/0/6303/coverbig.jpg?v=7a7cc67af1759ed7fa73d2e2737096ab)
Ruminah, seorang janda cantik yang masih segar, sudah dua tahun ia menjanda. Ditinggal mati suami, bukan berarti harus terbelenggu dalam kubangan lumpur kepedihan. Justru ini menjadi awal hidupnya yang baru. Dari dulu, dia selalu saja menerima tekanan baik fisik maupun batin. Bahkan dirinya, hanya dikurung di dalam rumah saja sebagai pemuas nafsu suaminya. Setiap kali pulang kerja, dia harus melayaninya bahkan Ruminah, takut jika harus menolak. Dia tak pernah mengenal apa itu make up, bukan tak mengenal, tapi tak ada kesempatan untuk dirinya mengenal hal seperti itu. Kehidupan Ruminah berubah drastis, semenjak suaminya meninggal dunia. Dia mulai mengenakan make up, berdandan seperti perempuan pada umumnya. Sampai dia disukai banyak pria dan kebanyakan mereka adalah anak orang kaya. Bagaimana kisah kasih cinta, Ruminah? Apa benar dia dicap sebagai pelakor di kampungnya? Atau memang benar dia seorang pelakor?
"Ah, lepaskan tanganku sakit tolong," ujar Ruminah berteriak dari dalam rumah.
Namun, tidak ada yang mendengarnya. Siapa sangka seorang lelaki yang dulu menjadi mantan pacarnya kini kembali mengejarnya.
Dia sudah sangat gila, karena dari dulu tidak bisa memiliki Ruminah.
Tapi semenjak suaminya Ruminah meninggal, sudah tidak ada lagi penghalang baginya untuk memiliki Ruminah.
Brakk!
Pintu rumah Ruminah, didobrak oleh seorang pria.
"Mas Alex, tolong aku ... bawa dia keluar dari sini," rengak Ruminah meminta tolong.
Alex Gunawan, seorang duda tampan yang ditinggal mati istrinya. Di mana almarhum sang istri adalah kakak dari Ruminah.
Alex pun juga sudah menikah lagi dan mempunyai dua orang anak dengan istri barunya.
Alex, langsung menarik tangan lelaki itu dan memukulinya.
"Keluar kamu dari sini!" bentak Alex.
"Siapa kamu, berani mengatur hidupku," sahut pria itu menantang.
Alex semakin ganas menghajarnya bahkan sampai dia tak bisa berdiri lagi, dan diseret paksa keluar dari rumahnya Ruminah.
Ruminah hanya bisa menangis, hampir saja harga dirinya direnggut oleh pria brengsek itu.
"Kamu tidak apa, Ruminah?" tanya Alex.
"Aku gapapa, makasih ya kamu udah mau nolongin. Kalau tidak, mungkin aku sudah kehilangan kehormatan yang selama ini terjaga hanya untuk suamiku," ujar Ruminah.
"Iya, sama-sama lain kali kamu kunci pintunya janga sampai ada orang gila seperti dia masuk ke rumahmu," sahut Alex.
"Iya, tapi kamu kok bisa ada di sini rumah kamu jauh padahal?" tanya Ruminah.
"Iya, aku udah pindah rumah itu tepat di depanmu," sahut Alex menunjuk ke arah rumahnya.
"Oh iya, aku turut berduka cita ya atas meninggalnya suami kamu, maaf baru dapat kabar soalnya aku dua tahun terakhir ini pergi ke luar kota," imbuhnya.
"Iya, tak apa aku juga sudah mengikhlaskan kepergiannya kok," sahut Ruminah.
"Kamu, janda dong sekarang?" tanya Alex.
"Iya, emang kenapa?" tanya Ruminah balik.
Alex tersenyum nakal, melihat bodi seksi Ruminah yang semakin cantik saja. Padahal dulu, terakhir dia bertemu wajahnya bahkan tak secantik ini.
"Hey!" bentak Ruminah.
"Eh, aduh apa tadi kamu bilang?" tanya Alex.
"Makanya jangan melamun," sahut Ruminah.
"Aku boleh minta nomer handphone gak?" tanya Alex.
Ruminah mengambil kertas dan langsung menulis nomer teleponnya, lalu memberikannya kepada Alex.
"Emang mau buat apa?" tanya Ruminah.
"Emmm, kalau kamu butuh bantuan langsung aja telepon aku, ini nomernya catet dulu," ujar Alex.
Selesai bertukar nomer telepon, Alex langsung pamit untuk pulang. Ruminah membukakan pintu untuknya, hanya beberapa langkah saja jarak rumah mereka.
Bahkan, Ruminah bisa melihat Alex dari depan rumahnya saja.
"Aku pulang dulu bay," ujar Alex.
"Iya," sahut Ruminah.
Alex berjalan pulang, tapi pandangannya seolah tak bisa lepas dari bodi seksi Ruminah.
Dia tak sadar jika ada istrinya di depan rumah, telinganya langsung dijewer oleh istrinya.
"Aduh, sakit lepasin dong Mah," ujar Alex kesakitan.
"Makanya itu mata jangan gatel, lihat janda cantik dikit aja langsung tergoda," sahut Istrinya.
"Enggak kok, itu mantan ipar aku ya udah masuk yuk," ajak Alex.
Mereka langsung masuk ke dalam rumah, istrinya langsung menutup pintu rapat-rapat. Takutnya, nanti suaminya malah tergoda oleh janda depan rumahnya itu.
Ruminah langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil sapu. Dia menyapu halaman rumahnya, dengan mengenakan daster seksinya itu.
Alex yang baru saja keluar dari rumahnya, langsung terpesona dibuatnya.
"Seksi banget Ruminah, beda sama istriku udah gak cantik jam segini belum mandi lagi," ujar Alex.
Ruminah melihat Alex yang sedang memandanginya, dia langsung tersenyum menyapa.
"Mas, Alex ganteng banget hari ini," ujar Ruminah berbicara dalam hati.
Alex langsung menghampiri Ruminah diam-diam.
"Ruminah, tadi aku telepon kok gak diangkat?" tanya Alex.
"Iya, maaf Mas aku sibuk membereskan rumah sampai tidak sempat memegang handphone," sahut Ruminah.
"Hem, nanti malem boleh gak aku main ke sini?" tanya Alex tersenyum nakal.
"Boleh, emang mau ngapain, Mas?" tanya Ruminah.
"Main aja, tapi jangan sampai ketahuan istriku ya nanti dia marah lagi," ujar Alex.
"Iya Mas," sahut Ruminah.
"Aku berangkat kerja dulu," sahut Alex.
Mas Alex langsung berjalan meninggalkan Ruminah yang masih memegang sapunya itu, dia bergegas menuju ke kantornya.
Ruminah langsung masuk ke dalam rumahnya, hari ini dia hendak pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan rumah.
Namun, uangnya habis dia sudah tak punya uang. Mau atau tidak, dia harus hutang beras kepada tetangganya.
Sebenarnya sudah ada yang memenuhi kebutuhan hidup Ruminah, yaitu anaknya. Mereka semua sudah bekerja, Ruminah memiliki lima orang anak laki-laki.
Orang lain mungkin sangat bahagia memiliki banyak anak, karena ada yang mereka harapkan jika tua nanti.
Berbeda dengan Ruminah, dia justru hidup sebatang kara semenjak kepergian suaminya. Anaknya sudah melupakan dirinya, dan menganggapnya sudah mati.
Hanya satu orang dari lima anaknya, yang masih mau memberinya uang. Itupun, juga tidak setiap hari.
Ruminah, bergegas ke rumah tetangganya untuk meminjam uang dan beras.
Tok, tok, tok....
Seseorang membukakan pintu untuknya.
"Ada apa?" tanya Lastri tetangga Ruminah yang terkenal tukang gosip itu.
"Mbak, boleh saya pinjam uangnya sepuluh ribu saja untuk membeli beras," pinta Ruminah.
"Tidak, ke mana anak kamu kenapa malah pinjam uang ke saya?" tanya Lastri.
"Mereka belum ada yang pulang Mbak," sahut Ruminah.
"Itu tanggung jawab mereka, kenapa malah minta ke saya?" tanya Lastri dengan nada tinggi.
"Pergi kamu dari sini!" bentak Lastri mengusir Ruminah.
Apalah daya Ruminah, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sekarang.
Dulu, hidup serba kecukupan tapi bagaikan di neraka.
Sekarang, hidup bebas tanpa tertekan namun serba kekurangan, sungguh malang nasib Ruminah.
Dia segera pergi dari rumah Lastri, dan langsung masuk ke dalam rumah. Ketika dia hendak menutup pintu, seseorang mencegahnya.
Ketika dibuka lagi ternyata itu adalah Supri, suami dari Lastri.
"Loh, Mas Supri ngapain di sini?" tanya Ruminah.
"Kamu butuh uang?" tanya Supri.
"Iya Mas, saya belum makan dari tadi bahkan sepeser uang saja tidak punya," sahut Ruminah.
"Saya bisa, membantu kamu tapi dengan satu syarat," ujar Supri.
"Apa, Mas?" tanya Ruminah.
"Layani saya, sepuas mungkin akan saya bayar kamu berapa pun itu," sahut Supri.
Ruminah terkejut mendengar ucapannya.
Dia berpikir sejenak, udah mengambil keputusan agar tak terjerumus nantinya.
Jika dia menolak, mau makan pakai apa hari ini kalaupun menerima, kehormatan yang dia jaga mungkin akan hilang begitu saja.
Ruminah merasa bingung untuk mengambil keputusan.
"Gimana?" tanya Supri lagi.
Ruminah masih bimbang, takut salah langkah nanti malahan.
"Ah, lepaskan tanganku sakit tolong," ujar Ruminah berteriak dari dalam rumah.
Namun, tidak ada yang mendengarnya. Siapa sangka seorang lelaki yang dulu menjadi mantan pacarnya kini kembali mengejarnya.
Dia sudah sangat gila, karena dari dulu tidak bisa memiliki Ruminah.
Tapi semenjak suaminya Ruminah meninggal, sudah tidak ada lagi penghalang baginya untuk memiliki Ruminah.
Brakk!
Pintu rumah Ruminah, didobrak oleh seorang pria.
"Mas Alex, tolong aku ... bawa dia keluar dari sini," rengak Ruminah meminta tolong.
Alex Gunawan, seorang duda tampan yang ditinggal mati istrinya. Di mana almarhum sang istri adalah kakak dari Ruminah.
Alex pun juga sudah menikah lagi dan mempunyai dua orang anak dengan istri barunya.
Alex, langsung menarik tangan lelaki itu dan memukulinya.
"Keluar kamu dari sini!" bentak Alex.
"Siapa kamu, berani mengatur hidupku," sahut pria itu menantang.
Alex semakin ganas menghajarnya bahkan sampai dia tak bisa berdiri lagi, dan diseret paksa keluar dari rumahnya Ruminah.
Ruminah hanya bisa menangis, hampir saja harga dirinya direnggut oleh pria brengsek itu.
"Kamu tidak apa, Ruminah?" tanya Alex.
"Aku gapapa, makasih ya kamu udah mau nolongin. Kalau tidak, mungkin aku sudah kehilangan kehormatan yang selama ini terjaga hanya untuk suamiku," ujar Ruminah.
"Iya, sama-sama lain kali kamu kunci pintunya janga sampai ada orang gila seperti dia masuk ke rumahmu," sahut Alex.
"Iya, tapi kamu kok bisa ada di sini rumah kamu jauh padahal?" tanya Ruminah.
"Iya, aku udah pindah rumah itu tepat di depanmu," sahut Alex menunjuk ke arah rumahnya.
"Oh iya, aku turut berduka cita ya atas meninggalnya suami kamu, maaf baru dapat kabar soalnya aku dua tahun terakhir ini pergi ke luar kota," imbuhnya.
"Iya, tak apa aku juga sudah mengikhlaskan kepergiannya kok," sahut Ruminah.
"Kamu, janda dong sekarang?" tanya Alex.
"Iya, emang kenapa?" tanya Ruminah balik.
Alex tersenyum nakal, melihat bodi seksi Ruminah yang semakin cantik saja. Padahal dulu, terakhir dia bertemu wajahnya bahkan tak secantik ini.
"Hey!" bentak Ruminah.
"Eh, aduh apa tadi kamu bilang?" tanya Alex.
"Makanya jangan melamun," sahut Ruminah.
"Aku boleh minta nomer handphone gak?" tanya Alex.
Ruminah mengambil kertas dan langsung menulis nomer teleponnya, lalu memberikannya kepada Alex.
"Emang mau buat apa?" tanya Ruminah.
"Emmm, kalau kamu butuh bantuan langsung aja telepon aku, ini nomernya catet dulu," ujar Alex.
Selesai bertukar nomer telepon, Alex langsung pamit untuk pulang. Ruminah membukakan pintu untuknya, hanya beberapa langkah saja jarak rumah mereka.
Bahkan, Ruminah bisa melihat Alex dari depan rumahnya saja.
"Aku pulang dulu bay," ujar Alex.
"Iya," sahut Ruminah.
Alex berjalan pulang, tapi pandangannya seolah tak bisa lepas dari bodi seksi Ruminah.
Dia tak sadar jika ada istrinya di depan rumah, telinganya langsung dijewer oleh istrinya.
"Aduh, sakit lepasin dong Mah," ujar Alex kesakitan.
"Makanya itu mata jangan gatel, lihat janda cantik dikit aja langsung tergoda," sahut Istrinya.
"Enggak kok, itu mantan ipar aku ya udah masuk yuk," ajak Alex.
Mereka langsung masuk ke dalam rumah, istrinya langsung menutup pintu rapat-rapat. Takutnya, nanti suaminya malah tergoda oleh janda depan rumahnya itu.
Ruminah langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil sapu. Dia menyapu halaman rumahnya, dengan mengenakan daster seksinya itu.
Alex yang baru saja keluar dari rumahnya, langsung terpesona dibuatnya.
"Seksi banget Ruminah, beda sama istriku udah gak cantik jam segini belum mandi lagi," ujar Alex.
Ruminah melihat Alex yang sedang memandanginya, dia langsung tersenyum menyapa.
"Mas, Alex ganteng banget hari ini," ujar Ruminah berbicara dalam hati.
Alex langsung menghampiri Ruminah diam-diam.
"Ruminah, tadi aku telepon kok gak diangkat?" tanya Alex.
"Iya, maaf Mas aku sibuk membereskan rumah sampai tidak sempat memegang handphone," sahut Ruminah.
"Hem, nanti malem boleh gak aku main ke sini?" tanya Alex tersenyum nakal.
"Boleh, emang mau ngapain, Mas?" tanya Ruminah.
"Main aja, tapi jangan sampai ketahuan istriku ya nanti dia marah lagi," ujar Alex.
"Iya Mas," sahut Ruminah.
"Aku berangkat kerja dulu," sahut Alex.
Mas Alex langsung berjalan meninggalkan Ruminah yang masih memegang sapunya itu, dia bergegas menuju ke kantornya.
Ruminah langsung masuk ke dalam rumahnya, hari ini dia hendak pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan rumah.
Namun, uangnya habis dia sudah tak punya uang. Mau atau tidak, dia harus hutang beras kepada tetangganya.
Sebenarnya sudah ada yang memenuhi kebutuhan hidup Ruminah, yaitu anaknya. Mereka semua sudah bekerja, Ruminah memiliki lima orang anak laki-laki.
Orang lain mungkin sangat bahagia memiliki banyak anak, karena ada yang mereka harapkan jika tua nanti.
Berbeda dengan Ruminah, dia justru hidup sebatang kara semenjak kepergian suaminya. Anaknya sudah melupakan dirinya, dan menganggapnya sudah mati.
Hanya satu orang dari lima anaknya, yang masih mau memberinya uang. Itupun, juga tidak setiap hari.
Ruminah, bergegas ke rumah tetangganya untuk meminjam uang dan beras.
Tok, tok, tok....
Seseorang membukakan pintu untuknya.
"Ada apa?" tanya Lastri tetangga Ruminah yang terkenal tukang gosip itu.
"Mbak, boleh saya pinjam uangnya sepuluh ribu saja untuk membeli beras," pinta Ruminah.
"Tidak, ke mana anak kamu kenapa malah pinjam uang ke saya?" tanya Lastri.
"Mereka belum ada yang pulang Mbak," sahut Ruminah.
"Itu tanggung jawab mereka, kenapa malah minta ke saya?" tanya Lastri dengan nada tinggi.
"Pergi kamu dari sini!" bentak Lastri mengusir Ruminah.
Apalah daya Ruminah, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sekarang.
Dulu, hidup serba kecukupan tapi bagaikan di neraka.
Sekarang, hidup bebas tanpa tertekan namun serba kekurangan, sungguh malang nasib Ruminah.
Dia segera pergi dari rumah Lastri, dan langsung masuk ke dalam rumah. Ketika dia hendak menutup pintu, seseorang mencegahnya.
Ketika dibuka lagi ternyata itu adalah Supri, suami dari Lastri.
"Loh, Mas Supri ngapain di sini?" tanya Ruminah.
"Kamu butuh uang?" tanya Supri.
"Iya Mas, saya belum makan dari tadi bahkan sepeser uang saja tidak punya," sahut Ruminah.
"Saya bisa, membantu kamu tapi dengan satu syarat," ujar Supri.
"Apa, Mas?" tanya Ruminah.
"Layani saya, sepuas mungkin akan saya bayar kamu berapa pun itu," sahut Supri.
Ruminah terkejut mendengar ucapannya.
Dia berpikir sejenak, udah mengambil keputusan agar tak terjerumus nantinya.
Jika dia menolak, mau makan pakai apa hari ini kalaupun menerima, kehormatan yang dia jaga mungkin akan hilang begitu saja.
Ruminah merasa bingung untuk mengambil keputusan.
"Gimana?" tanya Supri lagi.
Ruminah masih bimbang, takut salah langkah nanti malahan. Jika dia terima, dia tahu semua ini salah. Tapi, jika dia tolak siapa yang akan mencarikan nafkah untuknya, bahkan dia menjadi pengangguran semenjak kepergian sang suami.
Bersambung ....
Ruminah, seorang janda cantik yang masih segar, sudah dua tahun ia menjanda. Ditinggal mati suami, bukan berarti harus terbelenggu dalam kubangan lumpur kepedihan. Justru ini menjadi awal hidupnya yang baru. Dari dulu, dia selalu saja menerima tekanan baik fisik maupun batin. Bahkan dirinya, hanya dikurung di dalam rumah saja sebagai pemuas nafsu suaminya. Setiap kali pulang kerja, dia harus melayaninya bahkan Ruminah, takut jika harus menolak. Dia tak pernah mengenal apa itu make up, bukan tak mengenal, tapi tak ada kesempatan untuk dirinya mengenal hal seperti itu. Kehidupan Ruminah berubah drastis, semenjak suaminya meninggal dunia. Dia mulai mengenakan make up, berdandan seperti perempuan pada umumnya. Sampai dia disukai banyak pria dan kebanyakan mereka adalah anak orang kaya. Bagaimana kisah kasih cinta, Ruminah? Apa benar dia dicap sebagai pelakor di kampungnya? Atau memang benar dia seorang pelakor?
Lunaria Elmina, janda kembang yang ditinggal mati suaminya 2 tahun lalu. Wanita dengan pesona yang aduhai, wajah cantik, kulit putih berseri dan body tubuh yang sudah tidak diragukan lagi tentunya mampu menarik perhatian para lelaki di desanya. Terutama, lelaki yang sudah beristri, tak heran jika Lunaria banyak dibenci oleh ibu-ibu yang ada di desanya. Namun, hidupnya berubah 180 derajat semenjak dia berpindah ke kota mengikuti mantan kakak iparnya. Apalagi, sejak dia bertemu dengan seorang CEO kaya raya yang tergila-gila padanya, tentunya Lunar tak mau melewatkan kesempatan ini. Sayangnya, pria itu sudah beristri. Bagaimana kelanjutan kisah cintanya, apakah mereka akan tetap menjalin kasih asmara terlarang, mampukah Lunar bertahan jika dia dicap sebagai 'pelakor' oleh banyak orang. Ikuti terus kisahnya dalam 'Janda Kembang Simpanan CEO'.
Kehidupan rumah tangga Vee dan Damar harus berakhir ketika dirinya mengetahui perselingkuhan suaminya dengan asisten rumah tangga mereka. Bercerai dengan Damar bukan berarti permasalahan telah selesai. Vee mendapatkan teror dari istri baru suaminya dan mengakibatkan dia harus kehilangan orang yang paling disayang. Vee tidak tinggal diam. Dibantu sahabatnya, dia mengungkap kejahatan istri baru mantan suaminya hingga membuat Damar yang tadinya tidak mempercayai ucapan Vee menjadi berbalik percaya. Bagaimana cara Vee mengungkap semua kejahatan mantan asisten rumah tangga yang kini telah menjadi istri Damar? Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Damar saat mengetahui kebenarannya?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?