/0/5585/coverbig.jpg?v=cd2bceb62c4a8f9e152855606ed55ab0)
"Jadilah pasanganku, tapi jangan pakai hati." Menjadi seorang sugar baby adalah suatu hal yang tidak pernah dibayangkan sama sekali oleh Joanna. Namun karena himpitan ekonomi, Joanna pun akhirnya menerima tawaran Regan untuk menjadi sugar baby-nya. Dibalik sikap baik Regan, ternyata pria itu menyimpqn suatu rahasia yang di dengar Joanna dari teman-teman Regan. Apa rahasia itu benar adanya? Akankah Joanna bertahan menjadi sugar baby Regan? Mungkinkah cinta hadir di antara mereka?
Dug dug dug.
"Mati aku. Gimana caranya aku cari uang, mana harus dibayar minggu depan lagi," gerutu Joanna sambil membenturkan keningnya beberapa kali ke atas meja.
"Aku harus cari uang ke mana ini. Gajianku masih dua minggu lagi dan itu juga cuma cukup buat hidup aku. Sial benar sih nasibku semester ini. Padahal tinggal setahun lagi kenapa harus ditarik beasiswaku," keluh Joanna putus asa.
Joanna sedang dilanda stres tingkat tinggi saat ini. Dia sedang kesusahan keuangan karena beasiswa yang selama ini menopang biaya kuliahnya tiba-tiba ditarik dengan alasan yang tidak jelas. Padahal Joanna saat ini sedang ada di tahun terakhir kuliahnya. Kalau dia sampai tidak bisa membayar uang kuliahnya, maka bayangan drop out dari kampus sudah tidak akan bisa dihindari lagi.
Padahal Joanna juga sambil bekerja paruh waktu di salah satu toko kue merangkap taman bacaan ketika malam hari. Namun gaji yang dihasilkan itu hanya cukup untuk biaya hidupnya sehari-hari.
Kedua orang tua Joanna sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan kakaknya juga ga pergi entah ke mana menghilang tanpa jejak hingga saat ini. Joanna beruntung bisa kuliah karena dia mendapatkan beasiswa itu.
"Hei ... ngelamun aja," sapa Irene sahabat Joanna.
"Eeh ... kamu udah keluar kelas. Duduk, Ren," jawab Joanna sambil membenarkan tatanan rambutnya yang pasti berantakan.
Irene duduk di kursi yang ada di depan Joanna. Dia tersenyum melihat temannya itu lalu memanggil seorang pelayan untuk memesan sesuatu.
"Kucel amat sih. Mau pesen ga?" tawar Irene.
"Udah kok, aku udah pesen. Tinggal tunggu di anter aja," jawab Joanna.
"Beneran udah pesen?" tanya Irene berusaha untuk memastikan.
"Udah kok, tuh ... dateng kan," ucap Joanna yang kebetulan pesanannya sudah datang.
"Kalo gitu, saya pesen sama aja deh kaya dia, Mbak," ucap Irene pada pelayan itu.
"Baik kak, ditunggu sebentar ya," jawab pelayan itu kemudian segera pergi meninggalkan meja Joanna.
Joanna yang sedang stres pun segera melahap capcay pesanannya karena perutnya sangat lapar. Harga makanan dan minuman di cafe ini memang cenderung lebih murah daripada cafe sejenisnya. Menurut kabar, cafe ini memang khusus melayani kantong mahasiswa.
"Jo, gimana masalahmu. Udah dapet solusi belum?" tanya Irene yang merasa kasihan pada Joanna sahabat baiknya itu.
"Kalau udah dapat solusi aku gak mungkin stress kayak beginilah. Aku tadi nanya lagi ke bagian kemahasiswaan, tapi jawabannya masih tetap sama, mereka gak tahu alasannya apaan," jawab Joanna sambil menghembuskan nafasnya berat.
"Ya ampun kok kayaknya gak adil banget ya. Kenapa juga harus di tahun terakhir kamu, mendadak pula. Aku juga jadi bingung gimana cara bantu kamu," ucap Irene yang merasa kasihan pada sahabatnya itu.
"Gak usah ikut bingung. Kamu masih ada di samping aku dan dengerin semua keluhan aku itu udah sangat membantu banget, Ren. Aku gak tahu harus cerita sama siapa kalau misalnya kamu gak ada. Minimal aku bisa sedikit mengurangi beban pikiran aku kalo udah cerita sama orang."
"Aku cuma bisa bantunya kayak gitu doang. Uang semester kita terlalu besar dan orang tuaku juga ngumpulinnya dengan susah payah. Tapi aku yakin kok, kamu pasti bisa dapet jalan karena kamu orang baik. Tuhan pasti bantu, percaya deh," ucap Irene berusaha untuk menghibur sahabatnya itu.
"Iya dulu mendiang mamaku juga sering banget bilang kayak gitu. Makanya aku masih percaya, semoga saja di detik-detik akhir nanti akan ada keajaiban. Thank you ya udah tetap jaga semangat aku."
Pesanan Irene datang. Wanita muda itu kini segera menyantap makanannya karena milik Joanna sudah hampir habis. Mereka berdua makan sambil sesekali mengobrol santai agar Joanna bisa sedikit melupakan beban hidupnya itu.
Joanna adalah mahasiswa pintar yang ada di kampusnya. Bahkan saat ini dia sedang berencana untuk mengambil skripsi lebih awal agar dia bisa segera lulus dan konsentrasi mencari pekerjaan sebagai penopang hidupnya. Kalau mengandalkan gaji di taman bacaan, itu sangat kurang sekali.
"Jo, aku harus pulang. Aku dipanggil mama aku karena mau minta anter ke rumah tante. Kamu mau pulang sekarang, biar aku anter sekalian," ucap Irene setelah dia menerima telepon dari mamanya.
"Gak usah, Ren. Kamu pulang aja dulu gak papa, soalnya aku masih pengen di sini. Sekalian nanti nunggu jam kerja aku aja. Lagi males pulang, nanti kalau sendirian malah kepikiran mulu," jawab Joanna pada temannya itu.
"Beneran nih gak papa?" Irene berusaha untuk memastikan.
"Iya gak papa, santai aja. Lagian aku juga kan bukan anak kecil yang gak bisa pulang sendiri," jawab Joanna sambil tersenyum.
Irene pun akhirnya berpamitan kepada sahabatnya itu. Tadinya dia ingin menghibur Irene namun mamanya ingin dia segera pulang untuk urusan yang lain. Dengan sangat terpaksa Irene harus meninggalkan Joanna sendirian.
Joanna kesepian lagi walaupun musik di cafe ini terus mengalun dan beberapa meja juga terdengar tawa dari penghuninya. Tapi tetap saja pikiran Joanna yang sedang kalut lebih mendominasi saat ini.
"Mendingan aku baca buku aja deh, biar bisa ngalihin pikiranku," ucap Joanna sambil mulai menyingkirkan piring kotor yang ada di atas mejanya itu.
Baru sekejap saja Joanna langsung larut dalam bacaannya. Dia memang sangat suka membaca dan ketika dia sudah larut dalam bacaannya, Joanna bisa sampai lupa waktu.
Tok tok tok.
Terdengar suara ketukan di meja yang membuat Joanna menurunkan bukunya sedikit lalu mengangkat pandangannya ke depan. Dia melihat ada seorang pemuda duduk di depannya sambil tersenyum ke arahnya. Seorang pemuda yang tidak dikenal bahkan baru kali ini dia lihat.
"Siapa ya?" tanya Joanna sambil sedikit mengerutkan keningnya.
"Kenalin, aku Regan," jawab pemuda itu sambil mengulurkan tangannya.
Joanna menurunkan sedikit lagi buku yang ada di tangannya itu. Pandangan matanya kini tertuju pada tangan si pemuda yang terulur ke arahnya. Dia benar-benar tidak tahu siapa pemuda ini.
"Joanna," ucap Joanna sambil menyambut uluran tangan Regan.
"Maaf, ada apa ya?" tanya Joanna lagi.
"Gak papa pengen duduk aja di sini. Aku pemilik cafe ini dan aku sering lihat kamu duduk di sini. Tapi beberapa hari ini kamu kelihatan berantakan banget, ada masalah apa?" tanya Regan sok akrab.
"Kamu pemilik kafe ini? Ini serius atau cuma nge-prank doang," tanya Joanna lagi sedikit tidak percaya.
"Perlu aku panggilkan staf cafe atau pelayan untuk mengkonfirmasi siapa aku sebenarnya?" tantang Regan pada Joanna.
"Gak perlu. Kalau mau duduk, ya duduk aja. Maaf aku mau baca," jawab Joanna sambil menaikkan lagi buku yang sedang dia baca itu.
Regan tersenyum melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Joanna. Sepertinya hanya dia wanita yang tidak peduli dengan status pemilik kafe yang dia ucapkan tadi. Padahal biasanya para wanita itu langsung bersikap manis di depan Regan. Sikap cuek Joanna semakin membuat Regan penasaran pada wanita yang sedang ada di hadapannya itu.
"Tadi aku gak sengaja dengar katanya kamu lagi butuh uang ya," ucap Regan.
"Kamu nguping pembicaraan aku?" tanya Joanna sedikit ketus sambil menatap Regan dari atas bukunya.
"Nguping sama gak sengaja dengar itu beda lho. Dan aku gak sengaja dengar, soalnya tadi aku duduk di sebelah situ," Regan menjelaskan sambil menunjuk di mana tadi dia duduk.
Joanna menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Regan, "Itu masalahku dan kamu gak ada hubungannya sama masalahku," jawab Joanna sambil kembali mengangkat bukunya.
"Aku mau tawarkan pekerjan buat kamu. Ya ... itu juga kalo kamu mau," ucap Regan sambil mengangkat kedua bahunya bersamaan.
"Kerjaan? Kerja apa?" tanya Joanna yang langsung tertarik dengan apa yang diucapkan oleh Regan.
"Kerjaannya gampang kok, dan kamu bisa dibayar diawal."
"Haah ... emang ada kerjaan kaya begitu? Kerjaan apa emangnya?" tanya Joanna sambil menautkan kedua alis tebalnya itu.
"Kerja jadi ...."
"Elina, berani sekali kamu kabur setelah kamu menipu aku!" Elina terpaksa menghabiskan malam panasnya dengan Kevin setelah secara tidak sengaja dia meminum obat perangsang dari gelas yang salah. Kevin yang sedang menunggu kedatangan wanita kiriman dari asisten pribadinya, segera saja membawa Elina masuk ke dalam kamarnya, setelah dia melihat Elina berdiri di depan kamar hotelnya. Namun ada susuatu yang terjadi pada Kevin saat dia bersama dengan Elina di malam itu. Takdik sepertinya masih ingin bermain dengan mereka. Elina dan Kevin dipertemukan kembali dalam situasi yang berbeda. Apa yang akan terjadi pada Kevin dan Elina selanjutnya?
ADULT HOT STORY šš Kumpulan cerpen unĀ·hoĀ·ly /ĖÉnĖhÅlÄ/ adjective sinful; wicked. *** ***
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.