/0/9566/coverbig.jpg?v=5cbb5fb219c2c8096b869248efb3f58b)
Cinta akan selalu datang dari orang yang tepat meski terlambat sekalipun, cinta seringkali meminta banyak kesempatan untuk membuktikan kesungguhan dalam menyinggahi hati seseorang. Sudah lama Ayara hidup sebagai wanita single tanpa pasangannya. Itu karena putusnya Ayara dengan Qenan Keefe Clayton memberikan luka atas kerinduan yang sangat dalam. Ayara tak mampu menemukan laki-laki sebaik atau seperti Qenan, membuat Ayara enggan membuka hubungan baru. Setelah ia lulus dengan gelar sarjana seninya, Ayara membuka studio photo dan pindah ke apartemen yang ia beli. Di sana dia bertemu dengan cinta pertamanya sewaktu SMA, Daniel Lachlan Finnegan, selaku tetangga yang tinggal di samping apartemen Ayara. Daniel adalah laki-laki yang wajahnya memenuhi memori kamera Ayara dulu, tentu pertemuan itu seperti sebuah keajaiban bagi Ayara yang pernah mendambakan Daniel dengan begitu dalamnya. Akan tetapi Ayara masih trauma dengan hubungan romansa. Ia membatasi segalanya dari Daniel, meski perlahan tak mampu Ayara pungkiri bila perasaannya tumbuh untuk Daniel. Hingga suatu hari, ibu Ayara menjodohkan Ayara yang tak kunjung mempunyai pasangan. Namun Ayara menolaknya, Ayara mencoba untuk mencari laki-laki meski itu hanya sewaan sekali pun, asalkan Ayara terbebas dari perkara perjodohan. Di saat itu Qenan muncul kembali dengan pernyataan cinta dan permohonan maafnya, ia meminta supaya Ayara mengkukuhkan hatinya untuk menjalin hubungan kedua kalinya dengan Qenan. Apakah Ayara akan menerima kembali Qenan atau menetap pada beberapa perasaannya yang sudah terjatuh kepada Daniel? Antara mantan yang hendak memulai untuk kedua kalinya atau cinta pertama yang bersemi kembali? Ke mana kah pilihan Ayara tertuju?
"Hahh..., aku terlambat!!" seru seorang wanita dengan rambut hitam bergelombang yang baru terbangun dari tidurnya.
Dia, Rosalind Ayara, mahasiswa semester akhir yang beranjak tidur di dini hari, tak ingat bila akhir pekannya akan ada pertemuan dengan sang kekasih hati yang sudah jauh-jauh berkunjung ke Surabaya untuk mengobati rasa rindu mereka yang merupakan pasangan LDR.
"Huuh, kenapa bisa malah baru bangun gini sih?"gerutu Ayara yang semalam kesulitan tidur karena terlalu gugup dan sibuk memilih baju yang hendak ia kenakan.
Alhasil dia bangun kesiangan dan jadi terburu-buru. Dia hanya punya waktu lima menit dari jam janjiannya.
Ayara mandi sekilas, hanya dengan shower yang membahasi lalu ia gunakan sabun secepat kilat, tanpa berkeremas lebih dulu.
'Duh, ga apa-apa bisa pakai parfum kalau kurang segar. Lagian kenapa mandi menjadi kewajiban sih?' gerutu Ayara yang mengambil ponsel miliknya yang sempat bergetar sebagai tanda ada pesan masuk.
'Aku sudah sampai.' Pesan chat itu dibaca oleh Ayara yang kian panik.
"Qenan, sudah sampai. Gawat-gawat aku harus bergegas lebih cepat lagi," ucap Ayara mengenakan dress kuning selutut dengan tergesa.
Tring!
Notifikasi pesan itu masuk ke dalam gawai Ayara lagi. Tentu saja dari orang yang sama.
'Ayara, kau santai saja. Jangan tergesa-gesa.' Ketikan itu disusun sesuai hafal si pengirim pesan terhadap tingkah Ayara yang dijuluki sebagai gadis prefeksionis yang selalu datang lebih awal daripada waktu yang ditentukan.
Namun sepertinya Ayara akan gagal menunjukan kedispilinannya yang telah ia latih sejak dini.
Untung saja pacarnya itu Qenan Keefe Clayton, dikenal sebagai murid teladan dan orang paling sabar di muka bumi ini. Mereka sudah jadian semenjak kelas tiga SMA, walau telah terpisah oleh jarak yang membentang karena menempuh pendidikan tinggi di universitas yang berbeda, hubungan mereka tetap langgeng dan berjalan harmonis.
Ayara sangat mencintai Qenan dengan sepenuh hati.
Pandangan Ayara lurus menatap ke arah cermin rias di depannya, pantulan paras jelita yang manis dengan kulit kuning langsat tampak memukau untuk ditatap berlama-lama.
Ia mengoleskan bedak pada pipinya yang tirus, tak lupa memerahkan bibirnya dengan lipstik.
'Apa terlalu berlebihan ya? Qenan kan lebih suka aku tampil apa adanya, tetapi karena sudah lama tidak bertemu maka aku rasa ini masih sederhana," celetuk Ayara menilai dirinya sendiri sebelum orang lain yang memberikannya kritikan.
Itu adalah kebiasaan yang tak akan hilang dari Ayara.
Kini Ayara berjalan menuju ke tempat pertemuan, caffe yang tak jauh dari kost-an Ayara. Ayara sengaja memilih lokasi yang dekat supaya nanti ia tak kerepotan dengan lalu lalang kendaraan, hanya butuh lima menit saja untuk jalan kaki.
Bugghh!
Karena terlalu bersemangat menggerakan kedua kaki jenjangnya, Ayara sampai tak melihat dengan hati-hati saat ia melangkah di pertigaan gang, membuatnya menabrak seseorang yang menjatuhkan setumpuk selebaran yang kini berserakan di jalanan paving tersebut.
"Ups, maaf...," lirih Ayara yang segera membantu untuk mengambil lembaran kertas yang tercecer.
"Tak apa. Kebiasaanmu buruk sekali, apa segitunya ingin tepat waktu?" desis suara yang familier di telinga Ayara.
Gerakan tangan Ayara terhenti, lalu pandangannya mendongak ke arah laki-laki berjaket hitam, bertopi hitam, dan mengenakan masker hitam yang tadi tak sengaja ia tabrak tersebut.
'Di-dia siapa ya? Sepertinya aku kenal?' Pikiran Ayara mencoba untuk berkutat erat mengingatnya.
Tetapi laki-laki dengan jaket hitam itu segera beranjak pergi setelah kertas terakhir kembali pada tertumpuk.
"Tu-tunggu...," gamang Ayara yang ingin menghentikan laki-laki itu, namun ia ragu.
Siapa tahu dia tadi hanya salah dengar dan salah mengira saja.
'Sudahlah, aku harus bertemu dengan Qenan. Aku harusnya tepat waktu!' seru Ayara yang selalu keras pada dirinya sendiri, ia makin mempercepat langkahnya hingga kedua manik mata cokelatnya itu melihat bangunan caffe dengan eksen vintage sebagai gaya utamanya.
Setelah melewati ambang pintu caffe yang sudah menjadi langganannya, Ayara dapat melihat kekasih yang begitu ia sayangi, Qenan, yang duduk di kursi paling ujung di lantai pertama.
'Sekarang tempat yang sering aku kunjungi ini juga memiliki kenangan bersama Qenan,' batin Ayara terbunga-bunga.
Pipinya merona merah seketika dengan imajinasi yang berputar di isi kepalanya.
"Ayara?" sebut Qenan yang tampak lebih tinggi dari terakhir mereka bertemu secara langsung di tahun lalu.
Ayara melirik pada jam tangannya, ia terlambat tujuh menit, 'Bagaimana bisa aku terlambat sebanyak ini? Waktuku yang berharga bersama dengan Qenan jadi terbuang karena aku harus mandi dan lain-lain, huh, menyebalkan,' ujar Ayara di dalam benaknya.
"Qenan?" Ayara sudah berdiri di depan Qenan.
Senyuman Ayara di Sabtu pagi ini merupakan senyuman terindahnya pada sepanjang tahun pelajaran di semester delapan perkuliahan yang ia tempuh.
Banyak laki-laki yang Ayara temui, mereka pun telah mencoba meluluhkan perasaan Ayara, namun Ayara tak pernah berpaling dari Qenan.
Tentang kesetiaan Ayara, tak perlu lagi diragukan.
"Lama tidak bertemu, aku senang sekali," ungkap Ayara seraya duduk dengan sopan di kursinya.
Sulit untuk meminta video call dengan Qenan yang selalu punya alasan untuk menolaknya, sehingga Ayara tak pernah menyangka bahwa Qenan akan jadi lebih tampan dan sangat mempesona sebagai pria yang memasuki awal dewasa di usia dua puluh satu tahunnya itu.
"Benar." Qenan tak terdengar bersemangat.
Kedua alis tebal Ayara melengkung turun atas respon yang ia terima dari Qenan.
'Ada apa? Apa karena aku membuatnya menunggu?' Ayara tahu bahwa menunggu itu sangat membosankan dan menjenuhkan, tetapi Ayara sudah berusaha untuk datang lebih cepat.
"Maaf karena aku datang terlambat, apa kamu marah?" tanya Ayara yang selalu berusaha untuk bersikap terbuka agar tak terjadi kesalahpahaman.
Qenan menimpali dengan gelengan kepalanya, "Tidak, aku tidak marah."
Seorang waitress menyuguhkan pesanan yang tadi sudah dibuat oleh Qenan, satu es cokelat dan satu teh hijau hangat serta roti bakar yang lezat dengan selain cokelat manisnya. Semua menu cokelat adalah kesukaan Araya.
'Dia tidak pernah lupa untuk memesan hidangan kesukaanku,' kagum Ayara dengan senyumannya yang ia sembunyikan.
"Selamat menikmati," lontar waitress itu yang kemudian hengkang kembali ke tempatnya semula.
"Terima kasih," sahut Ayara dengan santun.
Sebenarnya Ayara sama sekali tak ingin mengalihkan tatapannya dari Qenan walau hanya sebentar, walau hanya untuk menimpali pelayan tadi.
"Qenan, aku tidak tahu kau akan datang jauh-jauh ke Surabaya. Aku bahagia sekali," cetus Ayara sungguh-sungguh.
Namun dapat Ayara rasakan bahwa kebahagiaan itu hanya ia dapati sepihak, sedangkan Qenan sedari tadi nampak begitu muram.
"Ayara, tapi aku tidak bahagia," ujar Qenan dengan sorot netra birunya yang mengarah pada Ayara.
Tampak pandangan teduh Qenan diselingi oleh kepiluan.
"Ada apa, Qenan? Apa yang membuat kamu tidak bahagia?" Ayara menaruh semua perhatiannya, ia siap menjadi pendengar yang baik.
Qenan terdiam sejenak, ia membuat jeda pada percakapan mereka, "Pertemuan dan hubungan kita ini."
"Ayara, mari kita putus dan menyudahinya," ajak Qenan dengan suaranya yang lembut, tetapi isi tuturannya begitu menusuk bagi Ayara.
"A-apa? Pu-putus?" ulang Ayara dengan begitu tergelagap.
Cinta yang datang karena dipaksa. Sebuah pemaksaan mampu menjadi awal mula suatu kebiasaan dan cinta mungkin lahir akibat rasa terbiasa. Nala Sahna Arsila, wanita malang yang selalu bekerja keras di usianya yang masih muda itu hampir dijual oleh ayah tirinya untuk melunasi hutang judi yang menumpuk. Namun dia berhasil melarikan diri sebelum ayah tirinya mewujudkan tujuan. Bagaikan menjauh dari terkaman buaya dengan masuk dalam mulut singa, Arsila terjebak perjanjian kontrak dengan pria asing yang belum pernah ia temui sebelumnya. Dia adalah Axelle Zeeshan Osaze, pria yang mengajak Arsila ke pelaminan di satu hari setelah mereka bertemu secara tak sengaja. Arsila tak punya pilihan, dia butuh uang untuk melunasi hutang ayah tirinya, sedang Axelle mampu memberikan harta serta status sosial yang tinggi bagi Arsila. Kehidupan pernikahan tanpa cinta maupun rasa itu Arsila jalani layaknya merpati yang terkurung di dalam sangkar. Namun di sela-sela kejenuhannya, selalu ada satu orang yang menghibur Arsila, yaitu Raeef Kayden, sahabat sekaligus rekan kerja Axelle. Perhatian dan kepekaan Kayden terpandang ibarat sehembus sepoi menyejukan bagi keseharian Arsila yang rupanya tak mudah menjadi istri seorang Axelle, si pewaris perusahaan besar. Arsila tak mampu memungkiri bahwa ia meraih kenyamanan ketika dekat dengan Kayden. Mungkinkan Arsila akan berselingkuh dengan menjatuhkan hatinya kepada Kayden atau bertahan pada hubungan tanpa cinta? Cover free copy right; design by Neizse Instagram @neizse.v2
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?