img Ketika Suami Tak Lagi Peduli  /  Bab 4 Menunggu Putraku Sendirian | 5.56%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Menunggu Putraku Sendirian

Jumlah Kata:1286    |    Dirilis Pada: 07/12/2024

ggalkanku. Aku terpaksa berhenti mengejarnya karena harus mengurus Zidan. Terlebih aku melihat dua orang perawat sud

saya?" tanyaku bergega

Bu, ruang Pelan

ngan Zidan untuk membuatnya lebih tenang. Aku berusaha keras untuk menahan air mata supaya Zidan ti

masuk kasur roda tempat Zidan berbaring. Setelah itu, mereka memindahkan Zid

bisa menekan tombol ini," ujar salah seorang pe

ab dengan

kasih, S

anyak tertidur daripada membuka mata. Namun beberapa detik kemudian, dia menggeliat. Perutnya mengejang sebentar lalu kembali terlelap. Aku lang

h ada darah di dalamnya walaupun hanya sedikit. Ini artinya kondisi Zidan mulai berangsur membaik. Paling tidak ada hal yang masih bisa aku syukuri di tengah mas

kesendirianku, aku baru teringat kalau Mas Yoga be

takkan di atas nakas. Kutekan nomer panggilan cepa

Mas Yoga tak kunjung mengangkatnya. Barulah pad

Kenapa tidak pulang ke rumah sa

umah, mau

arena mendengar Mas Yog

idan sedikitpun? Anakmu masih diopname di rumah sakit, Mas," ucapku deng

Kalau aku sakit dan tidak bisa masuk kerja, kamu ma

a begitu aja harus ditemani suami. Jangan kemanjaan, Arista. Kamu itu

a membuatku tersudut. Sebenarnya aku ingin bertanya siapa yang menelponnya tadi, tapi aku membat

i besok sepulang dari kantor tolong Mas ke ru

besok. Sudah y

hati. Mengapa suamiku seolah-olah tidak mempedulikan aku dan anak kandungnya? Dimana letak kesalahanku seh

enyebabkan pandanganku serasa berkunang-kunang. Aku pun meletakkan kepalaku yang penat di tempat tidur

*

a diapersnya. Ternyata Zidan diare lagi meskipun tanpa bercak da

embuang waktu, aku mengganti celananya lal

yang, nanti Zidan akan minum ob

ukaannya dan sesekali mengusap punggungnya. Beruntung Zidan termasuk anak yang kuat. Sebentar saja dia sudah kembali tenang. Kubari

p baik, mengingat kemarin ia menolak makan dan minum. Aku pun menunggui Zida

arena belum makan apa-apa sejak semalam. Namun aku enggan meninggalkan Zidan dalam waktu lama. Lebih baik kutahan saja rasa lapar ini s

ak perempuan terbaring di atasnya. Ternyata ada pasien baru yang akan berbagi kamar dengan Zidan. Di belakangnya k

merasa iri. Andai saja Mas Yoga bersikap sama seperti suami ibu ini, pastilah aku merasa bahagia. Namun segera kutepis perasaan itu.

*

menerima suapan bubur dari tanganku. Awalnya Zidan menutup rapat mulutnya. Namun sete

h masuk ke kamar rawat Zidan. Spontan

gi ini?" tanya Ibu membelai

ada darahnya. Ayo, duduk, Bu," uc

as panjang sera

ruhnya menemani kamu di rumah sakit, tapi dia beralasan sedang masuk an

dia memang lagi kurang enak badan. Tapi Mas Yoga janji hari ini dia akan men

saja membel

h berangkat ke kan

memintanya memesankan taksi, wajahnya cemberut. Yoga itu tidak

akan bicara pelan-pe

sta?" tanya Ibu memand

mau menghabiskan

rimu tenaga yang cukup. Turunlah dan makan di

an uang berwarna merah ke tanganku. Ia pasti

lihlah makanan y

r malu. Sebagai anak yang sudah dewasa dan berumah ta

Kamu membutuhkannya.

angis di dalam hati. Wajahku terasa tertamp

img

Konten

Bab 1 Alasan Suami Telat Gajian Bab 2 Anak Kita Sakit Bab 3 ATM Suamiku Hilang Bab 4 Menunggu Putraku Sendirian Bab 5 Memilih Pergi Daripada Menjaga Anak Bab 6 Siapa Pencurinya Bab 7 Harus Percaya Kepada Siapa Bab 8 Uang Lima Juta Bab 9 Tidak Bisa Mengelak Lagi
Bab 10 Kebohongan Suamiku (Part 1)
Bab 11 Kebohongan Suamiku (Part 2)
Bab 12 Berpisah adalah Jalan Terbaik
Bab 13 Musibah yang Tak Disangka
Bab 14 Aku Memaafkanmu, Mas
Bab 15 Cemburu Buta
Bab 16 Jangan Beritahu Keluargaku
Bab 17 Ingin Bekerja Lagi
Bab 18 Diremehkan Suami
Bab 19 Panggilan Kerja
Bab 20 Pertemuan Tak Terduga
Bab 21 Berita Mengejutkan (Part 1)
Bab 22 Berita Mengejutkan (Part 2)
Bab 23 Sang Direktur
Bab 24 Impian Jadi Kenyataan
Bab 25 Pesan Misterius
Bab 26 Jaminan Utang Suami
Bab 27 Membungkam Benalu
Bab 28 Hari Pertama Bekerja
Bab 29 Ada Apa dengan Zidan
Bab 30 Tidak Ada Simpati
Bab 31 Mesra Jika Ada Maunya
Bab 32 Kedatangan Bos Besar
Bab 33 Menyelamatkan Gadis Kecil
Bab 34 Perpisahan dengan Suamiku
Bab 35 Atasan yang Dingin
Bab 36 Lima Ratus Ribu Sebulan
Bab 37 Hadiah dari Maura
Bab 38 Harus Berpisah
Bab 39 Tidak Sanggup Lagi
Bab 40 Malu Setengah Mati
Bab 41 Pertanyaan yang Menohok
Bab 42 Tidak Pernah Akur
Bab 43 Mengadu kepada Ayah
Bab 44 Tantangan untuk Suamiku
Bab 45 Suami Cerdas, Aku Lebih Cerdas
Bab 46 Selalu Merepotkan Atasan
Bab 47 Sang Pemilik Perusahaan
Bab 48 Jujur atau Dusta
Bab 49 Pendusta yang Berhasil Didustai
Bab 50 Memfitnah Istri Sendiri
Bab 51 Ambil saja Suamiku, Lengkap dengan Utangnya
Bab 52 Makanan Manis untuk Orang Stres
Bab 53 Permintaan Maura
Bab 54 Bukan Wanita Lemah
Bab 55 Pemberian Tak Terduga
Bab 56 Saling Membutuhkan (Ibu dan Anak)
Bab 57 Dewa Penolongku
Bab 58 Milik Mantan Suami
Bab 59 Tidak Boleh Jatuh Cinta
Bab 60 Aku Bersedia Melakukan Apapun Untukmu
Bab 61 Yang Lalu, Biarlah Berlalu
Bab 62 Dua Pria
Bab 63 Pengagum Rahasia
Bab 64 Menghindar Dari Patah Hati
Bab 65 Aku Siap Mendengarkan Keluh Kesahmu
Bab 66 Terjerat Pinjaman Online
Bab 67 Lempar Batu Sembunyi Tangan
Bab 68 Merawat Seperti Ibu
Bab 69 Aku Mencintaimu, Arista
Bab 70 Perhatikan Aku Mulai Sekarang
Bab 71 Pesona Wanita
Bab 72 Aku adalah Priamu
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY