/0/6746/coverbig.jpg?v=4f3480c7f7eb2afeb5e65ac4e64d1cff)
Astrid tak menyangka jika pernikahan yang didasari atas perjodohan, membuatnya tak bahagia karena sikap sang suami-Tristan. Diabaikan dan tak dianggap, membuat Astrid akhirnya berpaling dan kembali pada Deon-mantan kekasihnya. Bahkan merencanakan balas dendam agar Tristan tak lagi bermain-main. "Jika kamu tidak mau menjadi selingkuhanku, maka aku akan mencari pria lain!" Apa sebenarnya yang membuat Astrid berpaling, apakah hanya sekedar terabaikan? Cari jawabannya di sini!
Suara desahan erotis seorang wanita menggema di sebuah ruangan. Peluh bermanik tapi dengan senyum puas yang terpajang di bibir. Jemarinya mengusap wajah pria yang tengah memacu tubuhnya, keduanya terlena seakan sedang menikmati surga dunia yang akan merengkuh mereka.
Namun, dibalik kebahagiaan keduanya, ada air mata yang tengah mengalir tak terkendali. Seorang wanita lain sedang berdiri terpaku di balik pintu, menutup permukaan bibir agar suara isaknya tidak lolos dan terdengar oleh kedua manusia yang sedang dimabuk asmara.
"Apa salahku? Kenapa dia tega berbuat ini padaku?"
Semua berawal dari satu bulan yang lalu.
"Tanda tangani surat cerai ini!" Seorang pria melempar sebuah stopmap ke arah wanita yang terlihat duduk menunduk di sofa.
Astrid Rahdian Amanda menatap sang suami yang berdiri menatap tidak suka padanya. Wanita itu terkejut ketika melihat sang suami-Tristan Danendra melempar surat cerai ke arahnya.
"Apa maksudnya ini, Tris?" tanya Astrid bingung.
"Sudah jelas, 'kan! Mama sudah tidak ada, jadi kamu bebas aku pun sama," jawab Tristan yang seakan merasa bebas dengan kepergian ibu kandungnya.
"Tidak bisa, Tris. Aku sudah janji sama Mama untuk tidak pernah bercerai denganmu. Aku tidak bisa mengingkari janjiku!" tolak Astrid.
Tristan tersenyum miring, lantas bersedekap menatap hina pada Astrid. Pernikahan mereka terjadi karena sebuah perjodohan, ibu Tristan menginginkan putranya menikah dengan Astrid-putri dari sahabat karibnya. Namun, ternyata Tristan sudah memiliki kekasih, hanya demi menuruti impian ibunya, Tristan setuju menikah dengan wanita yang tidak pernah dicintainya sama sekali. Ibu Tristan mengidap leukimia, menginginkan putranya mendapat pasangan hidup yang baik, hingga kemudian memaksa Tristan menikah dengan Astrid.
Astrid sendiri tidak menolak, meski awalnya dia juga sudah mempunyai kekasih. Hanya karena kasihan dengan ibu Tristan, Astrid menerima perjodohan itu. Astrid adalah gadis baik yang sopan dan penuh kasih sayang, karena itu ibu Tristan sangat menyukai Astrid.
Satu minggu yang lalu, ibu Tristan berpulang. Hari ini pria itu langsung buru-buru menyodorkan surat cerai ke arah Astrid, meski pernikahan mereka baru saja berlangsung selama 3 bulan.
"Oh, oke! Tapi jangan salahkan aku jika berbuat semauku. Kamu juga perlu ingat, kalau kamu tidak pernah berhak mengatur apa yang mau aku lakukan, karena kamu tidak berhak atas diriku!" Tristan bicara dengan penuh penekanan.
Pria itu keluar dari kamar, membanting pintu begitu keras hingga membuat kedua pundak Astrid bergedik karena terkejut.
Astrid menghela napas kasar, menatap stopmap yang masih tergeletak di meja. 3 bulan menikah, tapi mereka bersikap seperti pasangan hanya ketika berada di depan ibu Tristan, selebihnya mereka seperti orang yang tidak saling kenal. Kini, apa yang sebenarnya diharapkan Astrid, jelas-jelas tidak diinginkan tapi kenapa memilih bertahan.
**
Astrid Rahdian Amanda adalah wanita berumur 27 tahun, berasal dari keluarga yang mampu dan mapan. Astrid mengurus perusahaan fashion milik keluarga sebagai seorang direktur utama. Andai Astrid mau, bisa saja meninggalkan Tristan hari itu juga. Namun, janjinya pada ibu Tristan membuat hatinya menolak berpisah dengan pria itu.
Selama menikah, Tristan tidak pernah memberikan hak yang seharusnya diberikan untuk Astrid. Jangankan bercinta, menyentuh Astrid saja Tristan tidak mau.
Astrid yang hanya ingin berbakti pada suami dan keluarga, selalu pasrah dengan perlakuan Tristan. Hatinya pernah yakin jika lambat-laun Tristan pasti akan menerima dirinya.
**
Astrid kembali ke perusahaan setelah seminggu ambil cuti untuk masa berkabung ibu mertuanya. Wajah Astrid sedikit pucat dan lelah, bukan hanya memikirkan kepergian mertua yang sangat baik padanya, tapi juga semalaman memikirkan sang suami yang tidak pulang ke rumah.
"Astrid!" Seseorang memanggil namanya, membuat wanita itu menoleh.
"Deon." Astrid menatap seorang pria yang tengah berjalan menghampiri dirinya.
Deon Cayetano, pria blesteran Indonesia-Italia, berumur satu tahun lebih tua dari Astrid, memiliki tinggi badan sekitar 185cm, kulit putih bersih, dengan hidung mancung dan rahang yang kokoh.
"Kamu kok sudah mulai masuk?" tanya Deon ketika sudah berdiri berhadapan dengan Astrid.
"Ya, karena aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama," jawab Astrid dengan seutas senyum di bibir.
"Kamu bisa serahkan padaku, kenapa tidak istirahat saja. Pasti lelah mengurus semuanya sendiri," kata Deon menunjukkan rasa simpati pada Astrid.
Deon menjabat kursi direktur di perusahan Astrid, sedangkan wanita itu adalah direktur utama di sana.
"Ah, mana bisa aku terus merepotkan dirimu. Kamu sudah terlalu banyak membantuku," balas Astrid yang tidak mau bergantung pada Deon.
"Kenapa sungkan? Kalau bukan aku, lalu siapa? Kamu tahu sendiri bagaimana hubungan kita selama ini, 'kan!" Deon menatap lembut pada Astrid.
Astrid merasa kikuk jika Deon menatapnya begitu, merasa seakan kembali ke waktu beberapa bulan yang lalu, ketika dirinya masih belum menyandang status nyonya Danendra.
"Aku masuk dulu, lain waktu kita bicara lagi, oke!" Astrid sesegera mungkin meninggalkan Deon, tidak ingin terlalu lama berdua dengan pria itu.
Deon menatap punggung Astrid, lantas menghela napas pelan ketika sebuah kekecewaan dan penyesalan kembali singgah di hatinya.
"Kenapa harus seperti ini?"
**
Astrid harus kembali fokus dengan pekerjaan yang sudah ditinggalkan selama satu minggu. Meski sang sekretaris membantu dengan bolak-balik ke rumah Astrid untuk meminta tanda tangan, tapi tetap saja ada beberapa yang tidak bisa ditangani oleh sang sekretaris.
Astrid memijat kedua pelipisnya, berkas yang menumpuk tampak tidak akan ada habisnya.
Hingga suara ponsel membuat fokus Astrid terpecah. Ia pun segera menjawab karena itu adalah panggilan dari ibunya.
"Halo, Ma!" sapa Astrid langsung.
"Halo sayang, bagaimana kabarmu? Mama ingin sekali makan siang dengan kamu dan Tristan, apa ada waktu?" tanya ibu Astrid dari seberang panggilan.
Astrid menghela napas pelan, tapi karena tak ingin mengecewakan ibu, Astrid pun mengiakan. Setelah ibu mengakhiri panggilan, Astrid pun mencoba menghubungi sang suami. Namun, sepertinya Tristan memang tidak mau menjawab panggilan darinya.
"Kenapa menjawab panggilanku saja tidak mau?" Astrid benar-benar harus bersabar terhadap Tristan untuk bisa mempertahankan pernikahan mereka.
Astrid menengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Ia berjanji akan menemui ibu pada pukul setengah satu, sedangkan sekarang sudah pukul sebelas siang. Hingga akhirnya Astrid berpikir untuk mendatangi kantor Tristan.
"Bila, aku akan keluar. Mungkin sampai makan siang usai," pamit Astrid pada sekretarisnya.
"Oh ya, Bu." Gadis berumur 25 tahun itu langsung berdiri ketika atasannya berpamitan.
Astrid pun pergi, mengemudikan mobil menuju perusahaan Tristan yang berjarak tak jauh dari perusahaan miliknya.
**
Astrid berjalan di koridor menuju ruang sang suami. Begitu hampir sampai di pintu ruangan yang dituju, sekretaris Tristan langsung menyambut Astrid.
"Siang, Bu!" sapa sekretaris Tristan.
"Bapak Ada, Fi?" tanya Astrid sopan.
Sekretaris Tristan yang bernama Sufiana itu sedikit kebingungan menjawab pertanyaan Astrid, bahkan sampai menundukkan kepala seakan takut.
"Ada apa?" tanya Astrid curiga.
"It-itu, Bu ...." Sufiana tidak berani menjawab, tapi Astrid melihat kalau Sufiana terus melirik ke arah pintu ruang kerja Tristan.
"Tidak usah dijawab!" Astrid sepertinya tahu yang sedang terjadi.
Kisah yang menyakitkan, ternyata membawa Janda cantik bernama Della Mahardika bertemu dengan pemuda perjaka bernama Dimas Anggara. Mereka dipertemukan dengan cara yang lucu, kepahitan masa lalu membawa cinta di antara mereka. "Ada yang mengatakan padaku, cinta memang butuh pengorbanan, tapi jika dimanfaatkan dengan mengatasnamakan cinta, itu namanya pembodohan cinta!" ~Dimas. Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya? akankah semulus jalan tol yang bebas hambatan?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?