Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Istri Muda Kesayangan CEO
Istri Muda Kesayangan CEO

Istri Muda Kesayangan CEO

5.0
1 Bab
742 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Rey rasanya akan menjadi gila sebab dipaksa menikah lagi oleh istrinya dengan alasan yang tidak cukup kuat. Entah, bagaimana semesta bisa membuat kepribadian istrinya menjadi susah ditebak seperti itu. Akibat berjuta paksaan dan ancaman, Rey pun terus mencari dan mencari hingga akhirnya ia menemukan seorang perempuan yang penuh akan tantangan, sukses membuatnya penasaran hingga dijadikan sebagai kesayangan. Nah, lho, kok bisa?

Bab 1 Menikah Lagi

"Gila! Kamu serius?!"

Wanita yang mendapatkan pertanyaan itu pun tersenyum dan mengangguk mantap. Ia duduk di sofa sembari menyilangkan kaki layaknya bos besar. "Iya. Bukannya laki-laki sangat senang jika disuruh beristri dua, ini kamu kok malah nggak terima?" Ia bertanya, memakan anggur merah dengan gerakan sangat anggun bagai wanita kelas tinggi.

"Satu istri saja sudah bikin aku pusing tujuh keliling, kamu mau nambah beban pikiranku?" Pria yang akrab disapa Rey ini ikut duduk di samping istrinya. "Mau bikin aku mati muda gara-gara pusing empat belas keliling?"

Tertawa meledek, wanita bernama Gina itu berkata, "Iya. Nanti aku suruh orang-orang bawa jenazahmu keliling kota ini empat belas kali baru dikubur di liang lahat."

"Gina, aku serius."

"Iya, aku juga, malahan aku lima ribu rius," jawab Gina dengan santainya.

Edan! Rey memijat kepalanya yang mendadak pusing. Memiliki istri seperti Gina ini memang sangat menguji kesabaran. Wanita itu bahkan memiliki sifat sangat berbeda dengan yang ditunjukkan saat pendekatan atau pacaran. Dulu kalem, sekarang beringas. Dulu pemalu, sekarang hobinya bikin malu. Dulu pendiam, sekarang tiap kali bicara sukanya menaikkan tekanan darah. Ampun, deh!

"Kamu kenapa, sih? Ada main sama laki-laki lain sampai berani nyuruh aku nikah lagi?"

"Nggak, lah, gila kamu." Gina menatap Rey dengan kerutan khas di dahinya. "Kamu pikir aku doyan sama laki-laki lain selama masih jadi istrimu?"

"Habis mau banget dimadu."

"Ya … daripada diracun."

Rey mendelik, hampir saja ia menyemburkan kopi hangat yang baru saja ia seruput. "Nah, kan. Ini kayaknya daripada nyuruh aku nikah lagi, mending aku yang nyuruh—"

"Nyuruh aku nikah lagi?" potong Gina seenaknya. Dia mematikan sinema elektronik yang tersaji di televisi. "Enak aja! Asal kamu tau, cuma kamu yang ada di hati, tak terganti, tiada laki-laki yang bisa menyamai posisimu di sini." Wanita itu menunjuk dadanya diiringi raut melankolis yang sukses sekali membuat Rey mengernyit jijik.

"Ya aku juga sama, aku cintanya juga cuma sama kamu."

"Idih bohong, aku nggak bisa punya anak. Cari cewek lain coba, jadikan dia istri biar kamu bisa jadi papa."

Rey mengangguk-angguk paham. Oh, jadi itu duduk perkaranya. Dia tersenyum kecil, mungkin pikiran Gina sekarang jadi kacau sebab orang-orang terus saja bertanya mengenai keturunan mereka—yang sebetulnya tidak terlalu dipikirkan oleh Rey.

"Lagian aku nggak masalah dimadu, yang penting jangan diracun." Gina menelan anggur merah yang dia kunyah, kemudian baru melanjutkan pembicaraan, "Kenapa? Ya kalau diracun aku bisa mati, kalau dimadu mungkin cuma sakit hati."

"Tapi sakit hati juga bisa bikin mati," ucap Rey.

Gina mengangguk, enggan mengelak. "Ya bener, sih, tapi kalau yang dimaksud itu hepatitis."

"Ya Tuhan." Rey pun akhirnya tidak membalas perkataan Gina. Ia memilih berjalan menuju kamarnya untuk segera mandi dan berganti pakaian. Pekerjaan kantor masih banyak dan Gina tadi menyuruhnya pulang untuk membicarakan hal yang konon katanya penting. Namun, kenyataannya? Astaga. Wanita itu hanya membuat Rey membawa beragam pekerjaan kantor ke rumah.

-

Rey kini sedang berkutat dengan iPad miliknya, membaca beberapa materi penting untuk bisa mempresentasikan sebuah proyek besar dengan client istimewanya. Pagi-pagi seperti ini, memang pasti afdol kalau ditemani kopi. Akan tetapi, ketika Rey melihat ke arah meja makan hal yang ia dapatkan ialah nihil.

"Kopinya mana?"

"Aku mogok bikinin kamu kopi." Gina bersedekap dada, memasukkan roti isi ke dalam mulutnya sampai penuh. "Jangan tanya alasannya, aku juga nggak tau kenapa, tapi aku punya solusinya!" katanya seraya menelan habis makanan yang ada di mulutnya.

Rey menghela napas kesal. "Apa?" tanyanya.

"Cari istri baru."

"Jangan mulai, deh, Gina. Masa kamu nggak bahagia punya suami yang cukup sama satu wanita; kamu?"

"Tapi aku tuh capek ngerjain semua urusan rumah. Mulai dari bikinin kamu kopi, masak, bersih-bersih, guntingin rumput biar taman rapi, setrika, cuci baju, nyapu, ngepel. Aku capek. Aku cuma mau nikmati harta kamu sambil leha-leha." Gina mengatakan hal itu dengan ekspresi melas menghiasi muka, tetapi langsung berubah galak ketika ia melihat asisten rumah tangga yang masuk dapur; menaruh belanjaan.

Rey menahan tawa yang hampir saja menyembur keluar. "Aku sudah bawa tiga orang asisten rumah tangga, dua sopir, satu orang juga untuk bersih-bersih taman. Apa yang bikin kamu capek, hm?" Ia bertanya dengan sangat lembut.

"Ya udah, sekarang nyari satu lagi; istri!"

Dikarenakan rasa kesal sudah menyelimuti diri Rey, dia pun enggan membalas. Nanti yang ada jadi pertengkaran. Dia sama sekali tidak mau bertengkar apalagi berbicara kasar kepada istri yang dia cintai itu.

"Sayang, ayolah! Enak loh poligami itu," bujuk Gina. "Hm, kamu nanti bisa kalau bosan sama aku, bisa ke dia, kalau lagi pengen ehem-ehem bertiga juga boleh."

"Gina, kayaknya ini mentalmu yang kena."

"Enggak gitu," elak Gina. Wanita itu memasang ekspresi sangat menyedihkan. "Aku tuh pengennya kamu bahagia, jadi ayah, punya anak. Kalau sama aku nggak bisa gitu, ya sama perempuan lain kan pasti bisa," ujarnya.

Sejujurnya, Rey sangat tidak suka dengan topik pembicaraan ini. Sejak dulu, dia selalu saja menghindari. Toh, kalau diledek atau disindir orang-orang perkara belum memiliki keturunan, dia senang sekali masa bodo dengan hal tersebut. Bagi Rey, menikah ialah untuk bisa hidup di bumi bersama dengan pasangan yang ia pilih—Gina—dalam jangka waktu selama-lamanya, bukan demi keturunan.

"Kamu mau punya anak, kan, Sayang?"

"Mau kalau sama kamu."

Gina langsung berekspresi galak. "Ngeledek ya kamu! Udah tau aku nggak bisa punya anak, malah ngomong gitu. Dasar suami tuna akhlak!" rajuknya.

"Kamu bukan nggak bisa, tapi susah. Usaha kita yang belum mak—"

"Aku nggak mau tau, pokoknya kamu harus nikah lagi!"

Rey langsung melongo. Ya apa Gina kira semudah itu mencari wanita yang mau dijadikan istri kedua? Gila saja! Sumpah, Gina ini benar-benar suka sekali membuat beban pikirannya bertambah.

"Gina, aku bukannya—"

"Apa? Kamu itu masih ganteng, lagi di usia mateng, kaya raya, CEO muda terkenal. Sekali kamu tatap mata perempuan random selama tujuh detik, pasti perempuan itu langsung jatuh cinta. Terus, pas dia lagi bengong, kamu langsung minta dia jadi istri kedua. Gampang, kan?"

Rey menggeleng dengan sangat mantap. Menurutnya, itu adalah cara terbaik untuk mempermalukan diri sendiri di depan perempuan random. Ya ampun, istrinya itu sepertinya sedang stress. Apa perlu diajak pergi berlibur untuk menjernihkan pikiran?

"Atau kalau nggak berhasil, kamu pamerin aja isi rekening kamu, atau bilang aja kamu adalah CEO di Reyzada Group. Beuh, pasti klepek-klepek, deh, para perempuan. Percaya sama istrimu ini!" Gina tersenyum begitu lebar, kemudian dia langsung mendorong tubuh kekar Rey untuk segera bangkit. Setelah suaminya berdiri, dia mendorong Rey sembari berkata, "Bawa pulang calon istri ya, lebih dari satu nggak masalah. Biar aku yang menilai!"

Setelah adanya persilatan lidah selama beberapa menit, Rey akhirnya mengalah dan segera pergi keluar dari rumah. Gina tersenyum lebar, memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Akan tetapi, lamunannya pecah ketika mendengar salah satu asisten rumah tangganya yang berusia paling tua menggerutu.

"Wanita gila, bisa-bisanya nyuruh suami sendiri cari istri baru."

Gina pun melirik wanita berusia hampir setengah abad itu dengan sebal. "Kalau nggak tau rencanaku, lebih baik dia." Dia pun tersenyum penuh dengan misteri.

-

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 1 Menikah Lagi   08-31 17:02
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY