Selama pernikahan sudah melakukan metode pengobatan tradisional maupun saran dokter hingga cara yang moderen dan canggih, namun tetap belum juga hamil.
Amira dan suaminya Ryan, mencoba untuk menerima dan berencana untuk mengadopsi anak. Namun mama Ryan tidak setuju, mertuanya menginginkan anak dari darah daging Ryan. Karena Ryan anak tunggal dan mamanya mendambakan seorang cucu yang akan mewarisi hartanya. Mira tidak bisa melawan keinginan mertua dan menuruti disaat mertua memberikan jamu dan obat untuk cepat hamil. Mira sempat frustasi dan memilih mengontrak rumah agar tidak terus ditekan mertua.
Namun pikiran Mira ternyata salah bahkan setelah tinggal dikontrakkan bersama suami, mertuanya masih tetap datang setiap saat dan membawa jamu juga obat. Bahkan secara terang terangan mertua menyuruh Mira mengizinkan suaminya poligami.
Hati siapa yang gak sakit? pasti sakit!.
Mira dan Ryan saling mencintai bahkan Ryan tak masalah jika mereka tidak punya anak, namun sebagai seorang istri Mira tidak ingin suaminya durhaka sama orang tua, karena ibu adalah segala nya dan surga ada ditelapak kaki ibu.
Akhirnya Mira mengalah dan menceraikan Ryan, di usianya ke tiga puluh dua tahun Mira resmi berstatus janda kembang. Setelah sebulan masa perceraian, Ryan menikah lagi dengan wanita pilihan ibunya lebih tepatnya dijodohkan. Selang dua bulan setelah pernikahan nasib baik menghampiri mereka, istri Ryan dinyatakan positif hamil dan pasti kebahagian menyapa mereka, tapi itu hanya untuk ibu dan istri Ryan. Pasalnya Ryan malah semakin acuh dengan sang istri dan sering mandatangi Mira ditoko, meski Mira masih memiliki sisa rasa cintanya pada Ryan dihatinya, namun Mira sadar jika diantara mereka sudah tidak ada ikatan apa apa dan Mira tak ingin menjadi duri dalam hubungan rumah tangga orang lain.
"Permisi, apakah disini bisa memesan kue untuk ulangtahun dan acaranya masih beberapa hari lagi"
Sapa seorang pria yang Tampak baru pulang kerja. Waktu menunjukan pukul sembilan malam, biasanya Mira sudah menutup tokonya karena pegawainya sudah pulang. Mungkin karena Mira terlalu larut dalam lamunan masalalu sampai lupa waktu, yang seharusnya tokonya sudah tutup. Tadi siang Ryan datang meminta dirinya kembali bersama.
Mira memperhatikan pria itu 'tinggi tampan,kulitnya bersih mungkin terasa nyaman jika ada didekapannya' bathinnya
Amira menggigit bibir bawahnya maklum sudah lama menjanda jadi sering berfantasi, apalagi pria didepannya ini adalah pria yang paling tampan yang pernah berkunjung ditokonya. Menyesal kenapa tidak menuruti kata Resti, temannya selalu menyarankan untuk berdandan sedikit agar tak terlihat polos.
"Bisa mas, kue seperti apa yang mau dipesan" tanya Mira.
Pria itu menoleh ke Mira dan tersenyum, senyum yang nampak Indah dimata Mira, ingatkan Mira mulai besok harus merias diri.
"Kue ulang tahunnya bisa request motif gak mbak?" tanya pria itu, suaranya sedikit berat dan terdengar seksi ditelinga Mira.
"Bisa mas, mau motif apa dan buat kapan?" tanya Mira
"Masih seminggu lagi dan maunya motif tikus yang ada pitanya" Mira bengong, tikus berpita?apa tidak salah dengar ya?.
"Maaf, tikus yang kayak gimana ya" Mira bergidik membayangkan kue yang seperti tikus, hihihi.
"Itu lo mbak yang disukai anak kecil di film kartun" pria itu menggaruk tengkuknya karena memang gak begitu hafal tokoh kartun. Mira masih memutar otaknya mencoba menerka.
"Apa yang mas maksud Mikey mouse ?"
"Ya ya itu!" jawab pria itu dengan suara yang keras sampai Mira terlonjak kaget, mungkin reflek jadi gak sadar kalau suaranya begitu keras.
Akhirnya Mira mengeluarkan album foto motif kue dan memperlihatkannya ke pria tadi.
"Silahkan dipilih mas, umur anaknya berapa ya?" tanya Mira, menyodorkan albumnya.
"Iya, usianya tiga tahun, mungkin ini bagus ya kayaknya dan minta ukurannya yang besar ya" pria itu menunjukkan gambar kue yang creamnya dibuat dari pondan.
"Yang ini harganya tiga ratus lima puluh ribu rupiah" kata Mira
"Ok , saya ambil yang itu" pria itu mengambil ATM dari dompetnya," maaf saya lupa ambil uang cash, pake debit bisa kan" tanyanya sopan.
"Maaf mesinnya rusak atau nanti saja pas waktu ngambil kue bayarnya tidak apa-apa" ucap Mira ramah.
"Kalau gitu saya transfer saja" pria itu mengeluarkan ponselnya dan di angguki oleh Mira tanda setuju. Mira menyebutkan nomor rekeningnya.
"Atas nama Amira ya" tanyanya , Mira mengiyakan.
Pria itu menunjukkan tanda bukti transfer dan Mira mencatat dinota dan memberi stampel lunas.
"Ucapannya apa?" tanya Mira.
" Selamat ulang tahun Monica itu saja" jawabnya.
" Nama pemesan siapa?" tanya Mira lagi
" Aldo Herlambang" Mira menulis nama Aldo dan memberikan nota pembayaran ke pria yang bernama Aldo.
"Biasanya jika anak yang ulang tahun, ibunya yang membeli kuenya" Mira mencoba berbasa basi ke pelanggan, namun hanya ditanggapi dengan senyuman. Lalu memasukkan dompetnya ke saku celana.
"Ibunya meninggal saat melahirkan"
"Maaf mas, saya tidak bermaksud un.." Mira tak melanjutkan ucapanya, Mira memandang sedih kearah Aldo. Sedang Aldo hanya tersenyum, mengerti maksud kata-kata Mira.
"Tidak apa-apa" ucapnya
"Oh ya, nanti saat mengambil kue bisa chat ke nomor yang ada dinota atau kalau mau diantar juga bisa, tinggal telpon nomor itu juga" kata Mira
"Nanti saya yang ambil, terima kasih ya" ucap Aldo. Mira mengngangguk dan pria itu pergi.
Mira buru-buru mematikan lampu lalu mengambil tasnya dan mengunci pintu, karena hari sudah malam harus pulang.