img CANDIKALA  /  Bab 1 Bagian 1 : Halimah | 5.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
CANDIKALA

CANDIKALA

img img img

Bab 1 Bagian 1 : Halimah

Jumlah Kata:1004    |    Dirilis Pada: 14/03/2024

h bilang kalau tidak boleh ke sini?” teriak w

ya dan mulai menangis. Tangann

menundukkan pandangannya. Wanita tua itu mendecakkan lidahnya kesal, dia mendekati gadis bertubu

dengan geram. Halimah mendongak dan melihat ke arah wanita tua itu dengan pandangan taku

tua itu dengan kemarahan yang menggelora, dia menc

Slamet,” jawab Halimah pelan. Wanita tua itu terkejut dan perlahan

tadi?” bisik wanita tua

eperti tadi,” jawab Halimah dengan melirik kesal pada w

eninggalkan rumah Nyai Barinah. Halimah lupa jalan yang dilaluinya tadi licin dan berbatu terjal, sehingga dia beberapa kali jatuh dan m

*

kemudian. Badannya kotor dan sakit semua. Dia me

embukakan pintu, “MBok Nem! Pak Tatang!” teriak Halimah lagi. Setelah

im

n pintu, Mbok!” te

kemudian pintu dapur itu terbuka. Mbok Nem sangat te

“kok, ya, nyuruh surup-surup (senja) begini, ya? Kan bahaya! Nanti kalau Buto Ijonya itu keluar gimana coba? Kamu nggak papa, Ma

egera mandi, berganti baju dan kemudian melakukan suatu tindakan yang dilarang oleh pak Slamet selama Halimah tinggal di rumah itu, yaitu salat. Dengan b

em sambil menggedor kamar Halimah. Halimah buru-buru menyembun

bil memeriksa tubuh Halimah yang memar, lebam dan berdarah. Halimah mengaduh kesakitan ketika Mbok Nem menotol-notol luka di tubu

kan makan malam, ya? Katanya Nyai Barinah akan datang

)” kata Mbok Nem sambil mengelus rambut Halimah. Halimah mengangguk sambil tersenyum haru karena meliha

cah kesunyin dan keharuan itu. Halimah mengangguk

*

u menyiapkan makan malam yang sangat ‘wah’, ada rendang daging, ada pecel, ada sayur asem, ada tempe bacem, tahu bacem, ayam goreng, dan sayur sop daging. Hmm … Halimah hampir saja mengambil sebuah tahu bacem yan

Abdi dan kakak perempuannya yang bernama Siti Hayati, mungkin hari ini ada Nyai Barinah, yang pastinya akan makan malam di rumah Pak S

makan malam dan selalu saja tidak ada setetespun kuah, seb

hat Bu Slamet berdiri sambil tersenyum di belakangnya. Halimah langsung menunduk dan Bu Slamet meninggalkan Halimah begitu s

*

i suara orang yang kelelahan setelah berlari. Halimah sangat tidak nyaman mendengar dengusan itu. Dia juga sangat penasaran. Akhirnya Halimah mengintip melalui sebuah l

ke kamarnya. Napasnya memburu, jantungnya berdetak kencang. H

ah kita, Pak! Halimah

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY