Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid
Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid

Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid

4.9
445 Bab
1.6M Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Rossa hamil secara tidak sengaja setelah melakukan hubungan satu malam dengan seorang pria asing. Lebih buruk lagi, karena sebuah kesepakatan, dia dipaksa untuk menikahi pria yang telah bertunangan dengannya sejak kecil. Pernikahan mereka hanyalah sebuah transaksi bisnis. Namun, seperti yang ditakdirkan oleh takdir, lambat laun dia jatuh cinta pada pria ini. Menjelang persalinan, pria itu memberinya surat cerai, yang menghancurkan hatinya, dan akhirnya dia memilih untuk menerima kekalahan dalam permainan cinta ini. Tanpa diduga, jalan hidup mereka berpapasan lagi tak lama kemudian. Pria itu mengatakan bahwa dia selalu mencintainya, tetapi apakah Rossa bersedia untuk kembali kepadanya?

Bab 1 Pertama Kali

"Apakah ini pertama kalinya bagimu?"

Napas pria itu menyapu telinga Rossa Bramantia, membuat tulang punggungnya merinding, tetapi dia tidak berani membuka matanya.

"Santailah. Aku tidak akan menyakitimu," ucap pria itu dengan suara serak.

Sebelum Rossa bisa menjawab, pria itu mencubit dagunya dan menciumnya dengan paksa.

Sakit!

Rasa sakit yang merobek membuat pikirannya kosong sejenak.

Setelah tengah malam, pria itu melepaskannya dan pergi ke kamar mandi. Begitu dia pergi, Rossa menyeret tubuhnya yang pegal linu turun dari ranjang, mengenakan pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar.

Tiba-tiba, suara ponselnya yang berdering menembus kesunyian malam.

Rossa melihat ponselnya, dan matanya melebar panik saat itu juga. Tanpa membuang waktu, dia bergegas ke rumah sakit.

Merasa tak berdaya dan sedih, Rossa memohon pada dokter di sela isak tangisnya, "Tolong ... tolong selamatkan ibu dan adik laki-lakiku ...." Rossa menandatangani namanya di sebuah dokumen, dan menyerahkannya pada sang dokter dengan tangan yang gemetar.

Dokter itu menatapnya dan menghela napas. "Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan adikmu. Dia telah meninggal semalam. Aku turut berduka cita!"

Kata-kata dokter itu menghantamnya seperti petir di siang bolong. Karena begitu terkejut, kepala Rossa tiba-tiba berputar sangat hebat.

Lututnya kehilangan kekuatan, dan dia ambruk di lantai.

Delapan tahun yang lalu, ketika dia berusia sepuluh tahun, ayahnya yang berselingkuh mengirim dia dan ibunya yang sedang hamil ke luar negeri untuk mencampakkan mereka di sana. Keduanya tidak punya pilihan selain berjuang sendiri untuk bertahan hidup di tanah asing.

Kemudian, adik laki-lakinya lahir, tetapi ketika anak itu berusia tiga tahun, dia didiagnosis menderita autisme. Dia dan ibunya bekerja paruh waktu di mana-mana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi kecelakaan mobil yang tiba-tiba membuat situasi mereka semakin buruk.

Tidak sanggup menahan penderitaan yang begitu berat, Rossa kehilangan kesadaran.

"Nona? Nona! Perawat! Siapkan penyelamatan darurat ...."

Sebulan kemudian.

Membawa sekantong makanan, Rossa melihat ke angka-angka yang dilewati ketika lift naik ke lantai yang ditujunya.

Dia menghela napas. Kondisi ibunya membaik setelah mendapatkan perawatan. Namun, ketika beliau mendengar bahwa putranya tidak berhasil diselamatkan, wanita itu menjadi depresi dan kehilangan banyak berat badan.

Ting!

Rossa menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan ke pintu bangsal ibunya. Sebelum masuk, dia mendengar seseorang berbicara di dalam.

"Jelita, kamu dan Nyonya Wahid adalah teman baik. Kalian sudah setuju untuk menikahkan anak kalian berdua. Jadi, putrimu-lah yang seharusnya menikah dengan Keluarga Wahid ...."

"Apa maksudmu, Peter Bramantia?!" Jelita Maharani memelototi pria yang berdiri di kaki ranjang rumah sakit.

Pria itu adalah orang yang telah mencampakkan dirinya ketika dia sedang hamil dan putri mereka di tempat asing. Selama delapan tahun, dia tidak pernah memeriksa keadaan mereka sekali pun. Begitu dia muncul di hadapan mereka, dia berani meminta Rossa untuk menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya!

"Dia anak tertua dari sahabatmu. Wajahnya cukup tampan. Kamu juga sudah tahu bagaimana keadaan Keluarga Wahid. Rossa pasti akan menjalani kehidupan yang makmur setelah menikah dengan keluarga mereka ...." Suara Peter melemah sebelum dia selesai berbicara.

Tuan Wahid memang pria kaya dan tampan, tetapi baru-baru ini dia menjadi cacat. Sebulan yang lalu, dia pergi ke luar negeri untuk melakukan bisnis dan digigit ular berbisa. Racun dari ular itu melumpuhkan saraf-saraf di tubuhnya, membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah.

Jika Rossa menikah dengannya, kehidupan pernikahannya akan dingin dan hampa.

"Aku akan menikah dengannya."

Tiba-tiba, pintu terbuka dan Rossa melenggang masuk sambil mencengkeram kantong makanannya dengan erat. "Aku akan menikah, tapi dengan satu syarat."

Peter melihat ke arah pintu dan tertegun sejenak. Dia tidak pernah bertemu Rossa selama delapan tahun terakhir.

Gadis ini telah tumbuh banyak. Kulitnya putih dan bercahaya, tetapi dia terlalu kurus seperti kekurangan gizi. Di matanya, dia tidak secantik putri bungsunya.

"Syarat apa?" tanya Peter sambil mengerutkan kening.

"Ibu dan aku akan kembali ke dalam negeri, dan kamu harus mengembalikan semua harta miliknya. Setelahnya, aku akan menikah dengan pria itu." Saat dia berbicara, Rossa mengepalkan tinjunya begitu erat sampai kuku-kuku jarinya menancap di telapak tangannya.

"Rossa ...." Jelita ingin membujuk putrinya.

Rossa telah melalui banyak penderitaan bersamanya. Dia tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat putrinya dipaksa menikah seperti ini.

Mendengar Jelita seperti akan membujuknya, Peter khawatir Rossa akan berubah pikiran, jadi dia dengan cepat berkata, "Oke, oke. Selama kamu berjanji untuk menikah dengannya, aku akan membawa kalian kembali."

"Dan harta ibuku?"

Melihat Peter ragu-ragu, Rossa mencibir dengan dingin.

"Aku yakin bahwa adik perempuanku sangat cantik dan pantas mendapatkan suami yang lebih baik. Jika dia menikah dengan seorang pria cacat, seluruh hidupnya akan berakhir. Lagi pula, kamu dan ibuku telah bercerai. Sudah seharusnya kamu mengembalikan semua uang yang ibuku bawa ketika menikah dengan Keluarga Bramantia."

Mendengar ini, Peter merasa bersalah dan menghindari kontak mata dengan Rossa.

Akhirnya, Peter menggertakkan gigi dan memutuskan untuk menuruti syaratnya. "Aku akan mengembalikannya setelah kamu menikahi Tuan Wahid."

Putri bungsunya sangat cantik. Bagaimana dia bisa membiarkannya menikahi pria itu dan menyia-nyiakan potensinya?

Memikirkan hal ini, Peter merasa sedikit lega karena berhasil menjauhkan putri bungsunya dari kemalangan itu.

Akan tetapi, perasaan bencinya terhadap Rossa semakin bertambah. Gadis itu tidak hanya berlidah tajam, tetapi juga serakah akan uangnya.

Peter menatapnya dengan dingin. "Rupanya ibumu tidak membesarkanmu dengan baik. Kamu tidak mengerti sopan santun sama sekali!"

Rossa hanya memutar matanya ke atas dan tidak berniat untuk membalas ucapannya.

Dia terlalu lemah dan tidak berdaya sekarang. Dia tidak bisa mengambil risiko dengan menyinggung Peter.

"Kemasi barang-barang kalian. Kita akan berangkat besok." Tanpa menunggu jawaban, Peter berbalik dan keluar dari bangsal dengan marah.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY