/0/6523/coverbig.jpg?v=8e0004fc35f893d47a86f931aafe544d)
WARNING!!! 21+ Karena menikahi wanita yang bernama Nadine, Elvano dipandang sebelah mata oleh kakek istrinya. Dia dianggap tidak pantas menikahi cucu dari keluarga Wijaya karena miskin, tidak punya rumah, pekerjaan, dan juga kendaraan. Hanya mengandalkan wajah tampan campuran Indonesia-Prancis saja, itu sama sekali tidaklah penting. "Lalu, pria seperti apa yang pantas menjadi menantu Anda?" tanya Elvano pada Tuan Dandi-kakek Nadine-yang sekarang sudah resmi menjadi mertuanya. Tuan Dandi menjawab dengan santai, "Pria yang mampu membeli semua Hotel Chandra milik mendiang ayahnya Nadine. Pria seperti itulah yang pantas menjadi menantu di rumah ini!" "Baik, jika itu yang Anda inginkan! Jangan menyesal jika saya bisa melakukanya!" Simak cerita selengkapnya, hanya di "Sandiwara Pernikahan". Cover by Nia_design Follow IG @rymatusya
Malam hari, di hotel bintang lima yang ada di Kota Jakarta, seorang pria tampan berdarah campuran Indonesia-Prancis baru saja masuk ke dalam kamar hotel di lantai tiga. Setelah masuk ke dalam kamar, pria itu membuka semua pakaiannya dan melemparnya ke lantai. Ia tidak sabar ingin segera berendam air hangat dan ingin membersihkan diri dari keringat yang sudah menempel di tubuhnya.
Setelah semua pakaiannya dilepas, handuk putih pun sudah terpasang sempurna di pinggang kecilnya, Elvano bergegas pergi menuju pintu kamar mandi.
Baru beberapa langkah Elvano berjalan, tiba-tiba terdengar suara ketukan yang cukup keras dari pintu kamar. Ketukan itu semakin lama semakin keras, juga terdengar tidak sabar membuat Elvano segera menghentikan langkah.
"Oh ... shit!" umpatnya dengan kesal ketika suara ketukan itu kembali terdengar. "Siapa yang berani menggangguku?"
Elvano menggaruk kepalanya kasar sambil berbicara, "Apa di hotel ini tidak ada privasi untuk tamu?"
Tidak lama, ketukan pintu itu berubah menjadi sebuah gedoran yang semakin keras. Itu membuat Elvano tidak nyaman.
"Apa orang di negara ini tidak tahu sopan santun? Mengetuk pintu kamar orang semalam ini, untuk apa?"
Beberapa jam yang lalu, Elvano baru tiba di Indonesia, tidak mungkin ada orang yang mencarinya ke kamar hotel. Petugas hotel pun tidak mungkin, karena ia sama sekali tidak memanggil petugas hotel untuk datang kemari.
"Lalu siapa?"
Dengan sedikit kesal, Elvano berjalan menuju pintu keluar. Ketika pintu baru terbuka sedikit, tiba-tiba seorang wanita menerobos masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan dirinya yang berada di samping pintu.
Wanita itu terlihat panik, menatap kiri dan kanan seolah sedang mencari sesuatu.
Melihat ada tirai gorden yang tinggi dan lebar, wanita itu segera bersembunyi di balik tirai tersebut.
"Hey, apa yang kau lakukan? Apa kau sedang bermain petak umpet?" tanya Elvano sambil berjalan menghampiri wanita itu.
Ketika tirai dibuka, Elvano melihat seorang wanita cantik mengenakan mini dress berwarna hitam sedang bersembunyi di sana dengan tubuh yang membungkuk ke arah kaca. Wanita itu terlihat panik juga terkejut ketika melihat Elvano.
"Sedang apa kau di sini? Apa kau seorang pencuri?" tanya Elvano sambil menatap wanita itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Walau wanita ini terlihat sangat cantik dan menawan, namun dia tidak tahu sopan santun. Masuk ke dalam kamar orang sembarangan. Itu membuat Elvano merasa muak.
Bulu mata wanita itu terlihat bergetar menatap Elvano yang tidak memakai pakaian. Hanya ada handuk putih melingkar di pinggang kecilnya yang menutupi bagian pinggul hingga ke lutut. Otot-otot di dada dan perut sangat terpampang jelas di hadapan wanita itu.
"Eh, kau ... menyingkirlah dari hadapanku! Biarkan aku bersembunyi di sini, sebentar!" sergah wanita itu sambil memalingkan muka ke samping kanan, tidak lagi menatap tubuh polos Elvano.
Elvano melihat kepanikan dari sorot mata wanita itu. Bukannya menyingkir, Elvano malah semakin mendekat. Tangannya terulur ke samping hingga menyentuh kaca jendela kamar. Menunduk, menatap wanita itu dengan senyum kecil di bibirnya.
"Hah ... menyingkir? Apa kau tidak salah bicara? Yang seharusnya menying ... emhhh-"
Ucapan Elvano seketika terhenti karena wanita itu segera merangkul lehernya dan membungkam mulut Elvano dengan satu tangan. Dia melarang Elvano untuk berbicara, juga menahannya untuk tidak bergerak.
"Ssttt!"
Wanita itu menajamkan telinga.
Terdengar suara derap langkah kaki dan suara ribut dari depan pintu kamar.
"Aish, sial! Tadi aku melihat Nadine berlari ke arah sini."
"Coba kalian cari lagi. Aku yakin, dia masih belum pergi jauh!"
"Apa mungkin Nadine masuk ke dalam kamar ini?"
Percakapan antara orang-orang itu sangat jelas terdengar. Tidak samar, tapi sangat jelas terdengar, seolah tidak ada tembok penghalang di antara mereka.
"Apa orang-orang itu sedang mencarimu?" tanya Elvano setelah dirinya menarik tangan wanita itu.
Bukannya menjawab pertanyaan Elvano, wanita itu malah balik bertanya dengan suara yang sangat pelan, "Apa kau tidak menutup pintu kamarmu?"
"Hem???"
Elvano hanya mengangkat sudut bibirnya tidak peduli. "Untuk apa aku menutup pintu kamarku ketika ada orang asing menerobos masuk?"
Belum sempat wanita itu berbicara lagi, terdengar suara ketukan pintu diiringi suara seseorang dari pintu kamar.
"Permisi! Maaf mengganggu! Apa ada orang di sini?"
"Diam!" cegah wanita itu-melarang Elvano untuk beranjak pergi.
"Maaf, kami lancang. Apa di sini ada orang?" tanya orang yang ada di depan pintu lagi sambil menatap sekeliling kamar yang nampak sepi.
Satu orang mendorong pintu, dan dua orang yang lain masuk ke dalam kamar.
Orang itu masih bertanya sambil berjalan masuk, "Permisi! Apa ada seseorang di sini?"
Ingin rasanya Elvano pergi menghampiri orang-orang yang sudah masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi, juga ingin mengusir mereka pergi. Namun, wanita ini masih menahan Elvano dengan merangkul lehernya, membuat Elvano sulit untuk bergerak.
"Lepaskan!" ucap Elvano pada wanita itu dengan mengeratkan gigi dan menahan kekesalannya. Namun wanita itu sama sekali tidak mendengar.
Ketika suara mereka terdengar semakin dekat, wanita itu semakin panik dan juga salah tingkah. Dia menarik leher Elvano dan mendekatkan wajahnya hingga wajah mereka menempel satu sama lain.
"Itu di sana!" Terdengar suara teriakan diiringi suara tirai yang ditarik sangat kuat.
Seketika tirai terbuka. Terlihat sebuah adegan antara pria dan wanita yang amat sangat tidak enak untuk dilihat. Ketiga orang itu cukup terkejut saat melihatnya.
"Na-Nadine!" panggil salah satu pria itu.
Nadine segera melepaskan kedua tangannya dari leher Elvano, kakinya melangkah ke samping untuk menjaga jarak dengan sang pemilik kamar tersebut ketika pria-pria itu berhasil menemukannya.
"Faran!" balas Nadine sambil melihat ke arah pria yang tadi memanggilnya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Faran yang masih terkejut dengan adegan mereka barusan.
"Apa dia menyakitimu?" Faran menunjuk Elvano dengan tatapan permusuhan. Ia semakin tidak suka ketika melihat pria di depannya ini tidak berpakaian, hanya memakai handuk di pinggang.
Pemandangan ini sungguh tidak nyaman.
"Ti-tidak!" jawab Nadine dengan segera.
Pasalnya, tadi, Nadine hanya ingin bersembunyi di balik tubuh besar Elvano. Ingin melakukan adegan mesra seperti di film-film agar orang-orang itu tidak mengenalinya dan mereka segera pergi.
Bukannya pergi, Faran malah menyadari itu dan memanggil nama Nadine.
'Sungguh sial!'
"Apa dramanya sudah selesai?" tanya Elvano yang dituduh menyakiti wanita itu.
"Sekarang, kalian semua boleh pergi dari kamar ini!" Elvano tidak mau kalah. Ia mengangkat tangan sambil menunjuk ke arah pintu keluar, mengusir mereka semua untuk pergi, termasuk Nadine.
"Cepat, pergilah!" sergah Elvano dengan keras.
Ia sudah muak dengan orang-orang yang tidak tahu sopan santun seperti mereka.
Mereka semua masuk ke dalam kamarnya dan membuat keributan di sini. Dan wanita itu ... berani mempermalukan harga diri Elvano sebagai seorang pria dengan memeluknya dan membuat orang lain salah paham.
'Menjijikan!'
Jika tampang wanita itu tidak menyedihkan seperti sekarang ini, sudah dihajarnya hingga jera.
Faran tidak mendengar ucapan Elvano. Ia malah berkata pada rekannya, "Panggil polisi kemari. Katakan, ada pria asing yang menyembunyikan seorang wanita di kamar hotel. Cepat!"
"Baik, Tuan!"
"What the fuck?" umpat Elvano dengan kesal. "Siapa yang menyembunyikan wanita? Dia sendiri yang datang ke kamarku tanpa izin. Bahkan, dia sendiri yang berbuat tidak senonoh terhadapku! Sekarang, kau malah menuduhku menyembunyikan wanita di kamar? Ini sungguh gila!"
Elyana Louis, gadis berusia dua puluh tiga tahun ini kabur dari rumah karena menolak perjodohan. Agar tidak ditemukan oleh orang suruhan kakeknya, ia menyamar menjadi gadis culun dan bekerja di sebuah rumah orang kaya sebagai pembantu. Niat hati ingin menghindari perjodohan, Elyana malah harus menggantikan anak sang majikan untuk menikah. Karena tepat di hari pernikahannya, sang mempelai wanita kabur bersama dengan kekasihnya. "Eli, aku memohon! Bantu kami untuk menyelamatkan nama baik keluarga Danu. Jika sampai perjodohan ini dibatalkan, keluarga Danu akan diusir dari kota ini. Anggap saja ini sebagai pekerjaan untukmu. Aku akan memberimu uang satu juta dolar sebagai imbalan. Bagaimana?" ucap sang majikan dengan penuh permohonan. "Hanya satu tahun saja. Setelah itu, kau boleh mengajukkan gugatan perceraian," tambahnya lagi, meyakinkan Elyana. Ketika Elyana sudah menyetujui tawaran dari sang majikan untuk menikah, alangkah terkejutnya ia ketika melihat pria yang akan menjadi suaminya. Pria itu adalah pria yang bersamanya satu bulan yang lalu. Dan pria itu ... tidak melepaskan Elyana seumur hidupnya. "Aku ingin bercerai!" ucap Elyana. "Hah, bercerai? Itu tidak akan terjadi, kecuali aku mati!" balas pria itu. Simak cerita selengkapnya, hanya di "Terjebak Pernikahan dengan CEO". Selamat membaca. Semoga terhibur ^_^ Baca juga cerita othor yang lain dengan judul "Sandiwara Pernikahan" Follow IG @rymatusya (nanti difollow balik) o(〃^▽^〃)o
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.