/0/7757/coverbig.jpg?v=997ffb4387d6b14723c0aabbd56b1fea)
Kisah tentang vampire dan manusia yang saling jatuh cinta
Kisah tentang vampire dan manusia yang saling jatuh cinta
"MOM!!!" seru seorang bocah lelaki yang segera memeluk pinggang seorang perempuan muda. Perempuan muda bermata cokelat besar dengan rambut ikal berwarna senada tersebut terlihat kebingungan dan gugup, apalagi orang-orang di pusat perbelanjaan tersebut melihat padanya. Meski begitu, gadis tersebut tetap saja berbicara dengan nada lembut pada bocah lelaki itu.
"Kamu salah, aku bukan ibumu."
"Tidak, aku benar. Kamu adalah ibuku!" tegas bocah lelaki tersebut sambil memeluk makin erat.
"Cio, kamu di sini rupanya, kamu ini sedang apa? Ayo lepaskan dia sekarang!" tegur seorang pria yang bergegas menghampiri dan menarik tangan bocah lelaki itu. Namun sang bocah justru menangis keras sambil tetap memeluk gadis yang tengah bersamanya.
"Aku tidak mau, aku mau tetap dengan Mom!"
"She is not your mom!" gertak si pria dengan suara tidak kalah keras. Namun bocah lelaki tersebut tetap bersikeras. Ia bertambah memeluk erat si gadis.
***
Vania Valencia tidak menduga sebelumnya. Niat ia hanya berbelanja beberapa kebutuhan malah membuat dirinya kini menjadi pusat perhatian. Bocah lelaki yang tengah memeluk pinggangnya tersebut enggan melepas, bahkan memeluk makin erat, meski pria yang baru datang telah menarik tangan anak itu. Bocah lelaki bernama Cio itu justru malah menangis keras. Hal itu membuat Vania merasa tidak tega. Ia memang mudah tersentuh dengan tangisan seperti itu.
"Sudahlah, Tuan, tidak apa, biarkan saja dia bersamaku."
"Tapi, Nona, hal ini pasti akan merepotkanmu."
"Tidak apa, saya tidak merasa direpotkan. Saya malah akan senang jika bisa bermain dengannya."
Pria tersebut diam sejenak dan kemudian mengangguk.
***
Cio tengah asyik bermain di tempat permainan yang berada pada pusat perbelanjaan tersebut. Tadinya ia mengajak Vania, tetapi setelah beberapa saat Cio malah terlihat asyik bermain sendiri. Pria yang sebelumnya berdiri bersandar di dinding tidak jauh dari mereka mengawasi. Tubuh tegap dan wajah yang terbentuk sempurna dengan hidung mancung membuat para gadis dan perempuan muda tidak berhenti menatap dengan sorot kagum. Namun pria berdagu persegi tersebut tidak terlihat peduli. Tatapan matanya tertuju pada Vania dan Cio. Setelah Cio asyik bermain sendiri, pria tersebut melambaikan tangan untuk memanggil Vania mendekat. Dengan langkah tidak pasti, Vania segera menghampiri.
"Terima kasih telah mau mengurus Cio," ucap pria tersebut sebelum Vania berkata-kata.
"Tidak apa, ini juga hal yang menyenangkan."
"Kau pasti lelah dan ini juga menyita waktumu. Aku akan membayarmu sekarang."
"Tidak perlu, aku ...."
Vania belum selesai berkata-kata. Namun pria itu malah menggamit pergelangan tangannya dan setengah menyeret dia pergi dari sana.
"Eh, tunggu!" panggil Vania yang dengan tergopoh berjalan di belakang pria tersebut.
"Kenapa kita pergi? Bagaimana dengan Cio?"
"Tidak akan terjadi apa-apa padanya. Dia akan baik-baik saja."
"Tapi ...." Terbersit di benak Vania, apakah pria yang menarik tangannya itu benar-benar ayah Cio? Jika benar, kenapa pria tersebut begitu mudah meninggalkan putranya yang masih kecil?
"Jangan khawatir, tidak akan terjadi sesuatu padanya."
"Tapi ...."
"Jangan membantah lagi. Makin cepat aku membayarmu, makin cepat pula kita kembali pada Cio."
'Hah???' dengkus Vania dalam hati.
'Kenapa dia malah jadi mengancamku?'
"Kau ini bersikap sembarangan, bahkan tidak terlihat cemas meninggalkan Cio, apa dia bukan putramu?" tandas Vania tanpa bisa menahan diri.
"Jangan-jangan kau sengaja melakukannya? Kau disuruh menjaga anak itu, tetapi tidak mau bertanggung jawab, jadi kau merasa kesal dan sengaja meninggalkan dia. Lalu kau akan mengatakan pada keluarganya bahwa kau kehilangan dia. Benar, bukan?"
Pria yang menarik tangannya tersebut tidak menjawab. Pria itu kemudian malah mengambil beberapa helai pakaian dan mendorong Vania masuk ke dalam kamar ganti.
Jantung Vania tidak henti berdetak kencang saat pria itu mendorong dia ke dinding ruangan sempit tersebut. Kedua lengan kokoh pria tersebut mengungkung dia hingga dirinya tidak bisa untuk pergi. Tatapan mata yang begitu langsung pada dirinya dan embusan napas hangat membelai wajah membuat semburat rona dadu tidak urung juga muncul pada kedua pipi Vania. Wajahnya yang bersemu dan detak jantung yang begitu tidak terkendali membuat Vania berpikir bahwa pria di hadapannya juga pasti menyadari gejolak yang muncul pada dirinya. Namun pria tersebut tidak tampak berniat untuk menyingkir.
"Kau jangan terlalu sok tahu. Kalau tidak, aku akan membungkam mulutmu itu," ucap pria tersebut. Meski terdengar mengancam, tetapi telunjuk dia malah menyentuh bibir Vania hingga seperti tengah menggoda gadis itu.
"A-pa ... yang ...?"
"Ganti pakaianmu dengan ini!" suruh pria itu, memotong kata-kata tercekat Vania. Ia mengatakannya sambil mendorong pada Vania beberapa helai pakaian yang telah dia ambil sebelumnya.
"I-ni ... ti-dak ...."
"Kau mau mengganti pakaianmu atau aku yang akan menggantikan pakaianmu untukmu?"
***
Sekian menit berlalu dan Vania hanya berdiri diam di dalam kamar ganti tersebut. Tatapan matanya tertuju pada cermin besar yang berada depan dia. Jantungnya masih berdegup kencang. Vania adalah gadis yang introvert, ia tidak pernah dekat dengan pria mana pun, apalagi hingga begitu intim. Semburat dadu kembali mewarnai kedua pipi Vania ketika ia kembali teringat pada kedekatan ia dengan pria yang bahkan tidak ia tahu namanya tersebut.
'Apakah kau bodoh, Nia?' tegur suara hatinya. Vania menghela napas perlahan. Pria itu mungkin tidak memiliki pikiran lain padanya. Mereka bahkan tidak saling mengenal sebelumnya. Jadi rasanya tidak mungkin pria itu menyukainya. Vania tersenyum tipis, ia tidak pernah percaya cinta pada pandangan pertama, apalagi cinta tanpa saling mengenal.
"Apa kau sudah mencoba?" tegur suara di luar. Suara berat yang adalah milik pria tersebut. Vania tertegun. Ia kemudian teringat pada tumpukan pakaian yang diberikan pria itu padanya.
'Apa memang cinta pada pandangan pertama tidak ada? Tapi jika memang tidak ada, lalu kenapa ia memberiku pakaian-pakaian ini?'
Merasa bingung, Vania memutuskan berjalan keluar dari kamar ganti tanpa mencoba satu pun dari pakaian tersebut. Namun baru saja keluar, pria yang memberinya pakaian itu mendorong ia masuk kembali ke dalam.
"Kau tidak mencoba pakaian, apa benar-benar ingin aku yang menggantikan untukmu?"
"Aku bisa melakukannya sendiri, tapi kau harus memberitahuku kenapa memaksaku memakai pakaian-pakaian itu?"
"Aku hanya membayarmu. Kau sudah mau menemani Cio. Aku membayarmu dengan membelikanmu pakaian."
"Tidak perlu, aku tidak perlu dibayar," ucap Vania sambil kembali hendak melangkah keluar, tetapi pria itu segera mencekal tangannya.
"Kalau kau menolak, maka aku benar-benar akan menggantikan pakaianmu."
"Aku tidak membutuhkan pakaian seperti ini."
"Jadi kau tidak mau?" tanya pria tersebut sambil mengambil sehelai terusan berwarna putih. Tatapan matanya menatap lekat pada manik mata Vania. Ia juga melangkah maju, sementara Vania melangkah mundur. Namun dirinya kemudian tidak bisa mundur lagi karena ada dinding di belakang dia. Wajah pria tersebut mendekat. Embusan napas hangat kembali membelai pipi kiri Vania.
"Apakah kau benar-benar ingin aku yang mengganti pakaianmu?" tanyanya dengan suara berbisik.
Karin dan Vian, seorang idol, terpaksa menikah karena perjodohan,padahal mereka tengah berseteru karena Vian menganggap Karin sebagai pembawa sial bagi karirnya.
Seorang gadis yang terlatih untuk membunuh kini ia diperintah untuk melindungi seorang pria. Pria tersebut adalah seorang ilmuwan. Penemuan dia menyebabkan dirinya dalam bahaya. Dan pertemuan dia dengan gadis pembunuh bayaran meyebabkan bahaya lain di hatinya karena perasaan lain yang berkembang menjadi cinta.
Karena sebuah kesalahan, Liz memiliki anak dengan Caden, pria yang bahkan nyaris tidak ia kenal. Caden sendiri tidak tahu hal tersebut. Ia membenci Liz yang dianggap memang sengaja menjebak dirinya. Hingga Liz dan Caden kemudian kembali bertemu bertahun kemudian
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Ketenangan rumah tangga Yanto dan Viana mulai terusik dengan kehadiran Runi, adik Yanto yang memutuskan tinggal bersama mereka setelah bercerai dari suaminya. Berbagai masalah dan pertengkaran mulai timbul sejak Runi tinggal bersama mereka, membuat Viana merasa tidak adanya lagi kenyamanan dalam rumah tangganya bersama Yanto. Sedangkan Runi yang memang tidak menyukai Viana selalu berusaha untuk memisahkan Yanto dan Viana. Usaha Runi kian dipermudah dengan kehadiran Feyla, temannya yang diam-diam menyukai Yanto. Dengan berbagai cara, Runi berusaha mendekatkan Yanto dan Feyla. Usaha mereka berhasil. Yanto menikahi Feyla sebagai istri kedua karena dia tidak mau bercerai dengan Viana. Namun, Viana yang tak mau dimadu memutuskan untuk bercerai dan mencari jalan kebahagiaannya sendiri meskipun dia harus menanggung sakit atas keputusannya itu. Di kemudian hari, Viana berhasil bangkit dari keterpurukannya. Sebaliknya orang-orang yang menyakitinya mulai menemui karmanya satu persatu.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
© 2018-now Bakisah
TOP