/0/7370/coverbig.jpg?v=00309cc73bf41177261dc1503e2463a9)
Sasy Mentari seorang gadis 19 tahun yang masih melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya yang sudah dikenalnya setahun yang lalu. Satya adalah kekasih Sasy pria yang berprofesi sebagai dosen itu terlihat begitu sempurna untuknya hingga Sasy mantap menikah dengannya namun sejak hari pertama menikah sikap Satya berubah 180 derajat, seakan tak lagi mencintai Sasy dalam sekejap. Alasan apa yang membuat Satya berubah tiba tiba? dan apakah Sasy sanggup atas sikap Satya yang setiap detik seakan meremukan perasaanya?
Bab 1
Seorang gadis tak dapat menutupi rasa bahagianya saat pria dihadapannya memprlihatkan benda yang berkilauan cantik dari kotak bludru yang dipegangnya.
"Sasy, kamu mau menikah denganku?"
Sasy menepuk pipinya pelan berharap ini bukan mimpi belaka, pria bernama Setya kekasih yang sudah menjalin hubungan selama setahun denganya kini benar benar melamarnya. Senyum merekah dibibir ranumnya, menggambarkan rasa bahagianya saat ini.
"Ya, aku mau menikah denganmu mas," jawab Sasy dengan lugasnya tanpa ragu. Setya memang sosok pria yang selalu diharapkan untuk menjadi pendampingnya kelak. Pria yang berpofesi sebagai dosen dikampusnya sudah membuat hati Sasy terpaut sejak pertama mereka dekat. Sosok Setya yang dewasa, tutur katanya yang lembut juga berwiba membuat Sasy yakin jika Setya adalah pria yang tepat untuknya.
"Kamu mau jadi istriku sayang?" tanya Setya tak percaya.
"Ya mas, aku mau menjadi istrimu," Sasy mengangguk yakin.
"Terima kasih ya sayang, aku akan segera menemui orang tuamu," ucapnya, seraya menyematkan cincin dijari manis kekasihnya.
"Iya mas, aku juga akan bicara dulu dengan ibu." balas Sasy. Setya pun membalasnya dengan pelukan hangat. Malam itu menjadi malam yang sangat membahagiakan, terutama untuk Sasy
***
"Apa? kamu mau menikah?" ibu Rani tercengang tak percaya mendengar ucapan putrinya itu.
"Iya bu, aku mau menikah dengan mas Setya dia bilang dia mau melamarku," balas Sasy lagi lagi dengan wajah yang sangat yakin, ia bahkan sudah membayangkan rumah tangga indah yang akan diarunginya bersama pria yang sangat dicintainya itu.
"Tapi Sasy kamu itu masih muda masih 19 tahun, masih kuliah juga," ibu Rani tentu tak setuju dengan permintaan putrinya itu mengingat Sasy masih sangat muda dan kuliah, teerlebih selama satu tahun Sasy menjalin hubugan dengan Setya baru beberapa kali ia bertemu dengan Setya, pria itu jarang berkunjung kerumahnya dan lebih sering mengajak Sasy keluar, meskipun berulang kali Sasy mengatakan Setya itu pria yang baik dan dewasa juga seorang dosen yang mempunyai nama baik dikampusnya.
Sasy meraih punggung tangan ibunya itu."Bu, aku mencintai mas Setya. Aku yakin mas Setya akan menjadi suami yang baik untuk ku, lagi pula setelah kuliah aku masih bisa melanjutkan kuliah ku kok, aku yakin mas Setya setuju." ucapnya meyakinkan.
"Tapi Sasy, ibu rasa keputusanmu itu terlalu terburu buru lagi pula kak Renata juga belum menikah,"
Sasy menghela nafas pelan wajahnya yang tadi berseri seri kini menjadi redup, ucapan sang ibu mungkin ada benarnya, ini memang terkesan teburu buru mengingat kakaknya yang bernama Renata dan masih berkuliah di Australia belum menikah tak mungkin ia melangkahinya. Tapi jika menunggu kakaknya itu menikah entah sampai kapan kerena tak sekalipun ia mendengar sang kakak menjalin hubungan dengan seorang pria walau usianya sudah matang dan tengah menyelesaikan study S2.
"Tapi bu, kak Renata juga entah kapan menikahnya, bukanlah lebih baik aku menikah dari pada aku berpacaran dan melakukan hal yang diluar batas," ujar Sasy yang juga tak tau entah kapan Renata akan menikah sedang dirinya ingin cepat cepat bersanding dengan Setya.
"Huuss! kamu itu ngomong apa, kamu harus jaga dirimu baik baik!" seru ibu Rani mendadak takut jika putrinya itu akan melakukan hal yang diluar batas jika berpacaran terlalu lama.
"Berpacaran lama itu memang tak baik bu, jadi Sasy ingin menikah coba ibu bicarakan ini dengan kak Renata ya," Sasy tetap tak menyerah membujuk ibunya itu agar mengijinkanya menikah.
