img [BL] Rahasia Perselingkuhan Terlarang  /  Bab 4 4. Chapter II: Tempatmu Untuk Pulang | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 4. Chapter II: Tempatmu Untuk Pulang

Jumlah Kata:1799    |    Dirilis Pada: 07/05/2023

promosikan hotel yang baru rampung, malam ini resmi dibuka, dan konferensi pers malam ini akan ditayangkan di televisi lokal secara langsung. Semua orang tengah sibuk berbincang-

ndustri pariwisata. Mereka juga mengelola pusat perbelanjaan

ya berdarah Perancis dari ibunya itu tersenyum dengan garis halus keriput di sekitar mata dan pipi

akan jika Anda mempunyai seorang

ni adalah pertanyaan yang menyedot banyak perhatian setelah salah

ku mempunyai seor

pat di mana lelaki paruh baya itu berdiri. Mengangkat

idak pernah me

g tepat untuk itu. Dan

n siapa namanya? di man

jawab, "Putraku ada di sini, dan kalia

engan penuh percaya diri menuju Monsieur Serge dan berhenti di sampingnya. L

yerbu lelaki itu. Puluhan wartawan berlomba-lomba mengambil

utan yang luar biasa memenuhi sorot matanya. Seluruh darah dalam tubuh Austin langsung berdesir ke kepala. Seoran

*

ngan malas memindah-mindah chanel secepat detikan jarum jam, sedangkan

i menoleh ke arah Ersya ya

hadapan Jimmy, dan Rendi langsung mengambilnya serta memas

gunyahnya. Jimmy kembali bertanya

mengge

nya pada

ke mana Mas Kenan pergi," sahut Ersy

ara Ersya memekik keras tepat di depan t

an di tenggorokan begitu melihat Ersya yang m

ka kenal tengah berdiri di depan Podiu

*

begitu cemerlang. Di ujung ruangan terdapat sebuah lemari rontgen dengan lukisan pemandangan pegunungan di atasnya. Ada sebuah perapian, dengan kursi panjang berlapis kulit rusa di depannya, mej

akkan kaki di villa mewah milik ayah angkatnya. Sekarang Kenan kembali ke tempat ini, dan tak ada orang selain dirinya, karena Monsieur

nuh kekaguman, Kenan me

h pergi. Seperti it

rutmu aku

semudah kamu datang saat pertama?" Austin

, masih menganggapku sebagai anak angkatnya sampai

, dia menunggu kata-k

aku akan menggeser posisimu sebagai anak kesayangannya

erubah semenjak mereka terakhir bertatap muka. Itu hanya kejutan lama yang meny

uatu yang tidak akan pernah kamu raih, statusmu itu ti

Dalam suasana ini, dia menyilangkan tangannya di dada dan mengakui dengan santai. "Tidak perlu mengingatkan soal

kesenangannya itu tak bertahan lama. Kenan meneruskan, "Namun aku ingin melihat, apa yang akan te

an untuk dihormati oleh orang-orang seperti ayahnya. baru menjelang akhir dua puluhan tetapi kerajaan bisnis yang besar sudah menantinya, bai

ja kalau

aki itu dari jarak hanya satu langkah untuk dapat menatap lebih dek

a menatap intens Kenan. Sepuluh tahun mereka tidak bertemu,

dingin telah tumbuh dengan subur di dasar hati

miring. "Itu s

a di padang rumput untuk mengatakan jika mereka telah memasuki daerah kekuasaanya dia harus menunjukkan kepadanya konsekuensi yang akan dia hadapi jika Kenan memprovo

i. Hal itu terbukti dengan adanya kilatan emosi di mata dingin Austin. Na

an menung

pintu menatap kepada Kenan dan Austin yang menarik diri

. Austin menjawab, "Tida

ben

gga, "Ayah senang melihat kalian begitu akrab wala

*

seorang polisi yang sedang menyelidiki kasus pencurian. Austin duduk di samping ayahnya, dan menghadap tepat ke arahnya. Kena

a kamu punya rencana setelah ini?" tanyanya lagi untuk yang kesekian kalinya. Kenan menatap lel

hanya tersenyum hambar. "Aku

i, ayah bisa carikan perempuan yang sesuai untukmu. Dan tentu

s menerimanya." sahut Kenan merendah, dan

oh ya, kamu bilang kamu tidak kuliah, 'k

erlihat seperti sedang mengatu

in dia mendapatkan apa ya

baya itu melanjutkan, "Aku ingin Kenan menjadi Manager E

?" Austin menyela. Dan ayahnya

Dia baru kembali ke keluarga kita setelah menghilang entah ke mana, dan sekaran

sieur Serge menggeram marah sebelum

anggung jawab sebesar itu? Lagipula aku baru kembali, wajar jika Austin masih menganggapku seba

um menatap Austin dan Kenan secara bergantian. "Baikla

ng tidak untuk sementara." Kenan menatap

dengan apatis. Dia berdiri dari kursin

dengan Kenan yang tampak direndam kes

-gesa dari Austin meninggalkan lelaki paruh baya yang ten

*

lahnya dia masuk. Seperti yang dia duga sebelumnya, begitu Kenan memasuki toilet Austin menari

memenuhi panggilan alam, melainkan

ekali, dia justru balas menarik dasi Austin tak kalah

Kenan. Akan tetapi, hal itu malah semakin membuat Kenan menyunggingkan se

ngatakan sesuatu. Saat dia pikir Kenan akan mengatakan sesuatu yang bisa membuat emosinya membuncah, pikiran itu sirna

elah me

B

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY