya ada disini itu berarti karena seijin Allah."
"Sudalah pak, saya capek. Oia satu lagi, untuk malam ini dan seterusnya bapak tidur di sofa, jangan harap bisa tidur bersebelahan dengan saya. Pokoknya kalau bapak tidak terima silahkan talak saya." Aku membaringkan tubuhku sambil tersenyum tipis. Semoga aja dia gak betah dengan ku.
"Baiklah, itu tidak masalah, mas yakin suatu saat kamu pasti bisa terima keadaan ini."
***
Rasanya baru saja mata ini terlelap, tapi harus terusik dengan suara merdunya. Huh.. ada rasa kesal dan juga damai sih mendengar suaranya yang mengaji, aku tau dia pasti lagi sholat di persetiga malam, tapi apa tidak capek itu badan baru juga tidur sudah bangun lagi.
Ahk.. biarlah lebih baik aku tidur kembali.
"Dek, dek bangun, ini sudah subuh loh, kamu tidak sholat?"
"Iish apaan sih, aku bukan anak kecil lagi, mau sholat atau tidak itu suka-sukaku. Lagian kalau bapak mau sholat ya udah sholat sana!!"
Sinar matahari yang mulai memasuki jendela kamarku membuat aku terbangun, aku tak melihat keberadaanya di kamarku lagi, ahk sudahlah buat apa juga aku mencari dia. Lebih baik aku turun dan sarapan. Sebelumnya aku membersihkan diri dulu di kamar mandi. Hari ini aku ada kuliah, cuma jamnya masih lama, jadi ada waktu buat bersantai-santai.
"Dina, kamu baru bangun jam segini?" Papa datang menghampiriku yang mau turun dari kamarku
"Iya biasa nya juga Dina bangun jam segini pa"
"Dina, sekarang setatus kamu itu sudah beda, kamu harus belajar bangun pagi mempersiapkan kebutuhan suamimu."
"Ih papa.. jangan di manjain gitulah pa, dia kan sudah gede bisa urus diri sendiri.."
"Dinaa!!!" Papa membentak ku hanya karena permasalahan sepele
"Papa... hanya karena Dina bangun siang papa membentak Dina?"
"Dari awalkan Dina sudah bilang pa, Dina mau menikah dengan dia tapi dengan syarat jangan pernah mengatur kebiasaan Dina yang selama ini Dina lakukan. Dina gak mau di kekang seperti istri-istri di luar sana. Dina masih pengen bebas pa.."
"Dina, cobalah kamu berubah sedikit saja, papa menikahkan kamu dengan Azzam karena papa tahu dia adalah jodoh terbaikmu, papa tidak mau melihat kamu seperti ini terus, papa sudah tua Dina, papa ingin melihat kamu berubah menjadi anak yang baik"
"Papa, selama ini Dina kurang baik apa pa? Hanya karena Dina sering keluar malam dan sering habisin uang papa jadi papa bilang Dina tidak baik?"
"Bukan begitu Din, papa cuma mau kamu tumbuh menjadi anak yang dewasa"
"Sudahlah pa, selagi Dina tidak membuat nama papa malu, dan Dina juga masih di batas yang wajar, papa tenang saja. Urusan rumah tangga Dina papa tidak usah ikut campur. Lagian nih ya pa, pak Azzam juga tidak keberatan kok"
"Dina... Azzam itu suamimu, cobalah panggil dia dengan sebut mas"
"Iya iya iya pa. Sudahlah pa, Dina sudah laper, ayo kita sarapan dulu"
Aku berjalan mendahului papa, rasa laper di perutku sudah tidak tertahan lagi, efek semalam aku tidak ada makan.
"Sudah bangun kamu dek? Mau mas ambilin sarapan apa?"
"Tidak perlu, aku bisa ambil sendiri"
"Dina, seharusnya kamu yang melayani suamimu, bukan malah sebaliknya"
"Sudahlah pa, kenapa di meja makanpun harus memperdebatkan ini?"
"Maafkan Dina ya Zam, papa harap kamu bisa merubah sikap Dina yang sekarang menjadi yang lebih baik ya"
"In syaa Allah pa, Azzam akan berusaha menjadi suami yang baik buat Dina pa, dan seijin Allah juga Dina pasti akan menjadi wanita yang lebih baik"
"Loh loh... maksudnya apa ini? Kalau memang aku bukan wanita baik kenapa bapak mau menikah dengan saya?"
"Dina!!"
"Sudah pa, Azzam gak papa kok pa, semua cuma butuh waktu pa"
"Din, kamu ada kuliah siang ya hari ini? Mau mas jemput nanti atau gimana?"