Ibu Rani mengehela nafas, memandang bola mata sang putri yang mengiba padanya."Yasudah, besok ibu coba bicarakan pada kak Reanata."
"Makasih ya bu," Sasy memeluk senang sang ibu."Aku yakin mas Setya akan menjadi suami yang baik menggantikan posisi ayah." ucapnya, kembali meyakinkan jika Setya akan bisa menjaganya kelak mengantikan sang ayah yang sudah meninggal beberapa tahun silam. Ibu Rani tersenyum tipis mengusap lembut sulur rambut sang putri yang masih memeluknya walau tetap ada sekelumit keragauan tentang keputusan Sasy yang memutuskan untuk segera menikah.
***
"Sayang, " panggil Setya melihat Sasy yang baru keluar dari kelas.
"Mas Setya,"
Setya meraih tangan Sasy, menuntunya duduk dikursi taman."Bagaimana? kamu sudah bicara pada ibu?" tanya Setya karena Sasy belum memberitahukan jawaban ibunya.
"Eemm," Sasy berfikir sejanak tak mungkin ia mengatakan jika ibunya sebenarnya kurang setuju dengan keputusanya untuk menikah."Ibu bilang ibu harus bicara dengan kakak dulu,"
"Kakak?" Setya mengerutkan keningnya.
"Iya kamu lupa aku punya kakak perempun dan dia belum menikah masih melanjutkan kuliah S2nya di Australia," ujar Sasy merasa pernah mencritakan tentang kakaknya itu pada Setya.
"Oia aku ingat," balas Setya kemudian, Sasy memang pernah menceritakan tentang kakaknya tersebut namun belum sekalipun Setya bertemu dengan sosok kakak yang kerap dibanggakan kekasihnya itu. Sasy mengatakan sang kakak memang belum sempat pulang ke Indonesia.
"Iya, ibu mau menelepon kakak dulu, dia kan belum menikah jadi aku harus meminta ijin padanya,"
"Yasudah, semoga kakak kamu mengijinkan niat baik kita ya." Setya mencium mesra punggung tangan Sasy.
Setalah mata kuliah selesai Sasy segera pulang, ia tak sabar ingin menayakan apakah sang ibu sudah menelepon Renata."Ibu.. ibu," panggil Sasy begitu memasuki rumah.
"Ya sayang, kamu sudah pulang?" sahut ibu Rani keluar dari kamarnya.
"Ibu, bagaimana? ibu sudah menelepon kak Renata?" tanyanya antusias, berharap sang kakak menyetujui rencananya untuk menikah. Ibu Rani tediam menatap bola mata Sasy yang menuntut jawaban darinya."Bu? ibu sudah menelepon? apa katanya?" desak Sasy mulai merasa pesimis.
"Kak Reanta bilang.." ibu Rani mengantung ucapnya.
"Kak Renata bilang apa bu?" Sasy semakin penasaran tak karuan.
"Kak Renata bilang, ia setuju saja iika kamu ingin menikah,"
"Benar bu, kak Renata setuju?" seru Sasy dengan mata berbinar senang menatap sang ibu. Ibu Rani mengangguk pelan."Alhamdulillah, aku senang sekali bu," Sasy memeluk ibunya , merasa sangat bahagia kerena Renata tak keberatan jika dirinya menikah lebih dulu.
Ibu Rani melepas pelukan putrinya itu."Sasy, kamu benar benar yakin jika Setya itu pria yang baik?" tanyanya, tetap merasa ragu dengan pilihan Sasy.
Sasy justru terkekeh kecil mendengar pertanyaan ibunya."Ibu itu bicara apa, mas Setya itu benar benar pria yang baik bu.. sangat baik, percaya deh sama aku." balas Sasy kembali memeluk sang ibu, meluapkan kebahagianya. Hari itu juga Sasy langsung menelepon Setya mengatakan jika ibu dan kakaknya sudah menyetujui rencana pernikahan mereka, tentu Setya meresponya dengan senang. Beberapa hari kemudian Setya pun membawa orang tuanya untuk melamar Sasy, mereka pun sepakat untuk segera menggelar pesta pernikahan beberapa bulan ke depan.
Jelita Almeera gadis dengan nama cantik namun tak secantik fisiknya. Jelita memiliki wajah yang sangat tidak cantik pada masa itu kerap menjadi bahan perundungan di bangku sekolah. Sedangkan Arveen pria yang memiliki wajah nyaris sempurna dan telah lama di sukai Jelita justru mempermainkannya, sampai beberapa tahun kemudian takdir mempertemukan kembali keduanya Jelita pun berkerja di perusahaan yang dinaungi Arveen, kedekatan mereka perlahan terjalin beriringan dengan terungkapnya kematian kakak Jelita beberapa tahun lalu yang ternyata melibatkan anggota keluarga Arveen.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?