/0/6453/coverbig.jpg?v=810212e2d3721bd6501188d5f7bfafd3)
Affry mendapatkan musibahnya dalam waktu satu malam, di mana dia harus menanggung perbuatan yang dia lakukan dengan seorang pria yang tidak dikenal. Liu Chaing He, adalah seorang manager di perusahaan orang tuanya Affry, dia tidak menyangka jika anak dari bosnya sendiri dibuat hamil olehnya, apa yang harus dilakukan? Untuk menutupi aib keluarga, Liu Chaing He terpaksa menikahi Affry. Namun, apakah Affry bahagia dengan pernikahan terpaksa dan sang Suami yang masih mencintai wanita lain?
Seorang wanita bertubuh tinggi semampai menatap laki-laki yang sedikit lebih tinggi dari wanita itu dengan tatapan tajam, penuh amarah serta kekesalan. "Kamu sudah gila, Ya?!" Wanita pemilik netra cokelat almond itu bertanya dengan nada tinggi, seolah merasa benar-benar marah atas apa yang dilakukan laki-laki itu.
Dalam diam, laki-laki tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya seolah mengerti apa yang dilakukan pemuda itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar pada situasi seperti ini laki-laki berambut cokelat itu tidak dapat sekedar menjawab ataupun mendongakkan kepalanya ketika wanita yang berada di hadapannya membentak diri laki-laki itu. Melihat apa yang dilakukan oleh pemuda bermata sipit itu, wanita yang menjadi atasannya tersebut menggeram penuh rasa marah , hingga saking marahnya wanita tersebut tidak mampu berkata apa-apa lagi untuk mengutarakan seberapa marah wanita yang menggunakan jas hitam itu. "Ma-maafkan aku ...." Pemuda tersebut membalas dengan nada bergetar, seraya beberapa kali membungkukkan badannya, seolah merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi sebelumnya.
Apa yang membuat wanita itu marah? Affry, nama asli wanita berambut cokelat panjang itu, merasa sangat marah terhadap pemuda yang diketahui wanita itu merupakan anak magang di perusahaan yang telah dibangun Affry dari setidaknya sepuluh tahun yang lalu, perusahaan itu bergerak di bidang manajemen properti, yang bergerak bersama dengan bidang real estate, nyaris saja kacau akibat apa yang diperbuat si anak magang, Chaing He.
Di mata Affry, pemuda berdarah China itu tidak lebih dan tidak kurang merupakan pengacau, tidak sopan, lagi tidak pernah teratur di dalam pekerjaannya. "Kalau begitu, aku akan bertanggung jawab atas semua ini, tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kekacauan yang sempat aku buat!" Laki-laki berwajah oriental yang amat tampan itu berkata lagi seraya membungkukkan badannya, kentara memohon kepada sang atasan.
Perlahan, sebuah senyum meremehkan terbit di wajah cantik Affry, jujur saja, wanita itu sama sekali tidak percaya jika anak magang pengacau ini dapat memperbaiki kesalahan yang telah dibuat pemuda pemilik netra cokelat itu. "Memangnya kamu bisa apa? Bukannya kamu hanya bisa mengacau, seperti apa yang kamu lakukan pada saat ini?" Wanita itu bertanya seraya melipat tangannya, kentara sedang memperlihatkan ketegasan serta kekuasaan milik wanita berambut cokelat panjang tersebut terhadap seorang Chaing He.
Chaing He menghela napas panjang, seolah menyadari kalau kejadian kali ini akan lebih rumit serta sulit menyelesaikannya dibandingkan kejadian yang lalu-lalu, yang merupakan kekacauan ciptaan laki-laki pemilik netra cokelat itu. Tetapi mau bagaimana pun, tetap saja pemuda pemilik marga Liu itu harus bertanggung jawab, ya, bagaimana pun, lagi, laki-laki berkulit kuning langsat itu tidak boleh lari dari tanggung jawab, ia sudah dewasa. "Tidak bisa jawab, bukan? Bisa-bisanya kamu tanpa sengaja menghancurkan file yang berisi kerja sama senilai puluhan juta dolar, Chaing He! Kamu ini benar-benar ceroboh dan memang bodoh, Ya?!" Affry lagi-lagi membentak, seolah tidak peduli dengan keberadaan pegawai maupun pekerja lain yang berlalu lalang di sekitar kedua insan yang berbeda di dalam strata sosial perusahaan. Tatapan tajam dari gadis bertubuh semampai itu seolah mencabik-cabik jiwa Chaing He, membuat pemuda pemilik netra cokelat itu benar-benar merasa tidak nyaman, lagi, ada sebuah rasa takut yang tidak masuk akal, mendadak muncul di benak laki-laki berwajah oriental yang amat tampan itu.
"Ma-maafkan aku, bagaimana jika aku yang akan mencetak ulang kontrak tersebut? Aku rasa aku masih memiliki salinan dokumen yang satu itu di laptopku sendiri." Laki-laki bertubuh tinggi itu memberi usul, yang menurut anggapan Chaing He, setidaknya mampu meredakan amarah si wanita yang menggunakan jas hitam itu dan membuat kekhawatiran sang atasan mereda. Tawaran yang diucapkan oleh pemuda berdarah China itu ditanggapi dengan sebuah dengkusan penuh rasa kesal, seolah sang atasan merasa si anak magang yang satu ini terlalu meremehkan masalah yang telah dibuatnya. Situasi canggung langsung terasa diantara kedua belah pihak, membuat laki-laki pemilik Marga Liu itu dapat hanya dapat terdiam seribu bahasa seolah membisu di hadapan atasannya, yang terlihat benar-benar kesal. Sadar bahwa situasi semakin memburuk seiring waktu jika mereka melanjutkan pertengkaran di sana, Affry lantas menghela napas panjang, tampaknya wanita yang merupakan Direktur Utama perusahaan tersebut sekaligus pendiri perusahaan itu harus menyelesaikan masalah ini di ruangan pribadinya. "Sudahlah, ayo kita bicarakan ini di ruanganku saja! Tidak ada gunanya kita bertengkar seperti orang bodoh di hadapan orang lain!" Wanita itu menyentak, membuat Chaing He tertegun atas apa yang dilakukan oleh atasannya tersebut.
Dalam diam, tanpa bisa berbuat apa-apa, sang anak magang hanya dapat mengikuti atasannya ke ruangan milik gadis berambut cokelat panjang itu. Entah mengapa, sebuah senyum yang aneh terbit di wajah oriental laki-laki tersebut ketika melihat kemarahan atasannya sendiri, senyum tersebut tentu saja tidak disadari oleh Affry, karena senyum itu memang muncul di belakang punggung wanita pemilik netra cokelat itu, tetapi yang lebih aneh lagi adalah laki-laki pemilik marga Liu itu seolah senang atas kekacauan yang telah dibuat pemuda tersebut, seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan pemuda berdarah China itu dari atasannya sendiri. Ketika sepasang insan itu sampai di tempat di mana ruangan eksekutif perusahaan berada, laki-laki berambut cokelat itu menghela napas panjang, walau dirinya sudah beberapa kali datang ke tempat ini, tetap saja laki-laki berwajah oriental yang amat sangat tampan itu tidak terbiasa dengan situasi yang ada di tempat tersebut. Situasi ini benar-benar berbanding terbalik jika dibandingkan situasi lingkungan kerja laki-laki berkulit kuning langsat itu pada umumnya.
Ruangan tempat para jajaran direksi dan eksekutif perusahaan itu berada terkesan dingin, suram, lagi mencekam seolah memaksa siapapun yang masuk ke sana untuk tunduk terhadap otoritas yang ada dan bagaimana perusahaan tersebut berjalan. Ketika sepasang insan itu sudah sampai di ruangan milik Affry berada, tepatnya di ujung lorong, ruangan yang memakan tempat paling besar, wanita yang mengenakan jas hitam tersebut membuka pintu berbahan dasar kayu cadar, lantas mempersilahkan si anak magang untuk masuk terlebih dahulu. Dalam diam Chaing He memasuki ruangan tersebut, kemudian berdiri di tengah-tengah ruangan, benar-benar tampak seperti seseorang bodoh yang habis melakukan kesalahan super besar, dalam kondisi demikian tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana untuk mengatasi kemarahan seorang Affry. Kemarahan sang atasan seolah memberi dampak yang sedikit berbeda terhadap pemuda pemilik marga Liu itu, Chaing He hanya berdiri, seolah sedang menanti omongan pedas dan tajam yang mungkin saja akan dikeluarkan oleh atasannya setelah ini, dan benar saja, setelah Affry menghela napas lelah, wanita pemilik netra cokelat itu kemudian duduk di kursi kebesarannya lantas menatap tajam kepada si anak magang yang dianggap telah mengacaukan banyak hal. "Kamu tentu saja sudah tahu apa-apa saja kesalahanmu, bukan? Lantas menurutmu saja, bagaimana cara kita memperbaiki semua kekacauan yang telah kamu buat? Oh, jangan pernah berharap aku akan mengampunimu kali ini, karena kamu nyaris saja membuat perusahaan ini mengalami kerugian yang sangat besar akibat kecerobohanmu sendiri."
Banyak adegan 21+, bijak dalam memilih bacaan. Takdir membuat Clara menjadikan dirinya seorang mucikari untuk mengganti sang Mommy yang sudah tua. "Mommy tidak mau tahu, kamu harus menggantikan Mommy mulai besok malam! Ingat Clara, kamu makan dari pekerjaan ini, tidak perlu ada penolakan dan mulailah membuat dirimu tampil cantik, jika ada yang menginginkanmu, beri harga yang tinggi dan kamu pasti akan tahu bagaimana nikmatnya memiliki uang banyak hanya dengan tidur saja!" Clara hanya terpaku mendengar perkataan sang Mommy, ini semua terjadi akibat seorang laki-laki bernama James yang datang dan merenggut keperawanan Clara, dengan harga tinggi. Clara bertekat akan membuat lelaki itu menjadi menderita, sama seperti dirinya yang berubah menjadi seorang madam dalam waktu satu malam. Apakah Clara berhasil membuat James mendapatkan ganjaran dari tingkah lakunya? Atau Clara yang akan merasa terpojok dengan James sebagai pelanggannya?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.