"Gak perlu, aku bisa pergi sendiri"
"Ya sudah, kalau gitu mas barangkat duluan ya, kamu hati-hati di jalan."
"Pa.. Azzam berangkat dulu ya pa" sambil mencium tangan papa dan berlalu.
"Dina, suamimu memberi tangannya buat kamu kenapa tidak di balas?"
"Maaf pa, untuk saat ini hati belum bisa di paksa buat menjadi istri yang baik buat dia, biarlah seperti ini dulu adanya kami jalani pa"
"Papa harap kamu bisa berubah Din, oia hari ini papa mau kekantor lebih awal. Nanti kamu pergi kuliahnya di anter mamang Ojin aja ya, trus pulangnya bareng sama Azzam saja."
Papapun berlalu begitu saja, aku yang masih menikmti sarapanku pagi ini untuk mengisi energiku hingga siang nanti. Sambil memainkan ponselku untuk mengisi keheningan pagi.
CEO muda dan tampan, mencari cinta sejatinya selama dua puluh tahun lamanya. Hingga mereka dipertemukan dengan cara yang tak terduga.
Bacaan Komedi Romantis Dewasa! Danny Sasmita, remaja yang berusaha mencari jati diri. Dia punya tetangga baru yang cantik dan bening dilihat, namanya Tante Camelia. Diam-diam Danny sering kepo mengintip aktivitas pribadi si tante dengan teropong canggih miliknya. Suatu hari saat Tante Camelia baru saja selesai mandi dan belum berpakaian, dia membuat teh di dapur berbalut handuk saja. Tiba-tiba si tante menjerit histeris sampai Danny berlari segera menolongnya tanpa pikir panjang. Pucuk di cinta ulam pun tiba, Danny dipeluk erat-erat oleh si tante yang panik karena phobia kecoak. Namun, warga komplek perumahan salah paham dan mereka dinikahkan paksa padahal beda usia mereka cukup jauh. Apa yang selanjutnya terjadi di antara Danny dan Tante Camelia? Siapa sebenarnya Tante Camelia, janda 'kah atau perawan kasep? Di tengah konflik dengan warga sekitar dan kerabat yang nyinyir dengan pernikahan tak wajar itu, mantan tunangan Camelia hadir kembali setelah berpisah dua tahun. Siapa yang akan dipilih oleh Camelia? Danny atau pria dari masa lalunya? Follow I G Author Agneslovely2014 untuk info karya terbaru ini ya. Thank you!
Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Bella menggeliat di bawah tubuh Bram, kedua tangannya mencengkeram erat sprei yang sudah kusut. Nafasnya terengah, bibirnya tak berhenti mengeluarkan desahan. "Ahh... Bram... ahhh... lebih dalam..." suara itu pecah, bercampur antara kenikmatan dan keputusasaan. Tubuhnya bergetar setiap kali Bram menghantam, membuatnya semakin terhanyut. "Ahh... enak sekali... jangan berhenti..." rintih Bella, matanya terpejam, wajahnya memerah diliputi panas yang semakin membakar. Bram hanya terkekeh rendah, melihat bagaimana istrinya tenggelam dalam permainan mereka. Semakin Bella mendesah, semakin cepat gerakannya, membuat kamar itu penuh dengan suara ranjang yang berderit, bercampur dengan panggilan dan rintihan Bella yang semakin tak terkendali.
Menurut banyak orang, William menikahi Renee karena terpaksa. Kini, wanita yang benar-benar dicintainya telah kembali-dan sedang hamil-mereka tidak sabar menunggu William meninggalkan Renee. Secara mengejutkan, Renee sangat terbuka tentang ini."Jujur saja, justru aku yang minta cerai. Aku lebih ingin ini daripada kalian semua!"Tapi banyak orang anggap itu hanya upaya sia-sia untuk menjaga gengsi. Sampai akhirnya William membuat pernyataan sendiri."Tidak akan ada perceraian. Siapa pun yang menyebarkan rumor palsu akan menghadapi gugatan!" Renee hanya bisa mengernyit. "Si gila ini mau apa lagi sekarang?"
21+ Cerita Dewasa Pernikahan Rosa yang sudah berjalan 5 tahun terasa hambar tanpa kehadiran seorang anak. Perlakuan Indra, suami Rosa yang kasar membuatnya tidak tahan lagi. Kehadiran Bian membuat semuanya berubah. Lelaki itu malah memberikan kebahagian yang tidak didapatkannya dari Indra.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY