Awa-awan hitam bergumul dan berarak tepat di atas kepala Friska. dan benar saja, beberapa menit selepas ia meninggalkan titik lokasi pertama, Friska merasakan ada yang tengah berjatuhan dari atas sana. Ia pun mendongak, memastikan. Ternyata awan kelabu itu sudah membelah diri dan mengeluarkan isi kandungannya. Meskipun baru gerimis, tetapi sudah berhasil membuat Friska cemas tak karuan. Turun lah hujan, yang membuat Friska basah kuyup dan membuatnya merasa kedinginan.
"Aku harus bisa pulang tepat waktu, aku gak mau Mama menungguku dan cemas," ucap Friska dengan berlari, menerobos di saat derasnya hujan.
Karena tidak ingin membuat Mamanya khawatir, dengan dirinya tak kunjung pulang Friska pun nekat untuk pulang di saat hujan deras. Tiba-tiba dari belakang, Friska merasakan ada mobil yang selalu mengikutinya secara diam-diam. Ia pun tidak tahu, apa maksud dari mobil tersebut.
Semakin cepat Friska berlari, semakim cepat pula mobil yang dari belakang selalu mengikuti Friska pun mencoba untuk mengejarnya. Friska semakin panik, dan terus berlari di saat hujan deras. Mobil itu pun, semakin melaju kencang mengikuti Friska dan ia terjatuh. Karena rasa lelah, dan dingin dengan guyuran hujan, Friska tak sanggup melanjutkan perjalanannya. Sehingga ia hanya pasrah, ketika mobil yang berada di belakangnya terus mendekatinya. Dan apa yang Friska takutkan terjadi, mobil itu berhasil menabrak Friska hingga ia terluka parah.
Lalu tidak lama, banyak orang yang membantu dirinya dan membawa Friska ke rumah sakit terdekat. Tidak ada rasa tanggung jawab, mobil yang telah menabrak Friska pun pergi tanpa rasa bersalah.
Sementara Papa Darwin yang sangat cemas, mencari kabar di mana Friska berada tiba-tiba, ia menerima pesan bahwa Friska sedang berada di rumah sakit, akibat kecelakaan. Sontak membuat Papa Darwin panik dan segera bergegas untuk ke rumah sakit tempat Friska di rawat.
Sampailah di rumah sakit, Papa Darwin melihat anak kesayangannya tersebut, terbaring lemah tak berdaya. Dengan luka di wajahnya yang cukup parah. Ia pun bertanya kepada Dokter, bagaimana kondisi anaknya itu, Dokter iya pun menjawab, bahwa keadaan Friska kritis dan nyaris tidak bisa di selamatkan.
Dengan wajah sedih ia pun tidak ingin kehilangan putri kesayangannya, dan teringat siapa yang telah menabrak Friska dan tidak ada pertanggung jawaban dari orang yang telah menabrak Friska. Ia pun akan mencari tahu siapa yang tega menabrak putrinya itu.
"Siapa pun, yang berani menabrak anak kesayanganku, akan mendapatkan balasan!" gumam Papa Darwin dengan kesal.
Papa Darwin menyuruh anak buahnya, untuk mencari tahu siapa yang sudah menabrak Friska, sehingga Friska terbaring lemah di rumah sakit. Mama Andin pun, terus menenangkan Papa Darwin yang sedang berada dalam amarahnya.
Beberapa bulan saat pencarian, anak buah dari Papa Darwin berhasil menemukan siapa yang berani menabrak Friska. Setelah Agus, anak buah dari Papa Darwin memberikan bukti siapa yang telah menyebabkan Friska kecelakaan. Ternyata orang tersebut adalah rekan bisnis dari Papa Darwin sendiri. Dengan wajah yang terlihat kesal, ia pun menyuruh Agus untuk memberikan pelajaran kepada orang yabg telah membuat Friska sakit.
Malam hari, pada saat itu, Papa Darwin sedang berada di rumah seorang diri. Mama Andin sedang menjaga Friska di rumah sakit. Papa Darwin pun menyuruh Agus untuk membawa orang yang telah menyebabkan Friska kecelakaan itu, untuk datang menemuinya.
Selepas beberapa saat menunggu, ia melihat Agus menarik paksa orang tersebut masuk menemui Papa Darwin di salah satu ruangan kosong di rumah barunya yang belum di tempati.
"Darwin? Jadi, kamu yang membawa saya kesini! Ada apa ini?" tanya orang tersebut.
"Surya! Apa anda sengaja, menabrak putri saya hingga kritis? Saya tahu, anda ada masalah dengan saya dan Anda dendam terhadap saya!" ucap Papa Darwin dengan mendekati, orang yang bernama Surya.
Orang yang bernama Surya menjelaskan, bahwa ia sengaja menabrak Friska anak dari Papa Darwin itu untuk membalaskan dendamnya. Yang bermula dari bisnisnya bersama Papa Darwin.
"Kamu pantas menerima semua itu, Darwin! Kamu, adalah seorang pengusaha yang licik, dan kamu telah membuat saya dan keluarga saya hancur dengan kelicikanmu!" ucap orang bernama Surya dengan menahan kesal.
Kesal mendengar ocehan dari musuh besarnya itu, Papa Darwin pun, hilang kendali mendengar ucapan pedas dari musuhnya. Lalu, ia mengambil sebuah benda tajam yang berada di meja makannya dan melampiasakan dendamnya dengan menusuk orang tersebut dengan benda tajamnya hingga tak sadarkan diri.
"Apa yang sudah saya lakukan? Mengapa, saya sangat bodoh?" ucapnya dengan penyesalan.
Papa Darwin tidak ingin semua orang tahu, tentang pembunuhannya itu. Termasuk Agus anak buahnya yang sempat melihat dirinya membunuh Surya. Ia meminta kepada Agus untuk menyimpan rahasia besar itu dan membantunya untuk membuang jenazah Surya dengan diam-diam.
"Ta-tapi saya, takut bos bagaimana jika polisi tahu?" ucap Agus dengan cemas.
Papa Darwin pun memberikan sejumlah uang yang cukup besar untuk Agus, agar ia bisa menutupi pembunuhan itu dari orang lain. Agus pun menerimanya dan segera membantu membuang jenazah orang yang bernama Surya.
Di saat pembuangan jenazah, Papa Darwin tidak tahu bahwa kedatangan Surya itu bersama anaknya yang bernama Davin. Davin, tampak melihat Papa Darwin sedang membawa Papanya yang sudah terbaring lemah. Dengan penasaran apa yang telah terjadi dengan Papanya itu ia pun mengikutinya secara diam-diam.
Sampailah di sebuah jurang, yang tidak jauh dari rumahnya. Papa Darwin bersama anak buahnya Agus. Mereka pun melemparkan jenazah Surya Papa Davin ke dalam juarang agar orang lain tidak tahu tentang pembunuhan itu.
"Papa! Gak mungkin, Papa gak mungkin meninggal apa salah Papa gue, mengapa mereka tega!" teriak Davin, dalam mobilnya sambil berurai air mata.
Setelah kejadian itu, Davin pun berjanji ia akan membalaskan dendamnya kepada keluarga Papa Darwin. Ia pun akan mengikuti perjalanan hidup keluarga Papa Darwin untuk membalaskan dendamnya karena sudah membunuh Papanya.
****
Kini Friska sembuh dari sakitnya. Dan melanjutkan kesehariannya kembali dengan bersekolah dan menjalankan aktivitas lainnya seperti biasa. Papa Darwin, mencoba untuk melupakan kejadian yang beberapa waktu terjadi akibat ulahmya.
Pada saat kejadian pembunuhan itu, lalu Friska bersama keluarganya pindah ke rumah barunya. Di mana, rumah tersebut adalah tempat kejadian pembunuhan, yang di lakukan oleh Papa Darwin beberapa waktu yang lalu.